You are on page 1of 40

LBM 2 THT

Riantika Nur Utami


SGD 1
Bagaimana fisiologi keseimbangan?
Mengapa pasien mengeluh kepala terasa berputar
setelah bangun tidur?
Mengapa pasien mengeluh mual tapi tidak muntah?
Apa hubungan tidak disertai kurang pendengaran dan
suara berdenging dengan keluhan pasien?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan?
Apa saja manifestasi klinis dari gangguan
keseimbangan?
DD gangguan keseimbangan?
Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
pasien?
fisiologi keseimbangan
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu
sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non
vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan
somatokinetik [kulit, sendi, otot]).
Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak,
serebelum dan serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular
perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin
tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit
(sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor
sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor
sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada
kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular,
seperti gerakan berputar, sedangkan makula pada
otolit mengatur akselerasi linear.
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan
cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga
ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya
proses depolarisasi dan akan merangsang penglepasan neurotransmitter
eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf
aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke
arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi.

Neurotransmitter yang berperan dalam impuls aferen vestibuler adalah


bersifat eksitator, antara lain glutamate, aspartat, asetilkolin, histamine
dan substansi P. Sedangkan neurotransmiter yang berperan dalam impuls
eferen vestibuler adalah bersifat inhibitor yaitu GABA, glisin,
noradrenalin, dopamine, dan serotonin.

Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi


mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis menjadi energi biolistrik, sehingga dapat memberi
informasi mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier
atau percepatan sudut. Dengan demikian dapat memberi informasi
mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat.
Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara
depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik
pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi
dengan bidang tumpu, serta berat badan.
2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi
dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang
tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.
3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam
keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.
Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.

(Ballenger, JJ. Fisiologi Sistem Auditori dan Vestibuler; Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher. edisi 13 jilid dua. Binarupa Aksara: Jakarta)
(BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler)
Motion sickness
Adanya gerakan akan dirasakan oleh otak melalui 3 jalur pada sistem saraf,
yang akan mengirim signal dari telinga bagian dalam (berupa perasaan
terhadap gerakan, percepatan, gravitasi), dari mata (penglihatan), dan
jaringan lebih dalam pada permukaan tubuh manusia (yang
disebut proprioceptors). Ketika tubuh digerakkan dengan sengaja,
misalnya kita jalan, input dari ketiga jalur tadi akan dikoordinasikan oleh
otak. Pada beberapa orang tertentu, ketika terjadi gerakan tidak sengaja
seperti ketika mengendarai mobil, kadang otak tidak bisa
mengkordinasikan ketiga input tadi dengan baik. Adanya konflik dalam
koordinasi 3 input tadi diduga menyebabkan orang merasa mabuk jalan
atau motion sickness. Konflik input dalam otak ini diduga melibatkan
beberapa senyawa penghantar saraf yaitu histamin,
asetilkolin, dannorepinefrin. Karena itu, obat yang bekerja melawan
motion sickness adalah obat yang mempengaruhi atau menormalkan lagi
kadar senyawa pengantar syaraf ini di otak atau dengan memblok
reseptornya.
MUAL MUNTAH
Nausea vomitus merupakan proses yang sangat kompleks
yang dikoordinasikan oleh pusat muntah di Medulla
Oblongata. Pusat ini menerima masukan impuls dari
(Mohamed, 2004; Saeda, 2004: Silbernagl, 2006):
1. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) pada area postrema
CTZ banyak mengandung reseptor dopamin dan 5
hidroksi-triptamin (terutama D2 dan 5-HT3). CTZ tidak
dilindungi oleh blood brain barrier sehingga mudah
mendapat stimulus dari sirkulasi (misalnya, perubahan
pH darah, obat, dan toxin). CTZ dapat dipengaruhi pleh
agen anestesi, opioid dan faktor humoral (5-HT) yang
dilepaskan selama pembedahan.
2) Sistem Vestibuler (Motion Sickness dan nausea akibat gangguan pada telinga
bagian tengah)
Sistem vestibuler dapat menyebabkan terjadinya nausea vomitus sebagai akibat dari
pembedahan yang melibatkan telinga bagian tengah atau pergerakan setelah
pembedahan.
3) Higher Cortictal Centers pada sistem saraf pusat
Higher cortical centers (sistem limbik) dapat terlibat dalam terjadinya PONV
terutama berhubungan dengan perasaan tidak menyenangkan penglihatan, bau,
ingatan, dan ketakutan.
4) Nervus Vagus (membawa sinyal dari tractus gastrointestinal)
Saraf aferen dari nervus vagus menyampaikan informasi dari mekanoreseptor pada
otot dinding usus, di mana akan dihasilkan 5-HT apabila usus mengembang atau
trauma selama pembedahan dan dari kemoreseptor pada mukosa tractus
gastrointestinalis bagian atas yang dipicu oleh adanya zat berbahaya dalam
lumen.
Sistem spinoretikuler (menginduksi mual akibat trauma fisik).
Nukleus tractus solitarius (merupakan arcus reflek dari reflek muntah).

