Professional Documents
Culture Documents
&
ELEKTROKIMIA
KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Reaksi redoks merupakan dua reaksi yang tidak dapat
dipisahkan.
Hal itu disebabkan reaksi reduksi dan oksidasi merupakan reaksi
yang berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi.
Jika pada suatu reaksi terjadi reaksi reduksi maka secara
bersamaan terjadi reaksi oksidasi sehingga reaksinya disebut
reaksi reduksi oksidasi, atau disingkat reaksi redoks.
Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi Berdasarkan
Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lain.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain.
Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi Dihubungkan
dengan Perpindahan Elektron
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron.
Reduksi adalah peristiwa pengikatan elektron.
Proses oksidasi dan reduksi berlangsung dalam satu reaksi.
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi
Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan
Dengan Bilangan Oksidasi (Biloks)
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi unsur adalah
sebagai berikut.
1. Bilangan oksidasi atom unsur bebas adalah nol
2. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa = +1
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya sama dengan -
2, kecuali dalam peroksida misalnya, H2O2, Na2O2, BaO2
= -1, dan dalam OF2 sama dengan +2, dalam senyawa
super oksida KO2 =
Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan Dengan
Bilangan Oksidasi (Biloks)
Korosi
Reaksi Spontan
Korosi
Reaksi Spontan (1)
Reaksi reduksi oksidasi dapat dipecah menjadi dua setengah sel reaksi
yaitu reaksi oksidasi dan reduksi yang dapat memberi penjelasan tentang
reaksi spontan, dan reaksi spontan yang terjadi pada suatu batre dapat
digunakan sebagai sumber arus listrik;
Percobaan reaksi redoks: (a) lempeng logam Zn dicelupkan dalam larutan CuSO4 yang berwarna
biru. (b) larutan CuSO4 menjadi tidak berwarna. Lempeng logan Zn yang tercelup dalam larutan
CuSO4 dilapisi dengan logam Cu yang berwarna gelap
(sumber : Brown, 2009)
Reaksi Spontan (3)
Pada reaksi ini elektron berpindah secara langsung dari seng ke ion
Cu2+. Sebaliknya, jika logam tembaga dicelupkan dalam larutan
ZnSO4 (seng sulfat) yang tidak berwarna tidak terjadi perubahan
apapun. Hal ini disebabkan seng lebih mudah melepaskan elektron
dari pada tembaga, atau seng reduktor lebih kuat dari tembaga.
Sel Galvani atau Sel Volta (1)
Sel Galvani. Jembatan garam (tabung U terbalik) yang berisi larutan KCl
sebagai media penghantar antara dua larutan. Ujung pada tabung U ditutup
kapas untuk mencegah larutan KCl mengalir ke dalam wadah ketika anion dan
kation bergerak. Elektron mengalir dari anoda Zn ke katoda Cu (Sumber: Chang, 2008).
Potensial Sel (Esel) (1)
Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih
energi potensial listrik di antara kedua elektroda. Dalam
percobaan selisih potensial listrik di antara anoda dan katoda
diukur dengan voltmeter (Gambar 4) dan angkanya (dalam volt)
disebut Potensial Sel (Esel).
Potensial Elektroda
Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda,
telah ditetapkan suatu elektroda pembanding, yaitu elektroda pembanding
hidrogen standar (SHE-Standard Hydrogen Electroda).
Potensial Sel (Esel) (2)
Contoh penentuan E untuk Zn:
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt
Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektroda lebih negatif ditempatkan
di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektroda yang lebih positif
ditempatkan di bagian kanan.
Fungsi dari deret logam volta adalah untuk mengetahui apakah reaksi tersebut bisa
berlangsung spontan atau tidak, jadi unsur yang berada di kiri mampu mereduksi
unsur yang berada disebelah kanannya.
Potensial Sel (Esel) (6) : potensial sel standar (Esel)
Nilai potensial sel standar (Esel) telah ditetapkan sebagai nilai E yang
diukur pada suhu 25 C dan zat dalam larutan sebesar 1,0 M. (Untuk gas,
konsentrasi dinyatakan sebagai tekanan gas dengan tekanan standar sebesar 1
atm). Sebagai contoh,
Nilai potensial sel dari suatu elektrokimia merupakan gabungan Eoksidasi dan
Ereduksi.
Esel = Ereduksi - Eoksidasi
(katoda) (anoda)
atau
Esel = Eoksidasi + Ereduksi
(anoda) (katoda)
Pada kondisi standar, persamaan reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:
2. Menghitung Esel
Menghitung Esel berdasarkan selisih potensial elektroda di katoda dan anoda
Menggunakan persamaan reaksi sel
2) Sel sekunder
Pada sel sekunder, sel dapat diisi ulang dengan proses elektrolisis untuk
mengembalikan anoda dan katoda ke kondisi awal. Contoh baterai yang
tergolong sel sekunder adalah baterai Pb (aki), baterai Ni-Cd, NiMH, dan
baterai ion lithium.
Korosi (1)
Bentuk paling umum dari korosi adalah karat besi. Fakta-fakta korosi
besi:
1. Harus ada kelembaban dan oksigen;
2. Besi berkarat lebih cepat pada pH rendah ([H+] tinggi).
3. Besi berkarat lebih cepat jika bersentuhan dengan larutan ion.
4. Besi berkarat lebih cepat jika bersentuhan dengan logam yang
kurang aktif (seperti Cu) dan lebih lambat bersentuhan dengan logam
yang lebih aktif (seperti Zn).
Contoh:
Elektrolisis Air
4H+(aq) + e H2(g)
Elektrolisis Lelehan Natrium Klorida
Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+ untuk mengalami reduksi.
Reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl
adalah sebagai berikut :