Proses pembentukan

endapan bahan galian

 Klasifikasi Mineral
Metallic Minerals
Precious metals
Non precious metals
Iron & ferroalloy metals
Minor metals & related non metals
Nonmetallic Minerals
Coal
Ceramic materials
Structural & building materials
Metallurgical & refractory materials
Industrial & manufacturing materials
Chemical materials
Abrasives materials
 Metallic Minerals
Precious Metals
Gold (Au)
Silver (Ag)
Platinum (Pt)
Non Precious Metals
Copper (Cu)
Lead (Pb)
Zinc (Zn)
Tin (Sn)
Aluminium (Al)
 Iron & ferroalloy metals
Iron (Fe)
Manganese (Mn)
Nickel (Ni)
Niobium (Nb)
Chromium (Cr)
Molybdenum (Mo)
Tungsten (WO)
Vanadium (V)
Cobalt (Co)
Titanium (Ti)
 Minor metals & related non
metals
Antimony (Sb)
Arsenic (As)
Beryllium (Be)
Bismuth (Bi)
Cadmium (Cd)
Lithium (Li)
Magnesium (Mg)
Mercury (Hg)
Zirconium (Zr)
Non Metallic Minerals
Coal
Peat
Lignite
Subbituminous
Bituminous
Anthracite
 Ceramic materials
Clay
Kaolinite group
Montmorillonite group
Hydrous micas (illite)
Etc : attapulgite, sepiolite, allophane

Feldspar
Potash feldspar
Sodium feldspar

Bauxite & Sillimanite

Borax & Magnesite
Diaspore & Barite
Flourspar & Talc
Pyrophyllite & Diatome
Bentonite
 Structural & Building materials
Building stone : granite; marble; limestone; serpentine
Crushed & Broken stones : alluvial gravel; basalt; andesit
e; granite; limestone
Roofing stone (slate) : slate; sandstone;
Hydraulic cements : portland and pozzuolan cements
Sand, Gravel, Aggregates
Gypsum & Anhdydrite
Lime
Magnesite
Pigments & Fillers : hematite; limonite; chlorite mangane
se oxide; greenstone
Heat - sound insulator mineral wool : diatome; ver
miculite; gypsum; mica; pumice; etc
 Metallurgical & Refractory materials
Flourspar
Cryolite Metallurgical
Graphite
Fire clay
Silica
High alumina
Magnesia
Chrome Refractory
Zirconia
Berrylia
Foudry sands (siliceous sands)
Limestone & lime
 Industrial & manufacturing materials
Asbestos : chrysotile; crocidolite; anthophyllite; tremolite; actinol
ite
Mica : muscovite; phlogopite; biotite; vermiculite; lepidolite
Talc
Barite & whiterite
Glass sands : silica; soda lime
Filler mineral
Filter & Furifiers materials : diatome; bentonite
Optical crystal : filter sand; bauxite; alunite; activated ma
gnesia
 Chemical material
Salt & brines
Borax & borates
Sodium carbonate
Calcium & magnesium chlorida
Bormine & iodine
Potash
Sulfur
Nitrates & Nitrogen
Strontium minerals
Abrasive materials
Diamond
Corundum
Emery
Garnet
Natural silica
Origin of Mineral Deposits
 Proses Endogen
Magmatik
Hidrothermal
Metamorfik/metasomatik

Proses Eksogen
Sedimentasi
Pelapukan
 Bentuk hasil proses endogen
Diskordan: lebih muda dan memotong perl
apisan yang telah ada
Vein (Sheet-like, vertical to horizontal)
Pipes (cylindrical to conical)
Stockwork (disseminated through a network of
small veins)
konkordan : sejajar terhadap perlapisan ya
ng telah ada
Stratiform (tabular, like the host strata)
Lenticular (lens-shaped)
VEINS sheet like, vertical to horizontal
PIPES cylindrical to conical
STROCWORK (disseminated through network
of small veins)
STRATIFORM tabular, like the host strata
STRATIFORM tabular, like the host strata
LENTICULAR lens shaped
Model endapan magmatik kromit
 Hasil perlapisan endapan
Magmatik

