You are on page 1of 29

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN


EPISODE BERULANG
Disusun Oleh:
Jalianto
I11110062
Pembimbing
Mayor CKM (K) dr. Lollytha C. Simanjuntak,Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA CIMAHI
IDENTITAS
Nama : Nn. GF
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Guru Honorer Sekolah Dasar
Status : Belum Menikah
Masuk ke RS : 22 Mei 2017
KELUHAN UTAMA
Suka berbicara sendiri
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Sering berbicara sendiri Sulit tidur, harus ditemani
Mendengar bisikan suara ibunya jika tidur
gaib dan bisikan nama Sulit melakukan aktivitas
mantan kekasihnya sehari-hari
Pasien gelisah dan takut Tidak mau minum obat
Tangan gemetaran sejak 2 bulan yang lalu
Leher terasa tercekik dan Tidak mau kontrol ulang
susah mengeluarkan Keluhan dirasakan
suara serta terasa sesak memberat sejak 2 hari
nafas yang lalu.
Terasa ada sesuatu yang
berjalan dari kulit kepala
hingga kaki setiap sholat
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
6 bulan yang lalu Pernah mengonsumsi
pernah mengalami obat berupa THF dan
keluhan serupa. Clozapin.
Dirawat di RS Dustira Riwayat mengonsumsi
Tak rutin kontrol alcohol, merokok,
alasannya sudah menggunakan ganja
membaik. disangkal.
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
Prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara
kandung. Pasien merupakan anak yang diinginkan dan
pasien lahir cukup bulan.
Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Perkembangan pasien sama dengan perkembangan anak
seusianya.
Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai dengan
anak seusianya, memiliki banyak teman, dan merupakan
anak yang penurut.
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Pasien menyelesaikan pendidikan SMA dan
kemudian menjadi guru honorer di Sekolah
Dasar.
RIWAYAT
MASA DEWASA
Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Menurut
ibu pasien, pasien merupakan anak yang baik dan
rajin belajar. Pasien juga aktif dalam kegiatan
sosial seperti mengaji di Mesjid.
Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru honorer di Sekolah
Dasar sejak 1 tahun yang lalu.
Perkawinan
Pasien belum menikah.
RIWAYAT KELUARGA
Riwayat keluarga yang memiliki keluhan serupa
disangkal. Riwayat keluarga memiliki skizofrenia
disangkal.
Pasien tinggal bersama dengan ayah ibunya, dan
adiknya yang paling muda.
Pasien tidak sering bertengkar namun pasien
merasa bahwa adiknya tersebut merasa takut
terhadap dirinya karena sering bertengkar dengan
ibunya sendiri.
STATUS PSIKIATRI
Deskripsi Umum
Penampilan : Roman wajah sedih, sopan santun
cukup, kerapian buruk.
Perilaku dan aktivitas psikomotor : gelisah,
hiperaktif, agitasi.
Sikap terhadap pemeriksa : tidak kooperatif
Pembicaraan: Spontan dan terbatas, irelevan,
kontak kurang , rapport kurang adekuat.
STATUS PSIKIATRI (2)
Emosi
Mood : Depresi, Cemas
Afek : Terbatas, tidak sesuai
Kesesuaian : Sesuai
Pikiran/proses pikir
Bentuk : autistik, Flight of Idea
Arus : asosiasi longgar, cenderung
tangensial
Isi : Waham kejar
Persepsi : halusinasi audiotorik (+)
STATUS PSIKIATRI (3)
Sensori dan kognisi
Kesadaran : CM, GCS 15
Orientasi : baik
Memori : Baik
Konsentrasi & perhatian : mudah teralihkan
Kemampuan berpikir abstrak : buruk
Wawasan terhadap Penyakit: Tilikan 1
TANDA VITAL
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi pernafasan : 18 x/menit
Frekuensi nadi : 96x/menit
Suhu : 36,7 oC
Gizi : Kesan : baik
DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
Aksis 1 : F20.0x3 Skizofrenia Paranoid, Episode
Berulang
Aksis 2 : Tidak ada diagnosis
Aksis 3 : Pasca demam tifoid
Aksis 4 : Masalah lingkungan sosial
Aksis 5 : GAF 60-51 yaitu gejala sedang,
disabilitas sedang.
PENATALAKSANAAN &
PROGNOSIS

Hospitalisasi Quo ad Vitam


Non-farmakologi Dubia ad bonam
Psikoterapi Suportif Quo ad Functionam
Farmakologi Dubia ad malam
Haloperidol 1x5mg Quo ad Sanactionam
IM Dubia ad malam
Diazepam 1x5mg IM
THP 2x2mg PO
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS AKSIS 1
F20.0x3 Skizofrenia Paranoid, episode
berulang
Kriteria Diagnosis
menurut DSM V
Kriteria A: karakteristik simptom (dua atau lebih,
menonjol dalam kurun waktu 1 bulan)
Delusi/Waham
Halusinasi
Bicara Kacau (sering melantur/inkoheren)
Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
Gejala negatif: afek mendatar, alogia, atau
kehilangan minat.
Cat: hanya 1 kriteria yang diperlukan bila wahamnya
bizar atau halusinasinya terdiri atas suara yang terus-
menerus memberikan komentar
Kriteria Diagnosis.....
Kriteria B: ada disfungsi sosial/pekerjaan
Kriteria C: durasi kontinu selama 6 bulan.
Kriteria D: bukan termasuk gangguan
skizoafektif atau gangguan mood
Kriteria E: bukan karena penyalahgunaan
obat atau kondisi medis tertentu
Kriteria F: tidak berhubungan dengan
gangguan perkembangan pervasif
Skizofrenia
Paranoid
Memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan:
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam atau memberi
perintah, atau halusinasi audiotorik
b. Halusinasi pembauan atau pengencapan rasa
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetpi waham
dapat dikendalikan, dipengaruhi, atau passivity
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif nyata
tidak menonjol
DIAGNOSA AKSIS II
Tidak terdapat diagnosis.
DIAGNOSA AKSIS III
Pemeriksaan Widal
Titer O dan H 1/200
Pasca demam tifoid
DIAGNOSA AKSIS IV
Masalah lingkungan sosial (putus dengan
kekasihnya)
DIAGNOSA AKSIS V
Diagnosis aksis V pada pasien ini adalah GAF
60-51 yaitu gejala sedang, disabilitas sedang.
TATALAKSANA
Rawat Inap
Tujuan diagnostik
Stabilisasi pengobatan
Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan
Psikofarmaka
Haloperidol 1x5mg IM
Diazepam 1x5mg IM
THP 2x2mg PO
TATALAKSANA
Haloperidol Dopamin Antagonis Reseptor
(antipsikotik tipikal)
Pemberian secara IM efek terapeutik yang
cepat.
Diazepam golongan benzodiazepine
Mengaktifkan peran inhibisi neuron GABA-ergik
hiperaktivitas dopamin, norepinefrin, serotonin
Trihexyphenidyl antikolinergik
Terapi parkinsonisme pada orang yang
menggunakan antagonis dopamin potensi tinggi.
PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad bonam
karena gangguan kejiwaan yang terjadi pada pasien
akibat penyakitnya tidak menyebabkan gangguan
vital tubuh.
Qou ad functionam: dubia ad malam
Fungsi otak pada pasien mungkin terganggu karena
adanya pikiran yang tidak normal muncul pada
pasien.
Quo ad Sanactionam: dubia ad malam
Pasien dengan skizofrenia memiliki angka
kekambuhan yang tinggi.
TERIMAKASIH

You might also like