You are on page 1of 46

KELOMPOK 2

A. MIKOSIS SUPERFISIAL
Pitiriasis Versikolor

Pitriaisis Versikolor atau panu merupakan infeksi


superfisial ringan kronis pada lapisan permukaan kulit,
yaitu stratum korneum

Spesies Penyebab
Malassezia furfur
Malassezia globosa
Pitriasis Versikolor Malassezia restrica
Malassezia obtusa
Malassezia sympodialis
Malassezia sloffiae
Patologi

Jamur Malassezia bersifat lipofilik dimorfik yang membutuhkan lipid


untuk pertumbuhannya

Jamur Malassezia melekat pada kulit

Awal infeksi tampak sebagai sel ragi

Patogen: sel ragi berubah menjadi miselium (hifa)

Lesi pada kulit


Gejala

Gejala panu biasanya berupa rasa gatal bila


bserkeringat, meskipun demikian gejala panu
tidak memberikan gejala subjektif

Biasanya terjadi di tubuh bagian atas


(leher,muka,lengan,dada, dan perut)
Tinea Nigra

Infeksi Asimptomatik & Kronik


Superfisial pada stratum korneum.

Disebabkan oleh fungi demantiaseosa


Hortaea (Exophiala) werneckii

Sering terjadi di pantai yang hangat


dan pada wanita muda

Perubahan warna gelap pada Lesi


(Cokelat hingga Hitam), dan sering
pada telapak tangan
Pada pemeriksaan mikroskopik pada kerokan kulit
maka akan menunjukkan hifa bersepta, bercabang
dan pertunasan sel ragi dengan dinding sel yang
mengalami melanisasi.
Pengobatan dengan larutan keratolitik, asam
salisilat, atau obat-obat antifungi azol.
PIEDRA

Piedra ialah infeksi jamur pada rambut, berupa


benjolan yang melekat erat pada rambut,
berwarna hitam atau putih kekuningan.
Ada dua macam piedra, yaitu :
1. Piedra Hitam
2. Piedra Putih.

PIEDRA HITAM PIEDRA PUTIH


PIEDRA HITAM PIEDRA PUTIH

Piedra hitam dimasukkan ke


dalam kelompok penyakit Piedra putih Adalah infeksi
Phaeohyphomycoses, jamur pada rambut yang
karena jamur penyebabnya disebabkan oleh thricosporon
mempunyai hifa dan spora beigelii.
yang berwarna coklat-hitam

Piedra hitam adalah infeksi Ditemukan pada rambut ketiak


nodular di batang rambut dan pubis jarang mengenai
akibat Piedraia hortae rambut kepala

Penularan penyakit ini terjadi Menjaga kebersihan untuk


melalui sisiir dan alat-alat mencegah penularan
potong rambut
GEJALA KLINIS GEJALA KLINIS
PIEDRA HITAM PIEDRA PUTIH
Infeksi terjadi karena rambut
kontak dengan spora jamur
penyebab dan jamur akan
tumbuh membentuk koloni di Kelainan rambut tampak
sepanjang bantang rambut, sebagai benjolan yang
terutama rambut kepala. berwarna putih kekuningan.
Berupa benjolan yang sangat Nodul kekuningan yang lebih
keras berwarna coklat lembut dan berukuran lebih
kehitaman. besar.
Sulit dilepaskan, bila dipaksa Rambut ketiak, pubis, janggut
rambut akan patah. dan kepala dapat terinfeksi.
Tidak menimbulkan keluhan. Benjolannya mudah dilepas
Bila rambut disisir terdengar dari rambut.
bunyi karena nodul yang
melekat erat pada rambut.
B. MIKOSIS KUTANEUS
Dermatofitosis

Disebabkan oleh infeksi dermatofit (kurap).


