You are on page 1of 40

BRONKOPNEUMONIA

BERAT
Ani Bandaso
N 111 16 088

Pembimbing Klinik : dr. Kartin Akune, Sp.A


PENDAHULUAN
Pneumonia adalah suatu sindrom yang
disebabkan oleh infeksi akut, biasanya
disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan
adanya konsolidasi sebagian dari salah satu atau
kedua paru

bronkopneumonia merupakan peradangan pada


paru dimana proses perdangannya ini menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrate yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula
melibatkan bronkiolus terminal
Di Indonesia,
bronkopneumonia
Insiden merupakan penyebab
bronkopneumonia kematian urutan ke-3
pada negara setelah
berkembang kardiovaskuler dan
Tuberculosis.
hampir 30% pada Menurut survei
anak-anak di kesehatan nasional
bawah umur 5 (SKN) pada tahun
tahun dengan 2007, di Indonesia,
resiko kematian 22,8% kematian pada
yang tinggi anak umur 1-4 tahun
disebabkan oleh
bronkopneumonia
Bronkopneumonia lebih sering menyerang
bayi dan anak kecil

Bronkopneumonia biasanya didahului


oleh infeksi saluran nafas bagian atas
selama beberapa hari

Suhudapat naik secara mendadak sampai


39-40C dan mungkin disertai kejang
karena demam yang tinggi.
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. F
Umur : 1 bulan 18 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Labuana
Tanggal masuk : 06 Desember 2016
Tempat Pemeriksaan : Ruang Catelia bawah III A2
ANAMNES
IS

Keluhan utama : Sesak napas


Riwayat penyakit sekarang:

Pasien bayi perempuan usia 1 bulan 18 hari masuk


rumah sakit dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas
dirasakan sejak 20 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengalami batuk dan demam sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit dan pasien mengalami
kejang sebanyak 3 kali. Pasien tidak mengalami mual
dan muntah, mimisan, dan perdarahan gusi. Buang air
besar belum ada selama 1 hari, Buang air kecil lancar.
Riwayat penyakit dahulu: -

Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada di


keluarga yang mengalami hal serupa.

Riwayat sosial-ekonomi : Menengah


Riwayat Kehamilan dan persalinan: Pasien
lahir di rumah dibantu oleh dukun beranak,
pasien lahir normal, kehamilan cukup bulan dan
langsung menangis. Berat badan lahir dan
panjang lahir tidak diketahui.

Kemampuan dan Kepandaian Bayi : -


Anamnesis makanan :
ASI 0- Sekarang

Riwayat Imunisasi: Belum perna diimunisasi


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Berat
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 4.000 gram
Tinggi badan : 56 cm
Status Gizi (Z-score): (-2)-(-3): Gizi Baik

Tanda vital :
Nadi = 176 x/menit, reguler, kuat angkat.
Respirasi = 80 x/menit
Suhu badan = 37,90C
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit : Ruam (-), petekie (-), sianosis (-), RLT (-)


Kepala : Bentuk normocephal (+), rambut
hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik,refleks cahaya normal, tidak cekung


Hidung : Rhinorrhea (-), pernapasan cuping
hidung (-/-)
Telinga : Otorrhea (-)

Mulut : Biasa, bibir kering (-), sianosis (-)

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah


bening, tidak ada perbesaran kelenjar tiroid
Paru Jantung
Inspeksi: Pergerakan Inspeksi:Ictus cordis tidak
dinding dada simetris terlihat
bilateral, chest indrawing(+)
Palpasi: Teraba pulsasi ictus
Palpasi:Vocal fremitus cordis pada SIC V linea
kanan sama dengan kiri, midclavicular sinistra
meningkat.
Perkusi: Batas jantung
Perkusi paru :Redup pada normal
lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Bunyi jantung
Auskultasi:Suara napas I-II murni regular
Abdomen Anggota gerak :
Inspeksi :Datar, tidak Ekstremitas atas : Akral
ada sikatrik hangat, edema (-),
Auskultasi : Peristaltik sianosis (-)
usus (+)kesan normal Ekstremitas bawah :
Perkusi : Timpani Akral hangat, edema (-),
sianosis (-)
Palpasi:Nyeri tekan (-),
organomegali (-) Genital : Normal

Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
RBC : 3,16x106L ( )
WBC : 14.7x103L ( )
HGB : 10,1 g/dl ( )
HCT : 30,4% ( )
PLT : 447 x103L (N)
RESUME
Pasien bayi perempuan usia 1 bulan 18 hari masuk
rumah sakit dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas
dirasakan sejak 20 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengalami batuk dan demam sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit dan pasien mengalami
kejang sebanyak 3 kali. Pasien tidak mengalami mual
dan muntah, mimisan, dan perdarahan gusi. Buang air
besar belum ada selama 1 hari, Buang air kecil lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: N=176x/menit
S=37,9C, R=80x/menit. Tampak tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam (chest indrawing) (+), vocal
fremitus ka=ki meningkat, perkusi redup pada kedua
lapang paru, ronchi (+/+). Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan WBC: 14.7 x 103/mm3 ().
DIAGNOSIS : Bronkopneumonia Berat

TERAPI :

O2 2 L/menit
Ivfd Kaen 1B 10 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 125 mg/iv
Inj. Gentamicin 2x6 mg/iv
Inj, Dexametasone 3x0.7 mg/iv
Paracetamol 4x 1/4 cth
Puyer Batuk :
GG 1/8 tab Pulv 3x1
Salbutamol 0,1
ANJURAN :
Foto Thorax AP/Lateral
FOLLOW UP
07 DESEMBER 2016 (PERAWATAN HARI KE 2)

S : Sesak napas (+), batuk( + ) demam (+) hari ke 4,


rewel (-) Kejang (-), BAB (-) 1 hari, BAK (+) lancar
O : Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 38,5 0C
Nadi : 146 x/ menit

pernafasan : 55 x/menit

Pergerakan dinding dada simetris, chest indrawing

(+). Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki (+/


+), Wheezing -/-.

A : Bronkopneumonia Berat
P:
O2 2 L/menit
Ivfd Kaen 1B 10 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 125 mg/iv

Inj. Gentamicin 2x6 mg/iv

Inj, Dexametasone 3x0.7 mg/iv

Paracetamol 4x 1/4 cth

Puyer batuk :
GG 1/8 tab

Salbutamol 0,1 Pulv 3x1

ASI 12x 5cc secara perlahan via pipet


08 DESEMBER 2016 (PERAWATAN HARI KE 3)

S : Sesak napas (+), batuk( + ) demam (+) hari ke 5,


rewel (-) Kejang (-), BAB (-) 2 hari, BAK (+) lancar
O : Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 38 0C
Nadi : 124 x/ menit

pernafasan : 64 x/menit

Pergerakan dinding dada simetris, chest indrawing

(+). Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki (+/


+), Wheezing -/-.

A : Bronkopneumonia Berat
P:
O2 2 L/menit
Ivfd Kaen 1B 10 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 125 mg/iv

Inj. Gentamicin 2x6 mg/iv

Inj, Dexametasone 3x0.7 mg/iv

Paracetamol 4x 1/4 cth

Puyer batuk :
GG 1/8 tab

Salbutamol 0,1 Pulv 3x1

ASI 12x 5cc secara perlahan via pipet


09 DESEMBER 2016 (PERAWATAN HARI KE 4)

S : Sesak napas (+), batuk( + ) demam (+) hari ke 6,


rewel (-) Kejang (-), BAB (-) 3 hari, BAK (+) lancar
O : Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 38 0C
Nadi : 124 x/ menit

pernafasan : 64 x/menit

Pergerakan dinding dada simetris, chest indrawing

(+). Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki (+/


+), Wheezing -/-.

A : Bronkopneumonia Berat
P:
O2 2 L/menit
Ivfd Kaen 1B 10 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 125 mg/iv

Inj. Gentamicin 2x6 mg/iv

Inj, Dexametasone 3x0.7 mg/iv

Paracetamol 4x 1/4 cth

Puyer batuk :
GG 1/8 tab

Salbutamol 0,1 Pulv 3x1

ASI 12x 5cc secara perlahan via pipet


10 DESEMBER 2016 (PERAWATAN HARI KE 5)

S : Sesak napas (+), batuk( + ) demam (+) hari ke 7,


rewel (-) Kejang (-), BAB (-) 4 hari, BAK (+) lancar
O : Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 37,7 0C
Nadi : 124 x/ menit

pernafasan : 41 x/menit

Pergerakan dinding dada simetris, chest indrawing

(+). Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki (+/


+), Wheezing -/-.

