Professional Documents
Culture Documents
Anamnesis
Keluhan Utama : Batuk berdarah sejak + 1 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os mengeluh batuk berdahak sejak 5 bulan yang lalu, dahak
berwarna kuning dan kental, Os meminum obat komix namun tidak
ada perubahan. Kemudian sejak 1 bulan yang lalu batuk semakin parah
dan disertai dengan darah, darah yang keluar adalah darah segar yang
berwarna merah, sejak timbul batuk berdarah Os langsung dibawa ke
Rumah Sakit Umum Raden Mattaher selama 4 hari, lalu Os pulang
selama 2 hari dan batuk berdarahnya timbul lagi kemudian Os dirawat
lagi di RS selama 11 hari dan pulang lagi kerumah namun baru 5 hari
di rumah Os mengalami batuk darah lagi.
Keluhan lain yang dirasakan os adalah demam hilang timbul, disertai
menggigil dan berkeringat terutama saat malam hari. Sejak timbulnya
keluhan-keluhan tersebut nafsu makan os mulai agak menurun.
3 tahun yang lalu Os pernah mengeluh batuk berdahak dan di diagnosis
menderita TB paru, Os menjalani pengobatan selama 6 bulan dan
minum obat dengan teratur namun ketika pengobatan selesai Os tidak
memeriksakan dahaknya ke laboratorium karena Os merasa
keluhannya sudah hilang.
Riwayat Penyakit Dahulu
TB paru (+), Asma (-), Malaria (-), alergi obat (-)
Riwayat penyakit Keluarga
TB Paru (-), Hipertensi (-) DM (-), Asma (-), PJK (-), Malaria (-)
Riwayat Pekerjaan dan Sosial
Sehari-harinya os bekerja sebagai buruh, menurut Os tidak ada keluarga
dan orang sekitar yang menderita keluhan seperti Os
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 25x/menit teratur
Suhu : 36,90C
Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala : Normochepal
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut,
distribusi rata.
Pemeriksaan Mata
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor kanan-kiri, reflek cahaya ( + / + )
Palpebra : Tak tampak edema kanan-kiri, simetris
Gerakan bola mata : Simetris
Pemeriksaan Hidung
Bentuk : Normal , deviasi (-)
Nafas cuping hidung: tidak ada
Sekret : tidak terdapat sekret hidung
Pemeriksaan Mulut
Bibir : tidak sianosis, tidak kering
Lidah : tidak kotor, tepi tidak hiperemi
Pemeriksaan Telinga
Bentuk : Normal
Sekret : Tidak ada
Nyeri tekan mastoideus : tidak ada
Fungsional : pendengaran baik
Pemeriksaa Leher
JVP : normal (5-2 cm H2O)
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Kelenjar limfonodi : tidak membesar
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, letak di ICS 5
Palpasi : Thrill (-)
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I dan II regular , Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan-kiri, pergerakan dinding dada tidak
ada yang tertinggal.
