You are on page 1of 32

TRAUMA LAHIR

Faktor-Faktor
Predisposisi
Faktor Ibu: Faktor janin
Primigravida Presentasi abnormal
Sungsang, presentasi wajah
Disproporsi
BBLSR atau prematuritas
cepalopelvis, ekstrim
Ibu bertubuh Makrosomia janin
kecil, Kepala janin besar
Kelainan janin
Kelainan
Intervensi obstetrik
panggul ibu
Pemakaian forsep mid-cavity
Partus lama atau atau ekstraksi vakum
partus cepat Versi dan ekstraksi
Distosia
Oligohidraminion
Jenis-Jenis Trauma

Ekstrakranial
Kranial
Intrakranial
Syaraf
Wajah
Tulang
Intra abdomen
Caput Succedaneum Cepalhematoma

Trauma Ekstrakranial
Perdarahan subgaleal dengan fraktur tengkorak
Caput
Succedaneum

Paling sering ditemui


Tekanan pada kulit kepala
terhadap serviks Komplikasi
Akumulasi darah/serum Langka
subkutan, ekstraperiosteal Kaput hemorargik
Infeksi
Melintasi garis sutura
Ikterus
Menghilang dalam beberapa Anemia
hari DDX-Cephalhematoma
TIDAK diperlukan terapi
Caput succedaneum
Kulit
Epicranial
aponeuroses

Periosteum
Tengkorak
Cepalhematoma
Perdarahan sub periosteal
akibat ruptur pembuluh darah
antara tengkorak dan
periosteum.
Benturan kepala janin dengan Komplikasi
pelvis Ikterus, anemia
Tidak ada perluasan melintasi
garis sutura Infeksi: aspirasi diagnostik
Paling umum terlihat di Sembuh dalam waktu 2-8
parietal tetapi kadang-kadang
terjadi pada tulang occipital minggu
Ukurannya bertambah sejalan Kalsifikasi mungkin
dengan bertambahnya waktu bertahan selama > 1 tahun
5-18% berhubungan dengan
fraktur tengkorak foto Hanya jika ? infeksi
rontgen
Forsep atau vakum
Darah di bawah galea
apneurosis
Mid-forceps dan vakum
Pembengkakan kulit kepala,
ekimoses
Mungkin meluas ke daerah
periorbital dan leher
Perdarahan Seringkali berkaitan dengan
trauma kepala (40%)
Subgaleal Perdarahan intrakranial atau
Fraktur tengkorak
Terjadinya gambaran ini tidak
berkorelasi dengan keparahan
perdarahan
Anemia/hipovolemia/syok
Diagnosis umumnya bersifat klinis:
Massa padat berair yang
berkembang di kepala
Berkembang secara bertahap
dalam waktu 12-72 jam
Hematoma menyebar di selruruh
kalvarium
Pembengkakan yang melintasi
Perdarahan garis sutura
Subgaleal Penatalaksanaan: suportif
Observasi ketat untuk mendeteksi
kemajuan
Memantau hematokrit
Memantau hiperbilirubinemia
Pemeriksaan untuk koagulopati
mungkin diindikasikan
Kulit Caput Cephalhematoma
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum

Tengkorak

Dura
Lesi Pembengkakan Melintasi ke-
eksternal setelah garis hilanga
lahir sutura n darah
akut

Caput Lunak, dengan tidak ya tidak


succedaneum lekukan

Cepalhematom Padat, tegang ya tidak tidak


a
Hematoma Padat, berair ya ya ya
subgaleal
Fraktur
Tengkorak
Tidak umum terjadi karena
tengkorak yang dapat
ditekan & sutura terbuka
Forsep/partus lama
Linear/tertekan
Biasanya tanpa gejala
Perdarahan intrakranial
terkait mungkin
menyebabkan gejala
Fraktur Tengkorak

Fraktur Tengkorak Linear


Fraktur pada bagian cembung
tengkorak
Mungkin terjadi cepalhematoma
Fraktur Tengkorak karena Tekanan
Lekukan ping-pong
Biasanya tanpa gejala
Penatalaksanaan:
Konservatif: peningkatan fraktur
akibat tekanan oleh vakum
Elevasi melalui pembedahan
Prognosis: sembuh dalam beberapa
bulan
Perdarahan Intrakranial

