You are on page 1of 43

PRESENTASI KASUS

KEJANG DEMAM

Pembimbing:
Oleh:
dr. Arifianto, Sp.A
Soraya Dwi Khairunnisa
1102012285
BAB I
KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. B
Umur : 4 tahun 1 bulan
Tanggal lahir : 18 Mei 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya Centex No. 87 Kec.
Ciracas Jakarta Timur
Tanggal masuk rumah sakit : 14 Juni 2017
Tanggal pemeriksaan : 16 Juni 2017
Ruang rawat : Bagsal mawar
Nomer rekam medis : 2013-484933
Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama Tn. A Ny. D
Usia 40 39
Agama Islam Islam
Pekerjaan Wiraswasta Ibu rumah
tangga
Alamat Jl. Raya Centex No. 87 Kec. Ciracas Jakarta Timur

Hubungan dengan Anak kandung


anak
Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis kepada ibu


pasien

Keluhan utama : Kejang 1,5 jam sebelum masuk rumah


sakit
Riwayat Penyakit Sekarang

1,5 Jam SMRS


Kejang sekitar 30 menit
Kaku pada seluruh tubuh
kelojotan (-), mata mendelik (-),
dominan satu sisi (-).
Suhu tubuh 40o C.
Di bawa ke IGD RSUD. Pasar Rebo

1 Hari SMRS
Demam 38,9o C,
Sakit Perut
Muntah 1x berisi makanan
Dibawa berobat ke klinik.
Di klinik pasien diberi, paracetamol, Antasida
doen dan satu obat lagi pasien lupa.
Demam tak kunjung turun
Malam hari pasien mencret sebanyak 5x,
berwarna kehijauan dan terdapat ampas.
Riwayat Penyakit Dahulu

Kejang demam pada usia 1 tahun (30 menit), 2 tahun (5


menit) dan usia 3 tahun (10 menit)
Riwayat Penyakit
Keluarga
Ayah dan Ibu pasien tidak mengetahui riwayat kejang demam saat
mereka masih kecil.
Kakak pasien yang sekarang berusia 11 tahun dahulunya sering kejang
sejang usia 1- 6 tahun, kejang selalu di dahului dengan demam.
Genogram
Riwayat Pribadi
Kehamilan Masalah kehamilan Tidak ada
ANC Sebulan sekali
Kelahiran Tempat persalinan RSUD Pasar Rebo
Penolong persalinan Dokter

Cara persalinan Sesar


Usia gestasi 9 bulan (39 minggu)

Paska lahir Keadaan Bayi Berat lahir : 2600 gr


Panjang badan: 48 cm
Lingkar kepala: ibu lupa
Menangis spontan: ya
Kelainan bawaan : -
Riwayat ASI &Makanan

ASI
3 bulan

MPASI
Mulai pada usia 6 bulan

Makanan
Makanan Keluarga
Riwayat Perkembangan

1 tahun 3
bulan bisa
8 bulan bisa berjalan dan
merangkak bicara
6 bulan bisa
duduk
3 bulan bisa sendiri
mengangkat
kepala dan
tengkurap
Riwayat Imunisasi

Imunisasi dasar lengkap

Hb 0, BCG, DPT Hb Hib 1-4, Polio 1-4,


Campak 1
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 117x per menit, teratur, isi cukup
Frekuensi Nafas : 24x per menit, teratur
Suhu : 36,8o C
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Status Gizi

BB : 13 Kg
TB : 98 cm
Umur : 4 tahun

BB/U : 13/17x 100% =


76,47% (Berat Badan Kurang)
TB/U : 98/102 x 100 % =
96% ( Tinggi Badan Normal)
BB/TB : 13/ 15 x 100 %
=86,67% ( Gizi Kurang)
Pemeriksaan Fisik

1. Kepala : Normocephal
2. Mata : Conjunctiva anemis (-) sklera
ikterik (-) RCL: +/+ RCTL: +/+ isokor 2/2
3. Leher : Pembesaran KGB (-) trachea
berada di tengah
4. Telinga : hiperemis (-) sekret (-) nyeri
tekan (-)
5. Hidung : sekret (-/-) jernih, edema (-/-)
6. Mulut dan Tenggorokan: Tonsil T2-T2, faring
hiperemis (-), uvula berada di tengah
Pemeriksaan Fisik

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat Paru-Paru:
Palpasi : iktus kordis teraba Inspeksi : ukuran dada antero
posterior:lateral 1:2.
Perkusi : Batas kanan jantung
: ICS 5 linea sternalis dextra Gerakan dada statis dan dinamis
simetris
Batas kiri jantung
: ICS 5 linea mid clavicular Palpasi : Fremitus taktil simetris,
sinistra tidak ada krepitasi
Batas pinggang jantung Perkusi : Sonor di seluruh lapang
: ICS 3 linea parasternalis paru
sinistra Auskultasi: Vesikular di seluruh lapang
Auskultasi: BJ I dan II normal, paru. Ronchi (-/-) wheezing (-/-)
murmur (-) gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen Genitalia
Inspeksi : Datar simetris Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : Bising usus (+) normal Ekstremitas