Palpasi : NT (-), taktil fremitus kanan meningkat
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/), ronkhi (+/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar dan supel
Palpasi : NT (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Edema (-/-), akral hangat, sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin Pemeriksaan sputum BTA
WBC : 7,8 x 103/mm3 Sewaktu : +3
RBC : 4,61 x 106/mm3 Pagi : +3
HB : 12,3 g/dl
Diagnosis
HT : 37,4 % Hemoptisis ec. TB Paru
PLT : 404 x 103/mm3
PCT : 0,279 Penatalaksanaan
MCV : 81 IVFD RL 20 gtt/m
Inj. Ceftriaxone 1x1 gram
MCH : 26,7
Inj. Ranitidin 2x 1 amp
MCHC: 32,9 RHEZS 2x1 tab
RDW : 15,5
MPV : 6,9
PDW : 13,1
Follow Up
Tanggal Follow up Keterangan
30-10- S : Batuk berdahak (+), Batuk darah (+), sesak (+) WBC : 6,8
RDW : 14,6
MPV : 7,1
PDW : 14,2
31-10-2014 S : Sesak (+), Batuk berdahak (+), Batuk darah (+)
O : TD : 110/70 mmHg N : 94 x/i
RR : 25 x/i T : 36,5 C
Vesikuler (+/+) Ronkhi (+/-), Wheezing (-/-)
A : Hemoptisis ec. TB Paru
P : - IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Ceftriaxone 1x1 gram
- Inj. Ranitidin 2x 1 amp
- RHEZS 2 x 1 tab
- Vit. C 1 x 1 amp
1-11-2014 S : Sesak (+), Batuk darah (+) dan sudah berkurang, Batuk
berdahak (+)
O : TD : 100/70 mmHg N : 78 x/i
RR : 20 x/i T : 36,8 C
Vesikuler (+/+) Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
A : Hemoptisis ec. TB Paru
P: - IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Ceftriaxone 1x1 gram
- Inj. Ranitidin 2x 1 amp
- RHEZS 2 x 1 tab
- Vit. C 1 x 1 amp
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
HEMOPTISIS
Batuk darah atau hemoptisis : ekspektorasi darah akibat
perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan
yang keluar melalui saluran napas bawah laring.
Volume darah yang dibatukkan bervariasi dan dahak
bercampur darah dalam jumlah minimal hingga masif,
tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan.
Penyebab batuk darah sangat beragam antara lain :
Infeksi : tuberkulosis, staphylococcus, klebsiella, jamur, virus
Kelainan paru seperti bronchitis, bronkiektasis, emboli paru,
kistik fibrosis, emfisema bulosa
Neoplasma : kanker paru, adenoma bronchial, tumor metastasis
Kelainan hematologi : disfungsi trombosit, trombositopenia,
Kelainan jantung : mitral stenosis, endokarditis tricuspid
Kelainan pembuluh darah : hipertensi pulmoner, malformasi
arterivena, aneurisma aorta
Trauma : jejas toraks, ruptur bronkus, emboli lemak
Iatrogenik : akibat tindakan bronkoskopi, biopsi paru,
kateterisasi
Kelainan sistemik : systemic lupus erytematosus, vaskulitis
Obat / toksin : aspirin, antikoagulan, penisilamin,kokain
Lain-lain : endometriosis, bronkiolitiasis, fistula bronkopleura,
benda asing
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru atau yang biasa disebut TB paru adalah suatu
penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis (atau kadang-kadang oleh M. bovis dan africanum).
Gejala Klinis
Gejala Respiratorik
Batuk,
Batuk darah.
Sesak napas.
Nyeri dada.
Gejala Sistemik
Demam.
Malaise.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : pucatnya konjungtiva mata atau kulit pucat karena
anemia, suhu demam subfebril, badan kurus atau berat badan menurun.
Tempat kelainan lesi tuberkulosis paru yang paling dicurigai di bagian
apeks paru. Bila adanya infiltrat yang agak luas didapatkan perkusi
yang redup dan auskultasi suara napas bronkial.
Ditemukan suara napas tambahan berupa ronki basah, kasar,.
Bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napasnya menjadi
vesikular melemah, bila terjadi kavitas yang cukup besar, perkusi
memberikan suara hipersonor atau timpani
Bila tuberkulosis mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Paru
yang sakit akan terlihat tertinggal dalam pernapasan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Darah
Uji Tuberkulin (Mantoux Test)
Penegakan diagnosis
Pengobatan TB
Tujuan dari pengobatan TB paru:
Menyembuhkan pasien dan mengembalikan kualitas serta produktivitas hidup.
Mencegah kematian karena penyakit TB aktif atau efek lanjutnya.
Mencegah kekambuhan.
Mengurangi transimisi atau penularan kepada orang lain.
Mencegah terjadinya resistensi obat serta penularannya