Professional Documents
Culture Documents
S
Systemic Lupus Erythematous
Preseptor:
dr. Saptino Miro, SpPD-KGEH, FINASIM
oleh:
Atika Indah Sari 1110312103
Kevin Maulanda 1210311009
Defenisi
Lupus dari bahasa latin anjing hutan atau
serigala.
Erytematous kemerah- merahan
SLE penyakit autoimun sistemik yang
ditandai dengan adanya autoantibodi
terhadap autoantigen, pembentukan
kompleks imun, dan disregulasi sistem imun,
sehingga terjadi kerusakan pada beberapa
organ tubuh.
bersifat eksaserbasi yang diselingi periode
sembuh.
Etiologi dan faktor pencetus
Faktor Kembar dizigot lebih kecil dibandingkan
motozigot
genetik
MHC (Major Histocompatibility Complex) kelas II
khususnya HLA- DR2 (Human Leukosit Antigen-
DR2), telah dikaitkan dengan timbulnya SLE
Faktor Antigen
imunolo Kelainan antibodi
Kelainan intrinsik sel T dan sel B
gi
Faktor Studi meningkatnya kejadian
hormora lupus dengan peningkatan
kadar estrogen
l
Faktor Infeksi virus dan bakteri
(EBV,klebsiella ,streptococcus)
lingkung Paparan sinar UV
stress
an
Obat-obatan jangka panjang dapat
menjadi Drug Induced Lupus
Obat- Erythematosus (DILE)
Keluhan Utama :
Kejang berulang pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang
Kejang berulang pada 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, frekuensi 1 kali, lama kejang kurang lebih 5 menit,
kejang seluruh tubuh, pasien mengalami penurunan
kesadaran setelah kejang kemudian diberikan injeksi
diazepam. Sebelumnya pasien juga mengalami kejang
pada 2 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 3
kali, kejang selama 3 menit, kejang seluruh tubuh, mata
melotot dan lidah menjulur.
Riwayat nyeri kepala hebat sebelumnya tidak ada.
Riwayat trauma kepala sebelumnya tidak ada.
Nyeri sendi sejak 9 hari sebelum masuk rumah sakit.
Rambut rontok sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Wajah sembab sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Kemerahan di wajah sejak 7 hari sebelum masuk rumah
sakit, ruam muncul setelah pasien terpapar sinar
matahari.
Mual tidak ada. Muntah tidak ada.
BAK keruh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
warna kuning.
BAB warna dan jumlah biasa.
Pasien post rawatan di RS di Bukittinggi, didiagnosis
lupus, mendapat terapi obat tapi pasien lupa apa nama
obatnya.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kejang sebelumnya tidak ada.
Riwayat sakit jantung sebelumnya tidak ada.
Riwayat diabetes melitus tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita
penyakit seperti ini.
Terapi
IVFD NaCl 0,9 % 12 jam/kolf
Captopril 1x2 gr
Metilprednisolon full dose 3-5 hari
Osteocal 1x500 mg
Candesartan 1 x 8 mg
Amlodipin 1 x 10 mg
Fenitoin 3 x 100 mg
Asam folat 2 x 5 mg
Pemeriksaan Anjuran
Tes ANA
Diskusi
Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 23 tahun
di bangsal IW RSUP M. Djamil pada tanggal 20 Februari
2017 dengan diagnosis neuropsikiatri SLE dan nefritis
lupus. Pasien datang ke RSUP M. Djamil Padang dengan
keluhan kejang berulang pada 1 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Kejang berulang pada 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, frekuensi 1 kali, lama kejang kurang lebih 5 menit,
kejang seluruh tubuh, pasien mengalami penurunan
kesadaran setelah kejang kemudian diberikan injeksi
diazepam. Sebelumnya pasien juga mengalami kejang
pada 2 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 3
kali, kejang selama 3 menit, kejang seluruh tubuh, mata
melotot dan lidah menjulur.
Kejang merupakan salah satu manifestasi
neuropsikiatri. Timbulnya manifestasi sistem saraf pusat
(SSP) dapat terjadi pada sekitar 20% pasien SLE dan
biasanya disebabkan oleh vaskulitis serebral atau
kerusakan saraf langsung. Manifestasi SSP terdiri dari
psikosis, stroke, kejang, myelitis dan dapat
memperburuk keseluruhan prognosis dari penyakit SLE.
Pada pasien ditemukan wajah sembab sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sembab dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit, penyakit jantung dan non-
jantung, pada pasien tidak ditemukan tanda penyakit
jantung, sehingga penyebabnya kemungkinan besar
disebabkan oleh selain jantung, yang pada kasus ini
oleh karena nefritis lupus. Pasien didiagnosis dengan
nefritis lupus yang merupakan gangguan renal pada
SLE didasarkan pada hasil pemeriksaan urin, dimana
ditemukan silinder hialin 3 4/LPL pada pemeriksaan
mikroskopis urin dimana normalnya hanya 0-1/LPL.
Ginjal merupakan organ yang sering terlibat pada
pasien dengan SLE. Lebih dari 70% pasien SLE
mengalami keterlibatan ginjal sepanjang perjalanan
penyakitnya. Lupus nefritis memerlukan perhatian
khusus agar tidak terjadi perburukan dari fungsi ginjal
yang akan berakhir dengan transplantasi atau cuci
darah.
Diagnosis SLE dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pada pasien ini, pada anamnesis ditemukan
rambut rontok sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Poin diagnosis yang ditemukan pada pasien ini yang
lainnya yaitu fotosensitivitas, artritis, gangguan renal
(nefritis lupus) dan gangguan neurologi (neuropsikiatri
SLE).
Pada kasus ini ditemukan 4 kriteria dimana telah
memenuhi syarat diagnosis SLE, yaitu ditemukan
minimal 4 diantara 11 kriteria. Selanjutnya, dapat
dilakukan pemeriksaan tes ANA pada pasien untuk
mendukung diagnosis SLE. Pasien ini juga tergolong SLE
berat karena sudah terjadi neuropsikiatri lupus,
sehingga diberikan terapi glukokortikoid dosis tinggi
yang mana pada kasus ini digunakan metilprednisolon.
Pilihan obat lain untuk SLE berat juga dapat diberikan
imunosupresan/sitotoksik.
Terima kasih ..