You are on page 1of 68

dr.

anton prio wahyudi


Fungsi tubuh manusia dlm
penerbangan
Ketinggian
menurunnya tekanan udara,
tekanan parsiil oksigen,
suhu udara
gaya berat dan lain-lain.

Manuver penerbangan
sistem kardio-vaskuler,
sistem pernapasan,
penglihatan,
keseimbangan,
pendengaran.
ATMOSFER
Selubung gas atau campuran gas-gas, yang
menyelimuti bumi.
Ruang angkasa adalah ruang dimana tidak ada lagi
udara.
Other
Oxygen
1%
21%

Nitrogen
78%
Atmosfer Berdasar Sifat-sifatnya
1) Troposfer
2) Stratosfer
3) lonosfer
4) Eksosfer
Troposfer
Lapisan paling tipis, ketinggian 0 sd. 1012 km.
Sifat: Arah dan kecepatan angin berubah ubah,
Makin tinggi suhu makin rendah,
Ada uap air dan hujan, dan turbulensi.
Kurang ideal untuk penerbangan.

Stratosfer
Di atas troposfer sampai ke ketinggian 5080 km.
Sifat: Suhu tetap walau ketinggian berubah (55C),
Tidak ada uap air dan turbulensi.
Ideal bagi penerbangan.
lonosfer
Dari atas stratosfer sampai ke ketinggian antara 600-
1.000 km.
Sifat:
Udara sangat renggang
Terjadi reaksi fotokhemis dan fotoelelektris,
Membentuk ion-ion dan panas sampai 2.000C.

Eksosfer
Gas membentuk pulau-pulau udara.
Ketiga lapisan yang berada di bawah eksosfer disebut
pula atmosfer, sedang eksosfer disebut outer atmosfer
Atmosfer Berdasarkan Ilmu Faal

0 - 10 000 ft The Physiological


Zone

The Physiologically
10 000 50,000 ft Deficient Zone

50,000 ft + The Space


Equivalent Zone
Zona Physiological
0 sampai ke ketinggian 10.000 kaki.
Tidak ada perubahan faal tubuh, kecuali daya adaptasi
gelap memanjang (5.000 kaki).

Zona Physiological Defficient


Mengalami hipoksia, tetapi masih dapat ditolong
dengan pemberian oksigen saja.
Dari ketinggian 10.000 kaki sampai 50.000 kaki.

Zona Space equivalent


Di atas 50.000 kaki
Manusia akan mengalami hipoksia berat
Hukum Gas

1) Hukum Difusi Gas


2) Hukum Boyle
3) Hukum Dalton
4) Hukum Henry
5) Hukum Charles
Hukum Difusi Gas
Menjelaskan pernapasan.
Gas berdifusi dari tempat bertekanan parsiil tinggi ke
tempat bertekanan parsiil rendah,
Kecepatan berdifusi ini ditentukan besarnya selisih
tekanan parsiil dan tebalnya dinding pemisah.
Hukum Boyle
Menjelaskan masalah penyakit dekompresi.
Volume suatu gas tersebut berbanding terbalik dengan
tekanannya.
PxV=C
P = Pressure atau tekanan
V = Volume atau isi
C = Constant atau tetap
Hukum Dalton
Tekanan total suatu campuran gas sama dengan
jumlah tekanan parsiil gas-gas penyusun campuran
tersebut.
pt = P1 + P2 + .. + Pn
Pt = Tekanan total campuran gas
P1, P2 dan seterusnya adalah tekanan parsiil masing-masing
gas.
Hukum Henry
Menjelaskan penyakit dekompresi, seperti bends,
chokes, dan sebagainya yang dasarnya adalah
penguapan gas yang larut.
Jumlah gas yang larut dalam suatu cairan berbanding
lurus dengan tekanan parsiil gas tersebut pada
permukaan cairan itu.
A1 x P2 = A2 x P1
A = jumlah gas yang larut
P = Tekanan parsiil gas pada permukaan cairan.
Hukum Charles
Tekanan gas tersebut berbanding lurus dengan suhu
absolutnya. Jadi bila kita membawa oksigen dalam botol
pada penerbangan tinggi, suhunya akan lebih rendah,
maka tekanan gas tersebut akan menurun pula. Atau
dengan kata lain persediaan oksigen akan berkurang.
Bila isi tetap :
P1 : P2 = T1 : T2
P1 = Tekanan semula
P2 = Tekanan yang baru
T1 = Suhu absolut mula-mula
T2 = Suhu absolut kemudian
PENGARUH KETINGGIAN PADA TUBUH

1) Hipoksia.
2) Sindrom dysbarism.
3) Berubahnya suhu atmosfer.
4) Meningkatnya radiasi
Hipoksia
Keadaan kekurangan O2 untuk keperluan hidup, krn
pada ketinggian, tekanan parsiil oksigen menurun,
Sifat-sifat hipoksia
Tidak terasa datangnya.
Tidak memberikan rasa sakit, sering memberikan
euphoria pada permulaan, kemudian gejala lain yang
lebih berat sampai pingsan dan kematian.

