You are on page 1of 36

DERMATITIS KONTAK IRITAN KRONIS

Melan Mulyana
G1A211030

Pembimbing
dr. Ismiralda Oke P., Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNSOED
PURWOKERTO
2012
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 32 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Griya Karen Indah, Sokaraja,
Banyumas
Pekerjaan : Bidan
CONTD (LAPORAN KASUS)

B. Anamnesis
Keluhan utama : Gatal
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien datang ke poli kulit kelamin RS. Prof


Margono Soekarjo pada tanggal 21 Maret 2012

lokasi
1 bulan Gatal Kemerahan,
yang Jari kering Digaruk
lalu tangan Kulit tebal dan bersisik
kiri
Onset kronologis
CONTD (LAPORAN KASUS)

Keluhan muncul setelah pasien mencuci piring

dengan menggunakan sabun cuci piring

Selesai mencuci piring dengan sabun yang sama

muncul keluhan yang sama, tetapi ketika tidak

mencuci piring, walaupun dalam keadaan berkeringat,

stress, keluhan tersebut tidak muncul.

Pasien pernah berobat dan mendapatkan salep

betamethason keluhan sedikit berkurang tetapi

ketika habis, keluhan pun muncul kembali.


CONTD (LAPORAN KASUS)

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat alergi makanan seperti
udang, ikan laut, telur
Disangkal
Riwayat alergi debu
Riwayat asma

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat alergi makanan seperti
udang, ikan laut, telur
Riwayat alergi debu Disangkal
Riwayat asma
Riwayat menderita keluhan yang
sama
CONTD (LAPORAN KASUS)

Riwayat Sosial :
Pasien tinggal dengan suami, 1 orang anak, dan 1 orang
pembantu.

Pasien bekerja sebagai bidan

Di rumah, pasien biasa mencuci piring dengan


menggunakan sabun cuci piring

Setiap hari pasien mencuci piring sebanyak 4-6 kali dengan


durasi sekitar 20 menit

Untuk pekerjaan rumah yang lain, seperti mencuci pakaian,


dikerjakan oleh pembantunya.
CONTD (LAPORAN KASUS)
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan pengukuran
Status Generalis : Dalam Batas Normal
Status Dermatologis
Lokasi : Digiti 2, 3, dan 4 manus sinistra
Efloresensi : Skuama halus dengan dasar
makula eritematosa, tidak
berbatas tegas, regional dan
likenifikasi
D. Resume
Pasien, perempuan, 32 tahun dengan keluhan gatal di jari
tangan kiri.

Keluhan sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu

Awalnya kulit terasa gatal kemerahan, kering digaruk


kulit tebal dan bersisik.

Keluhan muncul setelah pasien mencuci piring dengan


menggunakan sabun cuci piring.

Setiap selesai mencuci piring dengan menggunakan sabun


tersebut, keluhan yang sama pun selalu muncul tetapi ketika
tidak mencuci piring, walaupun dalam keadaan berkeringat,
stress, keluhan tersebut tidak muncul.
Pasien pernah berobat dan mendapatkan salep
betamethason. Keluhan sedikit berkurang tetapi ketika
habis, keluhan pun muncul kembali.

Riwayat alergi makanan seperti telur, udang, ikan laut,


riwayat alergi debu, riwayat asma disangkal.

Riwayat keluarga yang mempunyai keluhan yang sama


disangkal.

Pasien biasa mencuci piring dengan menggunakan sabun cuci


piring.

Setiap hari pasien mencuci piring sebanyak 4-6 kali dengan


durasi sekitar 20 menit.
E. Diagnosis Banding
1. Dermatitis Kontak Iritan Kronis
2. Dermatitis Kontak Alergika
3. Neurodermatitis
4. Tinea Manus
5. Skabies
F. Diagnosis Kerja

Dermatitis Kontak Iritan Kronis


G. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, usulan uji tempel
H. Terapi
Medikamentosa : - Clobetasol proprianate 0,05 %,
dioleskan 2 kali sehari
- Loratadin 10 mg 1 kali sehari
Non Medikamentosa :

Menghindari kontak dengan alergen, yaitu sabun pencuci


piring.

Bila ingin mencuci piring, pasien bisa menggunakan sarung


tangan

Setelah mencuci, pasien disarankan membersihkan tangan


dari iritan menggunakan pembersih yang ringan.

Pasien disarankan secara teratur memakai pelembab kulit

I. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS KONTAK IRITAN

Definisi

DKI inflamasi pada kulit yang bermanifestasi sebagai eritema,


edema ringan dan pecah-pecah (Hogan, 2011).