Perkusi: Timpani di seluruh kuadaran, Akral hangat pada ekstremitas atas dan
shifting dullness (-) bawah kanan-kiri
Edema tidak ada pada ekstremitas
Palpasi : Supel, nyeri tekan ulu hati (-), bawah kanan-kiri
hepar tidak teraba membesar, lien tidak Capilarry refill time < 2 detik
teraba membesar, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-), undulasi (-),
kandung kemih tidak teraba penuh.
Status Neurologis

GCS : E4M6V5 (15)


Kaku kuduk :-
Laseque : >70o / >70o
Brudzinski I :-/-
Kernig : >135o / >135o
Brudzinski II :-/-
Refleks patologis :
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Pemeriksaan Penunjang
14/06/17 (06.13)
16/06/17 (21:29)
Pemeriksaan IGD RSUD Nilai Rujukan
RSUD Ps.Rebo
Ps.Rebo
Hemoglobin 11,8 g/dL 12,3 g/dL 10,8 12,8
Hematokrit 35 % 37% 35 43
Leukosit 32.600 sel/L 8.700 sel/L 5500-15.500
Trombosit 305.000 sel/L 285.000 sel/L 217.000-497.000
Eritrosit 4,3 Juta sel/L 4,6 Juta sel/L 3,6 5,2
Natrium 136 mmol/L 135 147
Kalium (L) 3.4 mmol/L 3,5 5,0
Klorida 102 mmol/L 98 108
Pemeriksaan Analisa Tinja
Pemeriksaan 15/06/17 (21:29) Nilai Rujukan
RSUD Ps.Rebo
Makroskopik Hijau Coklat
Warna Cair Lembek
Konsistensi Tidak Nampak
Lendir Tidak Nampak
Pus Tidak Nampak
Darah
Mikroskopik
Amoeba Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Lemak Negatif Negatif
Serat Otot Negatif Negatif
Serat Tumbuhan Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Leukosit 2-3 / LPB 0-1

Eritrosit 1-2 / LPB 0-1

Jamur Hifa pendek +, spora +


Telur Cacing Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Resume

Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan kejang sejak
1,5 jam SMRS. Kejang selama 30 menit, dengan seluruh badan
menjadi kaku. 1 hari SMRS di dapatkan demam, muntah 1 x berisi
makanan, mencret sebanyak 5 x berwarna kehijauan dan masih terdapat
ampas. Pada hasil pemeriksaan darah di dapatkan leukosit sebesar
32.600 sel/L.
Diagnosis Kerja dan
Diagnosis Banding

Diagnosis Kerja : Kejang Demam Kompleks


Diare Akut dengan
dehidrasi ringan sedang

Diagnosis Banding: Epilepsi


Meningitis
Rencana Pengelolaan
Rencana Tatalaksana
Non Farmakologis :
Hidrasi yang cukup (minum air
putih lebih banyak)
Rencana Pemeriksaan Makanan sesuai kebutuhan kalori
EEG (Jika terdapat kejang tanpa demam selama Kompres air hangat jika demam
follow up) untuk dd epilepsi
Farmakologis :
IVFD Kaen 3B 10 tpm
Inj Paracetamol 3 x 100 mg / 24
jam (jika demam)
Lacto B 1 x 1 sach
Oral Zinc 1x 1
Inj Ceftriaxone 1 x 1 gram
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functional : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
14 Juni 2017
S: Demam(+), kejang (-), mual muntah (-), mencret (+) 10x kuning ada ampas dan lendir, batuk

F (-), BAK baik.


O:

O
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis

L
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 142 x/menit
L Frekuensi Nafas : 30 x/menit
Suhu : 37,9C

O BB
Kepala
: 13 kg
: Normocephal

W
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Normotia, normosepta, serumen (-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-)
Tenggorok: T2-T2, faring tidak hiperemis
Mulut : Mukosa bibir sedikit kering
Leher : KGB teraba membesar, trakea tidak deviasi
Kulit : Turgor baik

U Jantung
Paru
: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
: SV (+/+), Rhonki (-). Wheezing (-)

P
Abdomen : Supel, turgor baik, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral hangat, tidak terdapat edema pada keempat
ekstremitas, tidak terdapat deformitas.
A : KDK, diare akut dehidrasi ringan sedang
P : - IVFD KAEN 3B 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 1x 1 gr
- Inj. Paracetamol 1X 1 GR - Lacto B 1x1
- Zinc 1x 1
15 Juni 2017
S: Demam (-), mual muntah (-), makan (+), mencret 1x ada lendir sedikit
O:
Suhu : 37.3C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 112 x/menit
Frekuensi Nafas : 28 x/menit

BB : 12 kg

A : KDK, diare akut dengan dehidrasi ringan sedang


P : - IVFD KAEN 3B 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 1x 1 gr
- Inj. Paracetamol 1X 1 GR - Lacto B 1x1
- Zinc 1x 1
16 Juni 2017
S: Demam (-), mual muntah (-), makan (+),
O:
Suhu : 36.8C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 117 x/menit
Frekuensi Nafas : 24 x/menit
BB : 12,5 kg
A : KDK, diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
P : - IVFD KAEN 3B 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 1x 1 gr
- Inj. Paracetamol 1X 1 GR - Lacto B 1x1
- Zinc 1x 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Kejang Demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
380C, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial

Bukan disebabkan infeksi SSP, gangguan metabolik, tidak pernah ada


riwayat kejang tanpa demam.
Epidemiologi

Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling sering,


biasanya merupakan kejadian tunggal dan tidak berbahaya.
Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam berulang dan
kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi
usia kurang dari 1 tahun
Sejumlah 935% kejang demam pertama kali adalah kompleks,
25% kejang demam kompleks tersebut berkembang ke arah
epilepsi.
Etiologi

Etiologi kejang demam hingga kini belum diketahui.