Magmatic sulphide blebs

Epithermal emas
Epithermal Emas sulfida tinggi
Epithrmal sulfida tinggi
 Arcata, Per:
IS Ag vein: qtz-
rhodochrosite
Hishikari, Japan: LS vein in basement, av. 70 g/t
Au
Patagonia, Argentina
Model endapan metasomatismeof
endapan skarn
 Ilustrasi konsentrasi
logam pada proses
hidrothermal

Ilustrasi dari beberapa

features yang diperlukan
dalam proses
hidrothermal
 Hydrothermal fluid circulation feeding
a hot spring system in volcanic regions
where magma chambers occur at
shallow depth. Convected fluids control
the distribution of isotherms
(temperature contours).

A section across a brine pool in

the Atlantis II Deep
Volcanic Massive Sulphide (VMS)
Kuroko model
Model of Kuroko type
Model of VMS Cyprus type
Model of fumarole gold
Model of black smoker chimney
Di dasar laut
Black Smoker
Sulfide chimney
 Proses eksogen

Mechanical accumulation
Concentration of heavy durable minerals into placer deposits. Eg.
Au-placer of Yukon-Canada
Sedimentary precipitates
Precipitation of elements in suitable sedimentary environments,
with or without the aid of biological organisms. Eg. Banded iron
formation
Residual processes
Leaching of soluble elements leaving concentrations of soluble
elements in the remaining material. Eg. Nickel laterites
Secondary or supergene enrichment
Leaching of element from the upper parts of minerals deposits
and precipitation at the depth to produce higher concentrations.
eg. Au-Ag bonanza
Volcanic-exhalative (=sedimentary exhalative)
Exhalation of hydrothermal solutions at the surface, usually under
marine conditions and generally producing stratiform ore bodies.
Eg. Rio Tinto (Spain), Kuroko (Japan), Mount Isa (Australia)
 Sedimentasi
Endapan plaser terbentuk oleh konsentrasi
mekanik dari mineral-mineral yang tahan te
rhadap pelapukan (siklus pelapukan-erosi)
Umumnya terbentuk sebagai hasil dari pemi
sahan secara gravity dan fluktuasi energi d
ari medium
Faktor yang mempengaruhi pembentukan en
dapan plaser :
Durabilityor resistance of minerals to weatheri
ng and mechanical breakdown
High specific gravity (density)
Transporting medium (water, ice or wind)
Site for deposition
 Sedimentary precipitation

