You are on page 1of 24

Dermatitis Kontak Iritan

Angelica
112015333
Pembimbing: dr. Endang
Soekmawati, Sp. KK
Pendahuluan
Dermatitis adalah peradangan kulit
(epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor
eksogen/endogen, menimbulkan kelainan
klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal.1
DKI tanpa produksi dari antibody spesifik.
Cenderung residif dan menjadi kronis.
Epidemiologi
DKI ~ pekerjaan ( DKI akibat kerja)
Survey Biro Statistik Tenaga Kerja terhadap
seluruh penduduk yang berkerja di Amerika
mencatat dermatitis kontak sebesar 90%-95%
dari seluruh kasus penyakit kulit akibat kerja
dan DKI sekitar 81% dari kasus dermatitis
kontak.
Data safe work Australia, prevalensi dari 1
Januari 1993 sampai 31 Desember 2010
tercatat 2900 kasus dermatitis kontak akibat
kerja, sedangkan kasus DKI tercatat sebanyak
958 kasus (33%).
Etiologi
Faktor endogen:
Genetic
Jenis kelamin
Umur
Etnis
Lokasi kulit
Riwayat atopi-penyakit kulit yang pernah
atau sedang dialami (ambang rangsang
terhadap bahan iritan menurun), misalnya
dermatitis atopik.
Etiologi
Faktor eksogen
Sifat-sifat kimia iritan (pH, keadaan fisik,
konsentrasi, ukuran molekul, jumlah,
polarisasi, ionisasi, bahan pembawa dan
kelarutan),
Karakteristik paparan (jumlah, konsentrasi,
durasi, jenis kontak, paparan simultan
terhadap iritan lainnya, dan interval setelah
paparan sebelumnya),
Faktor lingkungan (suhu, dan kelembapan),
Faktor mekanik (tekanan, gesekan, atau
abrasi), dan radiasi ultraviolet (UV).
Patofisiologi
Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah
daya ikat air kulit.

mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA),


diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (pAF), dan inositida (Ip3).
AA dirubah menjadi prostaglandin (pG) dan leukotrien (LT).

vasodilatasi, permeabilitas vascular, mengaktifasi sel


mass melepaskan histamine, LT dan pG lain dan pAF-
memperkuat perubahan vascular.

eritema, edema, panas, nyeri, bila


iritan kuat.
Bahan iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah
berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum
korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan
kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan
sel di bawahnya oleh iritan.
Gejala Klinis
Dermatitis kontak iritan lambat
Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar,
eritema edema, bula, mungkin juga nekrosis.
Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada
umumnya asimetris.

Dermatitis kontak iritan akut


muncul 8-24 jam atau lebih setelah kontak
Penderita baru merasa pedih esok harinya,
pada awalnya terlihat eritema dan sore harinya
sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis
Gejala Klinis
DKI akut kumulatif/DKI kronis
Kontak berulang-ulang dengan iritan lemah
Nyeri dan gatal, kulit kering, eritema,
hiperkeratosis dan fisura, likenifikasi
Muncul setelah beberapa hari sampai bulan
ataupun hingga tahunnan setelah kontak
dengan bahan iritan.
Pemeriksaan fisik: adanya makula eritema
berbatas tegas, hiperkeratosis, fisura, vesikel,
kering, dan melepuh.
Berhubungan dengan pekerjaan -> tukang cuci,
kuli bangunan, montir di bengkel, juru masak,
tukang kebun, piata rambut.
Reaksi Iritan
dermatitis iritan subklinis pada seseorang
yang terpajan dengan pekerjaan basah
skuama, eritema, vesikel, pustule, dan
erosi
Dermatitis Kontak Iritan Traumatik
trauma panas atau laserasi.
penyembuhan lambat, paling cepat 6 minggu
Dermatitis Kontak Iritan Noneritomatosa
perubahan fungsi sawar stratum korneum
tanpa disertai kelainan klinis.
Dermatitis Kontak Iritan Subyektif
penderita merasa seperti tersengat (pedih)
atau terbakar (panas) setelah kontak dengan
bahan kimia tertentu, misalnya asam laktat.
Diagnosis
Anamnesis: nyeri, gatal, eritema, rasa
terbakar, menyengat, dan ketidak
nyamananan, onset gejala, riwayat alergi,
riwayat pekerjaan, riwayat terpapar faktor
iritan, dan riwayat pengobatan.
PF: makula eritema berbatas tegas,
hyperkeratosis, fisura, vesikel, penampilan
epidermis yang mengkilap, kering atau
melepuh.
Pemeriksaan penunjang untuk
menyingkirkan dd
uji temple dengan bahan yang dicurigai.
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergi
Reaksi hipersensitivitas tipe IV yang
diperantarai sel, akibat antigen spesifik
yang menembus lapisan epidermis kulit,
Umumnya gatal
DKA akut - bercak eritema berbatas tegas,
edem, papulovesikel, vesikel atau dapat
terjadi bula.
DKA kronis - kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi dan fisura.
Diagnosis Banding
Tinea
Infeksi jamur pada kulit,
Eritema dan maserasi pada aspek dorsal
tangan
Fase kronik - kulit kering disertai
hiperkeratosis pada telapak tangan.
Lokasi pnyebaran dapat terjadi pada satu
tangan atau kedua tangan.
Diagnosis Banding
Dermatitis atopi
peradangan kulit kronis dan residif yang
menimbulkan rasa gatal
Bayi & anak-anak, pada orang dewasa
yang memiliki riwayat atopi.
Kelainan kulit yang ditimbulkan =
dermatitis
Lokasi: daerah lipatan
Penatalaksanaan
Pencegahan: menghindari paparan dari
bahan iritan, menggunakan alat pelindung
diri saat melakukan pekerjaan yang
beresiko

Terapi medikamentosa:
Topikal dan sistemik
Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin
dan antibiotik).
Penatalaksanaan
Salep pelembap jika ada likenifikasi dan
hiperkeratosis.
Hidrokortison 2,5% dan flucinolol asetonide 0,025%.
Kortikosteroid oral: dosis awal prednisone 30 mg
pada hari pertama, tappering off 5 mg setiap
harinya.
Antihistamin: CTM 4 mg 3-4 kali sehari.
Antibiotik topikal jika terdapat tanda infeksi
staphylococcus aureus dan streptococcus beta
hemolyticus.
Pada lesi kronik : betametason valerat 0,01%
dengan oklusi selama 1 sampai 3 minggu/kelompok
kortikosteroid topikal yang sangat kuat (salep
betametason dipropionat 0,05%) tanpa oklusi.
Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis
tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna=prognosisnya kurang baik.
Keadaan ini sering terjadi pada DKI kronis
yang penyebabnya multi faktor, juga pada
penderita atopi
Terima Kasih

You might also like