Demamnya sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media,
gastroenteritis, pneumonia, bronkopneumonia, bronkhitis, tonsillitis, infeksi
saluran kemih, dan lain-lain
Faktor Risiko

Riwayat kejang demam pada keluarga;


perkembangan terlambat;
infeksi virus influenza A, human herpesvirus-6,
metapneumovirus;
anemia defisiensi besi;
asfiksia neonatorum;
vaksinasi;
kadar natrium rendah
Klasifikasi

Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks


Kejang singkat <15 menit, Kejang lama > 15 menit
umumnya berhenti sendiri
Kejang umum tonik atau tonik- Kejang fokal atau parsial satu
klonik, tanpa gerakan fokal sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial

Tidak berulang dalam 24 jam Berulang atau lebih dari satu


kali dalam 24 jam
Patofisiologi
Peningkatan
temperatur dalam LPS menstimulus makrofag yang akan
otak berpengaruh Lipopolisakarida memproduksi pro- dan anti-inflamasi
terhadap (LPS) sebagai sitokin tumor necrosis factor-alpha
perubahan pirogen eksogen (TNF-), IL-6, interleukin-1 receptor
letupan aktivitas . antagonist (IL-1ra), dan
neuronal.
prostaglandin E2 (PGE2).

Menstimulus pusat termoregulasi di


Pirogen endogen, yakni interleukin 1, akan hipotalamus
meningkatkan eksitabilitas neuronal
(glutamatergic) dan menghambat GABA-
ergic

Peningkatan eksitabilitas neuronal ini yang


menimbulkan kejang
Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada
kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam.

Pungsi lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan
atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.

Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang demam, kecuali


apabila bangkitan bersifat fokal. EEG hanya dilakukan pada kejang
fokal untuk menentukan adanya fokus kejang di otak yang
membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala) tidak diperlukan


pada kejang demam sederhana ataupun kompleks. CT/MRI kepala
harus dilakukan pada keadaan makro/mikrosefali, kelainan
neurologi yang menetap, terutama lateralisasi.
Penatalaksanaan
Antipiretik

Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik


mengurangi risiko terjadinya kejang demam.

Dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa


antipiretik tetap dapat diberikan.

Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15


mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10
mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Antikonvulsan

Pemberian obat antikonvulsan intermiten adalah obat


antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat demam.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per
oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg
dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari,
dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam
Antikonvulsan

Pemberian obat antikonvulsan rumat


Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang.
Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan
fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.
Pengobatan diberikan selama 1 tahun
Penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan
tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam.
Edukasi
Prognosis Kemungkinan berulangnya kejang
demam
Kecacatan atau kelainan neurologis Faktor risiko berulangnya kejang demam
Prognosis kejang demam secara adalah:
umum sangat baik.
1. Riwayat kejang demam atau epilepsi
Kejadian kecacatan sebagai
komplikasi kejang demam tidak dalam keluarga
pernah dilaporkan. 2. Usia kurang dari 12 bulan
Perkembangan mental dan neurologis
3. Suhu tubuh kurang dari 39 derajat
umumnya tetap normal pada pasien
yang sebelumnya normal. Celsius saat kejang
4. Interval waktu yang singkat antara
awitan demam dengan terjadinya
kejang.
Kemungkinan
kejadian Epilepsi 5. Apabila kejang demam pertama
merupakan kejang demam kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatrics. Subcommittee on Febrile Seizures. Pediatr.
2011;127(2):389-94.
2. de Siqueira LFM. Febrile seizures: Update on diagnosis and management. Rev Assoc Med
Bras. 2010; 56(4): 489-92.
3. Hesdorffer DC, Benn EK, Bagiella E, Nordli D, Pellock J, Hinton V, dkk. Ann Neurol.
2011;70(1):93-100.
4. Nelson KB, Ellenberg JH. Pediatr. 1978;61(5):720-7.
5. Annegers JF, Hauser W, Shirts SB, Kurland LT. N Eng J of Med. 1987;316:493-8.
6. Shinnar S. Febrile seizure. Dalam: Swaiman KS, Ashwal S, penyunting. Pediatric
Neurology Principles and Practice. Elsevier Saunders 2012.p.790-8.
7. Wendorff J, Zeman K. Immunology of febrile seizures. Pracapoglado/review paper. 2011;
20: 40-6.
8. American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr.
2011;127:389- 94.
9. Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016. 2016. Available from: http://idai.or.id/wp-
TERIMA KASIH

You might also like