FeO & MnO umumnya terbentuk karena presipitasi sedimen y

ang berasal dari batuan sebelumnya yg mengalami pelapukan
dan, tertransport dalam cekungan sedimen, pada kondisi yang
cocok, ion2 akan bergabung dan membentuk presipitasi kimia
Faktor yang paling berpengaruh adalah pH dan Eh
Banded iron formations (BIF) adalah identik dengan endapan
sedimen bijih iron, karena adanya perlapisan dari mineral2 Fe
O dan mineral gangue (kuarsa)
BIF kadang terdiri dari beberapa facies :
Fasies oksida hematit & magnetit
Fasies karbonat siderite & chert
Fasies silikat iron silikat dominan with asesori magnetit, side
rit & chert
Fasies sulfida banded pyritic carbonaceous argillite with orga
nic matter
 Residual proses
Deposit di hasilkan karena proses pelapukan (physical
& chemical), eg. Bauksit, clay dan nikel.
Fe dan Al umumnya mengalami persipitasi bersama-sa
ma dgn Fe dominan, pada situasi dimana batuan induk
sedikit mengandung Fe yg kemudian mengalami pelapu
kan, maka Al akan dominan dan hasil endapannya beru
pa laterit yang di sebut bauksit.
Faktor yang penting untuk pembentukan bauksit adal
ah :
Humid tropical or tropical climate with wet dan dry seasons,
temperature above 20
Suitable parent rock
Chemical & organic activity
Topography and topology that permit slow infiltration of pr
ecipitation and promote chemical reaction
Time and preservation of reaction product
 Akumulasi mekanik
Endapan plaser terbentuk oleh
konsentrasi mekanik dari mineral-
mineral yang tahan terhadap pelapukan
(siklus pelapukan-erosi)
Umumnya terbentuk sebagai hasil dari
pemisahan secara gravity dan fluktuasi
energi dari medium
Faktor yang mempengaruhi
pembentukan endapan plaser :
Durability or resistance of minerals to
weathering and mechanical breakdown
High specific gravity (density)
Transporting medium (water, ice or wind)
Site for deposition
 Endapan plaser
Contoh plaser emas/intan di kalimantan; plaser bijih besi
di Cilacap
Mineral plaser dicirikan oleh: tahan terhadap pelapukan,
high density dan great hardness or mallabillity
Endapan plaser bisa dibedakan mineral beratnya:
Plaser fluvial
Plaser pantai
Gurun atau aeolean
Pembentukan endapan plaser akan bergantung pada :
Source of heavy mineral
Liberation of mineral from batuan induknya
Concentration ( agent air hujan, perpindahan air, angin
Protection dari erosi setelah konsentrat yang belum
terkonsolidasi terbentuk
Mineral deposit hosted by chemical sediment
Mineral yang ekonomik umumnya berupa Iron
dan manganese
Majority berumur Precambrian (2600~1800 Ma
Banded Iron Formation (BIF) type, walaupun
masih ada spekulasi akan genesa BIF ini
Iron & silica berasal dari pelapukan
dipermukaan kontinet pada saat kandungan
oksigen di asmosfir kecil ~ 0
Pembentukannya banyak dikontrol oleh kondisi
pH dan Eh
Type endapan : iron dan manganese deposit
 Sedimentary Iron deposit
Ironstone : batuan sedimen yg kaya akan iron,
baik yang terendapkan secara langsung sebagai
ferruginous sediment dari campuran yang
berasal dari klastik-kimia atau sebagai hasil
dari penggantian kimia; Oolite tekstur
Iron formation : berupa interbeded Fe mineral
dengan kuarsa, chert, atau karbonat
Terbentuk karena proses presipitasi kimia dan
biokimia
Pengendapan bijih besi dapat dibedakan menjadi
4 fasies, yaitu :
fasies oksida : fasies paling penting,
dibedakan atas hematite dan magnetit
subfasies, tergantung pada dominasi
mineralnya.
fasies karbonat : umumnya mengadung
interbedded yang didominasi oleh mineral-
mineral siderite dan chert yang bergradasi ke
dalam fasies oksida dan sulfide.
fasies silikat : didominasi oleh iron silikat
dengan asesoris mineral magnetit, soderit dan
chert.
fasies sulfide : terdiri atas perlapisan halus
pirit, karbonatan dan argilit dengan material
 Sedimentary manganese deposit
Dibedakan atas kandungan Mnnya:
Quartz-glaukonit sand-clay association
Manganiferous carbonate association

Dibedakan atas sumber manganesenya :