Menyerang kulit yang tidak viabel, dapat menjadi persisten
dan mengganggu, tapi tidak mengancam nyawa.
Beberapa spesies memiliki fase reproduksi seksual
menghasilkan askospora dan termasuk dalam genus
teleomorfik Arthroderma.
terinfeksi melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi,
hewan dan manusia yang terinfeksi.
Dikelompokkan sebagai geofilik, zoofilik, dan antropofilik
peradangan lebih akut.
Geofilik : Microsporum gypseum,
Zoofilik : Microsporum canis, Microsporum gallinae,
Microsporum nanum, Trichophyton verrucosum.
Antropofilik: T. tonsurans, Epidermophyton floccosum.
Morfologi Dan Identifikasi Dermatofitosis
(tinea,ringworm,herpes sirsinata, kurap)

Dermatofitosis disebabkan oleh jamur golongan dermatofita


Berdasarkan morfologi, dermatofita dibagi dalam 3 genus dengan 6 spesies
penyebab utama dermatofitosis di Indonesia.
Genus Microsporum : Genus Epidermophyton
Genus Trichopyton :
Trichophyton rubrum, Microsporum canis, : Epidermophyton
Trichophyton Microsporum gypseum ; floccosum ; Satu-
mentagrophites,
satunya spesies
Trichophyton
concentricum hanya menginfeksi rambut patogen dalam genus
ini
dan kulit. Cenderung
menginfeksi rambut, menghasilkan makrokonidia
kuku, dan kulit. Menginfeksi kulit dan
multisel khas dengan
kuku
dinding berduri.
Tabel Morfologi Dermatofita
NO. GENUS/ MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI GAMBAR AKTUAL
SPESIES
1. Trichophyto Hifa halus, mikrokonidia kecil
n sp
berbentuk piriformis, dinding tipis, dan
T. Rubrum bentuk lonjong. Makrokonidia
sp
berbentuk pensil, atas beberapa sel.
permukaan putih berkapas dan pigmen
tidak dapat larut berwarna merah tua
jika dilihat dari sisi lain koloni.

2. Trichophytn Berbentuk kapas-granula,banyak


sp
kelompok mikrokonidia, bulat
T. Menta- berbentuk seperti anggur di cabang
grophytes
terminal, hifa bergelung/spiral banyak
dalam isolat primer. Makrokonidianya
juga berbentuk pensil
Tabel Morfologi Dermatofita
NO. GENUS/ MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI GAMBAR AKTUAL
SPESIES
3. Trichophyto Menghasilkan koloni pipih yang
n sp bertekstur seperti bedak atau beludru
pada permukaan observasi berwarna
T. tonsurans cokelat, kemerahan jika dibalik.

4. Microsporu Koloni permukaan putih, seperti kapas


m sp dan warna kuning tua jika kloni dibalik.
M. canis Berbentuk lonjong dan tidak khas
Makrokonidianya berbentuk kumparan
yang berujung runcing, melengkung,
atau berkait. dan terdiri atas 8-15 sel,
serta berdinding tebal.
Tabel Morfologi Dermatofita
NO. GENUS/ MORFOLOGI & IDENTIFIKASI GAMBAR AKTUAL
SPESIES

5. Microsporu Berbentuk kumparan, membentuk


m sp koloni berwarna cokelat muda seperti
bedak, banyak makrokonidia
M. gypseum berdinding tebal, namun lebih tipis dari
M. canis dan bersel 4-6 buah.

6. Epidermo- menghasilkan makrokonidia berdinding


phyton sp tipis, menebal ujungnya, bersel 2-4
buah. Terbentuk dalam kelompok-
E. kelompok kecil koloninya biasanya
floccosum pipih dan bertekstur seperti beludru
dengan sedikit warna cokelat muda
atau hijau zaitun.
D
Dermatofitosis pada kuku
E disebabkan oleh
Trichophyton sp
R
M
A
T
O
S
I
Dermat
T ofitosis
pada
O kulit
S
I
S
Epidemiologi & Imunitas Dermatofitosis

Infeksi dermatofit dikulit setelah trauma atau kontak. Faktor


kerentanan pejamu :

