You are on page 1of 19

NAMA KELOMPOK :

ADE LEVITRI
ELIN SUKMAWATI
LOLA ANGGUN
REKSI OKTA
TRI FAJRI BUDIMAN
KELOMPOK:1 Kelas:XIB
PENGERTIAN ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah suatu zat yang dihasilkan oleh
mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika berasal dari bahasa latin yaitu anti
yang artinya lawan dan bios yang artinya hidup,
berarti antibiotik adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan mikroorganisme hidup tertuama fungi
dan bakteri ranah, yang memiliki kahsiat
mematikan atau mengahambat pertumbuahan
banyak bakteri dan beberapa virus besar,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative
kecil (Agoes, A. 1990).
Mekanisme Kerja Antibiotik
Beberapa antibiotik bekerja terhadap dinding sel
(penisilin dan sefalosforin) atau membran sel
(kleompok polimiksin), tetapi mekanisme kerja yang
terpenting adalah perintangan selektif metabolisme
protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri
dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan
tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan
dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan
guna mempercepat pertumbuhan ternak dan
unggas .
Bagaimana Antibiotik Membunuh
Bakteri?
Cara kerja antibiotik mengobati
infeksi bakteri bervariasi sesuai
dengan jenis dari antibiotik itu sendiri.
Berdasarkan formulasi obat dan
cara memerangi bakteri, ada dua jenis
antibiotik bakteriostatik
(bacteriostatic) dan bakterisida
(bactericide).
Bakteriostatik Antibiotik

Seperti namanya, antibiotik bakteriostatik menghambat


pertumbuhan bakteri, alih-alih membunuhnya secara
langsung.
Karena bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, sistem
kekebalan tubuh dapat dengan mudah memerangi infeksi.
Mekanisme kerja antibiotik bakteriostatik adalah dengan
mengganggu sintesis protein pada bakteri penyebab
penyakit.
Contoh antibiotik bakteriostatik populer adalah
spectinomycin (mengobati gonore), tetracycline (umum
digunakan untuk infeksi), chloramphenicol (untuk semua
jenis infeksi bakteri), dan macrolide (efektif untuk bakteri
gram positif).
Antibiotik Bakterisida
Antibiotik bakterisida mengandung senyawa
aktif yang secara langsung membunuh bakteri.
Untuk membunuh bakteri, antibiotik jenis ini
menargetkan dinding sel luar, membran sel
bagian dalam, serta susunan kimia bakteri.
Contoh umum antibiotik bakterisida adalah
penicillin (menyerang dinding sel luar),
polymyxin (menargetkan membran sel), dan
quinolone (mengganggu jalur enzim).
Beberapa zat bakteriosida digunakan sebagai
disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.
Antibiotik dengan Sasaran
Spesifik
Satu jenis antibiotik tidak akan mampu membunuh semua
baktreri.
Dengan demikian, selain klasifikasi menurut modus
tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan
kekhususan target.
Itu sebab, antibiotik juga bisa diklasifikasikan menjadi
antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum sempit.
Antibiotik spektrum luas efektif membunuh jenis bakteri
patogen (misalnya tetracycline, tigecycline, dan
chloramphenicol).
Sedangkan antibiotik spektrum sempit (misalnya
oxazolidinone dan glycylcycline) direkomendasikan untuk
mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit.
Golongan Obat Antibiotik
Efek yang Ditimbulkan
Antibiotik memiliki beberpa jenis golongan obat diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari
bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda
mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling
aktif
Benzil penisilin
a) Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis,
bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
c) Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri
sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada
2. Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin, lebih spesifik
lagi termasuk kelompok aminopenicillin seperti halnya jenis antibiotik
populer lainnnya yakni ampicilin. Penggunaannya sangat luas, mulai
dari untuk obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran
kemih
1. Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis
kronis, salmonelosis invasive, gonore
2. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
3. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per
oral.
3. Cefadroxil
Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan
Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin
dan antibiotik lain di golongan penicillin
1) Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
2) Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-)
tetapi spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi.
efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic
( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada
saluran cerna sakit kepala, Dll
4. Tetrasiklin
Di kalangan masyarakat bebas, tetrasiklin cukup populer karena jenis antibiotik
ini paling sering jadi pilihan utama untuk mengobati infeksi kelamin seperti
chlamydia dan gonorrhea atau kencing nanah. Penggunaan antibiotik jenis ini
mulai dibatasi, karena memicu masalah resistensi yang membuat kuman
gonorrhea jadi kebal antibiotik
1) Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas)
klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,
akne vulganis.
2) Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan
fungsi ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.
3) Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.

