Professional Documents
Culture Documents
Manuver penerbangan
sistem kardio-vaskuler,
sistem pernapasan,
penglihatan,
keseimbangan,
pendengaran.
ATMOSFER
Selubung gas atau campuran gas-gas, yang
menyelimuti bumi.
Ruang angkasa adalah ruang dimana tidak ada lagi
udara.
Other
Oxygen
1%
21%
Nitrogen
78%
Atmosfer Berdasar Sifat-sifatnya
1) Troposfer
2) Stratosfer
3) lonosfer
4) Eksosfer
Troposfer
Lapisan paling tipis, ketinggian 0 sd. 1012 km.
Sifat: Arah dan kecepatan angin berubah ubah,
Makin tinggi suhu makin rendah,
Ada uap air dan hujan, dan turbulensi.
Kurang ideal untuk penerbangan.
Stratosfer
Di atas troposfer sampai ke ketinggian 5080 km.
Sifat: Suhu tetap walau ketinggian berubah (55C),
Tidak ada uap air dan turbulensi.
Ideal bagi penerbangan.
lonosfer
Dari atas stratosfer sampai ke ketinggian antara 600-
1.000 km.
Sifat:
Udara sangat renggang
Terjadi reaksi fotokhemis dan fotoelelektris,
Membentuk ion-ion dan panas sampai 2.000C.
Eksosfer
Gas membentuk pulau-pulau udara.
Ketiga lapisan yang berada di bawah eksosfer disebut
pula atmosfer, sedang eksosfer disebut outer atmosfer
Atmosfer Berdasarkan Ilmu Faal
The Physiologically
10 000 50,000 ft Deficient Zone
1) Hipoksia.
2) Sindrom dysbarism.
3) Berubahnya suhu atmosfer.
4) Meningkatnya radiasi
Hipoksia
Keadaan kekurangan O2 untuk keperluan hidup, krn
pada ketinggian, tekanan parsiil oksigen menurun,
Sifat-sifat hipoksia
Tidak terasa datangnya.
Tidak memberikan rasa sakit, sering memberikan
euphoria pada permulaan, kemudian gejala lain yang
lebih berat sampai pingsan dan kematian.
Macam hipoksia
1) Hypoxic-Hypoxia,
2) Anaemic-Hypoxia,
3) Stagnant-Hypoxia,
4) Histotoxic-Hypoxia
Hypoxic-Hypoxia
tjd krn menurunnya tekanan parsiil oksigen dlm paru2
sering dijumpai pada penerbangan.
Anaemic-Hypoxia
karena berkurangnya hemoglobin dalam darah.
Stagnant-Hypoxia
terjadi karena bendungan sistem peredaran darah .
sering terjadi pada penderita penyakit jantung.
Histotoxic-Hypoxia
karena adanya bahan racun dalam tubuh sehingga
mengganggu distribusi oksigen tubuh.
Gejala hipoksia
Gejala yang timbul pada hipoksia sangat Individual
1) Gejala Obyektif
2) Gejala Subyektif
Gejala Obyektif
a) Air hunger,
b) Frekuensi nadi dan pernapasan naik,
c) Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi,
d) Gangguan melakukan gerakan koordinatif,
e) Cyanosis, Lemas, Kejang-kejang, Pingsan dsb.
Gejala Subyektif
Malas, Ngantuk, Euphoria dan kadang timbul rasa sok
jagoan.
Hipoksia berdasarkan ketinggian
1) The Indifferent Stage
2) Compensatory Stage
3) Disturbance Stage
4) Critical Stage
The Indifferent Stage
Dari sea level sampai 10.000 kaki. Biasanya hanya
penglihatan malam dengan daya adaptasi gelap yang
terganggu.
Compensatory Stage
Dari 10.000 sampai 15.000 kaki.
Naiknya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah
sistolik dan cardiac output untuk mengatasi hipoksia.
Pada daerah ini sistem saraf telah terganggu.
Disturbance Stage
Dari 15.000 kaki sampai 20.000 kaki.
Manusia tidak akan dpt lama tanpa bantuan O2.
Hipoksia tdk terasa, kdg timbul malas, ngantuk, euphoria
smp pingsan.
Obyektif : tunnel vision, kepandaian, judgment menurun.
Pada daerah ini wajib menggunakan oksigen.
Critical Stage
ketinggian 20.000 kaki sampai 23.000 kaki.
3 5 menit manusia tidak dapat menggunakan lagi
pikiran dan judgement tanpa oksigen.
Time of Useful Consciousness (TUC)
Waktu yang masih dapat digunakan bila kita
menderita serangan hipoksia pada tiap ketinggian; di
luar waktu itu kita akan kehilangan kesadaran.
Makin tinggi, TUC makin pendek. Altitude (ft) TUC
Dipengaruhi oleh kondisi badan. 18,000 20-30 min
22,000 10 min
25,000 3-5 min
30,000 1-2 min
35,000 30-60 sec
40,000 15-30 sec
43,000 9-12 sec
Pengobatan dan Pencegahan
hipoksia
Pengobatan : O2 a.s.a.p, segera turun di bwh 10,000 ft.
Pencegahan : O2 sesuai ketinggian, pressure breathing
dan pressure suit, pengawasan yang baik thdp persediaan
O2, pengukuran pressurized cabin, dan RUBR
Dysbarism
Semua kelainan yang terjadi akibat berubahnya
tekanan udara sekitar tubuh, kecuali hipoksia.
