You are on page 1of 30

HABITAT,

MIKROHABITAT, DAN
RELUNG

OLEH:
BAIQ NELY WIDYA A (E1A014005)
HABITAT
Suatu habitat adalah suatu perangkat kondisi fisik dan
kimiawi (misalnya ruang, substratum, iklim) yang
mengelilingi suatu spesies tunggal, suatu kelompok
spesies, suatu komunitas besar.
Habitat (berasal dari kata bahasa latin yang berarti
menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan
berkembang.
Habitat dapat juga menunjukkan tempat yang diduki oleh
seluruh komunitas. Misalnya, habitat komunitas sand
sage grassland merupakan seri bukit tanah berpasir yang
terdapat disepanjang sisi utara sungai-sungai di sebelah
selatan daerah Great Plains di Amerika Serikat.
Habitat merupakan lingkungan yang khas dan mantap
bagi jenis organisme yang menempati.
Yang dimaksud dengan khas adalah kondisi factor-faktor
lingkungan (suhu, kelembaban, tekanan udara, struktur
tanah dan lain lain) serta sumber daya (cahaya,
makanan, tempat pembuatan sarang dan lain lain) berada
dalam keadaan yang menunjang kehidupan suatu jenis
organisme sehingga dapat bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang biak.
Habitat Utama dalam Biosfer
A. Habitat air tawar
Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua
yaitu perairan mengalir (lotik water) dan perairan
menggenang (lentik water).
. Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus
dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan
massa air berlangsung terus menerus, contohnya antara
lain sungai, kali, kanal, parit dan lain lain.
. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu
perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada
dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang
lama.
1. Perairan Mengalir (lotik)
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara
jelas membedakannya dari air menggenang walaupun
keduanya merupakan habitat air tawar.
Misalnya: Sungai terjadi karena airnya sudah ada
sehingga air itulah yang membentuk dan menyebabkan
tetap adanya saluran selama masih terdapat air yang
mengisinya.
2. Perairan Menggenang (lentik)
Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan
alamiah dan perairan buatan.
Berdasarkan proses terbentuknya perairan alamiah
dibedakan menjadi perairan yang terbentuk karena
aktivitas tektonik dan aktivitas vulkanik.
Beberapa contoh perairan lentik yang alamiah antara lain
adalah danau, rawa, situ dan telaga, sedangkan perairan
buatan antara lain adalah waduk.
Ekosistem air tawar penting karena:
Perairan tawar merupakan sumber air yang paling murah
dan paling mudah untuk keperluan rumah tangga serta
untuk keperluan industri. Air mungkin dapat diperoleh
dengan pemrosesan air laut tetapi dengan biaya yang
mahal.
Air tawar merupakan bagian penting dalam daun
hidrologik.
Ekosistem perairan tawar dapat digunakan sebagai suatu
sistem pembuangan limbah yang paling murah dan
mudah.
Zonasi perairan air tawar
Zona Litoral: Merupakan daerah pinggiran perairan yang
masih bersentuhan dengan daratan.
Zona Limnetik: Merupakan daerah kolam air yang
terbentang antara zona litoral di satu sisi dan zona litoral
disisi lain.
Zona Profundal: Merupakan daerah dasar perairan yang
lebih dalam dan menerima sedikit cahaya matahari
dibandingkan daerah litoral dan limnetik.
Zona Sublitoral: Merupakan daerah peralihan antara zona
litoral dan zona profundal.
Zona pada Sungai
Zona riam
Merupakan perairan dangkal yang kecepatan arusnya
besar sehingga dasar perairan itu bersih dari debu dan
bahan lepas lainnya dan merupakan substratum yang
kokoh.
Zona kuala
Merupakan zona perairan sungai yang lebih dalam dengan
kecepatan air berkurang sehingga silt dan bahan mudah
lepas cenderung mengendap ke dasar perairan, sehingga
berupa dasar yang lunak, tidak layak untuk bentos
permukaan tetapi layak untuk bentos penggali, nekton, dan
beberapa kasus seperti plankton.
