You are on page 1of 28

KELUMPUHAN

NERVUS FASIALIS
PERIFER
Dr. JACKY MUNILSON, Sp. THT-KL
Bagian THT-KL RS DR. M.Djamil
Padang
NERVUS FASIALIS
Mensyarafi otot-otot syaraf wajah
Kelumpuhan: merupakan gejala, sehingga
harus dicari penyebab dan derajat untuk
menentukan terapi dan prognosis
Penting anatomi ( topografi lesi)
Saraf kranial terpanjang di dalam tulang,
sebagian BESAR kelainan di tulang temporal
Terdiri tiga komponen: motoris, sensoris,
parasimpatis.
ANATOMI N. FASIALIS
N. FASIALIS DI TEMPORAL
N. FASIALIS EKSTRACRANIAL
Klasifikasi Klasifikasi Proses
Seddon Sunderland Patologis

Neuropraxia I Gangguan fungsi

Axonotmesis II Kerusakan axon


III Kerusakan axon dan
endoneurium
IV Kerusakan axon,
endoneurium dan
perineurium

Neurotmesis V Kerusakan total


Pemeriksaan Fungsi Saraf Fasialis

Menentukan derajat kelumpuhan & letak lesi.


Gradasi fungsi saraf fasialis menurut House-Brackmann
I. Normal
II. Disfungsi Ringan
III. Disfungsi Sedang
IV. Disfungsi Sedang Berat
V. Disfungsi Berat
VI. Paralisis Total
Gradasi Freys fungsi motorik, tonus, sinkinesis dan
hemispasme
HOUSE-BRACKMANN I
I (normal) Normal symmetrical function in all areas
HOUSE-BRACKMANN II
Gross : slight weakness noticeable on
II close inspection; may have very slight
Mild synkinesis
dysfunction/ At rest : normal symmetry & tone

barely Motion :
noticeable) Forehead : moderate to good function
Eye : complete closure with minimum

effort

Mouth : slight asymmetry
HOUSE-BRACKMANN III
Gross : obvious but not disfiguring
III difference between two sides; noticeable
Moderate but not severe synkinesis, contracture,
dysfunction/ and/or hemifacial spasm
At rest : normal symmetry and tone
obvious
difference Motion :
Forehead : slight to moderate movement
Eye : complete closure with effort
Mouth : slightly weak with maximum effort
HOUSE-BRACKMANN IV
Gross : obvious weakness and/or
disfiguring asymmetry
IV At rest : normal symmetry and tone
Moderately Motion :
severe
Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : asymmetric with maximum effort
HOUSE-BRACKMANN V
Gross : only barely perceptible motion
At rest : asymmetry
V
Motion :
Severe Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : slight movement
HOUSE-BRACKMANN VI
VI
Total No movement
paralysis
SISTEM FREYSS
1 2
Fungsi motor
3 (0 3)
4
(30) 5 6
7 8
910
1
Tonus (15) 2 (0 3)
4 3
5 (0-2)
Sinkin (0-2)
esis (0-1)
(5)

Hemispasme (0)

Total
Skor Freyss = Total/50 x 100% = %
Lesi setinggi.
1 2
3 4
5 6
7 8 FUNGSI MOTORIK (0-3)
9 10

1 2

3 4

7 8
10
9
1
2
4 3
5 TONUS
3 0

Area HIPOTONUS HIPERTONUS

1 Kerutan di dahi hilang Kerutan di dahi meningkat


Alis mata jatuh Alis mata naik
2 Fisura palpebra melebar Fisura palpebra menyempit
3 Lipatan nasolabial mendatar/hilang Lipatan nasolabial makin dalam
Wajah Hidung deviasi ke arah sisi sehat
diam Nasal ala mendatar
4 Pipi jatuh Pipi menonjol/tertarik ke dalam
5 Sudut mulut jatuh Bibir terangkat dan/tertarik ke
Bibir jatuh lateral

Menimbulkan gerakan asimetrik Gerakan pada sudut bibir saat


pada sisi sehat. mata berkedip
Fenomena Bells dengan sklera Mata menutup di saat mengunyah,
Wajah
terlihat. bicara atau tersenyum.
gerak
Bibir dan filtrum deviasi ke sisi Kontraksi beberapa otot yang
sehat. menimbulkan akinesia
SINKINESIS DAN HEMISPASME
Sinkinesis
Kontraksi otot wajah yg tidak
disadari, terjadi bersamaan
dengan gerak otot wajah lain
yang sengaja dilakukan

Hemispasme
Kontraksi otot tidak
disadari, spasme intermiten
ringan berat, terjadi pada 1
sisi wajah.
GUSTOMETRI
Tes pengecapan
Suatu indikator dalam deteksi gangguan fungsi saraf korda timpani.
Hilangnya pengecapan akibat cedera saraf korda timpani, terbatas
pada duapertiga anterior lidah dan berakhir pada garis tengah.
Caranya dengan menyuruh penderita menjulurkan lidah, kemudian
meletakkan pada lidah penderita bubuk gula, kina, sitrat atau
garam begiliran dan diselingi istirahat. Lalu penderita disuruh
menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat., misalnya
1. untuk rasa manis; 2. untuk rasa pahit; 3. untuk rasa asin; 4.
untuk rasa asam

Elektrogustometri
Lidah dirangsang secara elektrik untuk memproduksi rasa metalik
dan kedua sisi lidah dibandingkan
TES SCHIRMER
REFLEKS STAPEDIUS

Refleks kontraksi otot stapedius terjadi


ketika telinga kontralateral dirangsang
dengan bunyi yang keras akibatnya akan
mengubah compliance telinga tengah.
Diukur melalui audiometri impedans.
Jika lesi melibatkan cabang saraf proksimal
yang mengarah ke otot stapedius, otot
tersebut tidak akan berkontraksi dan tidak
ada perubahan impedans.
REFLEKS STAPEDIUS
Aferen: N.VIII
Jalur batang otak yang
kompleks dimulai dari
nucleus koklea di sisi yang
dirangsang ke daerah
nucleus motorik N.VII
(fasialis) pada kedua sisi
Eferen: N.VII yang
meinervasi otot stapedius.
ETIOLOGI
Kongenital (bersamaan dengan anomali
telinga dan tulang pendengaran)
Infeksi (Ramsay Hunt, OMSK)
Tumor (intrakranial, intratemporal,
ekstratemporal)
Trauma (fraktur temporal)
Gangguan p darah (trombosis arteri karotis,
maksilaris, serebri media)
Idiopatik (Bells Palsy)
HERPES ZOSTER OTICUS
(RAMSAY HUNT SYNDROME)
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
TIPE BAHAYA
FRAKTUR TULANG TEMPORAL
longitudinal
transversal
BELLS PALSY
TERIMA KASIH

You might also like