You are on page 1of 61

Analisis Neraca Air dan Pengelolaan Alokasi

Air pada Sumber Air

Surakarta, 18 Juli 2017

Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Analisis Neraca Air dan
Pengelolaan Alokasi Air pada Sumber Air

Mengapa perlu ada neraca


air dan alokasi air?
Ketersediaan Air
Kebutuhan Air
Neraca Air
Alokasi Air
Alokasi Air Strategis (jangka
panjang 20 tahun
mendatang)
Rencana Alokasi Air Tahunan
(RAAT), rencana setahun
Rencana Alokasi Air Rinci
(RAAR), hari, minggu, bulan
ini
Mengapa perlu ada
neraca air dan alokasi air?
Penduduk bertambah banyak, semakin makmur,
sedangkan jumlah air tetap
12.00

10.00
Debit (m3/s)

8.00

6.00

4.00

2.00

-
2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035
Kebutuhan Ketersediaan

Semakin lama, semakin rawan konflik akan air


(air semakin sulit berebut air)
Dasar Hukum Neraca Air dan Alokasi Air
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
UU 11/1974 tentang Pengairan
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber
Daya Air
Permen PUPR no 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai
Permen PUPR no 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan
Permen PUPR no 9/PRT/M/2015, tentang Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PUPR no 18/PRT/M/2015, tentang Iuran eksploitasi dan Pemeliharaan
Bangunan Pengairan
Permen PUPR no 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan
Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air
Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Informasi
Geospasial Juni 2012 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam Daerah
Surat Edaran Dirjen. SDA, No./04/SE/D/2012, tanggal 30 April 2012, Perihal
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air
Surat Edaran Bersama Menteri
Dalam Negeri dan Kepala Badan
Informasi Geospasial
Juni 2012
tentang Penyusunan Neraca
Sumber Daya Alam Daerah
(NSDAD):

Neraca Sumber Daya Mineral


Neraca Sumber Daya Hutan
Neraca Sumber Daya Lahan
Neraca Sumber Daya Air

di tingkat
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Permasalahan air
Too much banjir
Too dirty pencemaran
Too little kekurangan air
Air perlu diatur agar sesuai dengan
Waktu
Ruang
jumlah dan
mutu
Warung Jamu
Ketersediaan air
Satuan ketersediaan air?
m3/s, milyar m3/tahun, milimeter/hari,
Dimana?
di bendung, pos duga air, di waduk
di WS, Di DAS
di provinsi, di kabupaten?
Bilamana?
Suatu waktu tertentu
Debit di Pos Duga Air S. Biyonga di Kayu Bulan,10 Agustus 2015
Secara umum (1 angka saja)
Rata-rata, Q80%, Q90%, Q95%, minimum
Bulanan (12 angka)
Rata-rata, Q80%, Q90%, Q95%, minimum
Konsistensi data
Debit bulanan (m3/dt)
3.5

3.0

2.5
Debit (m3 /dt)

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000

Debit harian rata-rata


400

350

300

250
Debit m3/dt

200

150

100

50

0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Grafik Seri Debit Bulanan Sungai Bengawan Solo di Napel

Debit Bulanan (m3/st)


1600

1400

1200
Besar Aliran (m3/s)

1000

800

600

400

200

0
1971 1978 1985 1992 1999
Karakteristik Bulanan Debit Sungai Bengawan Solo di Napel

Debit Bulanan Rata-rata (m3/s)

1600

1400

1200
Besar Aliran (m3/s)

1000

800

600

400

200

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Rata-rata Max Q80% Q90% Min


Kurva Durasi Aliran Sungai Bengawan Solo di Napel

Lengkung Lama Aliran (m3/s)


1600

1400

1200
Besar Aliran (m3/s)

1000

800

600

400

200

0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Perhitungan Ketersediaan Air
Analisis
Potensi

Tersedia data debit


Tidak Tersedia Data Hujan Tidak Analisa Regional
> 10 tahun

Ya Ya

Data Debit diurut dari Tersedia Data Debit Tersedia Data


Tidak T
B ke K < 5 tahun Meteorologi

Ya
Ya

Hitung Frekwensi (Dist.) Pemilihan Model R - R


Pemilihan
Model R - R

Kalibrasi Model
Plot Hubungan Frekwensi
Vs Debit Generating Data Debit
Sinthetis
Generating Data Debit
Sinthetis
Perhitungan
Potensi Aliran
Metode Regional

Jika sama sekali tidak ada data, gunakan Metode Regional


1. Berbanding luas, atau dari tebal aliran mm/hari
2. Disesuaikan dengan hujan tahunan
3. Model hujan-aliran dengan parameter yang sama

A Bendung XX
- Luas CA : 200 ha
2000 mm
B
M 1
Bendung XX
Bendung Molalahu
Bendung YY
1800 mm C - Luas CA : 750 ha
Rencana lokasi
Bendung L
Koto Panjang

PDA Koto Panjang


Koto Panjang
N O
Koto Panjang
Bendung P
Bendung AloYY
2

1600 mm
Koto Panjang
Koto Panjang
1600 mm
Koto Panjang

DAS L. LOMAYA
Koto Panjang 4 Bendung Pohu CA : 350 km2
Koto Koto Panjang 9 Be
Koto Koto Panjang

Bendung Huludupitango
6
Keandalan Penyediaan Sumber Daya Air

Keandalan menurut satuan waktu


Rt = n/N x 100%
n adalah jumlah waktu kebutuhan air terpenuhi
N adalah jumlah seluruh waktu
Keandalan menurut volume = Faktor-K
Rv = v/V x 100%
v adalah volume penyediaan air; dan
V adalah volume air yang dibutuhkan
Jika keandalan sistem adalah R, maka resiko kegagalan (F)
F=1R
Apakah irigasi boleh mengalami kegagalan penyediaan air?
Kriteria Keandalan Penyediaan Sumber Daya Air

