You are on page 1of 20

RESPONSI

UVEITIS ANTERIOR

FRIDA DYLLA HIDAYATI

Pembimbing:
dr. Retna Gemala Dewi, SpM
BAB I
RESPONSI KASUS
Identitas pasien
Nama : Ny. Sulami
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Kedungasem 10/9A Rungkut, Sby
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No register : 774550
Keluhan Utama

Mata merah disertai nyeri pada mata kanan

Riw Penyakit Sekarang

Mata merah sejak 10 hari yang lalu disertai nyeri. Nyeri seperti
tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan terus menerus dan memberat saat
malam hari dan saat fokus terhadap tulisan.

Selain itu, pasien juga mengeluhkan mata kabur pada mata kanan.
Kabur sejak 10 hari yang lalu, kabur saat melihat jauh maupun
dekat. Awalnya kabur yang dirasakan seperti melihat kaca buram.
Kabur yang dirasakan lama kelamaan bertambah berat. Sejak 4 hari
yang lalu pasien merasa tidak bisa melihat. Bisa melihat apabila
terdapat penerangan cahaya dan warna yang cerah.
Riw Penyakit Sekarang

Pasien berobat ke puskesmas 3 hari yang lalu kemudian diberikan


obat tetes mata yang mengandung chloramfenicol tetapi tidak
membaik.
Didapatkan keluhan lain, seperti mengganjal pada mata kanan.
Tidak didapatkan keluhan silau, penglihatan dobel, nrocoh,
pusing,sakit kepala, mual, muntah, keluar sekret, sakit gigi, batuk lama,
nyeri persendian ataupun trauma pada mata sebelumnya.

Riw Penyakit Dahulu

- Pernah seperti ini 3 bulan yang lalu dan sembuh


- DM (-)
- HT (-)
- Riwayat kacamata (-)
- Riwayat operasi mata (-)
Riw Penyakit Keluarga

- Tidak didapatkan keluhan yang sama


- DM (-)
- HT (-)

Riwayat Sosial

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Dahulunya pasien berjualan


di depan pabrik di sekitar jalan raya dan sering terpapar sinar matahari.
Saat berjualan, pasien sering menggenakan topi dan tidak memakai
kacamata.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS : CM/456
Tanda vital : TD/Nadi/Suhu/RR tidak diperiksa

Status oftalmologi:
Tajam Penglihatan
OD 1/300
OS 0,7
Tekanan Intra Okuler
OD : Tidak dievaluasi
OS : TIdak dievaluasi

Pergerakan Bola Mata:

OD OS
Baik segala arah baik segala arah
Pemeriksaan Fisik
Segmen Anterior
OD OS

Pupil
CVI + anisokor
(miosis)
PCVI + Membran +
OD OS
Edema (+), Hiperemi (-), Ptosis ringan Palpebra Edema (-), Hiperemi (-)
CVI (+), PCVI (+), sekret (-) Konjungtiva CVI (-), PCVI (-), sekret (-)
Jernih, KPs (-) Kornea Jernih, KPs(-)
Dalam, membran (+), flare (-), cell (-), Bilik Mata Depan Jernih, dalam, membran (-), flare (-),
hipopion (-) cell (-), hipopion (-)
Kripte regular, warna coklat Iris Kripte regular, warna coklat
Bulat, anisokor (miosis), 2mm, reflek Pupil Bulat, anisokor, 3 mm, reflek
pupil(-) pupil (+)
Jernih Lensa Jernih
Foto Kasus

Membran +
Segmen Posterior

OD OS

Tidak dievaluasi Fundus Reflek Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi Papil Nervus II Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi Retina Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi Vaskuler Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi Makula Tidak dievaluasi

Tidak dievaluasi Vitreus Tidak dievaluasi

Pemeriksaan lainnya: -
Daftar Masalah
Ny. Sulam, 44 tahun, dengan keluhan mata merah disertai nyeri pada mata
kanan
Tajam penglihatan menurun
Didapatkan keluhan mengganjal pada mata kanan.
Visus OD : 1/300, dan OS : 0,7
Pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan edem palpebra (+), CVI (+) dan
PCVI (+), membrane (+) pada bilik mata depan, pupil anisokor (miosis), dan
reflek pupil (-) pada okuli dextra.

Diagnosa Kerja
OD Uveitis Anterior

Diagnosa Banding -

Usulan Pemeriksaan

Foto thorax PA
Penatalaksanaan:

Terapi :
-Atropin 1% 3 x 1 tetes OD
-Methylprednisolon 3 x 16 mg
-Cendo xitrol 6 x 1 tetes OD
-Antasida 3x 200 mg diminum terlebih dahulu sebelum minum obat
methylprednisolon
-Konsul spesialis penyakit dalam, spesialis tht, dan dokter gigi untuk mengetahui
penyebabnya.
Monitoring :
-Keluhan pasien
-Visus
-Segmen anterior
-Segmen posterior
Edukasi:
- Perbanyak istirahat dan tidak terlalu banyak aktifitas
- Bila bepergian disarankan untuk menggunakan kacamata pelindung
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara makan makanan yang bergizi dan
istirahat cukup
- Megonsumsi obat secara rutin sesuai petunjuk dokter
- Kontrol 3 hari untuk evaluasi klinis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Traktus Uvea
Definisi uveitis
Uveitis adalah inflamasi atau keradangan pada traktus
uvea.