Macam hipoksia
1) Hypoxic-Hypoxia,
2) Anaemic-Hypoxia,
3) Stagnant-Hypoxia,
4) Histotoxic-Hypoxia
Hypoxic-Hypoxia
tjd krn menurunnya tekanan parsiil oksigen dlm paru2
sering dijumpai pada penerbangan.

Anaemic-Hypoxia
karena berkurangnya hemoglobin dalam darah.

Stagnant-Hypoxia
terjadi karena bendungan sistem peredaran darah .
sering terjadi pada penderita penyakit jantung.

Histotoxic-Hypoxia
karena adanya bahan racun dalam tubuh sehingga
mengganggu distribusi oksigen tubuh.
Gejala hipoksia
Gejala yang timbul pada hipoksia sangat Individual
1) Gejala Obyektif
2) Gejala Subyektif
Gejala Obyektif
a) Air hunger,
b) Frekuensi nadi dan pernapasan naik,
c) Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi,
d) Gangguan melakukan gerakan koordinatif,
e) Cyanosis, Lemas, Kejang-kejang, Pingsan dsb.

Gejala Subyektif
Malas, Ngantuk, Euphoria dan kadang timbul rasa sok
jagoan.
Hipoksia berdasarkan ketinggian
1) The Indifferent Stage
2) Compensatory Stage
3) Disturbance Stage
4) Critical Stage
The Indifferent Stage
Dari sea level sampai 10.000 kaki. Biasanya hanya
penglihatan malam dengan daya adaptasi gelap yang
terganggu.

Compensatory Stage
Dari 10.000 sampai 15.000 kaki.
Naiknya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah
sistolik dan cardiac output untuk mengatasi hipoksia.
Pada daerah ini sistem saraf telah terganggu.
Disturbance Stage
Dari 15.000 kaki sampai 20.000 kaki.
Manusia tidak akan dpt lama tanpa bantuan O2.
Hipoksia tdk terasa, kdg timbul malas, ngantuk, euphoria
smp pingsan.
Obyektif : tunnel vision, kepandaian, judgment menurun.
Pada daerah ini wajib menggunakan oksigen.

Critical Stage
ketinggian 20.000 kaki sampai 23.000 kaki.
3 5 menit manusia tidak dapat menggunakan lagi
pikiran dan judgement tanpa oksigen.
Time of Useful Consciousness (TUC)
Waktu yang masih dapat digunakan bila kita
menderita serangan hipoksia pada tiap ketinggian; di
luar waktu itu kita akan kehilangan kesadaran.
Makin tinggi, TUC makin pendek. Altitude (ft) TUC
Dipengaruhi oleh kondisi badan. 18,000 20-30 min
22,000 10 min
25,000 3-5 min
30,000 1-2 min
35,000 30-60 sec
40,000 15-30 sec
43,000 9-12 sec
Pengobatan dan Pencegahan
hipoksia
Pengobatan : O2 a.s.a.p, segera turun di bwh 10,000 ft.
Pencegahan : O2 sesuai ketinggian, pressure breathing
dan pressure suit, pengawasan yang baik thdp persediaan
O2, pengukuran pressurized cabin, dan RUBR
Dysbarism
Semua kelainan yang terjadi akibat berubahnya
tekanan udara sekitar tubuh, kecuali hipoksia.

Pembagian dysbarism
1) Sebagai akibat pengembangan gas-gas dalam rongga
tubuh. (pengaruh mekanis pengembangan gas-gas
dalam rongga tubuh)
2) Sebagai akibat penguapan gas-gas yang terlarut dalam
tubuh. (penyakit dekompresi)
Pengaruh Mekanis Gas-gas dalam
Rongga Tubuh
Berubahnya tekanan udara di luar tubuh mengganggu
keseimbangan tekanan antara gas dalam rongga tubuh
dengan udara di luar, mnimbulkan rasa sakit sampai
kerusakan organ.