Persyaratan keandalan
Irigasi: 80%
Air baku 90%
Aliran pemeliharaan sungai 95 %
Bagaimana meningkatkan keandalan?
Tampungan / waduk / embung
Suplesi dari sungai lain / inter-basin-transfer
Pelestarian daerah tangkapan air
Menghitung debit andalan Q80%, Q90% dan Q95%

Cara Plotting Position Weibul (dianjurkan)


Urutkan data dari yang besar ke kecil
Beri urutan r dari 1 sampai dengan N
Probabilitas urutan ke r adalah r/(N+1)
Interpolasi untuk mendapatkan probabilitas 80%, 90% dan 95%
Cara statistik (asumsi distribusi Normal)
Hitung rata-rata xrata dan simpangan baku stdev
Q80% = xrata - 0,84 * stdev
Q90% = xrata 1,28 * stdev
Q95% = xrata - 1,64 * stdev
Cara percentile
Menggunakan fungsi Ms-Excel PERCENTILE
Q80% = PERCENTILE(range, 0.2)
Q90% = PERCENTILE(range, 0.1)
Q95% = PERCENTILE(range,0.05)
Kebutuhan Air
Kebutuhan pokok sehari-hari
Irigasi
Perkotaan Penggunaan
air
Industri
Ternak
Penggunaan Pengambilan
Perikanan di tempat air

Energi
Transportasi Pengambilan
Pengambilan
non-
konsumtif
konsumtif
Wisata
Aliran pemeliharaan sungai
Perhitungan kebutuhan air rumah-
tangga, perkotaan dan industri
Dasar: Pedoman Perencanaan SDA WS (2004)
Kriteria:
Kebutuhan 150 l/orang/hari (kota > 1 juta penduduk)
Kebutuhan 120 l/orang/hari (kota kecil)
80 l/orang/hari (pedesaan)
RPP-HGA: Kebutuhan pokok sehari-hari minimal 60
liter/orang/hari
Masukan:
Jumlah penduduk di dalam Wilayah Sungai
Data yang ada penduduk di Provinsi dan Kabupaten/Kota
Perlu di overlay, Kabupaten mana yang masuk ke WS
Perhitungan kebutuhan air
industri

Pada kawasan industri


Bergantung pada
jenis industri
Jumlah pekerja (mencerminkan skala besarnya
industri pada jenis industri tertentu)
Jika tidak ada informasi mengenai jenis
industri, bisa digunakan perkiraan 1 liter/s/ha
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Dasar: Pedoman Perencanaan Irigasi KP01


Cara menghitung:
Dengan template Excel
Masukan:
Luas Daerah Irigasi
Pola dan jadwal tanam
Hujan efektif, perkolasi (dari jenis tanah)
Sistem golongan
Efisiensi saluran irigasi
Perhitungan kebutuhan air
untuk ternak
Dasar: FIDEP (1993)
Kriteria:
Ternak besar 40 l/ekor/hari
Ternak kecil 5 l/ekor/hari
Unggas 0,6 l/ekor/hari
Masukan:
Jumlah ternak besar: sapi kerbau, kuda
Jumlah ternak kecil: kambing, babi
Jumlah unggas: ayam, itik
Perhitungan kebutuhan air
perikanan

Dasar FIDEP (1993)


Kriteria
7 mm/hari/ha
Masukan: Luas kolam dan tambak ikan
Aliran pemeliharaan sungai

PP 38/2011 tentang sungai


Perlindungan aliran pemeliharaan sungai ditujukan
untuk menjaga ekosistem sungai, mulai dari hulu
sampai muara sungai.
Dilakukan dengan mengendalikan ketersediaan debit
andalan 95%
Dalam hal debit andalan 95% tidak tercapai, pengelola
sumber daya air harus mengendalikan pemakaian air di
hulu
Dengan berfluktuasinya Q95% dalam setahun, maka
untuk setiap bulan, gunakan Q95% pada periode bulan
(atau tengah-bulanan atau 10-harian) tersebut
Neraca air berdasarkan
Surat Edaran Dirjen SDA 2012
Form A01 Rincian Penggunaan Air
Inventarisasi semua penggunaan air
Dengan dan tanpa SIPA
Form A02 Rencana Neraca Air
Ketersediaan air (debit andalan)
Kebutuhan air
Rumah tangga, kota dan industri (RKI)
Irigasi
Perikanan
Pemeliharaan sungai
Neraca air = ketersediaan - kebutuhan
Formulir A-01 Rincian Penggunaan Air

FORMULIR A-01
RINCIAN PENGGUNAAN AIR
Nama Pengelola SDA Wilayah Sungai : .
CONTOH
Wilayah Sungai, Kode Wil. Sungai : ..
Penggunaan Air SIPA
No. Kategori / Nama Pengguna Prop. / Kec. / SIPA Aktual Dikeluarkan KET.
Sungai Koordinat 3
No. Ijin Tahun
Kab. Desa (L/dt) (L/dt) m /th Oleh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

I. IRIGASI
a. DI. CISADANE Cisadane 7o 34' 55" Banten - - 21290 - - - - -

II. NON IRIGASI


a. Domestik/Municipal
1. PT. CIPUTRA DEVELOPMENT II Cisadane 7o 31' 05" Banten - 20 20 622.08 693.7/033/PU-Kadis 2004 PU-Kadis -
o
2. PT. TAMARA GREEN GARDEN Cisadane 7 29' 15" Banten - 20 10 311.04 693.7/SK.19.1/DPU 2007 DPU -

b. Industri
1. PT. UNIPA DAYA Cisadane 7o 12' 25" Banten - 30 25 777.6 693.7/SK.35.1.2/DPU 2007 DPU -

c. Perikanan - - - - - - - - - -

d. Pemeliharaan sungai Cisadane - Banten - - 1500 - - - - -


Contoh Form A02
Bendung Manganti di Sungai Citanduy
RENCANA NERACA AIR
BBWS Citanduy

