You are on page 1of 34

Manajemen kasus 1

APENDISITIS AKUT
KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. RAR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 thn
Alamat : Karangsari
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
ANAMNESA

Keluhan Utama : Nyeri perut


Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut
bagian kanan bawah, pasien merasakan nyeri sejak 2 hari
SMRS, nyeri dirasakan terus menerus. Pada awalnya nyeri
berasal dari ulu hati yang kemudian menyebar ke seluruh perut.
Nyeri dirasakan saat sedang aktivitas. Nyeri dirasakan pasien
terutama saat bergerak atau berjalan, dan dirasakan berkurang
apabila pasien membungkuk. Keluhan disertai rasa mual,
muntah 3 kali per hari, disertai dengan demam pada pagi hari
sebelumnya, pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
Buang air kecil dan buang air besar dirasakan lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami sakit
seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata
Keadaan Umum : Kesakitan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 39,1C
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala-Leher
Kepala : normochepali, bentuk simetris.
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax-pulmo
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda inflamasi,
dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada
gerakan tertinggal, tidak ada retraksi dinding
dada.
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada krepitasi,
vocal fremitus normal.
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara pernapasan bronchial dan
vesikuler, tidak ada wheezing dan ronki.
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax-Cardiovascular
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak teraba massa, ictus cordis teraba
di di RIC V linea midclavicularis sinistra.
Perkusi : redup di bagian jantung, batas bawah
paru dan jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung I dan II regular, tidak
ada bising
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Inspeksi : bentuk dinding perut datar, tidak ada
sikatrik
Palpasi : nyeri tekan (+) nyeri lepas (+), Rovsing
sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+)
Perkusi : timpani dikeempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
STATUS LOKALIS

Regio abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi :
nyeri tekan titik Mc.Burney (+), nyeri lepas (+),
rovsing sign (+)
psoas sign (+)
obturator sign (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
HB 15,1 g/dl 11,7-15,5
LEUKOSIT 13,3 103/ul 3,6-11
HEMATOKRIT 47 % 35-47
ERITROSIT 5,5 106/ul 3.8-5,2
TROMBOSIT 216 103/ul 150-440
MCV 88 fL 80-100
MCH 28 Pg 26-34
MCHC 32 g/dL 32-36

DIFF COUNT
EOSINOFIL 1 % 1-3
BASOFIL 0 % 0-1
NETROFIL SEGMEN 84 % 50-70
LIMFOSIT 10 % 25-40
MONOSIT 5 % 2-8
DIAGNOSA BANDING
Apendisitis akut
Peritonitis akut

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
USG

DIAGNOSIS
Apendisitis akut
PENATALAKSANAAN :

KONSERVATIF
Non medika mentosa :
- Rawat inap
- Bed rest, posisi fowler
- Diet makanan lunak
Medikamentosa :
- inj. Ceftrixone 2x1 gram
- Inj. Ketolorak 3x1 amp (post operasi)
- Paracetamol 3x500 mg
Operatif (appendiktomi) keadaan sudah
membaik
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DEFENISI

Apendisitis Peradangan pada apendiks


vermiformis

Appendicitis kronis merupakan lanjutan


appendicitis akut supuratif sebagai proses radang
yang persisten akibat infeksi mikroorganisme
dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi
parsial terhadap lumen. Diagnosa dapat ditegakkan
jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut
kanan bawah lebih dari dua minggu.
EPIDEMIOLOGI

Insiden tertinggi pada umur 20-30 th


Insiden pada lelaki dan perempuan
umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-
30 th , insiden laki-laki lebih tinggi.
ANATOMI APENDIKS

organ berbentuk tabung,


berpangkal di sekum.
Lumennya sempit di
bagian proksimal dan
melebar di bagian distal
Pangkal apendiks terletak pada
titik Mcburney
Diukur dengan cara
pengukuran Monroe-Pichter,
membuat garis khayal dari SIAS
dekstra ke Umbilikus kemudian
dibagi 3.
Pangkal apendiks 1/3
lateraldari garis tersebut
VARIASI LOKALI APPENDIX VERMICULARIS
PERSARAFAN

Parasimpatis berasal dari


cabang n. Vagus
Simpatis N. Thorakalis X

VASKULARISASI

Perdarahan apendiks berasal dari


A. Apendikularis yg merupakan
arteri tanpa kolateral.
Jika arteri ini tersumbat
apendiks akan mengalami gangren
FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lendir yang normalnya dicurahkan dalam


lumen dan selanjutnyamengalir ke sekum
GALT yang menghasilkan imunoglobulin sekretoar ( IgA) dimana
imunoglobulin ini efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
KLASIFIKASI

Apendisitis Cataral Appendicitis


akut

(Supurative
Appendicitis
Apendisitis

Appendicitis Akut
Gangrenosa

Appendicitis
Perforasi
Apendisitis
Kronis
ETIOLOGI

Infeksi bakteri
Faktor pencetus :
- Sumbatan lumen apendik
- Hiperplasia GALT
- Fekalit
- Tumor apendiks
- Cacing askaris
PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Infiltrat apendikularis dimulai di mukosa


seluruh lapisan dinding apendiks (24-48 jam)
usaha pertahanan tubuh melalui
penutupan apendiks dengan omentum, usus
halus, atau adneksa terbentuk massa
periapendikular nekrosis jaringan berupa
abses perforata.
PATOSIOLOGI

Mukus yg diproduksi Peningkatan tek.


Obstruksi lumen
mukosa mengalami intralumen
bendungan

Terputusnya aliran darah Edema & ulserasi mukosa

Obs. Vena, edem bertambah, bakteri Peradangan peritoneum


menembus dinding

Apendisitis gangrenosa Aliran arteri terganggu


Gambaran Klinis

Manifestasi klinis apendisitis akut :


Tanda awal
nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai
mual dan anoreksi
Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda
rangsangan peritoneumlokal di titik McBurney
- nyeri tekan
- nyeri lepas
- defans muskuler
Manifestasi Klinis

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung


- nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
- nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri
dilepaskan (Blumberg)
- nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak
seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan.
DIAGNOSIS

Riwayat klasik apendisitis akut diikuti massa


yang nyeri di regio iliaka kanan dan demam
diagnosis pada massa atau abses apendikuler.
Diagnosis didukung pemeriksaan fisik maupun
penunjang.
PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
Auskultasi
PERKUSI
Palpasi
Pemeriksaan Colok Dubur
Tanda-Tanda Khusus
Psoas Sign
Rovsing Sign
Obturator Sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
DARAH
URIN
USG
BNO
BARIUM ENEMA
The Modified Alvarado Score Skor
Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut kanan bawah 1
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2

Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5 C 1
Pemeriksaan Leukositosis 2
Lab
Hitung jenis leukosit shift to the left 1

Total 10
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
DIAGNOSA BANDING
Gastroenteritis
Limfadenitis mesenterica
Peradangan pelvis
Kelainan ovulasi
Infeksi pelvis
Kehamilan Ektopik
Endometriosis eksterna
Kista ovarium terpuntir
Diverticulitis
Batu Ureter atau Batu Ginjal
Penatalaksanaan

Antibiotik Apendektomi

Analgetik (post
operasi)
PROGNOSIS

Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini


sebelum ruptur, dan diberi antibiotik yang
lebih baik.

You might also like