Rongga tubuh yang mengandung gas adalah :


1. Saluran pencernaan
2. Telinga
3. Sinus Paranasalia
4. Gigi
Pengembangan Gas pada Ketinggian
80k

10 x

53k
4x

34k
2x

18k
1x

0
Saluran Pencernaan
Gas-gas terutama berkumpul dalam lambung dan usus besar

Tindakan preventif :
a) Dilarang minum bir, air soda sebelum terbang.
b) Tidak makan bawang merah, ketimun, semangka dan permen
karet , bawang putih, kubis, kacang.
c) Makan teratur, tidak tergesa-gesa dan sambil bekerja.

Tindakan represif :
a) Ketinggian segera dikurangi.
b) Diusahakan untuk mengeluarkan udara dari mulut atau kentut
c) Banyak mengadakan gerakan.
Telinga
Bertambahnya ketinggian akan menyebabkan tekanan
dalam telinga tengah menjadi lebih besar dari tekanan
di luar tubuh, sehingga akan terjadi aliran udara dari
telinga tengah ke luar tubuh melalui tuba Eustachii.

Bila bertambahnya atau berkurangnya ketinggian


terjadi dengan cepat, maka usaha mengadakan
keseimbangan tidak cukup waktu; hal ini akan
menyebabkan rasa sakit pada telinga tengah karena
teregangnya selaput gendang, bahkan dapat
merobekkan selaput gendang.
Pemuaian gas dlm
telinga - naik
Penyusutan gas dlm
telinga - turun
Tindakan preventif
a) Mengurangi kecepatan naik maupun kecepatan
turun, agar tidak terlalu besar selisih tekanan.
b) Menelan ludah pada waktu naik dan melakukan
Valsava pada waktu turun.
c) Melarang terbang para awak pesawat yang sedang
sakit saluran pernapasan bagian atas.

Tindakan represif
a) Bila terjadinya pada waktu naik, dilakukan menelan
ludah berulang, dan turun.
b) Bila terjadi pada waktu turun, dilakukan Valsava
dan naik
Sinus Paranasalis
Muara sinus paranasalis ke rongga hidung pada
umumnya sempit. Sehingga bila kecepatan naik atau
turun sangat besar, maka penyesuaian tekanan antara
rongga sinus dan udara luar tidak cukup waktu,
sehingga akan timbul rasa sakit di sinus yang disebut
aerosinusitis.
Gigi
Pada gigi yang rusak kemungkinan terjadi kantong
udara dalam gigi besar sekali, sehingga dapat pula
timbul rasa sakit (aerodontalgia).
Pengaruh Penguapan Gas yang
Larut dalam Tubuh
Bila ketinggian bertambah maka berkurang tekanan
atmosfer , gas-gas yang tadinya larut dalam sel dan
jaringan tubuh akan keluar sebagian dari larutannya
sebagai gelembung-gelembung gas sampai tercapainya
keseimbangan baru. (Hukum Henry).
Pada ketinggian di bawah 25.000 kaki gas N2 masih
sempat dikeluarkan oleh tubuh melalui paru-paru,
diatas itu akan timbul gejala berupa : Bends, Chokes,
Gejala-gejala pada kulit, dan Kelainan pada sistem
syaraf
Bends
Adalah rasa nyeri yang dalam dan terdapat di sendi
serta dirasakan terus-menerus, dan umumnya makin
lama makin bertambah berat, sendi yang terkena
umumnya adalah sendi yang besar.

Chokes
Adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai
dengan batuk kering, akibat penguapan gas nitrogen
yang membentuk gelembung di daerah paru-paru.
Gejala-gejala pada kulit
Adalah perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarum,
gatal-gatal, rasa panas dan dingin, timbul bercak
kemerah-merahan dan gelembung-gelembung pada
kulit.

Kelainan pada sistem syaraf


Jarang sekali terjadi dan yang sering diketemukan
adalah kelainan penglihatan dan sakit kepala yang
tidak jelas lokasinya. Dapat pula timbul kelumpuhan
sebagian, kelainan penginderaan, dan sebagainya.
PENGARUH PERCEPATAN DAN KECEPATAN PADA
PENERBANGAN TERHADAP TUBUH
Berat tiap benda dalam keadaan diam dipengaruhi
oleh gaya tarik bumi sebesar 1 g. Percepatan atau
akselerasi karena gaya tarik ini adalah sebesar 10
m/detik.