Sungai Citanduy di Bendung Manganti Periode : 2013


3
Nama Bulan (m /s) Rata-rata
No. Kondisi Keterangan
DAS / DP Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Tahunan

1 Citanduy a. Ketersediaan Air


Prakiraan (Q andalan 80%) Bendung Manganti 72.7 143.8 161.0 170.0 153.2 127.5 92.3 46.5 30.1 44.9 65.4 54.7 96.8

b. Kebutuhan Air
Rencana kebutuhan air 62.6 62.6 60.7 58.3 58.3 58.3 46.9 41.3 31.8 31.8 49.4 62.6 52.0
Rencana kebutuhan air tanpa aliran pemeliharaan 44.4 44.4 42.6 40.1 40.1 40.1 28.7 23.1 13.6 13.6 31.2 44.4 33.9

Rincian Keb. Air


1 PDAM 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39

2 Irigasi
Luas (ha) dan liter/s/ha 26,406 1.67 1.67 1.60 1.50 1.50 1.50 1.07 0.86 0.50 0.50 1.17 1.67
Keb. Air Tanaman (m3/s) 44.01 44.01 42.16 39.70 39.70 39.70 28.34 22.71 13.20 13.20 30.81 44.01 33.46

3 Perikanan
Rencana keb. air perikanan - - - - - - - - - - - - -

4 Pemeliharaan sungai
Rencana keb. air pemeliharaan sungai 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20 18.20

Neraca Air ( NA ) 10.12 81.19 100.30 111.68 94.91 69.19 45.37 5.25 -1.74 13.16 15.98 -7.89 44.79
Status ( NA ) S S S S S S S S D S S D S
Contoh Form A02
Bendung Manganti di Sungai Citanduy

180.0
160.0
140.0
120.0
100.0
m3/s

80.0
60.0
40.0
20.0
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Ketersediaan Air Q80% 72.7 143.8 161.0 170.0 153.2 127.5 92.3 46.5 30.1 44.9 65.4 54.7
Kebutuhan Air 62.6 62.6 60.7 58.3 58.3 58.3 46.9 41.3 31.8 31.8 49.4 62.6
Kebutuhan Air Konsumtif 44.4 44.4 42.6 40.1 40.1 40.1 28.7 23.1 13.6 13.6 31.2 44.4
Neraca Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Alokasi Air dan Penyediaan Air
Pengalokasian air: proses pejatahan volume
total air yang tersedia dalam area pengelolaan
air untuk berbagai jenis penggunaan menurut
tempat dan waktu penggunaan
Penyediaan air: pemenuhan volume air per
satuan waktu untuk memenuhi kebutuhan air
dan daya air serta memenuhi berbagai
keperluan sesuai dengan kualitas dan
kuantitas
Prinsip
PrinsipAlokasi Air
Alokasi Air
Keadilan; yaitu mengalokasikan air dengan adil dan proporsional di
antara kelompok jenis penggunaan, keadilan antar wilayah
administrasi, serta keadilan antara daerah hulu dan hilir.
Perlindungan lingkungan; yaitu mengalokasikan sejumlah air tawar
untuk kebutuhan ekosistem dan termasuk untuk mengakomodasi
kebutuhan sedimen transport, resapan air tanah, penguraian
limbah dan kelestarian ekosistem di muara.
Prioritas pembangunan; mengalokasikan air untuk mendukung
kebutuhan pembangunan ekonomi dan sosial, diantaranya untuk
mendukung prioritas strategis dan melindungi dependensi
kebutuhan yang sudah ada.
Keseimbangan antara pasokan dan permintaan air; yaitu
menyeimbangkan pasokan air dengan tuntutan kebutuhan yang
bersifat dinamis, khususnya untuk mengelola variabilitas pasokan
alami air, dan untuk menghindari atau mencegah seringnya terjadi
defisit air yang tak terduga.
Mempromosikan efisiensi penggunaan air; yaitu mempromosikan
secara terus menerus kepada para pengguna air agar mereka
tergerak dan mampu berprakarsa melakukan efisiensi dalam
penggunaan air
Prioritas Alokasi Air

Mengutamakan alokasi air untuk pemenuhan


kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi
pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah
ada;
menjaga kelangsungan alokasi air untuk pemakai
air lain yang sudah ada; dan
memperhatikan alokasi air untuk pemenuhan
kebutuhan pokok sehari-hari bagi penduduk yang
berdomisili di dekat sumber air dan/atau sekitar
jaringan pembawa air.
Penetapan Prioritas Alokasi Sumber Daya Air

Penetapan urutan prioritas alokasi sumber daya air


pada setiap wilayah sungai dilakukan oleh Menteri,
gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya dengan
memperhatikan pertimbangan wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan
Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya
air tidak atau belum terbentuk, pertimbangan
diberikan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber
daya air provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya
Urutan prioritas alokasi sumber daya air ditetapkan
untuk jangka waktu setiap 5 (lima) tahun dan dapat
ditinjau kembali setelah 3 (tiga) tahun.
Contoh alokasi air di Bendung

Prioritas pada air yang dibelokkan (diverted)


