You are on page 1of 26

By : kelompok 6

Pre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan

peningkatan tekanan darah (TD) dan proteiuria. Bisa berhubungan

dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara

komplikasi pada janin meliputi restriksi pertubuhan dan abrupsio

plasenta (Shennan & Chappel, 2001)...


Terjadi kurang dari 5 % dalam kebanyakan populasi, dan studi

prospektif terkini menunjukkan insiden di bawah 2,2 %, bahkan

pada populasi primigravida yang diketahui prevalensinya lebih

tinggi. Sampai 20 % dari semua ibu hamil akan mengalami

hipertensi selama kehamilan, dari mereka kurang dari 10 % yang

menderita penyakit serius ini


Pre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam
kehamilan, ditandai dengan peningkatan
tekanan daraha (TD) dan proteinuria. Bisa
berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan
gagal organ ganda pada ibu, sementara
komplikasi pada janin meliputi retriksi
pertumbuhan dan abrupsio plasenta (Shennan
& Chappel, 2001).
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia
dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui :
sebab bertambahnya frekuensi pada
primigravida, kehamilan ganda, hidramnion
dan mola hidatidosa.
sebab bertambahnya frekuensi dengan
makin tuanya kehamilan
sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan
penderita dengan kematian janin dalam
uterus
Menurut Kluwer (2009) ada dua
jenis pre-eklampsia, yakni pre-
eklampsia ringan dan pre-
eklampsia berat, pada tabel ini
akan dibahas perbedaan antara
pre-eklampsia berat dan ringan:
Pre-eklampsia ringan Pre-eklampsia berat

Tekanan Darah > 140/90 mmHg setelah 20 > 160/110 mmHg dalam dua penyebab

minggu kehamilan kenaikan yang terjadi selama 6 jam pada waktu bes-

sistolik 30 mmHg atau lebih; rest.

kenaikan diastolik 15 mmHg.

MAP 107 mmHg 127 mmHg

Penambahan Berat Penambahan berat badan lebih dari Sama dengan pre-eklampsia ringan.

Badan 0,5 kg (1 lb)/per minggu selama

trisemester kedua dan ketiga, atau

tiba-tiba naik hingga 2 kg (4

lb)/minggu sewaktu-waktu.
Proteiunuria >300/24 jam atau lebih besar >500 mg/ 24 jam, lebih dari 3 + dalam

dari 1+ protein dalam sampel sampel urin acak atau sekitar 5-10 g/L

urin acak, protein dalam urine dalam 24 jam atau 2 + protein dalam

dapat diketahui dengan dipstick.

berbagai cara; dengan disptick,

yang memiliki variasi nilai

hingga 1+

Edema Dependent Edema, beberapa Edema secara umum, memperlihatkan

edema pada mata, wajah, jari-jari, edema pada mata, wajah, jari-jari, edema

edema pulmonal mungkin tidak pada pulmonal terjadi.

ada.
Hiperefleksia Hiperrefleksia 3 +; tidak ada Hiperrefleksia 3+; ada clonus sendi.

clonus sendi

Haluaran Urine Intake > 30 ml/jam Oliguria: < 30 ml/jam atau 120 ml/ 4 jam

Sakit kepala Transient Berat

Gangguan Tidak ada Kabur, photobhia, scotomata dalam

Penglihatan fundoskopy.
Iritabilitas Transient Berat

Nyeri epigastrik Tidak ada Ada

Serum kreatinin Normal Elevasi

Trombositopenia Tidak ada Ada

AST elevasi Minimal Tinggi

Hematocrit Peningkatan peningkatan


Efek Pada Fetus

Perfusi Plasenta Berkurang Penurunan perfusi seperti IUGR pada fetus; FHR;