Apabila sebuah benda dari keadaan diam lalu


bergerak, karena adanya percepatan akan terjadi gaya
lain pada benda tadi yang arahnya berlawanan dengan
arah percepatan penggeraknya.
Macam Akselerasi
1) Akselerasi Linier
Akselerasi linier terjadi apabila ada perubahan kecepatan
sedang arah tetap, misalnya terdapat pada take off, atau
pada saat landing.

2) Akselerasi Radial (Sentripetal)


Akselerasi radial terjadi apabila ada perubahan arah sedang
kecepatan tetap, misalnya pada waktu turun, loop dan dive.

3) Akselerasi Anguler
Akselerasi anguler apabila ada perubahan kecepatan dan
arah pesawat sekaligus, misalnya pada roll dan spin.
Gaya G
Akibat akselerasi timbul gaya yang sama besar akan tetapi
berlawanan arahnya (reactive force) yang dikenal sebagai gaya G.

Ada 3 gaya G, yaitu :


1) Gaya G-transversal
Adalah gaya G yang dari muka ke belakang atau sebaliknya dan
dari samping ke samping.
2) Gaya G-Positif
Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kepala ke kaki.
3) Gaya G-Negatif
Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kaki ke kepala.
1) Gaya G-Positif
Pada+2 G sd +3 G pandangan menciut (tubular sight).
Pada +3 G sd +4,5 G penglihatan remang (grey out)
Pada +4 sd +6 G semuanya tampak gelap (black out)
Apabila keadaan ini diteruskan dan gaya G bertambah
selama lebih dari 3 detik, maka ia akan pingsan.
2) Gaya G-Negatif
Misalnya dive, darah akan terlempar ke arah otak yang
tekanannya meningkat.
Hal ini akan berakibat timbulnya rasa sakit kepala
sampai pecahnya pembuluh darah di otak bila G-
negatif tersebut sangat besar dan lama.
Pada G-negatif sebesar 2 sampai 2,5 G akan terjadi
gejala red out, yaitu penglihatan menjadi merah
semua.
Beban fisologis g stress

nz (-)
Push
over

Ay (-)
Ax (-)

Belok
Percepatan kanan
axial

axial load
Lateral load Ax(+)
Ay(+)

Perlambatan
axial

normal load
nz (+) Pull-up
Belok kiri
Akibat Gaya G
Meningkatkan Ketahanan Tubuh
Cara meningkatkan ketahanan thdp gaya G-positif,
yaitu :
a) Membungkukkan kepala ke arah dada
b) Anti G straining manuver (AGSM)
c) Menggunakan G-suit atau anti G-suit, yang prinsip
kerjanya mengadakan penekanan pada bagian bawah
tubuh (paha, betis dan perut) pada waktu ada gaya G-
positif yang menyerang tubuh.
PENGARUH PENERBANGAN PADA ALAT
KESEIMBANGAN
Fungsi alat-alat keseimbangan
Penerbangan dapat pula mempengaruhi alat
keseimbangan awak pesawat yg membahayakan jiwa,
berbentuk ilusi atau disorientasi yg dikenal spatial
disorientation.

Manusia makhluk darat dapat menjaga keseimbangan


badannya karena dilengkapi dengan tiga alat/sistem :
Sistem Vestibuler,
Sistem Visual dan
Sistem Proprioseptif.
Spatial disorientasi
1) Alat Vestibular
a) Canalis semicularis
b) Utriculus dan Sacculus
c) Cochlea
2) Sistem visual
Untuk menentukan lokasi dan posisi suatu obyek
dalam ruangan.
Dengan adanya visual horizon seorang penerbang
masih dapat mengadakan orientasi walaupun terjadi
ilusi-ilusi, dengan menginterprestasikan instrumen
pesawat.
3) Sistem proprioseptif
Adalah reseptor sensorik yang mengadakan respons
terhadap tekanan atau tarikan pada jaringan tubuh.
Reseptor ini terdapat dalam jaringan antara lain kulit
dan sendi, dan dapat dirasakan di bagian-bagian
badan apabila duduk, berdiri atau berbaring.
Mekanisme Ilusi
1) Grave Yard Spin dan Grave Yard Spiral
2) Coriolis Illusion
3) Oculo Gyral Illusion
4) Oculo Grave Illusion
5) Elevator Illusion
6) The Keans
7) Autokinesis
8) Kacau antara bumi dan langit
9) Permukaan bumi atau awan
10) Seat of the pants sense
Tindakan Pencegahan