Epidemiologi

Dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan


umur, ras, dan jenis kelamin.

Di Amerika sering terjadi pada pekerjaan yang melibatkan


kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang kulit
terhadap air, bahan makanan atau iritan lainnya
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan ditemukan


sebesar 55,6% di ICU dan 69,7% pada pekerja yang sering
terpapar

Di Jerman insidensi = 4,5 setiap 10.000 pekerja.

Insiden tertinggi penata rambut (46,9 kasus per 10.000


pekerja setiap tahunnya), tukang roti dan tukang masak
(Hogan, 2011)

Bayi dermatitis popok DKI di glutea, paha atas, dan


perut bagian bawah (Harahap, 2000).
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Etiologi

Bahan bersifat iritan

Iritan bahan pelarut, detergen, minyak


pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu,
minyak, fiberglass, pelarut-pelarut organik,
dan lain sebagainya (Djuanda et al., 2007);
(Keefner & Curry, 2004).

Faktor yang berpengaruh Faktor iritan,


Faktor individu, faktor lingkungan
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
Patogenesis

DKI manifestasi klinis suatu proses inflamasi yang


disebabkan karena proses pengeluaran sitokin
proinflamasi dari sel-sel kulit (terutama keratinosit)
sebagai respon terhadap stimulus kimiawi (Hogan,
2011)..

2 Jenis iritan Kuat dan lemah

Iritan kuat menimbulkan kelainan kulit pada


pajanan pertama

Iritan lemah hanya pada mereka yang paling


rawan atau mengalami kontak berulang-ulang
Bahan Iritan

Merusak membran Menembus


lemak keratinosit membran sel

Aktivasi fosfolipase
Merusak lisosom,
mitokondria, dan
Pelepasan Asam komponen inti
Arakidonat, DAG,
PAF, IP3

AA diubah menjadi Induksi vasodilatasi,


PG dan LT permeabilitas
vaskular

Perubahan vaskuler
Kemotraktan untuk
limfosit dan
neutrofil + aktivasi Pelepasan histamin
sel mast

Reaksi peradangan
klasik
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Gejala Klinis

1. DKI akut

Terjadi setelah kontak dengan satu atau


beberapa bahan-bahan iritan kuat

Penyebab iritan kuat Asam kuat :


larutan asam sulfat dan asam hidroklorid; Basa
: natrium dan kalium hidroksida

Biasanya karena kecelakaan dan reaksi segera


timbul (Harahap, 2000); (Djuanda et al., 2007)
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Umumnya kelainan kulit muncul segera,


intensitas reaksi sebanding dengan
konsentrasi dan lamanya kontak dengan iritan,
terbatas pada tempat kontak

Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar,


kelainan yang terlihat berupa eritema, edema,
bula, mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan
kulit berbatas tegas, dan pada umumnya
asimetris (Djuanda et al., 2007).
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
2. DKI akut lambat

Kelainan kulit baru terlihat setelah 8-24 jam atau lebih

Iritan podofilin, antralin, asam fluorohidrogenat

Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu


serangga yang terbang malam hari (dermatitis
venenata), penderita baru merasa pedih setelah esok
harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya
sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis (Djuanda
et al., 2007).
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
3. DKI kronis

Nama lain dermatitis iritan kumulatif

Penyebab kontak dengan iritan lemah yang


berulang-ulang (faktor fisik, misalnya gesekan, trauma
mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga
bahan, contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah,
bahkan air) (Harahap, 2000); (Djuanda et al., 2007)

Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu-


minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa bertahun-
tahun kemudian.
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Waktu dan rentetan kontak faktor yang paling


penting.

Paling sering ditemukan (Djuanda et al., 2007).

Gejala klasik kulit kering, eritema, skuama, lambat


laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas
kelainan tidak tegas.

Sering berhubungan dengan pekerjaan lebih


banyak ditemukan di tangan dibandingkan dengan di
bagian lain
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
Diagnosis

Diagnosis DKI anamnesis yang cermat dan


pengamatan gambaran klinis

DKI akut Lebih mudah diketahui karena munculnya


lebih cepat

DKI kronis timbulnya lambat serta mempunyai


variasi gambaran klinis yang luas

Sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergi


diperlukan uji tempel untuk bahan yang dicurigai
(Djuanda et al., 2007)
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
Terapi

Terpenting menghindari pajanan bahan iritan, baik


yang bersifat mekanik, fisik, maupun kimiawi serta
menyingkirkan faktor yang memperberat

Pelembab untuk memperbaiki kulit kering

Kortikosteroid topikal hidrokortison

Untuk kelainan yang kronis diawali dengan


kortikosteroid yang lebih kuat

Pemakaian APD
CONTD (DERMATITIS KONTAK IRITAN)
Prognosis

Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak


dapat disingkirkan dengan sempurna, maka
prognosisnya kurang baik sering terjadi pada
dermatitis kontak iritan kronik yang penyebabnya
multifaktor, juga pada penderita atopi (Djuanda et al.,
2007).
PEMBAHASAN

DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkan kegiatan


mencuci tangan atau paparan berulang kulit terhadap air,
bahan makanan atau iritan lainnya (Hogan, 2011).