Hilir sungai hanya mendapat sisanya
Hanya dapat digunakan pada pengambilan air untuk kebutuhan
pokok sehari-hari
Hanya pada bendung yang dibagian hilir tidak dimanfaatkan lagi
Proporsi yang konstan berdasarkan air yang tersedia
misalnya air yang dibelokkan mendapat 60% dari air yang
tersedia
dapat dilakukan antar pengguna air yang sama, misalnya irigasi
Proporsional dengan air yang dibutuhkan untuk
pengguna air dengan prioritas yang sama
Faktor k = penyediaan / kebutuhan yang sama untuk
pengguna air dengan prioritas yang sama
paling adil
memerlukan perhitungan kebutuhan air di hilir bendung
alokasi = (kebutuhan/(jumlah kebutuhan)) * air yang tersedia
Kaitan antara Pola, Rencana PSDA, Rencana
Alokasi Air Tahunan, Rencana Alokasi Air Rinci
Pola, RAAT dan RAAR
Jenis Alokasi Air Pola*) Alokasi Air Tahunan**) Alokasi Air Rinci**)
Nama lain Strategic Plan RTTG/RAAG RAAD, Real-time
Kurun waktu 5 s/d 20 tahun Setahun 10/15 hari/1 bulan
Lingkup wilayah Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan data debit saat ini,
Q80% di masing-masing titik
diperkirakan debit yang akan
Ketersediaan Air Global dalam WS pengambilan per periode selama
terjadi untuk periode yad
satu tahun
(10/15 hari/1 bln mendatang)

- Irigasi disetiap Daerah Irigasi,


- Irigasi disetiap Daerah Irigasi
- RKI (rumah tangga, kota,
industri) - RKI
Kebutuhan Air Global dalam WS
- kebutuhan air lainnya - Kebutuhan air lainnya untuk
periode yad
per periode selama satu tahun

Upaya pemenuhan kebutuhan - Penetapan rencana tata tanam


air dari masing-masing DI (Jadwal, Pelaksanaan alokasi air
berdasarkan hasil simulasi
- fisik melalui pembangunan waduk tanam, Jenis dan luas
Sasaran Alokasi Air tanaman) untuk periode tahun perhitungan ketersediaan
- nonfisik dengan melakukan dan kebutuhan air pada saat
pengaturan pola tanam, mendatang
ini
instrument hemat air, dll - Penetapan RAAT

Software yang
DSS-Ribasim Ms-Excel Ms-Excel atau WRMM
sering digunakan
Alokasi Air Strategis
Pada Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air
Penyediaan air untuk kurun waktu 5, 10, 15
dan 20 tahun mendatang
Merencanakan upaya penyediaan air
Fisik: bendung, bendungan, saluran, pompa
Non-fisik: pengaturan pola tanam, real-time
operasi waduk dan bendung, instrumen hemat air
Penyediaan air 2008-2028 pada
Pola PSDA WS Progo-Opak-Serang

Sumber: Pola PSDA WS-POS


Alokasi air DAS Citarum dengan DSS-Ribasim
Manfaat waduk Matenggeng terhadap
pemenuhan kebutuhan air DI Rawa Onom
1.80

1.60

1.40

1.20

1.00
m3/s

0.80

0.60

0.40

0.20

-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Kebutuhan 1.58 1.58 1.51 1.42 1.42 1.42 1.02 0.81 0.47 0.47 1.10 1.58
Tanpa waduk 1.58 1.58 1.51 1.42 1.42 1.42 1.02 0.77 0.37 0.31 0.90 1.54
Matenggeng 1.58 1.58 1.51 1.42 1.42 1.42 1.02 0.81 0.47 0.47 1.11 1.58
Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT)
Dikenal dengan nama
Rencana Tata Tanam Global (RTTG), sejak 1980 an,
hanya menyangkut irigasi
Rencana Alokasi Air Global (RAAG), memperluas RTTG
dengan pengguna air bersih, perkotaan, industri, dan
lainnya, mulai JIWMP BWRM tahun 1990
Menggunakan asumsi debit andalan Q80% untuk
setiap tengah bulan
Berarti probabilitas terlampaui 80%, debit yang relatif
kecil
PJT 1 menggunakan Q65%, debit yang lebih besar,
dengan kemungkinan terpenuhi yang lebih kecil
Model alokasi air dengan Ms-Excel
18.16 m3/s

Industri
0.513 m3/s 512.931

PDAM Ciamis
0.259 m3/s 345.349

S. Cimuntur

PDAM Kota Banjar


S. Citanduy

0.12 m3/s

55.47 m3/s
Bd Pataruman
0.95
DI Lakbok Utara 54.53 m3/s DI Rawa Onom
6,219 ha 947 ha
0.95 m3/s 35.83 m3/s
100.00% faktor k 71% faktor k
25.46
S. Cijolang Bd Bantarheulang

0 m3/s 26.58 m3/s


1.12
DI Panulisan
567 ha
1.58 m3/s
S. Cilaca 71% faktor k
Alokasi air tahunan di bendung Pataruman

100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
m3/s

50.00
40.00
30.00
20.00
Bendung Pataruman
10.00
6,219 ha -
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
I Lakbok Utara Ketersediaan Air Q80% 35.19 82.10 88.97 93.57 84.35 73.58 51.94 28.37 21.93 20.48 12.14 30.23
S. Citanduy

6,219 ha Kebutuhan Air 11.44 11.44 11.01 10.42 10.42 10.42 7.75 6.42 4.18 4.18 8.33 11.44
1 liter/s Kebutuhan Air Konsumtif 10.37 10.37 9.93 9.35 9.35 9.35 6.68 5.35 3.11 3.11 7.26 10.37
6.22 m3/s
Form A02 Bendung Pataruman

ungai Citanduy di Bendung Pataruman


Nama Bulan (m3/s) Rata-rata
No. Kondisi
DAS / DP Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Tahunan

1 Citanduy a. Ketersediaan Air


Prakiraan (Q andalan 80%) Bendung Pataruman 35.19 82.10 88.97 93.57 84.35 73.58 51.94 28.37 21.93 20.48 12.14 30.23 51.90

b. Kebutuhan Air
Rencana kebutuhan air 11.44 11.44 11.01 10.42 10.42 10.42 7.75 6.42 4.18 4.18 8.33 11.44 8.96
Rencana kebutuhan air tanpa aliran pemeliharaan 10.37 10.37 9.93 9.35 9.35 9.35 6.68 5.35 3.11 3.11 7.26 10.37 7.88