Jenis Danau
Danau Oligotrofik : Danau yang mengandung sedikit
nutrien (miskin nutrien), biasanya dalam dan produktivitas
primernya rendah.
Danau Eutrofik : Danau yang mengandung banyak nutrien
(kaya nutrien), khususnya nitrat dan fosfor yang
menyebabkan pertumbuhan algae dan tumbuhan akuatik
lainnya meningkat.
Danau Distrofik : Danau yang memperoleh sejumlah
bahan-bahan organik dari luar danau, khususnya
senyawa-senyawa asam yang menyebabkan air
berwarna coklat.
B. Habitat air laut
Terbagi menjadi beberapa zona:
1. Coast-line atau garis pantai
Batas air laut terakhir mencapai darat (pada beberapa teks,
digunakan istilah shore-line, yang artinya sama dengan
coast-line).
2. Zona littoral
Wilayah (dasar laut) antara pasang tertinggi dan surut
terendah. Pada saat surut terendah, seluruh wilayah littoral
akan terbuka dan tidak tergenangi air laut.
3. Neritic(k) ialah
Kolom air paling atas pada laut, di atas paparan benua.
4. Istilah contonental shelf, diterjemahkan sebagai
paparan benua
Wilayah dasar perairan dari zona neritik sampai kedalaman
200 m. Wilayah ini dicirikan dari dasar lumpur, pasir atau
berbatu (rock) dengan asumsi sinar matahari efektif hanya
sampai pada kedalaman 200 m.
5. Continental slope atau lereng benua
Mulai dari kedalaman 200 m sampai 700-1.000 m.
Wilayah di bawah lereng benua berturut turut, ialah:
bathyal, abyssal dan hadal. Wilayah kolom air di atas
dasar laut disebut pelagic(k).
C. Habitat Estuaria
Estuaria adalah suatu tempat pertemuan antara air tawar
dan air laut atau transisi antara habitat tawar dan habitat
laut.
Habitat estuaria lebih subur (produktif) sehingga daerah
ini menjadi daerah asuhan (nursery ground) yang baik
bagi larva maupun udang, ikan dan kerang, bahkan
menjadikan estuaria sebagai habitat sepanjang hidupnya.
Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-
enclosed coastal) dengan badan air mempunyai
hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan
kadar air laut terlarut dalam air.
Eustaria berdasarkan salinitas:
Oligohalin yang berkadar garam rendah (0,5%- 3 %)
Mesohalin yang berkadar garam sedang (3%- 17 %)
Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
Perbedaan salinitas di wilayah estuaria mengakibatkan
terjadinya proses pergerakan masa air. Air asin memiliki
masa jenis lebih besar daripada air tawar, menyebabkan
air asin di muara yang berada di lapisan dasar dan
mendorong air tawar menuju laut.
Proses pergerakan antara masa air laut dan air tawar ini
menyebabkan terjadinya tipe stratifikasi
Tipe-tipe Estuaria
Estuaria berstratifikasi sempurna
Cirinya adanya batasan yang jelas antara air tawar dan air
laut/asin. Air tawar dari sungai merupakan lapisan atas dan
air laut menjadi lapisan bawah.
Estuaria berstratifikasi sebagian atau parsial
Estuaria berstratifikasi sebagian atau parsial terjadi apabila
aliran sungai berkurang dan arus pasang surut lebih
dominan maka terjadi percampuran antara sebagian
lapisan masa air.
Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen
vertikal (well-mixed estuaries)
Jika aliran sungai kecil atau tidak ada sama sekali, dan
arus serta pasang surut besar, maka perairan menjadi
tercampur hampir keseluruhan dari atas sampai dasar.
D. Habitat Terestrial
Ciri habitat terrestrial antara lain sebagai berikut:
1. Kelembaban secara sendirian mampu menjadi fakor
pembatas di daratan.
2. Perbedaan suhu dan harga ekstrim suhu lebih nyata di
lingkungan udara dari pada di medium air.
