You are on page 1of 48

Farmakodinamik

Dr. Dorlina Nainggolan M.Biomed


Obat bekerja pada reseptor

I. Apa itu reseptor? Bagaimana reseptor


bekerja?
II. Obat bekerja pada reseptor
I: apa itu reseptor? Bagaimana reseptor
bekerja?
Komunikasi antara saraf dan
Nerve sel
Signal

Saraf dalam sistim saraf pusat


mengirim pesan ke sel target
Messenger
Receptor Satu sel suatu jaringan
mengirim pesan ke sel lainnya.

Kimia pembawa pesan =


Nucleus
Cell neurotransmitter atau
hormone
Neurotransmitter
Cover gap between nerve and cell
Struktur bervariasi
Ion
Lipid, purin, peptida
Monoamines, asam amino

OH

HO NH2 HO HO NH2
NH2

N
HO H HO

Noradrenaline Serotonin Dopamine


Hormon

Endokrin, parakrin, autokrin


Reseptor
Nerve1

Blood Nerve2
supply
Hormone

Neurotransmitters
Nerve Nerve

Ikatan dan Signal

kerja
Messenger
pembawa Receptor

pesan
Response
Nucleus
Cell Cell

Resting State
Messenger Inducedfit Messenger

Messenger

Cell
Membrane Receptor
Receptor Receptor

Cell
Cell Cell
message
Message
Mekanisme transduksi sinyal
Gated ion channel (saluran
ion)
3. Ionchannel
receptors
Structure:
Proteinporesinthe
plasmamembrane
Receptor enzyme
Pharmacodynamics of Aspirin

**
Arachidonic
acid
*Prostaglandins are biochemicals that initiate a pain signal, inflammation, and fever.

**Analgesik suatu yang meningkatkan kemampuan mentolerir rasa sakit tanpa


menghambat saraf. Aspirin adalah suatu antagonist- fit dan memblok site enzim,
sehingga menurunkan sintesis prostaglandin.

Suchocki, Chemistry, 2nd, Benjamin, 2004, 485


Serpentine receptor
Mechanism of Signaling by Water
Soluble Hormones
Water soluble hormones (proteins) act on surface
receptors and do not enter the cell

http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/B
IOBK/BioBookENDOCR.html
Kinase signal cascade
Steroid receptor
Lipid soluble hormones (steroids) pass through the cell membrane, form a
Mechanism of Signaling by Lipid
receptor-steroid complex that enters nucleus of cell and activates a specific
gene
Soluble Hormones

http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/B
IOBK/BioBookENDOCR.html
Contoh reseptor
Reseptor:
I. Enzim:
Tirosin kinase (insulin, EGF, PDGF, limfokin)
Serine/threonin kinase,TGF
Guanilat cyclase
Tyrosin fosfatase
II. Ligan- gated ion channels:
Nicotinic Ach receptor
GABAA, receptor
Glutamat, aspartat, glycine
III. G-protein- coupled receptors
Biogenic amine
Eicosanoid
Hormon peptide
IV. Faktor transkripsi:
Reseptor sitosolik: tiroid, steroid, retinoid, vit.D
II: Obat dan reseptor
Reseptor adalah target utama untuk
obat

Kegagalan komunikasi antara saraf


dan sel dapat berperan pada penyakit

Obat :
Agonis
Antagonis
Teori pendudukan reseptor
(reseptor ocuppancy)
Intensitas efek obat berbanding lurus dengan
fraksi reseptor yang diduduki atau ditempai
oleh obat
Intensitas efek mencapai maksimal bila
seluruh resptor diduduki oleh obat.
2
Bagaimana obat bekerja di dalam tubuh

Beberapa obat menghambat enzim


Enzym mengkontrol sejumlah proses metabolisme.
Kerja obat yang sangat umum:
pada pasien (ACE inhibitors)
pada mikroba (sulfas, penicillins)
pada sel kanker (5-FU, 6-MP)

beberapa obat berikatan pada:


proteins (pd pasien, atau mikroba)
pada gen (cyclophosphamide)
mikrotubulus (vincristine)
3