(Vertigo: Aspek Neurologi. Budi Riyanto Wreksoatmodjo.Rumah Sakit Marzuki


Mahdi, Bogor, Indonesia)
VERTIGO
Definisi
Istilah vertigo berasal dari bahasa Latin verto yang
artinya memutar atau gerakan berputar.1 Vertigo
adalah suatu bentuk gangguan orientasi berupa ilusi
atau halusinansi gerakan diamana perasaan dirinya
bergerak berputar atau bergelombang terhadap
ruangan di sekitarnya atau ruangan sekitarnya yang
bergerak terhadap dirinya.

Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat


keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat
PATFIS VERTIGO
Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2
dalam darah, oleh karena itu perubahan aliran darah yang
mendadak dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan timbul
bila hanya ada perubahan konsentrasi O2 saja, tetapi harus ada
faktor lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu
dari arteri auditiva interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit.
Dengan demikian bila ada perubahan konsentrasi O2, hanya satu
sisi saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya terdapat
perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri.
Akibatnya akan terjadi serangan vertigo.1
Perubahan konsentrasi O2 dapat terjadi, misalnya pada hipertensi,
hipotensi, spondiloartrosis servikal. Pada kelainan vasomotor,
mekanisme terjadinya vertigo disebabkan oleh karena terjadi
perbedaan perilaku antara arteri auditiva interna kanan dan kiri,
sehingga menimbulkan perbedaan potensial antara vestibuler
kanan dan kiri.

(Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT KL FK UI 2007)


PATOFISIOLOGI
Gangguan Keseimbangan = imbalance=dysequilibrium
adalah ketidak mampuan utk mempertahankan postur maupun
bergerak secara memadai
Imbalance dpt terjadi akibat vertigo atau kelainan neuromuskuler
Vertigo selalu disertai dg imbalance, tapi imbalance tidak selalu disertai
vertigo
KESIMPULANNYA :
Imbalance dg vertigo penyebabnya di sistem sensorik/ SSP
Imbalance tanpa vertigo penyebabnya di motorik

Sebab-sebab gangguan Keseimbangan


1. Ggn pada sistem sensorik
2. Ggn pada sistem saraf pusat (SSP)
3. Ggn pada sistem motorik
SEBAB-SEBAB GANGGUAN KESEIMBANGAN

A. Gangguan pada sistem Sensorik


1. Ggn. vestibuler labirin dan n. vestibularis
2. Ggn. visual
3. Ggn. propioseptif

B. Gangguan pada SSP


1. kelainan organik
2. kelainan fungsional (psikis,psikologik)
3. gangguan kesadaran

C. Gangguan pada sistem motorik tanpa vertigo


TEORI-TEORI VERTIGO
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :
1. Teori Rangsang Berlebihan (Overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
2. . Teori Konflik Sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik,
atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga
timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia
atau sulit berjalan(gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar
(yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan,
teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
3. Teori Neural Mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak
mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada
suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang
telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.Jika pola gerakan yang
baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga
berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.
4. Teori Otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan .
5. Teori Neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin
(Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu
dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya
gejala vertigo
6. Teori Sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada
proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan
stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor);
peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf
simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa
meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat
menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat
di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang
menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat
dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
Vertigo can be of central or peripheral
origin
Central
Involving structures in the
central nervous system
(e.g., cerebrum,
cerebellum, brainstem)

Peripheral
Involving structures not
part of the central
nervous system, most
frequently the inner ear

Baloh RW. Lancet 1998;352:18416. Mukherjee A et al. JAPI 2003;51:1095-101. Puri V, Jones E. J Ky Med Assoc
2001;99:31621. Salvinelli F et al. Clin Ter 2003;154:3418. Strupp M, Arbusow V, Curr Opin Neurol 2001;14:1120.
Apa saja pemeriksaan tes fungsi
keseimbangan ?