) 5. Kloramfenikol
) Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan
pada dosis tinggi bersifat bakterisid. . Kloramfenikol efektif terhadap bakteri
aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri
aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis,
Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae,
Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.
) a. Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria.
) b. Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti
anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer,
neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis,
glositits, hemoglobinuria nocturnal.
6. Sefalosforin
Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat
sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama
melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
Sefalosforin terbagi atas :
a. Sefadroksil
Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba
masing-masng derrivat bervariasi.
efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi)
mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala, Dll
Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
b. Sefrozil
Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.
c. Sefotakzim
Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.
d. Sefuroksim
Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae.
e. Sefamandol
Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.
f. Sefpodoksim
Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya yang
kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.
4. Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram
negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas
aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya
sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
a. Amikasin
Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
b. Gentamisin
Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi
bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis
(bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria.
Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi
ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka
panjang.
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada
pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis
terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat
juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma.
c. Neomisin Sulfat
Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi
d. Netilmisin
Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.
6. Makrolid
Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama
dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai
alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi
saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena
kampilo bakteri.
a. Eritromisin
Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin
untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit
legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne
vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis.
b. Azitromisin
Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida
daerah genital tanpa kompliasi.
c. Klaritromisin
Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada
kulit dan jaringan lunak; terapi tambahan untuk eradikasi
helicobacter pylori pada tukak duodenum ( lihat bagian 1.1)
7. Polipeptida
Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan
gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino
bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari
jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya
aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan
gramisidin terhadap kuman Gram-positif.
Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-
active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel
bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus.
Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka
dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan
tetrasiklin.
Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral,
atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak
merata, ekskresinya lewat ginjal.
Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar.
Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseudomonas kini sangat berkurang
dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).
8. Golongan Antimikobakterium
Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman
mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya
rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
APA ITU RESISTENSI OBAT ?
Adalah penggunaan antibiotik pada tubuh manusia akan
menjadi tidak efektif ketika dikonsumsi tidak sesuai
aturan, dan akan menyebabkan virus menjadi kebal dan
sistem pertahanan tubuh menjadi melemah.

Tergantung keseriusan infeksi dan potensi antibiotik


yang diambil, waktu pemulihan dari seorang individu
bisa berkisar dari satu minggu untuk satu bulan.
Antibiotik membunuh bakteri yang hadir dalam tubuh
dan juga menghilangkan penyakit. Antibiotik
seharusnya hanya menargetkan bakteri hadir dalam
tubuh, dan bukan sel-sel tubuh. Oleh karena itu, mereka
juga disebut sebagai racun selekti
TERIMA KASIH
WASSALAM
PERTANYAAN
Kelompok 2
1. Apakah semua jenis fungi dan
mikroba bisa dibuat Antibiotik, kalau
bisa bakteri apa dan antibiotik apa?
. Kelompok 3
2. Kenapa penggunaan antibiotik pada
TBC terbatas?
Kelompok 4
3. Bagaimana mekanisme kerja antibiotik
secara lokal dari pertama masuk sampai
eksresi?
Kelompok 5
4. Golongan apa untuk menambah hewan
menjadi gemuk?
Kelompok 6
5. Kenapa orang yang meminum antibiotik
menyebabkan diare?
Kelompok 7
6. Mengapa obat streptomisin masih digunakan
sebagai obat TBC sedangkan toksisitasnya
tinggi?

You might also like