Pasien pada kasus ini adalah seorang wanita hasil


anamnesis pasien sehari-hari sering melakukan aktivitas
mencuci piring yang melibatkan tangan dengan
menggunakan sabun cuci piring

Sabun cuci piring merupakan salah satu bahan iritan


CONTD (PEMBAHASAN)
Hasil anamnesis faktor iritan dapat dilihat adanya
faktor lama dan frekuensi paparan yakni adanya paparan
yang berulang tapi ringan pada pasien

Faktor lingkungan aktivitas mencuci menggunakan tangan


yang sering setiap harinya pada pasien merupakan aktivitas
yang melibatkan gesekan dan berisiko terjadinya trauma
mikro serta kelembaban rendah.
CONTD (PEMBAHASAN)

Secara klinis DKI kumulatif/kronis sesuai dengan hal-


hal yang tercakup didalamnya yakni penyebabnya adalah
iritan lemah, onset berhari-hari, berminggu-minggu, dan
bahkan bertahun-tahun, kulit tampak kering, kemerahan,
bersisik, terjadi penebalan kulit, dan bila terus-terusan dapat
retak. adanya riwayat kontak berulang-ulang dan
berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu tidak ada riwayat
atopi atau riwayat alergi pada pasien.
CONTD (PEMBAHASAN)

Dari PF skuama halusdengan dasar makula


eritematosa, difus, regional, terletak pada digiti 2, 3, dan
4 manus sinistra sesuai dengan gejala klinis pada DKI
kronis, yaitu kulit kering, eritema, skuama, lambat laun
kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas
kelainan tidak tegas.
ELIMINASI DD

Neuroder Tinea
DKA Skabies
matitis manus
Eritema Gatal kelainan Minimal
berbatas tidak nya 2 tanda
tegas (-) timbul berbatas kardinal
ketika tegas, (-)
pasien tepi lesi
sedang aktif (-)
dalam
keadaan
stress
CONTD (PEMBAHASAN)
Terapi menghindari pajanan bahan iritan, baik yang
bersifat mekanik, fisis atau kimiawi serta menyingkirkan
faktor yang memperberat

Topikal Sistemik

Clobetason Loratadin 10 mg 1
proprianate 0,05 % kali sehari
dioleskan 2 kali
sehari
CONTD (PEMBAHASAN)

Pasien disarankan secara teratur memakai pelembab


kulit dan menghindari pajanan dengan sabun cuci piring.
Jika terpaksa harus mencuci piring, pasien disarankan
untuk menggunakan sarung tangan.
KESIMPULAN
1. DKI merupakan inflamasi pada kulit yang bermanifestasi sebagai eritema, edema

ringan dan pecah-pecah

2. DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau

paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan atau iritan lainnya

3. DKI diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah DKI akut dan DKI

kronis

4. Pasien pada kasus ini menderita DKI kronis karena sering terpapar oleh iritan

lemah secara berulang-ulang dan dari hasil anamnesis serta pemeriksaan fisik

mengarah ke DKI kronis

5. Pengobatan DKI kronis dilakukan secara medikamentosa, yaitu dengan pemberian

kortikosteroid topikal dan anti histamin serta non medikamentosa yaitu edukasi

tentang penyakit dan cara untuk mencegah paparan yang berulang


Djuanda, A. et al., 2007. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed.
Jakarta: FKUI.
Graham, R. & Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. 8th ed.
Jakarta: Erlangga.
Harahap, M., 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Hogan, D.J., 2011. Irritant Contact Dermatitis. [Online] Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview
[Accessed 25 Maret 2012].
Keefner, D.M. & Curry, C.E., 2004. Contact Dermatitis. In Handbook
of Nonprescription Drugs. 12th ed. Washington: APA.
Radmanesh, M. & Sharifi, M., 2011. Lichen simplex chronicus,
neurotic excoriation and nodular. Iranian Journal of Dermatology,
14(1).
Trihapsoro, I., 2003. Dermatitis Kontak Alergik Pada Pasien Rawat
Jalan di RSUP Haji Adam malik Medan. USU.

You might also like