Test romberg
Tetst gait
Test berjalan
Test barney
Test telunjuk hidung telunjuk
Penyebab gangguan keseimbangan ?
Adanya gerakan akan dirasakan oleh otak melalui 3 jalur pada sistem saraf,
yang akan mengirim signal dari telinga bagian dalam (berupa perasaan
terhadap gerakan, percepatan, gravitasi), dari mata (penglihatan), dan
jaringan lebih dalam pada permukaan tubuh manusia (yang
disebut proprioceptors). Ketika tubuh digerakkan dengan sengaja,
misalnya kita jalan, input dari ketiga jalur tadi akan dikoordinasikan oleh
otak. Pada beberapa orang tertentu, ketika terjadi gerakan tidak sengaja
seperti ketika mengendarai mobil, kadang otak tidak bisa
mengkordinasikan ketiga input tadi dengan baik. Adanya konflik dalam
koordinasi 3 input tadi diduga menyebabkan orang merasa mabuk jalan
atau motion sickness. Konflik input dalam otak ini diduga melibatkan
beberapa senyawa penghantar saraf yaitu histamin,
asetilkolin, dannorepinefrin. Karena itu, obat yang bekerja melawan
motion sickness adalah obat yang mempengaruhi atau menormalkan lagi
kadar senyawa pengantar syaraf ini di otak atau dengan memblok
reseptornya.
Macam macam gangguan
keseimbangan ?
VERTIGO
MENIERE
Motion sickness
Vertigo can be of central or peripheral
origin
Central
Involving structures in the
central nervous system
(e.g., cerebrum,
cerebellum, brainstem)

Peripheral
Involving structures not
part of the central
nervous system, most
frequently the inner ear

Baloh RW. Lancet 1998;352:18416. Mukherjee A et al. JAPI 2003;51:1095-101. Puri V, Jones E. J Ky Med Assoc
2001;99:31621. Salvinelli F et al. Clin Ter 2003;154:3418. Strupp M, Arbusow V, Curr Opin Neurol 2001;14:1120.
Beda Vertigo Sentral dan Perifer

Vertigo sentral Vertigo perifer

Kausa : infeksi, neoplasma, trauma, Kausa : kelainan mata, propioseptif ,


intoksikasi, radang keln. telinga

Mulainya pelan Mulainya mendadak, episodik


Kontinyu dan berlangsung lama Berlangsung singkat (menit jam)
Tidak berpengaruh MENGHEBAT pd perub. Sikap
thd perubahan sikap
Tidak disertai tinitus dan KP Tinitus dan KP +
Nistagmus horisontal dan vertikal Nistagmus horisontal
Disertai tanda-tanda pato SSP + Tanpa tanda2 keterlibatan SSP
PF BPPV
Penatalaksanaan dapat berupa
medikasi, perubahan pola makan,
konseling, latihan rumah ringan,
terapi fisik dan dalam kasus yang
jarang adalah pembedahan.5
Rehabilitasi vestibuler adalah
sebuah program fisioterapi untuk
membantu mengimbangi
gangguan sistem vestibuler.
Program ini termasuk latihan
gerakan mata dan aktivitas
keseimbangan, yang mudah
dipraktekkan di rumah. Aktivitas
tersebut mengembalikan
kegunaan terbaik fungsi vestibuler
yang tersisa, penglihatan, dan
sensasi di kaki untuk membantu
pasien menjaga keseimbangannya
TINITUS
Suara yang didengar seseorang dan suara tersebut berasal dari dirinya sendiri
Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan perasaan adanya
bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan,
melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri..).
Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada
sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis
dan Iain-lain. Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran
merupa-kan gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare.
Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama dengan
denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga
mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba Eustachius terbuka, sehingga ketika
bernapas membran timpani bergerak dan terjadi tinitus. Kejang klonus muskulus tensor
timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot pala-tum dapat menimbulkan tinitus
objektif.
Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis (carotid-body
tumour), maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga.
Pada tuli sensorineural biasanya timbul tinitus subjektif nada tinggi (4.000 Hz).
Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin,
garamysin, digitalis, kanamycin, dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atau
hilang timbul.
Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit Meniere dapat terjadi tinitus pada nada
rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Gangguan ini
disertai dengan tuli sensorineural dan vertigo.
Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien yang stres akibat gangguan
keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau saat
hamil dapat juga timbul tinitus dan gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya
sudah normal kembali.
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
Tinitus dapat dibagi menjadi
1. Tinitus objektif
Bila suara tersebut dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi di
sekitar telinga. Tinitus objektif bersifat vibratorik, berasal dari transmisi vibrasi
system muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga.
2. Tinitus subjektif
Bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri,jenis ini sering terjadi tinnitus
subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan
degenerative traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat
saraf pendengar.(Buku Ajar Ilmu Penyakit THT,FKUI,2001)