A : Bronkopneumonia Berat
P:
O2 2 L/menit
Ivfd Kaen 1B 10 tpm
Inj. Cefotaxime 3 x 125 mg/iv

Inj. Gentamicin 2x6 mg/iv

Inj, Dexametasone 3x0.7 mg/iv

Paracetamol 4x 1/4 cth

Puyer batuk :
GG 1/8 tab

Salbutamol 0,1 Pulv 3x1

ASI 12x 5cc secara perlahan via pipet


DISKUSI
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan pada
parenkim paru yang melibatkan
bronkusataubronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak (patchy distribution).
Etiologi
Usia Etiologi yang Sering Etiologi yang Jarang
3 minggu Bakteri Bakteri
Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis
-3 bulan
Streptococcus pneumoniae Haemophillus

influenzae tipe B
Virus Moraxella catharalis

Virus Adeno Staphylococcus aureus

Virus Influenza Ureaplasma

urealyticum
Virus Parainflueza 1,2,3 Virus

RespiratorySyncytial virus Virus Sitomegalo


Pada kasus ini Bronkopneumonia
terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri
dilihat dari pemeriksaan laboratorium
dimana terjadi leukositosis sebesar
14,7 x 103/mm3.
Berdasarkan lokasi lesi di paru, pneumonia
dibagi menjadi :

Pneumonia

Pneumonia interstisial
Pneumonia lobaris (bronkiolitis)
Bronkopneumonia
Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan
konsolidasi eksudatif jaringan ikat paru yang
bisa lobular (bronkhopneumonia), lobar, atau
intersisial.
Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia,
yaitu :
Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)
Stadium II (48 jam berikutnya)
Stadium III (3-8 hari berikutnya)
Stadium IV (7-11 hari berikutnya)
bronkopneumoniabiasanya didahului oleh
infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari.
Suhu dapat naik secara mendadak dan mungkin
disertai kejang karena demam yang tinggi.
Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat
dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.
Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal
penyakit, anak akan mendapat batuk setelah
beberapa hari, di mana pada awalnya berupa
batuk kering kemudian menjadi produktif
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5
gejala berikut :
Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping
hidung dan tarikan dinding dada
Demam
Ronkhi basahhalus-sedang nyaring (crackles)
Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
Leukositosis
Pada kasus didapatkan adanya keluhan sesak
napas sejak 20 hari sebelum masuk rumah sakit,
demam dan batuk 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan
tampak tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam(+), vocal fremitus ka=ki meningkat,
perkusi redup pada kedua lapang paru, dan pada
auskultasi terdengar bunyi ronki basah halus
(+/+) pada kedua lapangan paru dan suara napas
bronchovesikuler. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan WBC: 14.7 x 103/mm3 ().
PENATALAKSANAAN
PenatalaksaanUmum
Pemberian oksigen 2-4 L/menitsampai
sesak nafas hilang
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan
koreksi elektrolit
Asidosis diatasi dengan pemberian
bikarbonat intravena
PenatalaksanaanKhusus
Mukolitik dan ekspektoran
Obat penurun panas diberikan hanya
pada penderita dengan suhu tinggi,
takikardi, atau penderita kelainan
jantung
Pemberian antibiotika berdasarkan
mikroorganisme penyebab dan
manifestasi klinis.
KOMPLIKASI
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari
penyebaran bakteri dalam rongga thorax seperti
efusi pleura, emfiema dan perikarditis.
PROGNOSIS
pada kasus ini memiliki prognosis yang baik bila
didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat.
Namun karena penanganan lambat diberikan
sehingga perawatan pasien akan berlangsung
lama karena bronkopneumonia yang dialami
sangat berat.
Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-
anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein
dan datang terlambat untuk pengobatan.
TERIMA
KASIH

You might also like