terlambat deselerasi

Prematur Placenta Tidak nyata Pada kelahiran nyata terlihat pada plasenta lebih

Aging kecil dibandingkan pada plasenta normal selama

kehamilan; prematur aging nyata dengan beberapa

daerah yang syncytia yang rusak; iskemik nekrosis

(infark berwarna putih) ada beberapa, dan deposisi

intervillous fibrin (Infark berwarna merah)

mungkin tercatat.
Nyeri epigaster
Nyeri kepala/ gangguan penglihatan
IUGR
Perhatikan: edema tidak lagi dipertimbangkan
sebagai tanda infektif pre-eklampsia, satu-
satunya perkecualiannya bila terdapat edema
fasial awitan cepat.
Pre-eklampsia berat dipertimbangkan bila ada:
Hipertensi berat (lebih tinggi dari 160/110
mmHg), atau
Hipertensi dengan gejala tambahan, seperti:
Nyeri kepala

Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrik
Klonus (refleks cepat)

Hitung trombosit di bawah 100 (x 109 per liter)


Aspartat transamine (AST) lebih dari 50 IU/l.
PATHWAY PRE-EKLAMPSIA.docx
PEMERIKSAAN PENATALAKSANAAN
DIAGNOSTIK MEDIS
1. Pengukuran 1. fenobarbital 3 x
tekanan darah. 30 mg
2. Pengukuran 2. larutan sulfas
tekanan arteri magnetikus 40 %
rerata sebanyak 10 mL
3. Uji Urine (4 gram)
4. Pemeriksaan 3. klorpromazin 50
funduskopi mg
5. test fungsi ginjal intramuskular
4. diazepam 20 mg
intramuskular.
SOLUSIO PLASENTA
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Kelainan mata
Sindroma HELLP, yaitu haemolysis, elevated
liver enzymes, dan low platelet.
Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
intra-uterin.
(Sarwono, 2006).
A. Istirahat di ruangan yang nyaman untuk mencegah kerusakan
cerebral.
B. Minum air 8-9 gelas air per hari.
C. Menyeimbangkan konsumsi, diet tinggi protein termasuk juga
makanan yang tinggi serat.
D. Bedrest yang teratur untuk memperbaiki sirkulasi ke jantung dan
uterus
E. Batasi aktivitas fisik untuk urinasi dan berikutnya menurunkan
tekanan darah.
F. Mengerahkan keluarga untuk mampu melakukan pertolongan
pertama dan dapat memperoleh waktu istirahat jika diperlukan.
G. Tunjukkan monitoring diri sesuai instruksI (Kluwer, 2009).m
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

PENGKAJIAN PRE-EKLAMPSIA.docx
Ketidakefektifan perfusi serebral
b/d gangguan transportasi O2
Kelebihan volume cairan b/d
kelebihan asupan cairan
Gangguan pertukaran gas b/d
ventilasi perfusi
Penurunan curah jantung b/d
perubahan frekuensi jantung
INTERVENSI KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

Intervensi Keperawatan pRE=EKLAMPSIA.docx


Ny. A diantar oleh suaminya ke IGD rumah sakit santa elisabeth
medan setelah pingsan selama 2 jam dirumah. Suami ny.A
mengatakan bahwa, istrinya tengah hamil 26 minggu,
sebelumnya istrinya mengeluhkan mual muntah, dan nyeri pada
kepala. Sebelum ny.A dibawa ke IGD, ny.A sempat mengalami
kejang selama 3 menit. Observasi vital sign ditemukan
TD=160/110 mmhg, RR=12x/i, HR=106x/i, dan T=36,70C.
Terjadi hiperrefleks pada lutut, lemah, oedem pada wajah, mata,
dan kedua tungkai. Menurut keterangan suami ny.A bengkak
pada wajah dan tungkai muncul pada pagi hari.
Terlihat Ny. A sulit bernapas dan pernapasan
lambat, aktivitas otot meningkat, hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan protein
dalam urin 10 gr/l, 3+, terjadi peningkatan
hematokrit, AST elevasi, trombositopenia, hasil
AGDA ditemukan asidosis respiratorik.

You might also like