3. Sirkulasi udara yang cepat diseluruh muka bumi
berakibat kandungan gas oksigen dan gas
karbondioksida bercampur dan konstan.
4. Tanah merupakan pendukung yang padat.
5. Daratan tidak seperti lautan tidak kontinyu.
6. Sifat substratum terutama vital dilingkungan terrestrial.
Klasifikasi Habitat Menurut Waktu
Panggah (konstan), yang dalam hal ini kondisi dapat tetap
layak atau tetap tidak layak sampai kapanpun;
Suatu habitat dapat bersifat dapat diperkirakan secara
musiman, dalam hal ini pergantian yang teratur mengenai
periode layak dan periode tidak layak
Suatu habitat mungkin tidak dapat diperkirakan, dalam hal
ini periode layak tentang lamanya yang berbeda diselingi
oleh periode yang tidak layak yang berbeda, atau
Suatu habitat dapat bersifat ephemeral, ialah habitat yang
dalam suatu periode layak yang dapat diprakirakan untuk
jangka waktu pendek diikuti oleh periode tidak layak untuk
jangka waktu yang tidak berhingga.
Klasifikasi Habitat Menurut Ruang
Berkesinambungan, yaitu area yang layak lebih besar
daripada daerah yang dapat diliput oleh makhluk
walaupun menggunakan mekanisme dispersif yang
khusus;
Suatu habitat dapat bertambalan, dengan pengertian ialah
habitat yang layak dan habitat yang tidak layak berselang
seling;
Atau suatu habitat dapat terasing, daerah yang layak
terletak terlalu jauh jaraknya dari daerah layak lainnya
untuk suatu makhluk memencar di antara keduanya
(kecuali dalam hal yang jarang dan kebetulan).
Klasifikasi Habitat dengan Pengaruh
Demografik
Memusatkan pengaruh ukuran besarnya makhluk pada
kelangsung-hidupan dan fekunditas di waktu yang akan
datang, yaitu pada nilai reproduktif residual atau disingkat
NRR. Beberapa tipe habitat yang berbeda adalah :
a. Habitat yang menguntungkan ukuran besaran makhluk,
yang bagi individu-individu yang sudah mapan, NRR
bertambah dengan cepat dengan bertambahnya ukuran
besarnya masing-masing individu.
b. Habitat yang netral terhadap ukuran besar atau habitat
yang detrimental terhadap ukuran besar, sebagai
kontras, dalam habitat ini NRR individu yang mapan
terpengaruh sedikit atau sebenarnya berkurang dengan
ukuran besar yang berkurang.
c. Habitat yang menguntungkan ukuran besarnya
keturunan, merupakan habitat yang menyebabkan NRR
untuk keturunan bertambah dengan cepat bersama dengan
bertambahnya ukuran keturunan. (untuk individu dalam
masa prereproduktif dan NRR adalah sama).
d. Habitat yang netral terhadap ukuran besarnya keturunan
atau yang detrimental terhadap ukuran besarnya
keturunan.
Tujuan klasifikasi habitat tersebut diatas ini terutama
adalah untuk memperlihatkan kontras antara satu habitat
dengan habitat lainnya, dibanding dengan memberi perian
secara mutlak.
MIKROHABITAT
Bagian dari habitat yang merupakan lingkungan yang
kondisinya paling cocok dan paling akrab berhubungan
dengan hewan.
Makrohabitat merujuk pada ciri khas dengan skala yang
luas seperti zona asosiasi vegetasi yang biasanya
disamakan dengan level pertama seleksi
habitat. Mikrohabitat biasanya menunjukkan kondisi
habitat yang sesuai, yang merupakan faktor penting pada
level 2-4 dalam hierarkhi Johnson.
Contoh makrohabitat dan mikrohabitat:
Organisme penghancur (pembusuk) daun hanya hidup pada
lingkungan sel-sel daun lapisan atas fotosintesis, sedangkan
spesies organisme penghancur lainnya hidup pada sel-sel
daun bawah pada lembar daun yang sama hingga mereka
hidup bebas tidak saling mengganggu.