1) Indoktrinasi kepada para penerbang berupa


ceramah, demonstrasi dan film mengenai fenomena
tersebut untuk mengurangi kecelakaan pesawat
karena spatial disorientation.
2) Mengubah kedudukan alat peralatan dalam panel
instrumen sedemikian rupa sehingga memerlukan
gerakan-gerakan kepala yang ekstrim.
Mabuk Udara
Mabuk udara ini terjadi karena pengaruh Gaya G yang
kecil tetapi terjadi secara berulang-ulang yang
menyerang alat keseimbangan.
Gejala mabuk udara adalah pusing, sakit kepala,
perasaan tidak enak pada lambung, mual, muntah-
muntah, pucat dan sebagainya.
Berat ringannya gejala ini tergantung pada kepekaan
seseorang terhadap rangsangan pada alat
keseimbangan. Gejala ini akan memberat bila orang
tersebut telah lelah, kurang sehat, gangguan
pencernaan, mencium bau-bauan yang tidak enak,
alkoholism atau takut terbang.
PENGARUH PENERBANGAN PADA ALAT
PENGLIHATAN

Pengaruh Hipoksia
Pengaruh Percepatan
Pengaruh sinar matahari
Pengaruh Hipoksia
Pengaruh hipoksia pada alat penglihatan di siang hari
baru terlihat pada penerbangan setinggi 10.000 kaki,
dan akan bertambah sampai batas 16.000 kaki; setelah
itu terjadi gangguan meliputi :
1) Gangguan terhadap koordinasi otot-otot mata
2) Gangguan terhadap daya konvergensi dan
akomodasi
3) Gangguan terhadap pengenalan warna (color vision)
Pengaruh Percepatan
Pengaruh G-positif terhadap alat penglihatan
G positif sebesar 3,5 4 G menyebabkan kehilangan
pandangan perifer yang kemudian disusul dengan grey-
out. Pada G-positif sebesar +4 +6, 5 G terjadi black out.
Pengaruh G-negatif terhadap alat penglihatan
Biasanya Gnegatif sebesar 2,0 2,5 telah menyebabkan
red-out.
Pengaruh sinar matahari

1) Sinar ultra violet


2) Sinar infra merah
1) Sinar ultra violet
Sinar ini menimbulkan gejala : Beberapa jam setelah
penyinaran akan timbul gejala peradangan, pengeluaran air
mata yang abnormal, mata menjadi merah dan sakit
dengan akibat sukar dibuka kelopaknya, banyak keluar
kotoran dan dari luar mata nampak membengkak.

Pengobatan keadaan ini adalah :


Jauhkan diri dari sinar matahari yaitu dengan tinggal di
dalam kamar cukup gelap untuk beberapa hari.
Memakai kaca mata hitam untuk beberapa hari atau sampai
gejala-gejala hilang sama sekali.
2) Sinar infra merah
Sinar ini dapat menembus masuk ke dalam mata bagian
dalam, sehingga merusak lensa dan retina.
Adanya reaksi panas dari penyinaran sinar infra merah yg
lama menyebabkan katarak pada lensa, dan retinitis pada
retina, dan tdk dpt disembuhkan lagi.
Karena hal-hal tersebut di atas maka awak pesawat perlu
diperlengkapi alat proteksi.
Alat proteksi (filter) dari dlm adalah diafragma mata;
proteksi dari luar adalah kacamata atau sunvisor pada helm
penerbang.
macam filter yang banyak digunakan adalah colored dan
neutral filter.
Night Vision
Sel batang terutama terdapat pada bagian pinggir
retina sedang kerucut pada bagian tengah retina,
sehingga pada malam hari bagian tengah retina
merupakan bintik buta dan bagian pinggir merupakan
bagian yang penting untuk penglihatan.
Vitamin A sangat penting dalam pembentukan
rhodopsin.
Pada keadaan hipoksia, reaksi di atas juga akan
dipengaruhi yaitu menjadi lebih lambat.
Karena itu para penerbang harus mematuhi peraturan untuk
terbang malam, yaitu :
a) Makanan penerbang harus cukup mengandung vitamin A.
b) Sebelum terbang dalam harus dites daya adaptasinya
dalam gelap dengan adaptometer.
c) Pada hari akan terbang malam, tidak boleh merokok atau
minum minuman keras.
d) Sebelum terbang malam harus mengadakan adaptasi
selama 30 menit dalam tempat gelap atau ruangan dengan
penyinaran lampu merah.
e) Lampu-lampu dalam cockpit dan instrumen harus merah
agar tidak mengganggu adaptasi yang telah ada.
selesai

You might also like