You are on page 1of 34

PBL BLOK 29

COMBUSTIO DERAJAT II
12 November 2012

Nama: Lusiana Nova


NIM: 10.2008.144
Anamnesis
Waktu dan lokasi kejadian
Penyebab luka bakar
Penanganan yg dilakukan di tempat
kejadian
Riwayat penyakit kronis dan alergi obat
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: ABCD, TTV
Cedera yang menyertai, warna kulit, bulla
Status lokalisasi luka
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap, elektrolit dan profil
biokimia
Analisa gas darah dan karboksihemoglobin
Pemeriksaan penyaring obat-obatan
Gula darah, Creatinin, elektrolit serum,
dan kadar hematokrit
Radiologi jika ada indikasi ARDS
Diagnosis Kerja

Combustio Derajat 11
ec. Ledakan Gas
Combustio Derajat II
Luka bakar adalah bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi
Morbiditas dan mortalitas tinggi
Etiologi
Paparan api Aliran listrik
Flame Zat kimia
Benda panas Radiasi
(kontak) Sunburn
Scalds (air panas)
Uap panas
Gas panas
Klasifikasi luka bakar
Derajat I
Kerusakan pada
epidermis
Kulit kering, eritema
Nyeri
Tidak ada bula
Derajat II
epidermis dan
sebagian dermis
Terdapat proses
eksudasi, bula
Dasar luka berwarna
merah/pucat
Nyeri
Derajat III
Seluruh dermis dan
subkutis
Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-
abu dan pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri
Luas Luka Bakar
Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:
Estimasi menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan = 1%
luas permukaan tubuh.
Rumus 9 atau rule of nine
untuk orang dewasa
Luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas
kanan, ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri, tungkai
dan kaki kanan, serta tungkai
dan kaki kiri masing-masing
9%.
Daerah genitalia = 1%.
Pada anak dan bayi
digunakan rumus
lain karena luas
relatif permukaan
kepala anak jauh
lebih besar dan luas
relatif permukaan
kaki lebih kecil.
Rumus 10 untuk
bayi
Rumus 10-15-20
untuk anak.
Pembagian Luka Bakar
Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di
bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia lain
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki,
dan perineum
Adanya cedera pada jalan nafas
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma
Pasien-pasien dengan resiko tinggi
Luka bakar sedang (moderate burn)
Luas 1525 % pada dewasa, dg luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
Luas 1020 % pada anak usia <10 tahun atau
dewasa >40 tahun, dg luka bakar derajat III
kurang dari 10 %
LB derajat III <10 % pada anak maupun
dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
Luka bakar ringan
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan
usia lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum)
Fase luka bakar
Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan pada sal.nafas atau trauma multipel di rongga
toraks; dan gangguan sirkulasi

Fase sub akut


Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-
system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis

Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya
maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari
luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan
deformitas lain
Pembagian zona kerusakan jaringan
Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah
yang lsg mgalami kerusakan)
Zona statis
Daerah yang berada disekitar zona
koagulasi
Kerusakan endotel p. darah, trombosit,
leukosit gangguan perfusi --> perubahan
permeabilitas kapiler dan respon inflamasi
lokal
12-24 jam pasca cedera
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
Patofisiologi
PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
permeabilitas sel darah rusak
anemia
Permeabilitas edema bula yang
mengandung banyak elektrolit
Kerusakan kulit akibat luka bakar
cairan akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk
Kontak Edema mukosa Obstruksi Gejala
dengan agen orofaring & (jarang berupa suara
kausal laring s/d dijumpai, serak/stridor,
membran terjadi 8 jam sulit bernafas,
alveoli pasca cedera) gelisah
(hipoksik)

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Terbentuk fibrin
Silia mukosa dan atau Obstruksi lumen
nekrosis + partikel karbon (lebih sering
kemudian bereaksi dijumpai, terjadi
lepas dengan sekret pada hari ke-2
(sloughing membentuk cast s/d 4 pasca
mucosa) (mucus plug) cedera)
Cedera Panas

Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Syok
Imunosupresi Malnutrisi

Paru Ginjal Usus


Kehilangan protein

Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru

Sepsis
ARDS ATN

MODS
Kematian
Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial Endothelial damage


Damage

Platelet agrgegation Complement (C5a)


Activation
Type II Release of neutrophil
pneumocyte chemotactic aggregation
damage Endotoxin
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals Macrophage
- Proteolytic enzymes mobilization
Decrease - Arachidonic Acid Metabolites
surfactant - PAF Release of cytokines
production (TNF, IL-1)
Alveolocapilary membrane permeability
Vasocontriction
Exudation of fluid protein. RBCs into
Atelectasis and interstitium
Impaaired lung Decreased flow to
compliance selected areas
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation
V/Q Mismatching
Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Scheme of ARDS
!!
Acute respiratory failure
Resusitasi Jalan Nafas
Intubasi
Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
Pemberian oksigen 100%
Perawatan jalan nafas
Penghisapan sekret
Pemberian terapi inhalasi
Bilasan bronkoalveolar
Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki
kompliansi paru
Resusitasi cairan
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam


pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
Terapi Pembedahan
Eksisi dini: pembuangan jaringan nekrosis
dan debris dalam waktu < 7 hari pasca
cedera
Diikuti tindakan skin graft
Skin graft
Tujuan dari metode ini:
Menghentikan evaporate heat loss
Mengupayakan agar proses penyembuhan
terjadi sesuai dengan waktu
Melindungi jaringan yang terbuka
Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness skin
graft
Perawatan luka bakar
Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang
mengalir.
Untuk menutup luka: kasa lembab steril dgn cairan
RL atau salep
Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam.
Dapat dilakukan insisi pada bula yg luas utk
mengeluarkan transudat tanpa membuang
epidermis yang terlepas.
Epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup luka. Lalu
diletakkan tulle di atas graft bungkus dengan kasa lembab
selama 2-3 hari, beri salep antibiotik sampai tjd epitelisasi.
Pada bula-bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi
menggunakan semprit
Obat Spektrum Penggunaan Efek Samping Perawatan
Antimikroba
Krim Silver Spektrum luas, 2x/hari,tebal Leukopenia setelah 2- Kaji efek samping
Sulfadia-zine termasuk jamur 1/16 inci, tak 3 hari pamakaian,
1% usah dibalut ruam pada otot
Mafenide Spektrum luas, 2x/hari,1/16 Hyperchloremic Kaji keadekuatan
acetate Mempunyai inci. metabolisme acidosis managemen nyeri.
aktivitas terhadap dari diuresis Jika nyeri dan rasa
Tdk usah
jamur meskipun bicarbonat karena tak nyaman
dibalut.
sedikit hambatan anhydrase berlanjut, maka
carbonic perlu
dipertimbangkan
penggunaan
topikal lainnya
Obat Spektrum Penggunaan Efek Samping Perawatan
Antimikroba
Larutan Spektrum luas Balutan tipis Menimbulkan rasa Gunakan secara
Mafenide diperlukan dan nyeri. hati-hati pada
acetate 5% dibasahi klien dengan
Pruritus.
dengan- gagal ginjal.
larutan untuk Ruam pada kulit
Kaji efek samping
luka Kolonisasi jamur
Silver nitrate Spektrum luas Balutan yang Hyponatremia Kaji keadekuatan
5% tebal managemen
Hypochloremia
diperlukan dan nyeri.
dibasahi dg Hypokalemia
Cek serum
larutan untuk Hypocalcemia
elektrolit setiap
luka
hari.
Penetrasi
terhadap eschar
buruk.
Komplikasi
ARDS, MODS
Sepsis
Kontraktur
Gagal ginjal
Prognosis
Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
Letak daerah yang terbakar
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Penyulit juga mempengaruhi progonosis
pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar:
gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan
sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.

You might also like