You are on page 1of 14

PENDAHULUAN

Penegakkan diagnosis pasti penyebab keracunan cukup


sulit karena diperlukan sarana laboratorium toksikologi
yang cukup handal dan belum ada sarana laboratorium
swasta yang ikut berperan sedangkan sarana
laboratorium rumah sakit untuk pemeriksaan ini juga
belum memadai sedangkan sarana instansi resmi
pemerintah juga sangat minim jumlahnya.
Racun yang melalui rute oral biasanya bisa diketahui
lewat bau mulut atau muntahan kecuali racun yang sifat
dasarnya tidak berbau dan berwarna seperti arsenikum
yang sulit ditemukan hanya berdasar inspeksi saja.
Kerusakan korosif hebat akibat alkali (basa) kuat pada
esofagus lebih berat dibandingkan akibat asam kuat,
kerusakan terbesar bila pH>12 tapi tergantung juga
pada konsentrasi bahan tersebut.
Karakteristik Bau Racun

BAU PENYEBAB
Aseton Isopropil alkohol, aseton

Almond Sinida

Bawang Putih Arsenik, selenium, talium

Telur busuk Hidrogen sulfida,


merkaptan
Karakteristik Warna Urin

Warna Urin Penyebab


Hijau/biru Metilin biru

Kuning-merah Rifampisin, besi (Fe)


Coklat tua
Fenol, kresol
Butiran keputihan
Primidion
Coklat
Mio/haemoglobinuria
Penilaian keadaan klinis yang paling awal
adalah status kesadaran. Alat ukur kesadaran
yang paling sering digunakan adalah CGS
(Glasgow Coma Scale). Apabila pasien
tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
(alloanamnesis) maka diagnosis keracunan
dapat dilakukan pereksklusionam dan semua
penyebab penurunan kesadaran seperti
meningoensefalitis, tauma, perdarahan
subaraknoid/intracranial, subdural/ekstradural
haematom, hipoglikemia,diabetic
ketoasidosis,uremia,ensefalopati.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin untuk
membantu menegakkan diagnosa juga berguna untuk
penyidikan polisi karena kasus kejahatan. Sampel yang
dikirim ke laboratorium berupa 50 ml urin, 10 ml
serum, bahan muntahan, dan feces.

Laboratorium klinik
Pemeriksaan fungsi hati, ginjal dan sedimen urin harus
dilakukan karena berguna untuk mengetahui dampak
karecunan dan juga dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis
penyebab keracunan seperti keracunan parasetamol atau
makanan yang mengandung asam jengkol. Pemeriksaan kadar
gula darah dan darah perifer lengkap juga harus dilakukan.
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi perlu dilakukan terutama bila
curiga adanya aspirasi zar racun melalui inhalasi atau
dugaan adanya perforasi lambung.

Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan EKG harus juga dilakukan pada kasus
keracunan karena sering diikuti terjadinya gangguan
irama jantung seperti:takikardia, sinus bradikardia,
takikardia supraventrikular, takikardia ventricular, fibrilasi
ventricular, torsade de pointes, asistol, disosiasi
elektromekanik. Beberapa faktor predisposisi timbulnya
aritmia pada keracunan adalah obat kardiotoksik,
hipoksia, nyeri dan ansietas,
PENATALAKSANAAN
Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali
berupa tindakan resusitasi kardiopulmuner yang
dilakukan dengan cepat dan tepat berupa:
Pembebasan jalan nafas

Perbaikan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi)

Perbaikan system sirkulasi

Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang
bertujuan untuk menurunkan pemaparan terhadap
racun, mengurangi absoprsi dan mencegah kerusakan.
Dekontaminasi pulmonal: berupa tindakan menjauhkan
korban dari pemaparan inhalasi zat racun, monitor
kemungkinan terjadinya gawat napas dan berikan
oksigen lembab 100% dan jika perlu berikan ventilator.

Dekontaminasi mata: berupa tindakan untuk


membersihkan mata dari racun yaitu posisi kepala pasien
ditengadahkan dan miring ke sisi mata yang terkena atau
terburuk kondisinya. Buka kelopak mata secra perlahan
dan irigasi dengan cairan irigasi atau nacl 0.9% perlahan
sampai zat racunnya diperkirakan hilang selanjutnya tutup
mata dengan kassa steril segera konsul ke dokter mata.
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku): tindakan
dekontaminasi paling awal adalah melepaskan
pakaian dan segala sesuatu yang dipakai pasien
termasuk asesoris. Cuci bagian kulit yang terkena
dengan air mengalir dan sabun minimal 10 menit
selanjutnya keringkan dengan handuk yang kering
dan lembut.

Dekontaminasi gastrointestinal: penelanan


merupakan rute pemaparan yang tersering,
sehingga tindakan pemberian bahan pengikat
(karbon aktif), pengenceran atau mengeluarkan isi
lambung atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik.
Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat
pengeluaran racun yang sedang beredar dalam darah atau
dalam saluran gastrointestinal setelah lebih dari 4 jam.
Apabila masih da;lam saluran cerna dapat digunankan
pemberian arang aktif yang diberikan berulang dengan
dosis 30-50 gram (0,5-1 gr/kgBB) setiap 4 jam per oral.

Tindakan eliminasi lain yang merupakan tindakan spesialistik


berupa cara eliminasi racun:

Diuresis paksa (forced diuresis)


Alkanisasi urin
Asidifikasi urin
Hemodialisis / peritonial dialisis
Metode pemberian antidotum menurut jenis keracunan
1. Kimia
Bahan kimia Anti dotum Metode
Sianida Nitrit, sodium tiosulfat, Amyl nitrite inhalasi,
dikobalt edatate 500 ml Na thiosulfat
25% dlm 10 menit

Matanol/etilen glikol Etahnol, 4- 2,5 ml/kgBB ethanol


metilpirazol 40% dalam air/jus
jeruk oral 30 mnt

Na hipoklorit 50 mg atau 250 ml


Natrium tiosulfat larutan 1% IV

Fe (besi) 15 mg/kg/BB/jam
Desferrioxamine
2. Obat
Obat-obatan Anti dotum Metode
Amfetamine Lorazepam 2 mg IV

Digoksin Anti bodi spesifik Dosis tergantung


digoksin serum

Isoniazide Piridoksin 1 gr IV tiap gram INH,


maks 5 gr

Parasetamol N-asetilsistein, metionin Metionin efektif,


paparan < 8 jam
Warfarin Vitamin K1/ FFP 5-10 mg IV pelan

Propanolol Isoproterenol, Titrasin mulai 4


adrenalin, glukagon mcg/mnt. Bolus 10 mg
glukagon + 5 mg/jam
drip IV
3. Racun Makanan
Jengkol

Pengobatan menggunakan Na Bikarbonat 4x2 gram/hari.


Toksin mikroba

Botulinum
Menggunakan antitoksin tipe A,B,E 100.000 unit tipe
A+B+10.000 unit tipe E.

Gejala penyerta atau penyulit Gejala penyerta atau penyulit


Gangguan cairan, elektrolit Hiperemesis
dan asam basa Distonia
Gangguan irama jantung Rabdomiolisis
Methaemoglobinaemia Sindrom antikolinergik

You might also like