Kelembapan Kehangatan

Komposisi sebum dan


Zat kimia khusus dikulit
keringat

Usia muda Pajanan berat

Predisposisi genetik
Epidemiologi : lebih tinggi terjadi pada daerah beriklim panas
dan lembab serta berpenduduk padat
Pemakaian sepatu sehingga membuat kondisi hangat dan
lembab : Infeksi di kaki
Sumber infeksi : tanah atau hewan yang terinfeksi pada kasus
dermatofit geofilik&zoofilik
Antropofilik kontak langsung/benda mati yang tercemar :
handuk,baju,kamar mandi umum yang terkontaminasi,dan
benda lain yang serupa

Trichophytin antigen mentah yang dapat digunakan untuk mendeteksi


hipersensitivitas tipe cepat dan lambat terhadap antigen dermatofitik
Infeksi dermatofit noninflamatorik kronis
atopi serta menunjukkan hipersensitivitas tipe cepat dan peningkatan
kadar IgE
Pejamu normal : imunitas terhadap dermatofitosis bervariasi durasi dan
derajat Pejamu, lokasi, dan spesies jamur yang menyebabkan infeksi
Gejala Klinis Dermatofitosis

Infeksi dermatofi sebenarnya salah dinamai kurap


(ringworm) atau tinea karena lesinya berupa lingkaran
dengan permukaan kulit yang tinggi.
Bentuk klinisnya dikelompokan menurut lokasinya.
Adapun gejalah klinis yang khas pada penderita
dermatofitosis yaitu :
Gatal
Kelainan berbatas tegas
Polimorfi
Bagian tepi lesi lebih aktif
Tinea Pedis

Dermatofitosis yang paling banyak dijumpai.


Biasanya muncul sebagai penyakit infeksi kronik
sela-sela kaki.
Tipe lainnya adalah tipe vesikular, ulseratif, dan
mokasin dengan hiperkeratosis telapak kaki.
Gejala klinis
Rasa gatal diantara jari kaki dan timbul vesikel-
vesikel kecil yang pecah dan mengeluarkan cairan
encer
Kulit sela-sela kaki mengalami maserasi dan
terkelupas
Muncul retakan kulit yang rentan mengalami infeksi
bakteri sekunder
Jika infeksi jamur menjadi kronis, pengelupasan dan
keretakan kulit merupakan manifestasi utamanya,
disertai nyeri dan prutitus
Tinea Unguium (ONIKOMIKOSIS)

Tine Ungulum (dermatophytic onychomycosis)


merupakan infeksi pada kuku jari tangan dan kaki
yang disebabkan oleh jamur dermatofita.

Onikomikosis berasal dari bahasa Yunani: onyx


(kuku) dan mykes (jamur).

Onikomikosis merupakan infeksi pada kuku yang


disebabkan oleh jamur dermatofita (80-90%), non-
dermatofita (3-5%) dan yeast (5-17%) .
Agen
Etiologi Trichophyton
rubrum
Trichophyton
Trichophyton Penyeba
mentagrophytes b paling
Dermatofita Epidermophyton sering
Epidermophyton
floccosum penyakit
TU
Microsporum
Scopulariopsis
spp.
Scytalidium spp.

Acremonium spp.
Non-dermatofita
Fusarium spp.

Aspergillus spp.

Candida spp.
Tinea unguium terdapat di seluruh dunia.
Tinea unguium dapat terjadi baik pada anak-anak
maupun dewasa dan biasanya terjadi pada laki-
laki.
Infeksi kuku dapat terjadi setelah tinea pedis
yang berkepanjangan. Dengan invasi hifa kuku
menjadi kuning, rapuh, menebal dan mudah
rontok.
Infeksi dapat mengenai satu atau lebih kuku kaki
ataupun tangan. Kuku kaki lebih sering terinfeksi
dibandingkan kuku tangan.
Patogenesis
Tinea unguinum menginvasi kuku yang sehat. Jamur masuk melalui tiga cara yaitu dari manusia ke
manusia (antropofilik), dari hewan ke manusia (zoofilik) dan dari tanah ke manusia (geofilik).

