You are on page 1of 19

SINDROM METABOLIK

Mitha Rinjani Putri


Sindrom Metabolik atau Sindrom X

kumpulan dari faktor2 resiko untuk terjadinya penyakit


kardiovaskular yang ditemukan pada seorang individu.
Faktor-faktor risiko tersebut meliputi dislipidemi,
hipertensi, gangguan toleransi glukosa dan obesitas
abdominal.
The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment
Panel (NCEP-ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik
merupakan faktor risiko independen terhadap penyakit
kardiovaskular, sehingga memerlukan intervensi modifikasi
gaya hidup yang ketat (intensif)
Komponen utama dari
sindrom metabolik meliputi :

Resistensi insulin
Obesitas abdominal
Hipertensi
Dislipidemia :
Peningkatan kadar trigliserida
Penurunan kadar HDL kolesterol
Etiologi
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui
secara pasti.
Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer
dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin.
Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan
lemak viseral yang dapat ditentukan dengan
pengukuran lingkar pinggang atauwaist to hip ratio.
Hemodinamik, S
I
Obesitas, Gen Kelainan membran sel,
LDL, HDL N
IR Deposisi lipoprotein dan D
oksidasi lemak <<
klirens R
O
M

Dislipidemia M
Resistensi insulun Hipertensi E
T
A
B
O
L
I
DISFUNGSI ENDOTEL K

Endotelin ,
protanoid , EDRF Sel-sel darah
Proliferasi Penimbunan
mudah
, NO & adhesi
otot polos PD lemak
prostlaciklin

Arterosklerosis PJK
PATOFISIOLOGI
Sindrom Metabolik disertai dengan
keadaan proinflammasi / prothrombotik
menimbulkan:
peningkatan kadar C-reactive protein
disfungsi endotel
hiperfibrinogenemia
peningkatan agregasi platelet
peningkatan kadar PAI-1
peningkatan kadar asam urat
Mikroalbuminuria
peningkatan kadar LDL cholesterol.
Sindrom Ovarium Polikistik dan Non Alcoholic
Steato Hepatitis (NASH).
Hubungan antara resistensi insulin
dan penyakit kardiovaskular

Dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif disfungsi


endotel kerusakan vaskular dan pembentukan
atheroma.
Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadiperubahan
hormonal yang mendasari terjadinya obesitas
abdominal
Evaluasi Klinis
Anamnesis:
Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari

Pemeriksaan fisik:
Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan
darah
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran lingkaran pinggang
PEMERIKSAAN lab
Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
Highly sensitive C-reactive protein.
Kadar asam urat dan tes faal hati.
USG abdomen menilai kemungkinan adanya fatty
liver.
Terapi
Latihan fisik
Diet
Edukasi
Farmakoterapi
TERAPI
1. Perubahan pola makan
- Diet spesifik:
a. Mengurangi asupan lemak jenuh
resistensi insulin
b. Mengurangi asupan garam tekanan darah
c. Mengurangi asupan karbohidrat dgn indeks
glikemik
tinggi kadar glukosa darah dan
trigliserida
- Diet yang banyak mengandung buah-buahan,
sayur-sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh dan
produk2 susu rendah lemak
2. Latihan fisik
Menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki kadar lipid, shg dpt
memperbaiki resistensi insulin. Misal:
jalan kaki dan jogging selama 1 jam
perhari.
3. Farmakoterapi
- Intervensi farmakologik diperlukan untuk
mengontrol tekanan darah dan dislipidemia
- Aspirin dan statin dpt kadar C-reactive protein
dan memperbaiki profil lipid shg diharapkan dpt
risiko penyakit kardiovaskular
- Obat penurun berat badan yg banyak digunakan
adalah
a. golongan orlistat (Xenical): mencegah absorpsi
lemak
dari usus
b. sibutramin (Reductyl): bekerja sentral
memberikan
rasa kenyang.
4. Valsartan dapat mengurangi
mikroalbuminuria
5. Tiazolidindion dan metformin dpt me
kadar asam lemak bebas.
6. Tx untuk dislipidemia adl perubahan gaya
hidup yg diikuti dgn medikasi (pemberian
obat)
- Gemfibrozil: memperbaiki profil lipid dan
dpt menurunkan resiko kardiovaskuler
- Fenofibrat: metrigliserida, mekolesterol
HDL, mekadar fibrinogen
- Kombinasi fenofibrat dan statin:
memperbaiki kadar trigliserida, kolesterol
Pencegahan metabolik sindrome dgn
modifikasi pola hidup sehat
1. Medical Check-Up, khususnya bagi yg
berusia diatas 50 tahun atau memiliki
factor risiko Penyakit Jantung Koroner
2. Olah raga teratur, misalnya berjalan,
berenang, melakukan aktifitas rumah
tangga, berkebun, 30 menit sehari
3. Turunkan Tekanan Darah bagi penderita
hipertensi
4. Turunkan Berat badan menuju berat
badan ideal
5. Diet rendah kalori, kurangi gula,
tingkatkan serat
KOMPLIKASI

Penyakit jantung koroner


Stroke
Cerebrocardiovasculer
Hipertensi
Atherosklerosis
DM tipe 2

You might also like