Rincian Keb. Air


1 PDAM - - - - - - - - - - - - - -

2 Irigasi
Luas (ha) dan liter/s/ha 6,219 1.67 1.67 1.60 1.50 1.50 1.50 1.07 0.86 0.50 0.50 1.17 1.67
Keb. Air Tanaman (m3/s) 10.37 10.37 9.93 9.35 9.35 9.35 6.68 5.35 3.11 3.11 7.26 10.37 7.88

3 Perikanan
Rencana keb. air perikanan - - - - - - - - - - - - -

4 Pemeliharaan sungai
Rencana keb. air pemeliharaan sungai 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08

Neraca Air ( NA ) 23.75 70.66 77.97 83.15 73.93 63.16 44.19 21.95 17.74 16.30 3.81 18.79 42.95
Status ( NA ) S S S S S S S S S S S S S
Form A01 Rincian Penggunaan Air
Skematisasi Sistem Tata Air
Form A02 Rencana Neraca Air
RENCANA NERACA AIR TENGAH BULANAN, TAHUN 2014/2015 FORMULIR A-02
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA
DAS : SERANG - LUSI
B U L A N
URAIAN SEP OKT NOP DES JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS KETERANGAN
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
SUNGAI - LOKASI : S. SERANG - WADUK KEDUNG OMBO
Rencana Elevasi waduk (m) 87.00 84.94 83.00 80.63 78.52 76.62 77.86 79.08 80.90 82.63 83.91 85.10 85.92 86.76 87.14 87.72 87.64 87.55 87.24 86.92 86.98 87.04 87.02 87.00
Rencana debit outflow (m3/dt) 24.00 50.00 60.00 60.00 60.00 50.00 8.00 8.00 4.43 4.43 5.36 5.36 7.85 7.80 15.50 8.00 13.00 13.20 15.28 15.28 1.50 1.50 1.00 1.00
PLTA(22,5 MW) 24.00 50.00 60.00 60.00 60.00 50.00 8.00 8.00 0.00 0.00 5.36 5.36 7.85 7.80 15.50 8.00 13.00 13.20 15.28 15.28 0.00 0.00 0.00 0.00
SUNGAI - LOKASI : S. SERANG - BD. SIDOREJO

KETERSEDIAAN AIR : 18.88 31.9 64.2 63.8 45.8 35.7 21.7 9.63 5.64 5.71 3.05 2.72 6.96 8.69 10.6 38.6 47.7 39.4 18.6 11.9 11.4 2.60 0.27 3.79

RENCANA KEBUTUHAN AIR :


Kebutuhan konsumtif
1. Irigasi (6.038 Ha) - - - 2.41 7.13 8.57 6.87 6.04 6.04 6.04 4.49 3.64 6.39 7.84 6.63 6.04 6.04 6.04 4.49 1.96 - - - -
2. Suplesi Bendung Lanang (1900 Ha) 1.48 2.97 2.43 1.90 1.90 1.90 1.90 0.95 1.33 2.66 2.28 1.90 1.90 1.90 1.90 0.95 0.30 0.59 0.59 0.59 - - - -
3. PDAM Kab. Grobogan
a. Intake PDAM Ds.Sugihan, 150 l/dt.
0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
(ditingkatkan menjadi 250 l/dt.)
b. Intake PDAM Ds. Pilangpayung, 10 l/dt. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
c. PDAM Kab.Grobogan, Ds.Sobo, (10 l/dt.) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
4. PAM CV.Pola Utama Kota Semarang
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
(air minum 50 l/dt.)

Kebutuhan non konsumtif


5. PLTA Sidorejo (1,40 MW) 17.08 24.00 24.00 24.00 24.00 24.00 12.63 - - - - - - - - 24.00 24.00 24.00 13.15 9.01 11.09 - - -

Jumlah kebutuhan
Debit air konsumtif 45.0 65.8 64.1 72.7 85.8 90.5 58.8 24.6 25.2 30.4 22.7 18.7 28.3 33.9 29.1 79.1 76.9 80.6 47.9 30.0 26.4 1.0 0.9 1.0
Debit air non konsumtif 17.1 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 12.6 - - - - - - - - 24.0 24.0 24.0 13.2 9.0 11.1 - - -
Total Kebutuhan 62.1 89.8 88.1 96.7 109.8 114.5 71.5 24.6 25.2 30.4 22.7 18.7 28.3 33.9 29.1 103.1 100.9 104.6 61.1 39.0 37.5 1.0 0.9 1.0

NERACA AIR (NA) - 43.23 - 57.91 - 23.91 - 32.91 - 64.01 - 78.85 - 49.75 - 14.97 - 19.59 - 24.67 - 19.61 - 15.98 - 21.30 - 25.21 - 18.47 - 64.50 - 53.24 - 65.22 - 42.50 - 27.16 - 26.08 1.63 - 0.67 2.82
Status NA D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D S D S
SUNGAI - LOKASI : S. SERANG - BD. SEDADI