Epidural
Subdural
Subarachnoid
Perdarahan Epidural

Langka :2,2% dari semua perdarahan intrakranial


Trauma terhadap arteri meningeal tengah
Gejala klinik:
Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
Diagnosis:
CT kepala
Foto rontgen: fraktur tengkorak yang terkait dengan
keadaan perdarahan
Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi
pembedahan
Perdarahan Subdural

Paling sering: 73% dari semua


perdarahan intrakranial
Trauma pada vena dan sinus vena
serta laserasi:
Tentorium
Falx
Vena serebral superfisial
Ostendiastasis occipital
Gejala klinis (dalam 24 jam):
Respirasi: apnea, sianosis
SSP: kejang, defisit fokal, letargi,
hipotonia
Fossa posterior : ICP:apnea, pupil
tidak sama, deviasi mata, koma
Perdarahan Subdural
(lanj.)

Diagnosis:
CT kepala
MRI: untuk melihat batas-
batas hematoma fossa
posterior
Foto rontgen: fraktur
tengkorak terkait
Terapi:
Konservatif (suportif) atau
evakuasi pembedahan
Perdarahan
Subarachnoid

Insidensi: 0,1 per 1000 Diagnosis:


kelahiran CT kepala
Trauma terhadap vena CSF: berdarah
penghubung pada Terapi:
ruang subarachnoid Konservatif
Gejala klinis: (suportif)
Bisa tanpa gejala Memantau
hidrocepalus
SSP: kejang pasca perdarahan
biasanya pada hari
ke-2, di hari lain
normal selama
during interictal
Trauma Syaraf dan Spinal Cord

Disebabkan oleh hiperekstensi,


ketegangan, dan peregangan berlebihan
yang terjadi pada rotasi simultan
Trauma ini dapat berkisar dari
neurapraksia terlokalisasi hingga
transeksi syaraf lengkap atau transeksi
cord
Trauma Spinal Cord

Diakibatkan oleh
traksi atau rotasi
berlebihan
Lokasi utama cedera:
Daerah servikal bawah
dan toraks atas untuk
persalinan sungsang:
Daerah servikal atas
atau tengah untuk
persalinan verteks
Trauma spinal cord (lanj.)

Presentasi klinis:
Tidak adanya fungsi motorik ke arah distal:
fungsi respirasi
Hilangnya refleks tendon dalam
Gangguan kontrol sirkulasi tepi ketidakstabilan suhu
Konstipasi, retensi urin
Diagnosis: penilaian terhadap luasnya cedera: CT, MRI
Penatalaksanaan:
Resusitasi
Pencegahan cedera lebih lanjut
Memberikan dukungan untuk mengatasi penurunan fungsi
syaraf
Nerve Palsi
Wajah

Etiologi
Kompresi syaraf tepi,
disebabkan oleh: forsep,
partus lama, kompresi in Penatalaksanaan
utero
Trauma SSP: pada fraktur Suportif: penutup mata
tulang temporal protektif, lubrikasi kornea setiap
Manifestasi Klinis 4 jam
Paralisi muncul dini Mulai pemberian asupan
Unilateral/bilateral Prognosis
Sisi yang terkena kelainan 85% sembuh dalam 1 minggu
rata/berada di posisi lebih
turun 90% sembuh dalam 1 tahun
Menjadi lebih parah oleh Pembedahan jika tidak sembuh
menangis sendiri dalam 1 tahun
Trauma Plexus
Brachial

Etiologi
LGA >3500g pada 50-70% Trauma bilateral pada 8-23%
kasus Lesi traumatis terkait dengan
Presentasi abnormal atau trauma plexus brachial:
persalinan disfungsional Fraktur klavikula 10%
Tanda-tanda gawat janin Fraktur humerus 10%
pada 44% Subluksasi cervical spine
Distosia bahu 5%
Persalinan sungsang Trauma cervical 5-10%
Palsi wajah (10-20%)
Palsi Erb