Dermatofita menghasilkan keratinases (enzim pemecah keratin) yang memungkinkan untuk invasi
jamur ke dalam jaringan keratin. Dinding sel dermatofita juga mengandung mannans (sejenis
polisakarida) yang dapat menghambat respon imun (T. rubrum mengandung mannans yang dapat
mengurangi proliferasi keratinosit).

Beberapa predisposisi yang memudahkan terjadinya TU yaitu kelembaban, trauma berulang pada
kuku, penurunan imunitas, gaya hidup (penggunaan kaos kaki dan sepatu tertutup terus-menerus,
olahraga berlebihan dan penggunaan tempat mandi umum). Peningkatan invasi jamur dapat terjadi
pada pasien dengan defek pada suplai vaskularisasi (akibat pertambahan usia, insufisiensi vena,
penyakit arteri perifer, pasien immunocompromised).
Invasi jamur dimulai dari permukaan lempeng kuku, celah lipatan kuku lateral, proksimal ataupun
hiponikium (distal kuku). Setelah terjadi perlekatan awal, jamur mengalami pertumbuhan,
germinisasi dan penetrasi pada jaringan kuku dan kondisi ini yang menyebabkan kuku rusak. Dapat
terjadi onkomikosis sekunder dimana infeksi terjadi setelah jaringan di sekitar kuku sudah terinfeksi
seperti pada psoriasis atau trauma kuku.

Tinea unguium pada kuku kaki biasanya terjadi setelah tinea pedis, sedangkan tinea unguium pada
kuku tangan dikaitkan dengan tinea manus, tinea corporis dan tinea capitis.
Gambaran Klinis
Superfisial
Distal Lateral Subungual Proximal Subungual
Onychomycosis (SO)
Onychomycosis (DLSO) Onychomycosis (PSO)
(white or black)
Pola tinea unguium yang Jamur masuk melalui Jamur menginvasi permukaan
paling sering terjadi. kutikula lipatan kuku dorsal kuku. Paling sering
Infeksi dimulai dari posterior kemudian disebabkan oleh T. mentagrophytes
berpindah sepanjang atau T. rubrum (pada anak), dan
stratum korneum daerah
lipatan kuku proksimal kadang disebabkan oleh
hiponikium (lipatan kuku) Acremonium, Fusarium dan
kemudian masuk ke menginvasi matriks kuku.
Aspergiluus terreus.
subungual. Paling sering disebabkan Superfisial White Onychomycosis
Kadang tampak garis oleh T. rubrum. (SWO): Permukaan lempeng kuku
kuning pada pojok kuku Selalu dikaitkan dengan yang terinvasi jamur menunjukkan
yang berlanjut ke keadaan gambaran putih seperti
proksimal. immunocompromised, tepung/serbuk kapur dan kadang
Sering dikaitkan dengan banyak ditemukan pada mudah retak. Biasanya terjadi pada
tinea pedis dan biasanya penderita HIV. kuku kaki, sering disebabkan oleh
disebabkan oleh T. Dapat mengenai satu T. mentagrophytes var. interdigitalis
rubrum. atau dua kuku. Superfisial Black Onychomycosis
(SBO): lempeng kuku berwarna
Gambarannya berupa hitam, disebabkan oleh T. rubrum
bintik putih di bawah var. nigricans atau kapang (mold
lipatan kuku proksimal. Scytalidium dimidiatum).
TINEA KORPORIS

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit
yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada,
punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan
akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada
bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan
vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini
menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meninggalkan
daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja.
TINEA KRURIS

Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat
bila disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut
atau menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan
kulit tampak tegas dan aktif.
Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula
yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah
lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan
sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perut bagian bawah
dan bahkan dapat sampai ke aksila.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan
T. mentografites
TINEA MANUS

Tinea manus merujuk pada


kurap yang ada di tangan serta
jari tangan. Lesi yang kering dan
berskuama dapat mengenai
satu atau kedua tangan, satu
atau lebih dari satu jari tangan.
TINEA KAPITIS
( RINGWORM OF THE SCALP )

Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang


disebabkan oleh spesies dermatofita

Kelainan ini ditandai dengan lesi bersisik terasa gatal,


kemerah merahan, alopesia yang kelabu dan
kusam dan kadang kadang terjadi klinis berat.