KETERSEDIAAN AIR : 23.72 19.48 58.76 57.79 40.08 34.43 26.92 26.85 23.38 19.16 17.33 19.17 20.13 21.50 30.08 31.52 40.54 33.20 22.16 17.67 14.09 5.69 0.14 3.07
RENCANA KEBUTUHAN AIR :
Kebutuhan konsumtif
1. Irigasi (16.055 Ha) 8.59 21.13 21.20 17.48 16.06 16.06 16.06 10.56 10.23 18.93 20.28 17.07 16.06 16.06 16.06 10.56 4.25 4.23 5.02 5.02 0.00 0.00 0.00 0.00
2. Pompanisasi (1500 Ha) 0 1.172 2.344 1.922 1.5 1.5 1.5 1.5 0.75 1.05 2.1 1.8 1.5 1.5 1.5 1.5 0.75 0.234 0.469 0.469 0 0 0 0
3. PDAM - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Kebutuhan non konsumtif
4. PLTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah kebutuhan
Debit air konsumtif 8.59 22.30 23.54 19.40 17.56 17.56 17.56 12.06 10.98 19.98 22.38 18.87 17.56 17.56 17.56 12.06 5.00 4.46 5.49 5.49 0.00 0.00 0.00 0.00
Debit air non konsumtif - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Total Kebutuhan 8.59 22.30 23.54 19.40 17.56 17.56 17.56 12.06 10.98 19.98 22.38 18.87 17.56 17.56 17.56 12.06 5.00 4.46 5.49 5.49 0.00 0.00 0.00 0.00
NERACA AIR (NA) 15.13 -2.82 35.22 38.39 22.52 16.87 9.37 14.79 12.40 -0.83 -5.05 0.30 2.58 3.94 12.53 19.46 35.54 28.74 16.67 12.18 14.09 5.69 0.14 3.07
Status NA S D S S S S S S S D D S S S S S S S S S S S S S
Form A02A Rencana Alokasi Air Tahunan

RENCANA ALOKASI AIR TAHUNAN (RAAT) TAHUN 2014/2015


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA
DAS : SERANG - LUSI
BULAN
URAIAN SEP OKT NOP DES JAN PEB MAR APR
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
SUNGAI - LOKASI : S. SERANG - WADUK KEDUNG OMBO
Rencana Elevasi waduk (m) 87.00 84.94 83.00 80.63 78.52 76.62 77.86 79.08 80.90 82.63 83.91 85.10 85.92 86.76 87.14 87.72
Rencana debit outflow (m3/dt) 24.00 50.00 60.00 60.00 60.00 50.00 8.00 8.00 4.43 4.43 5.36 5.36 7.85 7.80 15.50 8.00
PLTA(22,5 MW) 24.00 50.00 60.00 60.00 60.00 50.00 8.00 8.00 0.00 0.00 5.36 5.36 7.85 7.80 15.50 8.00
SUNGAI - LOKASI : S. SERANG - BD. SIDOREJO

KETERSEDIAAN AIR : 18.88 31.92 64.16 63.82 45.80 35.69 21.72 9.63 5.64 5.71 3.05 2.72 6.96 8.69 10.58 38.58

RENCANA ALOKASI Air

1. DI. Sidorejo, 6.038 ha 0.00 0.00 0.00 2.41 7.13 8.57 6.87 6.04 6.04 6.04 4.49 3.64 6.39 7.84 6.63 6.04
Kapasitas saluran (m3/dt) 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50
Faktor 'k' (Model Alokasi Air) 1.00 0.64 0.81 0.70 0.82 0.82 0.78 1.00 0.75 0.59 0.53 0.57 0.65 0.77 1.00 1.00
Alokasi Air (m3/dt) 0.00 0.00 0.00 1.69 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 1.80 1.60 3.50 3.50 3.50 3.50

2. Suplesi Bendung Lanang (1900 Ha) 1.48 2.97 2.43 1.90 1.90 1.90 1.90 1.50 1.33 2.66 2.28 1.80 1.90 1.90 1.90 0.95
Kapasitas saluran (m3/dt) 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Faktor 'k' (Model Alokasi Air) 1.00 0.64 0.81 0.70 0.82 0.82 0.78 1.00 0.75 0.59 0.53 0.57 0.65 0.77 1.00 1.00
Alokasi Air (m3/dt) 1.48 1.50 1.50 1.33 1.50 1.50 1.48 1.50 1.00 1.50 1.21 1.03 1.24 1.46 1.50 0.95
Form A02B Rencana Alokasi Air Tahunan dalam Skema
Rencana Alokasi Air Rinci (RAAR)

Disebut juga sebagai Rencana Alokasi Air Detil


(RAAD), alokasi air tepat-waktu, real-time
Waktu: sekarang sampai dengan 15 hari
mendatang
Berdasarkan
Jumlah air yang tersedia saat ini
Perkiraan air tersedia s/d 15 hari mendatang
Kebutuhan air saat ini dan s/d 15 hari mendatang
bagaimana mengalokasikan air yang ada?
Secara adil, efisien dan berkelanjutan
Form A03 Realisasi Alokasi Air
FORMULIR A-03
REALISASI ALOKASI AIR PADA LOKASI PENGAMBILAN
Periode : Bulan April 2015

DAS : SERANG - LUSI


Dekade Debit Deviasi thd
No /Setengah (m 3/det) Rencana*) KETERANGAN
Bulanan RAAT RAAR
3
(m /det) (%)

1 Waduk Kedung Omboo 2


PLTA 8.00 43.33 35.33 442

2 Bendung Sidorejo 2
Irigasi 4.45 3.00 -1.45 -33
PDAM 0.32 0.32 0.00 0
PLTA 24.00 21.66 -2.34 -10

3 Bendung Sedadi 2
Irigasi 10.56 14.78 4.22 40
Pompanisasi 1.50 1.50 0.00 0

4 Bendung Klambu 2
Klambu Kiri 14.05 15.35 1.30 9
Klambu Kanan 7.16 4.16 -3.00 -42
Klambu Wilalung 4.38 2.28 -2.09 -48
PDAM (Klambu Kudu + Grobogan) 1.50 1.33 -0.17 -11
PLTA 24.00 24.00 0.00 0

Ket :
*) Deviasi dari pola yang telah disepakati dalam rapat koordinasi dalam wadah koordinasi SDA
Form A09 Rencana dan Realisasi RAAR
RENCANA DAN REALISASI ALOKASI AIR (RAAR)
SKEMA MODEL RENCANA ALOKASI AIR SISTEM IRIGASI KEDUNGOMBO
(MT 2014/2015 sd Apr-2)
PER MT. I / bulan OKTOBER- I, 2014.
BBWS PEMALI JUANA TAHUN NORMAL
LAUT JAWA