Manifestasi Klinis
Ekstremitas yang terlibat
berada:
Dalam posisi aduksi
Dalam posisi pronasi dan
terotasi secara internal
Etiologi Relfleks Moro, bisep dan
Cedera akibat regangan C5- radial tidak ada
C7 (pleksus atas) Refleks gengam biasanya
90% kasus ada
Diagnosis: 2-5% paresis syaraf prenik
Pemeriksaan klinis ipsilateral
Foto rontgen untuk Postur "waiter's tip
menyisihkan kemungkinan Gawat pernafasan jika
trauma tulang syaraf prenik juga cedera
Palsi Klumpke
Etiologi
Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus bawah)
10% kasus
Diagnosis:
Pemeriksaan klinis
Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan cedera otot
Manifestasi Klinis
Refleks cengkram tidak ada
Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
Terkait dengan:
Sindrom Horner (ptosis, myosis, anhidrosis): Trauma
terhadap serabut simpatis T1
Trauma Pleksus Brakial:
Penatalaksanaan
Pencegahan kontraktur
Untuk mencegah ketidaknyamanan: Imobilisasi
ekstremitas secara perlahan melintang di atas perut
untuk minggu pertama lalu
Mulailah latihan pergerakan dengan kisaran pasif
pada semua sendi
Splint penahan pergelangan tangan
Eksplorasi pembedahan (???) jika tidak terjadi
pemulihan fungsional bermakna dalam 3 bulan
Eksplorasi setelah 6 bulan hanya memberikan
sedikit keuntungan
Trauma Pleksus Brakial:
Prognosis
Bergantung pada keparahan dan luas lesi:
Regang- 90-100% pemulihan dalam 1 tahun
Ruptur memerlukan koreksi dengan pembedahan
Avulsi - memerlukan koreksi dengan pembedahan
88% sembuh dalam waktu 4 bulan; 92% sembuh
dalam waktu 12 bulan; 93% sembuh dalam 48
bulan
Defisit residual jangka panjang
Kelainan pembentukan tulang progresif
Atropi otot
Kontraktur sendi
Pertumbuhan ekstremitas terganggu
Trauma Syaraf Laringeal

Trauma terjadi akibat postur di dalam rahim atau selama


persalinan ketika kepala terotasi dan menekuk ke arah
lateral
Ditemui bersamaan dengan tangisan serak atau stridor
pernafasan
Diagnosis: laringoskopi langsung (direct)
Terapi: Suportif
Pemberian asupan dalam jumlah kecil dan sering
ketika bayi stabil
Meminimalkan risiko aspirasi
Bayi dengan kelainan bilateral mungkin
memerlukan pemberian asupan dengan cara
gavage dan trakeotomi
Prognosis: pemulihan spontan dalam waktu 4-6 minggu,
pemulihan penuh dalam waktu 6-12 bulan
Fraktur tulang
panjang

Tidak umum: 0,1 per 1000


kelahiran hidup
Diagnosis: Foto rontgen
Faktor risiko: Tata laksana:
Sungsang Splinting/immobilisasi dalam
Bedah sesar posisi aduksi
Berat badan rendah Reduksi tertutup dan
Klinis: pemasangan gisp jika bergeser
Pergerakan menurun
Mengamati keberadaan cedera
Pembengkakan dan nyeri
pada pergerakan pasif syaraf radial
Obgyn mungkin merasakan Pembentukan kalus terjadi dan
atau mendengar bunyi pemulihan lengkap diharapkan
fraktur pada saat persalinan terjadi dalam 2-4 minggu.
Dalam 8-10 hari, pembentukan
kalus cukup untuk
menghentikan imobilisasi
Trauma Organ Dalam Perut

Tidak umum Tindakan diagnostik :


Riwayat persalinan yang sulit Foto rontgen abdomen:
Perdarahan merupakan Tidak bersifat diagnostik
komplikasi akut yang paling Mungkin menunjukkan
serius cairan peritoneal bebas
USG: mungkin
Hati merupakan organ internal memperlihatkan hati yang
yang paling sering mengalami ruptur, spleen, atau ginjal
kerusakan Paracentesis dalam
Gejala-gejala klinis: ketiadaan USG/CT segera
Perdarahan: fulminant Terapi:
(syok) atau insidious Penggantian volume
Kulit abdomen di atasnya: Mengoreksi koagulopati
perubahan warna menjadi Pembedahan untuk
kebiruan mengontrol perdarahan
Rangkuman: Tujuan
Pembelajaran
1. Mengenali insidens trauma lahir.
2. Mengidentifikasi faktor predisposisi trauma lahir.
3. Mengidentifikasi gambaran klinis dan
penatalaksanaan dari berbagai trauma kepala.
4. Mengidentifikasi gambaran klinis dan
penatalaksanaan trauma leher dan bahu.
5. Mengidentifikasi gambaran klinis dan
penatalaksanaan trauma di bagian dalam perut.

You might also like