Professional Documents
Culture Documents
Bainatul Mauwah
Shelly Afina P
Shandi Franswer
Triana Purwoningsih
Nurul Aulia S Putri
Novi Kurniati
Penyakit atau keadaan tertentu didalam sistem urogenitalia dapat dengan
cepat mengancam kelangsungan organ tersebut atau bahkan dapat
mengancam jiwa pasien jika tidak segera mendapatkan pertolongan.
Kegawatdaruratan dalam urologi bisa disebabkan karena trauma
urogenitalia maupun non trauma
Ginjal terletak di rongga retroperitoneum dan terlindung oleh otot
punggung di sebelah posterior dan oleh organ intraperitoneal di sebelah
anteriornya; karena itu cedera ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera organ
yang mengitarinya. Trauma ginjal merupakan trauma terbanyak pada
sistem urogenitalia. Kurang lebih 10% dari trauma pada abdomen
mencederai ginjal.
Trauma ginjal dapat terjadi secara:
1. Langsung akibat benturan yang mengenai daerah pinggang atau.
2. Tidak langsung, yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan
ginjal secara tiba-tiba di dalam rongga retroperitoneum.
PENGELOLAAN :
Konservatif
Operatif
Kasus urologi 42%,dari kasus
iatrogenik
mayoritas pada cedera ureter
distal 87%
Trauma ureter disebabkan oleh
trauma tajam dan trauma
tumpul , dari luar maupun
iatrogenik , terutama pada
pembedahan rektum, uterus,
pembuluh darah panggul atau
tindakan endoskopik
Grade I : hematoma tanpa
devaskularisasi
Grade II : laserasi terpotong < 50%
Grade III : laserasi terpotong >
50%
Grade IV : laserasi terpotong
komplet & devaskularisasi 2 cm
Grade V : avulsi hilus renalis &
devaskularisasi ren atu > 2cm
Pada umumnya tanda dan gejala Trauma tajam hematuria
klinis tidak spesifik. Hematuria Tes fungsi ginjal menjadi
menunjukkan abnormal bila traumanya bilateral
cedera pada saluran kemih,
Bila terjadi ekstravasasi urin, dapat ti Pemeriksaan pielografi intravena
mbul urinom pada pinggang atau dapat menunjukkan
abdomen, fistel uretero-kutan ekstravasasikontras serta lokasi
melalui luka atau tanda rangsang cedera ureter.
peritoneum bila urin masuk kerongga
intraperitoneal. Pada trauma tumpul, TERAPI
gejalanya sering kurang jelas Pada setiap trauma tajam harus dilakukan
sehingga diagnosis sering tertunda. tindakan eksplorasi untuk menilai adanya cedera
Pada cedera ureter bilateral ureter dan cedera ikutan yang lain.
ditemukan anuria. Yang paling penting adalah melakukan
tindakan penyaliran urin yang ekstravasasi
dan menghilangkan obstruksi. Rekonstruksi ureter ber
gantung pada jenis, bentuk , luas serta letak cedera
Ureteroureterostomy Transureteroureterostomy Psoas hitch
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
- 2% dari tr. Urogenital
- Kontusio Buli: hematuria tanpa
- 90% tr tumpul karena fr.Pelvis.
ada ekstravasasi
- Trauma tajam
- Rupt. Intra peritoneal: 25 45%
- Trauma tumpul
- Rupt. Ekstra peritoneal: 45 60%
-Trauma iatrogenik : tur b,
- Campuran 2 12%
Lithotripsi, Op. Pd pelvis
10-20% rupt. BULI : kematian
Spontan : TB , tumor buli
karena sepsis
TANDA KLINIK & DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
RIWAYAT CEDERA/JEJAS Sistografi
- Kontras 300-400 cc masuk melalui urethra
SUPRASIMPHISIS (pastikan tidak ada ruptur urethra) mengisi
NYERI SUPRAPUBIK buli secara gravitasi
- Foto diambil 3 kali AP, oblique dan wash
HEMATURIA out
KADANG RETENSI Jika tidak ada sistografi tes buli
Buli diisi NaCl 300 cc per urethra
ADANYA FRAKTUR PELVIS: kemudian cairan dikeluarkan lagi bila
perdarahan, hematom perivesika, caiaran tidak keluar atau yang keluar < 300
cc maka dapat diperkirakan adanya cairan
unstable pelvis, syok. yang masuk ke rongga retro/ intraperitoneal
INFEKSI: peritonitis, sepsis sudah tidak dianjurkan lagi
Gambaran sistorafi :
- Undiagnosed rupture ruptur
kecil retroperitoneal,instilasi
kontras tidak adekuat
- Ruptur buli ektraperitoneal
kontras keluar dari buli, posisi
lebih tinggi dari normal
teardrop appereance (rongga
peitoneal terisi darah/urine)
- Ruptur buli intraperitoneal
kontras mengisi disela-sela usus
Kontusia buli pasang kateter istirahatkan buli 7-10 hari
Ekstraperitoneal :
pasang kateter 7- 10 hari 80% tidak memerlukan tindakan operasi
Bila ada trauma lain yang menyertai dan memerlukan tindakan operasi pasang
sistostomy dan bila memungkinkan repair buli
Sebelum lepas kateter sistostomy atau uretra lakukan sistografi
Intraperitoneal:
Harus operasi eksplorasi repair buli, jahit dua lapis
Cuci cavum abdomen
Pasang sistostomy dan kateter uretra 10 15 hari
Pasang drain di cavum retzius
Sebelum sistostomy dan kateter uretra di lepas sistografi pada hari ke 10-14
Pendahuluan :
Ruptur urethra merupakan suatu kegawatdaruratan bedah. Sekitar 70%
dari kasus fraktur pelvis terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
25% kasus didapatkan akibat jatuh dari ketinggian , dan ternyata trauma
tumpul didapatkan lebih dari 90% kasus cedera urethra.
