You are on page 1of 27

Prosedur Diagnostik

1. Terapi Oksigen
Pasien bayi dan anak mempunyai kebutuhan oksigen perkilogram
berat badan yang lebih besar karena tingginya metabolism pada anak.
Bayi kebutuhan oksigen 6-8 ml/kg per menit
Dewasa kebutuhan oksigen 3-4 ml/kg per menit
Jadi apnu atau ventilasi alveolar yang kurang hipoksemia lebih cepat
daripada anak.
Hipoksemia
Terbagi menjadi dua
1. hipoksemia arterial
Tekanan partial oksigen rendah (pada tempat yang tinggi)
Hipoventilasi alveoli (sleep apne, overdosis opiat)
Ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi (asma akut, atelectasis paru)
Pirau kanan ke kiri

2. Gangguan system trasnpor oksigen hemoglobin


Perfusi jaringan tidak adekuat
Kadar Hb rendah
Kurva disosiasi oksigen abnormal (hemoglobinopati, karboksihemoglobin tinggi)
Keracunan histotoksik dari enzim intraseluler (keracunan sianida, septicemia)
Indikasi terapi oksigen
Menurut American College of Chest Physicians and National Heart
Lung and Blood Institute:
Cardiac respiratory arrest
Hipoksemia (PaO2 < 60 mmHg, SaO2 < 90%)
Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg)
Curah jantung rendah dan asidosis metabolic (bikarbonat < 18
mmol/L)
Distress respirasi
Tujuan terapi oksigen
Mengatasi hipoksemia
Menurunkan usaha napas
Mengurangi kerja miokardium
Teknik pemberian oksigen
Sistem low flow
-kanul oksigen
-kateter nasal
Sistem reservoir
-sungkup oksigen (simple oxygen mask)
-sungkup dengan reservoir (partial rebreathing mask)
-non rebreathing mask
Sistem high flow
-sungkup dengan system venturi
Sistem tertutup (exclosure systems)
-kotak oksigen (oxygen hood)
Sungkup terbuka (face tent)
Pedoman klinik terapi oksigen
Kanul oksigen dengan kateter nasal digunakan jika:
1. Dibutuhkan oksigen tingkat rendah pada bayi atau anak
2. Mempertimbangkan keuntungan berupa diet tetap dapat diberikan
tanpa menggunkan oksigenasi
3. Meningkatkan mobilitas

Sungkup oksigen (simple oxygen mask) digunakan jika membutuhkan


oksigen tingkat rendah dan untuk jangka pendek (tindakan darurat,
transport)
Partial rebreathing masks digunakan untuk menghemat suplai oksigen
jika konsentrasi tinggi dibutuhkan (FiO2 > 0,4, < 0,6) misalnya selama
transport
Non rebreathing masks digunakan untuk memberikan konsentrasi >
0,60 atau konsentrasi spesifik)
Sungkup dengan system venture memberikan aliran udara (flow)
sesuai dengan konsentrasi oksigen yang dibutuhkan dengan tepat (
24% to 40%) yang melebihi flow inspirasi pasien.
Kotak oksigen (hoods) digunakan untuk
1. Mengontrol FiO2 pada bayi dan anak yang lebih kecil
2. Mengontrol FiO2 dan atau meningkatkan kelembaban pada pasien
yang tidak dapat memakai alat lain
3. Mengotrol FiO2 pada keadaan dada, abdomen dan ekstremitas
masih butuh perawatan
4. Meberikan konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk tes
hiperoksia pada neonates dengan napas spontan.
Penghentian terapi oksigen
Oksigen harus dihentikan bila oksigenasi arterial adekuat dan pasien
dapat bernapas dengan udara kamar (PaO2 > 8 kPa, SaO2 > 90%).
Pada pasien dengan resiko terjadi hipoksia jaringan, oksigen
dihentikan bila status asam basa dan penilaian klinis fungsi organ vital
membaik.
Kontraindikasi
Tidak terdapat kontraindikasi spesifik jika terdapat indikasi pemberian
oksigen
Kanul oksigen dan kateter nasal tidak boleh diberikan pada pasien
dengan obstruksi nasal (polip nasal, choana atresia, dll)
Kateter nasal tidak boleh diberikan pada pasien dengan trauma
maksilofasial, pasien dengan atau dicurigai fraktur basis cranii, atau
tedapat gangguan koagulasi
Menurut pendapat the clinical practice guideline steering committee
(2002), kateter nasal tidak cocok digunakan pada neonates
2. Water Sealed Drainage (WSD)
Merupakan tindakan invasif untuk mengeluarkan cairan atau udara
dari rongga pleura dengan cara menusuk dinding dada dengan alat tertentu
dan bertujuan untuk memasang suatu drainase yang tetap / permanen yang
dihubungkan pada suatu tabung yang berisi air berfungsi sebagai penjaga
teknan
Indikasi :
pneumothorak dan tension pneumothorak
Hemotoraks
Empiema
Fistula bronkopleura
Efusi pleura yang luas
Kontraindikasi
Mutlak : tidak ada
Relatif : keadaan umum yang buruk

Persiapan
Bila dalam rongga pleura terdapat udara (pneumothoraks), maka WSD
dipasang di dada bagian antero superior. Pada anak laki-laki, WSD dipasang
di intercostal 2 garis midklavikula. Pada anak perempuan, di intercostal 3
atau 4 garis aksila anterior. Pada bayi di intercostal 5 atau 6 garis midaksila.
Bila terdapat cairan dalam rongga pleura, pasang WSD di dada postero
inferior.
Pengawasan pasca tindakan
Pantau tanda vital dan komplikasi
Foto rontgen thorajs dilakukan pasca tindakan untuk melihat posisi
selang dan pengembangan paru

Komplikasi
Perdarahan karena robeknya pembuluh darah
Menembus jaringan paru
Emfisema subkutis
Paralisis diafragma akibat trauma pada nervus frenikus
Peghentian WSD
WSD dapat dicabut bila secara klinis dan radiologis paru telah
mengembang kembali
Pada efusi pleura, WSD dihentikan jika tidak ada lagi atau sedikit
sekali cairan yang keluar

Macam-macam variasi WSD


Pompa dihisap secara langsung
WSSD dengan satu botol atau lebih
3. Fisioterapi Dada
Digunakan untuk intervensi fisik dan mekanikal yang berperan
dalam penatalaksanaan kelainan respiratori akut dan kronik. Biasanya
tindakan ini dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sbb/;
Batuk kronik berulang
Penyakit paru yang menghasilkan banyak lender kental/cair.
Penyakit penyempitan saluran respiratori.
pada anak, fisioterapi dada dapat dilakukan setiap 8-12 jam,
bergantung pada kebutuhan anak. Waktu yang tepat untuk melakukan
fisioterapi dada adalah saat pagi hari yaitu sebelum atau 45 menit
sesudah sarapan pagi dan pada malam hari menjelang tidur.
Kontraindikasi
Kelaina dinding dada : fraktur iga, infeksi, neoplasma, riketsia
Tension pneumthoraks
Kelainan yang berhubungan dengan darah : kelaianan pembekuan
Aritmia jantung
Teknik fisioterapi dada
Postural drainage
Perkusi dada
Vibrasi dada
Kompresi dada
Forced expiration technique (FET) dan teknik siklus pernapasan aktif
Terapi sungkup ekspirasi tekanan positif (PEP)
Terapi sungkup PEP tekanan tinggi

You might also like