Saat ini istilah uveitis digunakan juga untuk


menggambarkan beberapa macam inflamasi intraokuler
yang mengenai traktus uvea (iris, badan silier, dan koroid)
serta retina dan pembuluh darah retina.
Klasifikasi Uveitis
SUN Standardization of Uveitis Nomenclatur (SUN) Working
Group tahun 2005 membagi uveitis berdasarkan klasifikasi
anatomi menjadi 4 kelompok:

Uveitis
Uveitis posterior
intermediet

Panuveitis
Uveitis anterior
(diffuse uveitis)
Patofisiologi
Secara pasti, patofisiologi anterior uveitis belum diketahui
sepenuhnya. Kemungkinan besar ini terjadi akibat respon
imun terhadap infeksi imun yang sistemik. Dimana inflamasi
iris dan badan siliar mengakibatkan gangguan pada blood-
ocular barrier, yang mengakibatkan protein dan sel darah
putih ekstravasasi ke humor aquos
Etiologi

-Etiologi yang paling umum adalah idiopatik (38%-70%). Etiologi yang paling umum
menyebabkan uveitis adalah HLA-B27-positif.

-Trauma dan infeksi herpetik.


-Sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan lyme disease.

Gejala Tanda

-Tajam penglihatan menurun


-Hiperemi perikornea/ injeksi silier
-Pupil miosis
-Mata merah
-Endotel kornea kotor dan Keratic Precipitates
-Nyeri
-Aqueous cells
-Fotofobia
-Aqueous Flare
-Epifora
-Eksudat fibrin di BMD
-Penglihatan menurun
-Pupil miosis
-Sinekia anterior dan posterior
-Penurunan tekanan intraokuli
Pemeriksaan Penunjang

-Sifilis mencakup uji Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) /rapid plasma
regain (RPR),
-Uji antibody anti-Treponema yang lebih spesifik, seperti FTA-ABS atau MHA-TP
assays.
-Kemungkinan tuberculosis dan sarkoidosis harus disingkirkan dengan pemeriksaan
sinar-X dada
-Uji kulit menggunakan purified protein derivative (PPD)

Penatalaksanaan
Siklopegik
Sikloplegik dengan jangka terapi pendek (short-acting)
Sikloplegik dengan jangka terapi panjang (long-acting)

Kortikosteroid
Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid periokuler
Kortikosteroid sistemik
BAB III
PEMBAHASAN
Usia 44 tahun keluhan mata merah, nyeri, penurunan tajam
penglihatan
Anamnesis: Tidak didapatkan keluhan nrocoh dan
Keratitis silau 2 gejala dari trias keratitis

Anamnesis: Tidak didapatkan keluhan pusing, sakit


kepala, mual, dan muntah.
Uveitis
Pemeriksaan segmen anterior: pupil anisokor
(miosis)
Glaukoma Sudut
Tertutup Akut Anamnesis: Tidak didapatkan sakit kepala, riwayat
trauma pada mata, dan riwayat operasi pada mata
sebelumnya.
Endoftalmitis Pemeriksaan segmen anterior: CVI (+), PCVI (+) ,
kornea jenih, bilik mata depan jernih, dalam, dan
didapatkan membran pada okuli dextra
Sehingga, pada kasus ini diagnosis mengarah pada uveitis, karena :

Anamnesa :
-Mata merah disertai nyeri pada mata kanan dengan penglihatan menurun
-Rasa mengganjal (+)
-Tidak didapatkan keluhan silau, penglihatan dobel, nrocoh, pusing,sakit kepala, mual,
muntah, keluar sekret, sakit gigi, batuk lama, nyeri persendian ataupun trauma pada
mata sebelumnya.
Tajam Penglihatan: VOD 1/300, VOS 0,7
Pada pemeriksaan segmen anterior : edem palpebra (+), CVI (+) dan PCVI (+), bilik
mata depan didapatkan membran (+), pupil anisokor (miosis), dan reflek pupil (-) pada
okuli dextra
Penatalaksanaan pada kasus ini:

-Atropin 1% 3 x 1 tetes OD
-Methylprednisolon 3 x 16 mg
-Cendo xitrol 6 x 1 tetes OD
-Antasida 3x 200 mg diminum terlebih dahulu sebelum minum obat
methylprednisolon
-Konsul spesialis penyakit dalam, spesialis tht, dan dokter gigi untuk mengetahui
penyebabnya.

Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax PA

You might also like