Pembagian dysbarism
1) Sebagai akibat pengembangan gas-gas dalam rongga
tubuh. (pengaruh mekanis pengembangan gas-gas
dalam rongga tubuh)
2) Sebagai akibat penguapan gas-gas yang terlarut dalam
tubuh. (penyakit dekompresi)
Pengaruh Mekanis Gas-gas dalam
Rongga Tubuh
Berubahnya tekanan udara di luar tubuh mengganggu
keseimbangan tekanan antara gas dalam rongga tubuh
dengan udara di luar, mnimbulkan rasa sakit sampai
kerusakan organ.
10 x
53k
4x
34k
2x
18k
1x
0
Saluran Pencernaan
Gas-gas terutama berkumpul dalam lambung dan usus besar
Tindakan preventif :
a) Dilarang minum bir, air soda sebelum terbang.
b) Tidak makan bawang merah, ketimun, semangka dan permen
karet , bawang putih, kubis, kacang.
c) Makan teratur, tidak tergesa-gesa dan sambil bekerja.
Tindakan represif :
a) Ketinggian segera dikurangi.
b) Diusahakan untuk mengeluarkan udara dari mulut atau kentut
c) Banyak mengadakan gerakan.
Telinga
Bertambahnya ketinggian akan menyebabkan tekanan
dalam telinga tengah menjadi lebih besar dari tekanan
di luar tubuh, sehingga akan terjadi aliran udara dari
telinga tengah ke luar tubuh melalui tuba Eustachii.
Tindakan represif
a) Bila terjadinya pada waktu naik, dilakukan menelan
ludah berulang, dan turun.
b) Bila terjadi pada waktu turun, dilakukan Valsava
dan naik
Sinus Paranasalis
Muara sinus paranasalis ke rongga hidung pada
umumnya sempit. Sehingga bila kecepatan naik atau
turun sangat besar, maka penyesuaian tekanan antara
rongga sinus dan udara luar tidak cukup waktu,
sehingga akan timbul rasa sakit di sinus yang disebut
aerosinusitis.
Gigi
Pada gigi yang rusak kemungkinan terjadi kantong
udara dalam gigi besar sekali, sehingga dapat pula
timbul rasa sakit (aerodontalgia).
Pengaruh Penguapan Gas yang
Larut dalam Tubuh
Bila ketinggian bertambah maka berkurang tekanan
atmosfer , gas-gas yang tadinya larut dalam sel dan
jaringan tubuh akan keluar sebagian dari larutannya
sebagai gelembung-gelembung gas sampai tercapainya
keseimbangan baru. (Hukum Henry).
Pada ketinggian di bawah 25.000 kaki gas N2 masih
sempat dikeluarkan oleh tubuh melalui paru-paru,
diatas itu akan timbul gejala berupa : Bends, Chokes,
Gejala-gejala pada kulit, dan Kelainan pada sistem
syaraf
Bends
Adalah rasa nyeri yang dalam dan terdapat di sendi
serta dirasakan terus-menerus, dan umumnya makin
lama makin bertambah berat, sendi yang terkena
umumnya adalah sendi yang besar.
Chokes
Adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai
dengan batuk kering, akibat penguapan gas nitrogen
yang membentuk gelembung di daerah paru-paru.
Gejala-gejala pada kulit
Adalah perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarum,
gatal-gatal, rasa panas dan dingin, timbul bercak
kemerah-merahan dan gelembung-gelembung pada
kulit.
3) Akselerasi Anguler
Akselerasi anguler apabila ada perubahan kecepatan dan
arah pesawat sekaligus, misalnya pada roll dan spin.
Gaya G
Akibat akselerasi timbul gaya yang sama besar akan tetapi
berlawanan arahnya (reactive force) yang dikenal sebagai gaya G.
nz (-)
Push
over
Ay (-)
Ax (-)
Belok
Percepatan kanan
axial
axial load
Lateral load Ax(+)
Ay(+)
Perlambatan
axial
normal load
nz (+) Pull-up
Belok kiri
Akibat Gaya G
Meningkatkan Ketahanan Tubuh
Cara meningkatkan ketahanan thdp gaya G-positif,
yaitu :
a) Membungkukkan kepala ke arah dada
b) Anti G straining manuver (AGSM)
c) Menggunakan G-suit atau anti G-suit, yang prinsip
kerjanya mengadakan penekanan pada bagian bawah
tubuh (paha, betis dan perut) pada waktu ada gaya G-
positif yang menyerang tubuh.
PENGARUH PENERBANGAN PADA ALAT
KESEIMBANGAN
Fungsi alat-alat keseimbangan
Penerbangan dapat pula mempengaruhi alat
keseimbangan awak pesawat yg membahayakan jiwa,
berbentuk ilusi atau disorientasi yg dikenal spatial
disorientation.
Pengaruh Hipoksia
Pengaruh Percepatan
Pengaruh sinar matahari
Pengaruh Hipoksia
Pengaruh hipoksia pada alat penglihatan di siang hari
baru terlihat pada penerbangan setinggi 10.000 kaki,
dan akan bertambah sampai batas 16.000 kaki; setelah
itu terjadi gangguan meliputi :
1) Gangguan terhadap koordinasi otot-otot mata
2) Gangguan terhadap daya konvergensi dan
akomodasi
3) Gangguan terhadap pengenalan warna (color vision)
Pengaruh Percepatan
Pengaruh G-positif terhadap alat penglihatan
G positif sebesar 3,5 4 G menyebabkan kehilangan
pandangan perifer yang kemudian disusul dengan grey-
out. Pada G-positif sebesar +4 +6, 5 G terjadi black out.
Pengaruh G-negatif terhadap alat penglihatan
Biasanya Gnegatif sebesar 2,0 2,5 telah menyebabkan
red-out.
Pengaruh sinar matahari