Volcanogenic : deposit berhubungan dengan
aglomerat, tuf dan klastik material lain dari subaerial
atau submarine hot spring
Nonvolcanogenic : bog ore, lacustrine dan fluvial
settings; continental-terrigenous sediments in
geosynclinal
Hybdrid : ferromanganese nodules; sedimen dasar
laut yang lebih jauh dari submarin hot spring
 Phosphate deposits
Merupakan hasil sedimen kimia yang sangat penting,
sebagai bahan utama industri pupuk dan pertanian
Proses pembentukan sedimen posfat karena adanya
upwelling dari airlaut yg dingin dan adanya aliran pada
pantaipanjang melewati paparan yang dangkal, hangat
dan disinari matahari; atau karena adanya campuran
dari arus laut yang dingin dan hangat
Air dingin dapat melarutkan apatit [Ca5(PO4)3F] dan
CO2
Phosphatic material berasal dari :
Tahi burung atau kelelawar ( + 1%)
Carbonantite dan kompleks batuan beku alkali (23%)
Marine phosphatic chemical sediment (76%)
 Evaporites
Evaporit adalah nama secara genetik
maupun deskriptif untuk kelompok batuan
yang terbentuk karena proses evaporasi
Endapan evaporit dapat dibedakan atas
marine dan lacustrine
Marine evaporit terbentuk pada iklim arid
pada zona rift atau dekat tepi kontinen
Lacustrine evaporite terbentuk pada
ektensi blok sesar atau pada topografi
dingin dari rain-shadow deserts
 Endapan evaporit umumnya berumur
Phanerozoik.
Gypsum, anhydrit dan halit adalah mineral
uyang umum sebagai hasil evaporasi; banyak
mineral evaporit adalah sumber utama bagi
garam
Evaporasi tidak merupakan faktor utama
pembentukan endapan evaporit, tetapi adanya
presipitasi yang meningkatkan akumulasinya.
Faktor yang mempengaruhi presipitasi adalah :
Temperature
Tekanan
Solubilitas
produk
Perubahan musim atau iklim
Lingkungan pengendapan
 Manganese nodules
Terdiri atas 20~30% manganese oxide, sedikit iron, 2-
3% Cu, Ni dan Co
Asal dari manganese oxide berasosiasi dengan seafloor
midoceanic rise volcanic process.
Tersebar cukup potensial di dasar samudera Pacifik
Terbentuk karena adanya material volcanic panas yang
menyembur di bawah air yang cenderung menjadi halus
dan sepenuhnya berupa fragmen, kemudian mengalami
agitasi . Pada kondisi mineral ferrogamnesian yang
mengandung manganese akan mengalami ubahan. Emanasi
vulkanik atau sirkulasi konveksi dari airlaut yang
melewati kerak samudra yang basalt memberi kontribusi
pd dekomposisi ferromagnesian mineral dan
memungkinkan adanya trasnportadi mangansese dan iron
ke luar. Manganese yang terlarut akan bermigrasi keatas
lantai samudra dan terendapkan pada tepi tinggian.
Penyebaran endapan mineral
di Indonesia
Plate Tectonic Related Mineralization
Distribution of mineralized Late
Creataceous to Pliocene magmatic arcs
Gold, Silver, Copper Occurrences
Fe, Cr, Mo, Mn, Ni, Co Occurrences
Ni, Co, Fe, Laterite Occurences
Rare Metals Occurences
Penyebaran Tembaga Deposit
Penyebaran Perak Deposit
Penyebaran Pasir Besi Deposit
Penyebaran Nikel Deposit
Penyebaran Kromit Deposit
Penyebaran Emas Deposit
Penyebaran Bauksit Deposit
 References
Jensen, M.L. & Bateman, A.M., 1981: Economic Mineral Deposits
Hamblin, K.W., 1992: Earths Dynamic Systems
Van Leeuwen, T.M., Hedenquist, J.W., James, L.P. and Dow, J.A.S.,
1994: Journal of Geochemical Exploration Vol. 50.
Corbet, G.J. and Leach, T.M., 1994: Southwest Pacific Rim Gold-
Copper Systems: Structural, Alteration, and Mineralization
Hedenquist, J.W., Izawa, E., Arribas, A. and White, N.C., 1996:
Epithermal gold deposits: Styles, characteristics, and exploration
Sillitoe, R.H., 1995: Exploration and Discovery of Base- and
Precious-Metal Deposit in the Circum-Pacific Region During the last
25 years
Herman, D., and Sidi, H.F., 2000: An outline of The Geology of
Indonesia
Guilbert, J.M & Park Jr., C.F, 1986: The geology of ore deposit
Cox & Donald, 19987: Mineral Deposit Model. USGS Bulletin
Mining Geology Special Issue No. 6, 1974: Geology of Kuroko
deposits
Reviews in economic geology Vol 4, 1989 : Ore deposition
associated with magmas
Reviews in economic geology Vol 2, 1985 : Geology and