Ds.Kudu
1,25 PDAM Se marang 40
1,25 1,25 m/det DI.KLAMB U WIL
7.872 ha
Ds. Waru
30
0,05 PDAM De mak 0,000 0,00 5,431 m/det

Debit (m3/dt)
0,05 0,05 m/det 6,771 m/det
1,30 1,30 Ds.Brambang 20 0,80 faktor k
0,10 PDAM De mak 5,431
0,10 0,10 m/det 6,771
1,40 1,40 Ds.Gubug 10
0,05 PDAM Grobogan Bendung Klambu
0,05 0,05 m/det
B d. Klambu
0 DI.KLAMB U KA

Ags 1
Ags 2
Okt 1
Okt 2

Apr 1
Apr 2
Mar 2
Mar 1
Nop 1

Mei 1
Nop 2

Mei 2

Jun 2
Jun 1
Sep 2
Sep 1

Jul 1
Jul 2
Des 2
Des 1

Jan 1
Jan 2
Peb 1
Peb 2
DI.KLAMB U KI 10.354 ha
20.646 ha 22,90 8,97 8,97 m/det
22,90 m/det 28,55 11,18 11,18 m/det
1,45 1,45 28,55 m/det 0,80 Keb. Irigasi
faktor k Q PDAM Q irrigasi (aktual)
20 0,80 faktor k 38,75 47,95
0,00 Add.flow
PLTA 1,17 MW 0,00 Se dadi -Klambu
15 0,00 m/det S. Lusi 0,00 m/det
Debit (m3/dt)

1,45 38,75 47,95


Airbaku Kladu 1,45 Fre e intake airbaku 0,05 PDAM Grobogan
10
1,45 m/det Ds Pe nawangan 0,05 0,05 m/det
38,80 48,00
5 POMPANISASI B d. Se dadi
Bendung Sedadi
1.500 ha 17,80
1,90 m/det 1,90 22,00 DI.SEDADI
0 2,34 m/det 2,34 56,60 70,00 6 16.055 ha
Ags 2
Ags 1
Okt 1
Okt 2

Apr 1
Apr 2
Mar 1
Mar 2

Mei 1
Mei 2
Jun 1
Jun 2
Sep 1
Sep 2

Nop 1
Nop 2

Jul 1
Jul 2
Des 1
Des 2
Jan 1

Peb 2
Jan 2
Peb 1

0,81 faktor k 17,80 m/det


22,00 m/det
5
Add.flow 58,50 72,34 0,81 faktor k
Sidore jo-Se dadi

Debit (m3/dt)
Keb. Irigasi Q irigasi (aktual) 4
0,00 m/det PLTA 1,4 MW
58,50 72,34 24,00 m/det
DI.SIDORJO KIRI 3
1.900 ha 24,00 24,00
1,98 m/det B d.Sidore jo 2 DI.SIDOREJO
2,43 m/det 1,98 0,00 6.038 ha
0,81 faktor k 2,43 0,00 0,00 m/det
1
Ds.Ngleses 0,00 m/det
PDAM Grobogan 0,25 Bendung Sidorejo 0,00 faktor k
0,25 m/det 0,25 60,74 75,04 0,01
0

Ags 2
Ags 1
Okt 1
Okt 2

Apr 1
Apr 2
Mar 1
Mar 2

Jun 1
Jun 2
Mei 1
Mei 2
Sep 1
Sep 2

Nop 1
Nop 2

Jul 1
Jul 2
Des 2
Des 1

Jan 1
Jan 2
Peb 1
Peb 2
Fre e intake airbaku 0,01 Ds.P ilangpayung
Ds.Sobo 0,01 PDAM Grobogan
PDAM Grobogan 0,010 0,01 m/det
0,010 m/det 60,00 74,30 Keb. Irigasi Keb. PDAM Q irigasi (aktual)
Ds.Ngleses Add.flow
CV Polautama 0,05 P LT A Kdo - Sidorejo
0,05 m/det 0,05 22,5 MW 0,80 m/det
INFLOW 100
PLTA 22,5 MW 60,00 Wd.Kd.Ombo
60,00 m/det 60,00 60,00 m/det Nama DI
90
Luas ha
Elevasi (m)

Keterangan: Ket ersediaan m/det


- Angka merah cetak tebal : Rencana Kebutuhan Air (demand ) 80 Kebut uhan m/det
- Angka hitam cetak tebal : Alokas i Air Yang Harus Dilaks anakan (supply ) faktor 'k'
- Fak tor 'k ' = k e te rs e di aan ai r di bagi de n gan k e bu tu h an ai r 70
- Kapasit as Mak. Saluran Induk klambu Kanan = 8,50 m3/dt .
- Kapasit as Mak. Saluran Induk Sidorejo = 3,50 m3/dt . - Kapasit as Mak. Saluran Induk Klambu Kiri = 21,0 m3/dt .
- Kapasit as Mak. Saluran Induk Sedadi = 19,0 m3/dt . Waduk
- Kapasit as Mak. Saluran Induk Klambu Wilalung = 7,00 m3/dt .