Terapi Tinitus Akut


1. Antioksidan
2. Sirkulasi darah
3. Tranquilizer

Terapi Tinitus Kronis


Tidak ada obat yang Responsif !!
NON Medikamentosa : Habituasi
Sound terapi
Biofeedback
Masker, ABD
PENYAKIT MENIERE

Etiologi : Penyebab pasti belum diketahui.


Adanya hidrops endolimfe pada koklea dan
vestibulum, diduga akibat :

1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pd ujung arteri


2. Berkurangnya tek. Osmotik di dlm kapiler
3. Meningkatnya tek. Osmotik ruang ekstra kapiler
4. Tersumbatnya jalan keluar sakus endolimfatikus
penimbunan cairan endolimfe
Gejala klinis :
Terdapat trias atau sindrom Meniere yaitu vertigo, tinitus dan tuli sensorineural
terutama nada rendah. Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertai
muntah. Setiap kali ver-usaha untuk berdiri dia merasa berputar, mual dan
terus muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu, meski-pun keadaannya berangsur baik. Gejala yang lain menjadi
tanda khusus adalah perasaan penuh di dalam telinga.
Dari keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit yang
lainnya yang juga mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit Meniere, tumor
N.VIII, sklerosis multipel, neuritis vestibuler atau Vertigo posisi paroksismal
jinak(VPPJ).
Pada tumor N VIII serangan vertigo perio-dik, mula-mula lemah dan makin lama
makin kuat. Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi intensitas
serangan sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo
tidak periodik dan makin lama makin menghilang. Penyakit ini diduga
disebabkan virus. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita influenza.
Vertigo hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh
total bila tidak disertai dengan kompli-kasi. Vertigo posisi paroksismal jinak
(VPPJ), keluhan vertigo datang secara tiba-tiba ter-utama pada perubahan
posisi kepala dan keluhan vertigonya terasa sangat berat, kadang-kadang
disertai rasa mual sampai muntah, berlangsung tidak lama.
(BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler)
PENATALAKSANAAN
Pada saat datang di berikan obat simtomatik,
seperti sedatif dan bila di perlukan dapat di
berikan anti muntah. Untuk kasus Meniere di
berikan obat-obat vasodilator perifer untuk
mengurangi tekanan hidrops endolimfe. Dapat
dengan cara operasi shunt untuk mengalirkan
ke tempat lain tekanan endolimfe.
Motion sickness
Adanya gerakan akan dirasakan oleh otak melalui 3 jalur pada sistem saraf,
yang akan mengirim signal dari telinga bagian dalam (berupa perasaan
terhadap gerakan, percepatan, gravitasi), dari mata (penglihatan), dan
jaringan lebih dalam pada permukaan tubuh manusia (yang
disebut proprioceptors). Ketika tubuh digerakkan dengan sengaja,
misalnya kita jalan, input dari ketiga jalur tadi akan dikoordinasikan oleh
otak. Pada beberapa orang tertentu, ketika terjadi gerakan tidak sengaja
seperti ketika mengendarai mobil, kadang otak tidak bisa
mengkordinasikan ketiga input tadi dengan baik. Adanya konflik dalam
koordinasi 3 input tadi diduga menyebabkan orang merasa mabuk jalan
atau motion sickness. Konflik input dalam otak ini diduga melibatkan
beberapa senyawa penghantar saraf yaitu histamin,
asetilkolin, dannorepinefrin. Karena itu, obat yang bekerja melawan
motion sickness adalah obat yang mempengaruhi atau menormalkan lagi
kadar senyawa pengantar syaraf ini di otak atau dengan memblok
reseptornya.

You might also like