Kebanyakan obat berikatan pd reseptor


di dalam atau pada sel
membentuk ikatan kuat dengan ligan
dapat sebagai agonis (salbutamol), atau
antagonis(propranolol)
Reseptor mempunyai pola transduksi sinyal
Kerja obat yang tidak diperantarai
reseptor
Efek non spesifik dan gangguan pada membran
Perubahan sifat osmotik
Diuretik osmotik
Perubahan sifat asam-basa
Antasid
NH4 C Cl, Na bikarbonat dalam
mengasamkan/membasakan urin
As. Organik sebagai antiseptik urin
Kerusakan non spesifik:
Antiseptik dan desinfektan
Gangguan fungsi membran:
Anestesi
Interaksi dengan molekul kecil atau ion
Kelator : EDTA mengikat Pb2+ bebas menjadi kelat
Acetylcholine Life Cycle
Epinephrine Life Cycle
Masa kerja dan lamanya obat
bekerja
Onset of Action ( OA):
Waktu yang dibutuhkan obat untuk mulai
menunjukkan efek atau respon
Duration of Action:
Waktu (lamanya) obat bekerja di dalam
tubuh
Hubungan dosis
dan respon
A dose-response curve can be
generated by measuring the
effect with increasing doses
of drug.

Because of the broad range


of doses yielding
pharmacological responses a
more useful graph is
generated plotting the log
(drug) dose on the abscissa.

These graphs can be used to


determine and compare some
important pharmacologic
parameters.
From Nies A and Speilberg SP. Principles of Therapeutics. in Goodman and Gilmans The
Pharmacological Basis of Therapeutics. 9 th edition, 1996. Pages 43-62.McGraw Hill,
Morphine

Aspirin
THERAPEUTIC INDEX AN INDEX OF SAFETY

Hypnosis Death
Agonis
Agonis adalah: obat yang apabila
menempati reseptor fisiologis memberikan
efek sama atau menyerupai efek yang
ditimbulkan substansi endogen
Mempunyai aktivitas = 1
Antagonis
Antagonis adalah: obat yang apabila menempati
reseptor fisiologis menyebabkan substansi endogen
tidak dapat berikatan dengan reseptornya sehingga
efek substansi endogen tidak muncul
Mempunyai aktivitas = 0
Terbagi :
Antagonis farmakologis:
Antagonis kompetitif
Antagonis non kompetitif
Antagonis fisiologis
Antagonisme kimiawi
PARTIAL AGONISTS - EFFICACY
Even though drugs may occupy the same # of receptors, the magnitude of
their effects may differ.

Full Agonist
1.0

Partial agonist
0.8
% Maximal Effect

0.6 Partial agonist

0.4

0.2

0.0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00 1000.00

[D] (concentration units)


Hasil yang terlihat:
Efek farmakologi + efek non spesifik
(plasebo)
Relasi pasien dokter
Bisa positif atau negatif

Efek non terapi = E.samping


Tergantung dosis (tipe A)
Tidak tegantung dosis: tipe B
Alergi
idiosinkrasi
Hubungan antara dosis obat dengan respon penderita
Potensi obat: menunjukkan rentang dosis obat yang
menimbulkan efek.
Potensi suatu obat dipengaruhi oleh absorbsi, distribusi,
biotransformasi, metabolisme, ekskresi, kemampuan
bergabung dengan reseptor
Penting dalam mempertimbangkan dosis obat yang akan
diberikan
Efikasi maksimal: respon maksimal yang ditimbulkan obat
bila diberikan dosis tinggi.
Dinyatakan sebagai efikasi (kemanjuran) maksimal
disebut juga dengan efikasi
Ditentukan oleh aktivitas intrinsik obat dan ditunkukkan
oleh dataran (plateau ) pada DEC
Variasi biologik:
Adanya perbedaan respon di antara individu dalam suatu
populasi yang diberikan obat dosis yang sama
Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan dosis obat dan efek

obat
Dosis dalam resep
Kepatuhan penderita
Kesalahan medikasi

Dosis yang diminum


Kecepatan absorbsi
Ukuran dan komposisi tubuh
Distribusi obat
Ikatan protein plasma dan jaringan
Kecepatan eliminasi

fisiologi tubuh, Faktor patologis


Konsentrasi pada tempat Faktor genetik,Interaksi obat
kerja obat
Timbulnya toleransi

Interaksi obat reseptor


Intensitas efek Keadaan fungsional
Efek plasebo

You might also like