Ada 3 bentuk tinea kapitis yaitu Grey patch


ringworm,kerion,black dot ringworm
1. GREY PATCH RINGWORM
Disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak
anak
Mulai muncul papul merah kecil disekitar rambut,papul akan melebar dan
membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik
Warna rambut menjadi abu abu.tidak berkilat lagi, rambut mudah
patah,dan terlepas dari akarnya
Semua rambut pada daerah diatas terserang oleh jamur , terbentuk
alopesia.
Pemeriksaan dengan lampu wood terlihat fluoresensi hijau kekuningan
pada rambut yang sakit

2. KERION

Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis,berupa


pembengkakan seperti sarang lebah dengan sebukan sel radang
disekitarnya.
Penyebab Microsporum canis atau Microsporum gypseum
M. canis ditularkan dari anak kucing ke anak anak dan dapat
menimbulkan pitak pitak radang purulen
Pitak biasanya berkrusta dengan banyak pustula sehingga dapat
menimbulkan jaringan parut dan terjadi alopesia permanen
3. BLACK DOT RINGWORM

Disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton


violaceum
Rambut mudah patah tepat pada muara folikel, yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh spora, sehingga folikel
rambut ini menjadi gambaran khas yaitu Black dot.
Pada anak anak biasa terjadi saat masa pubertas, tinea
kapitis epidemis biasanya sembuh sendiri.
Tinea barbae

Disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes.


Ditandai dengan bercak berkrusta dan berskuama
disertai dengan pustula diseluruh daerah yang
berjenggot.
Dapat terlihat nodul nodul verukosa besar yang
menyerupai infeksi kerion pada kulit kepala.
Infeksi tersebut biasanya karena kontak dengan hewan
ternak
EPIDEMIOLOGI

Tinea barbae jarang terjadi didunia,


lebih umum terjadi di negara
negara dengan cuaca yang
temperature tinggi dan lembab.

Biasanya terjadi di masyarakat


pedesaan
PATOFISIOLOGI
Trichophyton mentagrophytes
menyerang stratum korneum
dari epidermis dan folikel
rambut

Dermatofit memproduksi enzim


keratinase yang diperlukan
untuk menyerang keratinin
epidermis dan rambut
Tipe
Terbentuklah nodul yang Superfisial
meradang dengan beberapa
pustul dan kerak yang menutupi Tipe Tipe
permukaan kulit Inflamasi Circinata

Menyebabkan rambut rapuh TIPE


dan mudah patah/terlepas KLINIS
1. Tipe Inflamasi
Keadaannya sama seperti kerion pada tinea kapitis
Lesinya terdiri dari nodul dan krusta yang seropurulen
Rambut terlihat kusam,rapuh dan mudah patah
Terbentuk juga jaringan parut alopesia

2. Tipe Superfisial
tampak sama seperti folikulitis oleh bakteri
Rambut kusam dan rapuh

3. Tipe Circinata
Sama seperti tinea circinata
Aktif,terlihat antara batas vesiculopustul dan skala
pusat
Reaksi Trikofitid

Merupakan antigen yang di buat dari pembiakan


trikofitosis.
Pada penyakit dermatofitosis, seseorang dapat menjadi
hipersensitif terhadap produk jamur sehingga
mencetuskan manifestasi alergi yang disebut dermatofitid
(berupa vesikel), di daerah tubuh khususnya di tangan.
Uji kulit trikofitin menunjukkan hasil positif signifikan pada
orang tersebut.
UJI LABORATORIUM DIAGNOSTIK