Lingkungan sel-sel dalam selembar daun di atas disebut
mikrohabitat sedangkan keseluruhan daun dalam lingkungan
makro disebut makrohabitat.
Batas antara mikrohabitat yang satu dengan yang lainnya
acapkali tidak nyata/jelas. Namun demikian mikrohabitat
memegang peranan penting dalam menentukan
keanekaragaman spesies yang menempati habitat itu. Tiap
spesies akan berkonsentrasi pada mikrohabitat yang paling
sesuai baginya.
Sebagai contoh, dalam suatu habitat perairan tawar yang
mengalir (sungai) secara umum dapat dibedakan menjadi
bagian riam dan lubuk. Riam berarus deras dan dasarnya
berbatu-batu sedang lubuk hampir tidak berarus, relatif
dalam dan dasarnya berupa lumpur dan serasah. Ada
beberapa populasi hewan air yang lebih menyukai tinggal
atau bermikrohabitat di riam dan ada beberapa populasi
yang lebih menyukai tinggal atau bermikrohabitat di lubuk.
Pemilihan atas dasar mikrohabitat utama ini dapat dipilah-
pilah lagi lebih lanjut, seperti bagian permukaan batu, di
sel-sela batu, di bawah lapisan serasah dan sebagainya.
RELUNG
Peranan dan posisi organisme terhadap lingkungannya di
dalam suatu ekosistem.
1. Relung sebagai fungsi komunitas (Relung Kelas I)
relung berarti tempat hewan di dalam lingkungan biotiknya,
dalam hubungan dengan makanan dan musuh. Relung ini
juga dapat disebut relung komunitas, misalnya ular
berperan sebagai pemangsa katak dan merupakan
makanan burung elang.
Dalam rantai makanan, relung dalam pengertian ini
dinyatakan sebagai tingkat trofik, artinya jika suatu hewan
menduduki suatu tingkat trofik tertentu maka tingkat trofik
tersebut merupakan relungnya di dalam rantai makanan.
2. Relung dalam definisi jenis (Relung Kelas II)
Relung dapat didefinisikan dari sudut pandang individu di
antara populasinya. Maka relung adalah sejumlah
kemampuan khusus dari individu untuk memanfaatkan
sumber daya, bertahan dari bahaya dan berkompetisi
sesuai dengan keperluannya.
Contoh: burung Robin yang aslinya hidup di Amerika
mempunyai kemampuan yang sudah teradaptasi yaitu
menarik cacing dari liangnya, berburu serangga, menerima
panggilan dari sesamanya, bernyayi bersama sesamanya
dan mempunyai keterampilan navigasi untuk bermigrasi ke
tempat yang jauh sebanyak dua kali dalam setahun.
3. Relung sabagai kualitas lingkungan (Relung Kelas
III)
Relung jenis ini hanya dapat dijalankan pada kondisi-
kondisi tertentu saja.
Misalnya, kemampuan burung Robin untuk menarik cacing
hanya dapat dilakukan di lingkungan yang banyak
cacingnya. Maka dari itu pengertian relung jenis ada
hubungannya dengan kondisi-kondisi lingkungan khusus.
Colinvaux (1986) menyebutnya dengan environmental
space, dimana suatu populasi dapat bertahan hidup dan
berkembang biak secara optimal.
Jika faktor yang dihadapi oleh suatu hewan dalam
bertahan hidup, tumbuh, berkembang biak, dan
mempertahankan populasinya ada dua, misalnya suhu
dan kelembaban, maka relung hewan menjadi relung dua
dimensi. Jika faktor yang dihadapi oleh jenis organisme
ada tiga faktor, misalnya suhu, kelembaban dan
kecepatan angina, relungnya disebut relung tiga dimensi.
Di lingkungan tempat suatu jenis organisme beradaptasi
tentunya tersedia banyak faktor lingkungan, maka
relungnya merupakan relung multidimensional
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

You might also like