Secara keseluruhan pada terjadinya fraktur pelvis, ikut pula terjadi cedera
urethra bagian posterior (3,5-19% ) pada pria dan (0%-6%) pada urethra
perempuan.
Trauma uretra terjadi akibat cedera yang Rupture uretra dibagi atas rupture uretra
berasal dari luar (eksternal) dan cedera posterior yang terletak proksimal
iatrogenik akibat instrumentasi pada diafragma urogenital dan rupture uretra
uretra. Trauma tumpul yang anterior yang terletak distal diafragma
menimbulkan fraktur tulang pelvis urogenital.
menyebabkan ruptur uretra pars Cedera menyebabkan memar dinding
membranasea, sedangkan trauma dengan atau tanpa robekan mukosa baik
tumpul pada selangkangan / straddle parsial atau total. Ruptur uretra posterior
injury dapat menyebabkan rupture hampir selalu disertai fraktur tulang
uretra pars bulbosa. pelvis. Akibat fraktur tulang pelvis,
terjadi robekan pars membranasea
karena prostat dengan uretra prostatika
tertarik ke cranial bersama fragmen
fraktur , sedangkan uretra membranasea
terikat di diafragma urogenital.
Ruptur uretra posterior
Gambaran klinis :
Klasifikasi trauma uretra Colapinto & McCallum Darah yang keluar dari meatus uretra
1977 : eksternum setelah mengalami trauma
Tipe I : uretra teregang (stretched) akibat ruptur Pada rupture uretra posterior, terdapat tanda
ligamentum puboprostatikum dan hematom patah tulang pelvis. Pada daerah suprapubik
periuretra. Uretra masih intack. dan abdomen bagian bawah , dijumpai jejas ,
hematom, dan nyeri tekan. Bila disertai
Tipe II: uretrra pars membranacea ruptur diatas rupture kandung kemih, bisa ditemukan
diafragma urogenital yg masih intack. Ekstravasasi tanda rangsangan peritoneum.
kontras ke ekstraperitoneal pelvic space.
Keadaan umum,
keadaan lokal
Foto panggul
uretrografi
DOWER KATETER
*Repair primer dengan end-to-end anastomosis hanya dapat (2-3 minggu)
dilakukan pada penderita non trauma atau tidak disertai
dengan fraktur pelvis, pasien dalam keadaan optimal dan Self kateterisasi (6-
terbukti mengalami ruptur urethra posterior . 12 bulan)
1. Urosespsis
2. Sumbatan aliran urine akut (retensi urin, anuria, kolik)
3. Hematuria
4. Strangulasi (torsio testis, priapismus, parafimosis)
Urosepsis adalah infeksi sistemik yang berasal dari infeksi Diagnosis :
di traktus urinarius sehingga menyebabkan bakteremia Anamnesis
dan syok septik Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Radiologi
Bakteri penyebab :
E. Coli
Proteus sp Patofisiologi : akibat dari
Klebsiella dan masuknya endotoksin, suatu
Enterobacter komponen lipopolisakarida dari
dinding sel bakteri yang masuk ke Tatalaksana :
Dll Penanganan syok (
sirkulasi darah
resusitasi ABC)
Pemberian
antibiotika
Resusitasi cairan dan
elektrolit
Retensi urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk
mengeluarkan urin yang terkumpul dalam buli bulisehingga
kapasitas buli buli terlampaui.
Etiologi : Tatalaksana :
Kelemahan detrusor Katerisasi
Gangguan koordinasi detrusor Sistotomi
sfingter. Pungsi suprapubik
Hambatan / obstruksi uretra Diagnosis :
Anamnesis * Tindakan penyakit primer
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah keadaan
Radiologi pasien tabil
Anuria adalah tidak adanya produksi urin tetapi dalam
praktek didefinisikan sebagai produksi urin kurang dari 100
ml dalam 24 jam.
Tatalaksana :
Perbaiki keadaan
Diagnosis : umum pasien
Anamnesis Pengeluaran urin
Pemeriksaan fisik dengan mis:
Etiologi : Laboratorium nefrostomi
Pre renal Radiologi
Intra renal
Post renal
Kolik renal atau kolik ureter adalah nyeri pinggang hebat yang
datangnya mendadak, hilang timbul, yang trjadi akibat spasme
otot polos untuk melawan suatu hambatan
Tatalaksana :
Pemberian antispasmodik
Diagnosis :
Analgetik
Etiologi : Anamnesis
Diuresis diperbanyak
Obstrusi saluran Pemeriksaan
kemih fisik
*tindakan penyakit primer
Nyeri karna Laboratorium
dilakukan setelah keadaan
kegawatdaruratan Radiologi
pasien stabil
abdomen
Hematuria berarti didapatkannya sel darah merah pada
urin , yang dikategorikan baik gross maupun mikroskopik.
Diagnosis :
Pastikan ada sel darah Tatalaksana :
Jenis hematuri :
merah pada urin Kateterisasi
Inisial hematuri
Anamnese Pemeberian
Total hematuri
Pemeriksaan fisik antibiotik
Idiopatik hematuri
Laboratorium
pseudohematuri
Radiologi
Definisi Penatalaksanaan