You are on page 1of 24

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS KADAR

LEUKOSIT PADA INFEKSI BAKTERI

REFERAT
Pembimbing : dr. Oktora Wijayanto, Sp.A
M. Kes

Oleh :
Lynda Ayu Prantika., S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS
Sensitivitas : proporsi subyek
berpenyakit yang bereaksi positif
terhadap pengujian penyakit yang
bersangkutan (the proportion of true
positives that are detected by the
method)
Spesifisitas: proporsi subyek tanpa
penyakit yang bereaksi negatif
terhadap penyakit yang
bersangkutan
Demam merupakan gejala klinis yang sering
membuat datang ke praktik dokter; kondisi ini sering
dikaitkan dengan keadaan infeksi. Infeksi umumnya
disebabkan oleh infeksi virus atau infeksi bakterial,
terkadang infeksi jamur dan parasit. Penentuan
diagnosis infeksi bakteri akut sering sulit karena
miripnya gejala klinis dengan infeksi virus akut
ataupun peradangan noninfeksi, seperti trauma,
reaksi penolakan organ donor, reaksi autoimun, dan
sebagainya (Atmadja et al, 2016).
Pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui
leukosit merupakan sebuah pemeriksaan yang
murah, mudah dan sederhana yang dapat
meramalkan adanya risiko infeksi bakteri.
Pemeriksaan darah rutin dengan peningkatan sel
neutrofil yang lebih muda dapat mendukung
adanya infeksi bakteri pada penderita sebagai
awal penentuan kecenderungan ke arah sepsis.
Keadaan ini dapat dilihat dari nilai mutlak neutrofil
Absolute Neutrophil Count (ANC), jumlah
keseluruhan neutrofil (Hendrianingtyas et al 2011).
Sehingga pada referat ini mendiskusikan
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS
KADAR LEUKOSIT PADA INFEKSI
BAKTERI
PENGERTIAN INFEKSI
BAKTERI

proliferasi strain berbahaya dari bakteri pada atau di dalam


tubuh.
Klasifikasi bakteri

bakteri gram
positif,
bakteri
bakteri gram
negatif
Mekanisme Patogenesis Bakteri

1. Adhesi
2. Kolonisasi
3. Invasi
4. Strategi pertahanan bakteri
5. Toksigenesis
CONTOH TOKSIN YANG
DIHASILKAN OLEH BAKTERI

1. Botulinin
2. Toksoflavin
3. Mikotoksin
4. Enterotoksin
DARAH

Darah adalah komponen esensial mahluk


hidup -> sebagai pembawa oksigen dari Paru-
Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari
jaringan ke Paru-Paru.
STRUKTUR DARAH
TERDIRI DARI :

1. Plasma : ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar


terdiri dari air ( 95%), 7% protein, 1% nutrien

2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44%


), sedang sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih
dan Trombosit
LEUKOSIT

Leukosit terbagi menjadi

1.Basofil
2.Eosinofil
3. Neutrofil
4. Limfosit
5. Monosit.
LEUKOSIT

Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan


sebagai sistim imunitas tubuh. Sel leukosit atau sel
darah putih adalah sel yang membentuk komponen
darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh.
NEUTROFIL

Sel Neutrofil adalah bagian dari leukosit yang


bertindak sebagai garis depan dalam sistem
kekebalan tubuh, neutrofil akan memfagositosis
bakteri dan mengencerkannya dengan enzim asam
amino D oksidase dalam granula azurofilik.
EOSINOFIL

Eosinofil adalah bagian dari sel leukosit yang dapat


bergerak amuboid untuk memfagositosis bakteri
atau benda asing yang masuk dalam tubuh
meskipun pergerakannya tidak secepat neutrofil.
BASOFIL

Basofil jumlahnya 0-1% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12m, inti
satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma
basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti,
granul bentuknya ireguler berwarna biru.
LIMFOSIT

Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-


8m, jumlah dalam leukosit sekitar 20-30% .
MONOSIT

Monosit ditemui dalam darah, jaringan penyambung, dan


rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik
mononuclear.
Sensitifitas dan Spesifisitas
Leukosit Pada Infeksi bakteri

Penelitian dari jurnal pertama, merupakan penelitian


prospektif, penelitian multicenter cross sectional dengan
sampel dari Mei 2004 sampai Desember 2005.
Penelitian dilakukan di empat IGD. Sebanyak 226 anak-
anak demam usia 36 bulan atau lebih muda yang dibagi
pada empat IGD
WBC memiliki sensitivitas tertinggi pada 56,7%, diikuti
oleh PCT (53,3%) dan ANC (46,7%). Sedangkan untuk
spesifisitas PCT memiliki spesivisitas tertinggi pada
90,1%, diikuti oleh ANC (88,1%) dan WBC (76,3%).
Sensitifitas dan Spesifisitas
Leukosit Pada Infeksi bakteri

Penelitian kedua. Kriteria inklusi 1) usia antara 2 dan 18


tahun, 2) demam didefinisikan sebagai suhu axilla di
atas 38 o C.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang
signifikan antara CRP dan neutrofil dalam mendukung
infeksi bakteri.
Penelitian ini menunjukkan bahwa infeksi bakteri akut
tampaknya sangat tidak mungkin terjadi pada anak
dengan populasi leukosit normal dan CRP , bahkan jika
tanda-tanda klinis dan gejala mengindikasikan infeksi
bakteri akut.
Sensitifitas dan Spesifisitas
Leukosit Pada Infeksi bakteri
jurnal ketiga yang dikeluarkan pada tahun 2016,
menyeutkan kekhususan dan sensitivitas tingkat
PCT jelas lebih tinggi daripada tingkat CRP dan
WBC dalam mendiagnosa penyakit infeksi
bakteri. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi
positif dan negatif diprediksi nilai tingkat PCT
jauh lebih tinggi daripada CRP dan WBC tingkat
(P <0,05). Risiko infeksi bakteri positif PCT 95,7
%, CRP 98.6%, WBC 92.9%.
Sensitifitas dan Spesifisitas
Leukosit Pada Infeksi bakteri
Dalam penelitian ini meunjukkan sensitivitas
(75%) dan spesifisitas (75%) pada neutrofil dan
WBC dalam mengidentifikasi infeksi bakteri
serius. Singkatnya, pemeriksaan darah lengkap
tidak dapat digunakan secara terpisah untuk
membedakan bakteri dari penyakit virus.
Penelitian ini memaparkan bahwa pasien
dengan jumlah WBC > 15.000 dan neutrofil >
10.000 harus di dukung degan terapi antibiotik.
KESIMPULAN
Jika ditemukan tanda khusus dan gejala infeksi bakteri akut
disertai populasi WBC yang abnormal dan /nilai CRP
meningkat di atas normal, pasien harus diobati dengan
antibiotik. WBC memiliki sensitifitas yang tertinggi terhadap
infeksi bakteri, namun untuk spesifisitas WBC menempati
urutan terakhir setelah PCT dan ANC. Dari ketiga
penelitian tersebut untuk saat ini PCT merupakan
pemegang spesifisitas dan sensitivitas tertinggi dalam
diagnosa infeksi bakteri bagi negara maju. Agar lebih baik
apabila dilakukan penelitian terbaru yang membandingkan
sensitifitas dan spesifisitas WBC dan Neutrofil dalam
diagnosa infeksi bakteri untuk Negara Berkembang.

You might also like