60
Kedung
Ombo 50

Ags 1
Ags 2
Okt 1
Okt 2

Apr 1
Apr 2
Mar 1
Mar 2
Sep 1
Sep 2

Mei 1
Mei 2
Jun 1
Jun 2
Nop 1
Nop 2
Des 1
Des 2

Jul 1
Jul 2
Peb 1
Peb 2
Jan 2
Jan 1

Elevasi TMA Waduk Elevasi TMA Waduk (Rencana)


Peraturan Menteri PUPR no.4/2015 tentang Kriteria
dan Penetapan Wilayah Sungai

Status WS Jumlah
Lintas Negara 5
Lintas Provinsi 28
Strategis
31
Nasional
Lintas
Kabupaten / 52
Kota
1 Kabupaten /
12
Kota
Jumlah 128

53
SNI terkait
Neraca Air dan Alokasi Air pada Sumber Air

Bangunan dan Alat Ukur


Metode Pengukuran
Metode Perhitungan dan
Pengolahan Data
Perencanaan
Operasi dan Pemeliharaan
Monitoring dan Evaluasi
SNI Terkait Bangunan dan Alat Ukur

1 Spesifikasi Bangunan Ukur Debit Cippoletti, SNI


03-6381-2000
2 Spesifikasi Alat Ukur Debit Orifice, SNI 03-6395-
2000
3 Metode penentuan lokasi dan pembangunan
pos klimatologi. Pd M-19-1995-03
4 Metode Pemilihan Lokasi Pos Duga Air di
Sungai. Judul direvisi menjadi: Tata cara
pemilihan lokasi pos duga arus air di sungai. SNI
03-2526-1991
SNIMetode
Terkait Metode Pengukuran
Pengukuran
Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus
Manning. SNI 2830-2008.
Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan Bangunan ukur Parshall Flum
dan Saniiri Flum (sedang direvisi), SNI 03-6455.1-2000
Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka Bangunan ukur Ambang V-rata, SNI 03-
6455.2-2000
Metode Pengujian Aliran pada Saluran Terbuka dengan Bangunan Ukur Empat
Persegi.SNI 03-6455.3-2000
Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan Ambang Tajam Segi Tiga. SNI
03-6455.4-2000
Metode Pengukuran Debit Saluran Terbuka dengan Ambang Tajam Persegi Panjang judul
direvisi menjadi:Tata cara pengukuran debit pada saluran terbuka menggunakan
bangunan ukur tipe pelimpah atas. SNI 03-6455.5-2000
Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe
Baling-Baling. SNI 03-2819-1992
Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Pelampung Permukaan.
SNI 03-2820-1992
Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka. Judul direvisi menjadi: Tata cara
pengukuran debit aliran sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan
pelampung. SNI 03-2414-1991
SNI Terkait Metode Perhitungan dan Pengolahan Data

Metode Perhitungan Debit Andal Air Sungai Dengan Analisis


Lengkung Kekerapan. Revisi: Tata cara perhitungan debit
andalan air sungai dengan analisis lengkung kekerapan, SNI
19-6738-2002
Metode Perhitungan Debit Sungai Harian. SNI 03-3412-1994
Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai /
Saluran Terbuka dengan Analisa Grafis. SNI 03-2822-1992
Metode Perhitungan Debit Banjir. Revisi menjadi Tata cara
perhitungan debit banjir. SNI 03-2415-1991
Peramalan debit aliran sungai. Pd. T-06-2004-A
Pengisian kekosongan data hujan dengan metode korelasi
distandardisasi non linear bertingkat Pd. T-22-2004-A
Metode perhitungan kapasitas tampungan pada waduk. Pt
M-03-2000-A
Metode pengolahan data klimatologi. Pd M-18-1995-03
SNI Terkait Perencanaan

Tata Cara Perencanaan Umum Bendung. SNI 03-2401-1991


Tata Cara Perencanaan Umum Irigasi Tambak Udang. SNI 03-
2402-1991
Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk
Bangunan di Sungai. Judul direvisi menjadi :Tata cara
perhitungan debit andalan air sungai dengan analisis lengkung
kekerapan. SNI 03-1724-1989
Tata cara pembangunan pos duga air tipe konsol di
sungai/saluran terbuka. Permen No.05-PRT-M-2009
Perencanaan bendung karet isi udara. Pd T-09-2004-A
Pembuatan bendung bronjong dengan sekat semi kedap air
pada irigasi desa. Pd. T-04-2004-A
Pedoman teknik pembangunan kincir air tipe pusair untuk
irigasi desa. Pd. T-05-2004-A
SNI Terkait Operasi, Pemeliharaan, Monitoring dan Evaluasi

Pedoman operasi dan pemeliharaan bendung karet isi udara.


Pd T-05-2005-A
Pemeliharaan bangunan persungaian. Pd. T-11-2004-A
Pedoman pengoperasian waduk tunggal. Pd. T-25-2004-A
Pengoperasian waduk kaskade pola listrik-listrik multiguna. Pd.
T-21-2004-A
Peramalan debit aliran sungai. Pd T-06-2004-A.
Tata cara operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi teknis. Pd
T-04-2003
Penguatan masyarakat petani pemakai air dalam operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi Pd T-06-2005-A
Monitoring dan evaluasi hasil penerapan teknologi modifikasi
cuaca (TMC) dalam rangka pengisian waduk. Pd. T-20-2004-A
Alokasi air sebagai suatu sistem input-proses-output

Pengelola
Masyarakat
Wilayah Sungai

Ketersediaan Air

PROSES PENGELOLLAN INFRASTRUKTUR Alokasi air secara adil,


ALOKASI AIR ALOKASI AIR efisien dan berkelanjutan

Kebutuhan Air

Hukum dan
Hak Guna Air
Kelembagaan
Penutup

Pengelolaan alokasi air merupakan bagian penting dari


pendayagunaan sumber daya air dalam pengelolaan sumber
daya air
Untuk pengelolaan alokasi air secara adil, efisien dan
berkelanjutan diperlukan :
dasar hukum berupa norma, standar, pedoman dan
manual alokasi air
kelembagaan yang mewakili seluruh para pemilik
kepentingan (stakeholders): TKPSDA
kesiapan sumberdaya manusia, baik di kantor maupun di
lapangan
kondisi bangunan air yang siap untuk membagi dan
mengukur air
serta data dan model alokasi air.

You might also like