A. SPESIMEN

Bahan yang Rambut yang


diambil adalah dipilih adalah
Bahan diambil
masa detritus rambut yang
dan dipilih dari
dari bawah kuku terputus-putus
bagian lesi yang
yang sudah atau rambut
aktif yaitu
rusak atau dari yang warnanya
daerah pinggir.
bahan kukunya tidak mengilat
sendiri lagi
B. Pemeriksaan Mikroskop

Kulit: Terlebih dahulu dibersihkan


dengan alkohol 70% lalu dikerok
dengan skalpel sehingga memperoleh
skuama yang cukup. Letakkan diatas
objek glass lalu dituangi KOH 10%
Kuku: dituangi dengan KOH 20% - 40%
dan di lihat dibawah mikroskop , di cari
hifa atau spora
Rambut: tuangi KOH 20%, lihat adanya
infeksi endo atau ektorik.
Pemeriksaan Mikroskopik dari kerokan
kulit
C. PEMBIAKAN / KULTUR

Dua tipe yang sering digunakan untuk isolasi


jamur:
Media selektif (agar BHI) yang dapat ditumbuhi oleh semua
jenis jamur yang terdapat pada sampel.
Media potato flakes agar (PFA), atau kombinasi Saborauds
dextrose agar (SDA) dan BHI (SABHI) digunakan sebagai
media selektif.
Media SDA digunakan untuk menumbuhkan jamur di kulit
maupun ragi dari kultur sampel vagina.
SDA (2%) merupakan media yang paling banyak digunakan
untuk subkultur jamur yang telah diisolasi pada medium
pengaya, fungsinya untuk menghambat terbentuknya spora
dan mempertahankan bentuk hifa.
Inkubasi jamur: 1-3 minggu, pada suhu 30C. Bakteri dimorfik:
37C untuk menghasilkan bentuk dimorfiknya.
Hal yang perlu di perhatikan pada hasil
pembiakan
BENTUK KOLONI BENTUK HIFA
Koloni Ragi: Bundar, lunak/lembek, Menurut fungsinya: Hifa Vegetatif,
permukaan halus/rata, mengkilat, tidak berfungsi untuk perkembangan &
berpigmen, kekuningan. Sel ragi berupa mengambil makanan; Hifa
sel yang bulat dan kadang-kadang ada 2 Reproduktif untuk membentuk atau
tunas. memperbanyak diri dengan spora.
Koloni menyerupai ragi: lembek,
Menurut jenisnya: Hifa berseptum
permukaan halus, mengkilat, putih
& Hifa tidak berseptum (senosistik
kekuningan. Tampak seperti sel tunggal
dan kadang tampak seperti miselium Pembagian lain: Hifa sejati
semu. (apabila panjang hifa lebih dari
Koloni Filamen: seperti kapas berupa lebar) & Hifa semu.
benang halus, permukaan dan pinggir
tidak rata & menonjol diatas permukaan
media. Hifa sejati, yaitu benang-benang
yang besifat kontur ganda, berinti dan
mempunyai sekat, misalnya: trikopiton,
mikrosporon & epidermofiton.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi djuanda dkk.1987.ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN edisi

keempat.Jakarta.Balai penerbit FKUI.

Brooks, G. F., dkk, 2014. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick,

&Adelberg.Edisi 25. EGC: Jakarta.hal 658 .

Kartini, P D. 2013. Tinea Unguium. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin, FK UNSRI/RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.

Perea S, et.all. September 2000. Prevalence and Risk Factors of Tinea

Unguium and Tinea Pedis in the General Population in Spain. In Journal of

Clinical Microbiology, Vol. 38, No. 9, p. 3226-3230. Department of Microbiology

and Infectious Diseases, University Hospital 12 de Octubre, Madrid 28041:

Spain.

Price,Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi : Konsep klinis Proses Proses

Penyakit edisi ke 6. EGC: Jakarta.


SEKIAN DAN

You might also like