Professional Documents
Culture Documents
1 bulan
yll: Pasien BAB Ke UGD:
1 tahun 2x,
6 bulan berwarna
yll:
yll: Pasien hitam BAB
mengeluh seperti hitam,
Hipertensi sering aspal, tidak ada
Hipertensi
tidak kesemutan +mual, perbaikan
+ stroke
terkontrol di tangan nyeri ulu dari
& kaki hati, lemas keluhan
kanan kiri badan,
tidak nafsu
makan,
muntah (-)
PEMERIKSAAN FISIK
(8/7/2017)
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit, regular
Respirasi : 20 x/menit,
abdominothoracal
Suhu : 36,5
BB : 70 kg
KEPALA
Thorax
Thoraks: Bentuk dan gerak simetris, Sela iga tidak melebar
Jantung:
Inspeksi:
Iktus cordis tampak di ICS V linea axillary anterior sinistra
Palpasi:
Iktus cordis teraba di ICS V linea axillary anterior sinistra, kuat
angkat.
Perkusi:
Batas kanan : ICS V Linea para sternal dextra
Batas kiri : ICS V linea mid clavicula sinistra
Batas atas : ICS II linea para sternal sinistra
Auskultasi:
Bunyi jantung S1 dan S2 normal, S3 gallop (-), dan murmur
(-)
Paru-paru anterior Paru-paru posterior
Inspeksi:
Inspeksi:
Retraksi otot pernafasan +/+
Bentuk dan gerakan simetris
(suprasternal)
Palpasi
Palpasi
Hemithoraks kiri dan kanan:
Hemithoraks kiri & kanan : VF
VF normal
normal
Perkusi
Perkusi
Hemithoraks kanan dan kiri :
Hemithoraks kiri dan kanan:
sonor
sonor
Auskultasi
Auskultasi
Hemithoraks kiri dan kanan :
Hemithoraks kiri & kanan :
VBS normal
VBS normal
Ronchi -/-, Wheezing -/-
Ronchi -/-, Wheezing -/-
Abdomen
1.Melena e causa:
Gastritis erosiva hemorhagika dengan DM tipe 2 dan Abses Gluteal
Ulkus peptikum hemorhagika dengan DM tipe 2 dan Abses Gluteal
Rupture varices esophagus dengan DM tipe 2 dan Abses Gluteal
2. DM tipe 2
3. CKD
4. Bronkhitis
5. Abses Gluteal e causa :
- DM
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin
EKG
Foto Thorax
Endoscopy
Fungsi ginjal : Ureum, Kreatinin
Analisa gas darah
Pemeriksaan SADT
GDS, 2 jam PP, Gula darah puasa, HbA1C
DIAGNOSIS KERJA
Faal Ginjal
Ureum : 237 mg/dl
Kreatinin : 2,33 mg/dl
PEMERIKSAAN
RONTGEN
Kesan:
Bronkhitis dengan
bronkhiektasis dan
gambaran TB paru lama
Tidak tampak cardiomegaly
PEMERIKSAAN EKG
TATALAKSANA
Farmakologis:
Pranza inj 1x1
Ceftriaxone inj 1x2
Ondansetron 8 mg inj 3x1
Metronidazole inj 3x1
Ketorolak inj 3x1
Humalog mix 50/50, 6-0-6
Maghtral 3x1
Sanmol 3x1
Provital plus 3x1
Amlodipin 10mg 1x1
Iv NaCl 0,9% 30gtt
D5% 20gtt
D10 20gtt
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
ANALISIS KASUS
Timeline
4/7/17 (IGD 22.00 WIB) 5/7/17 (Resusitasi IGD)
S: A: S: A:
O: O:
- DM tipe 2
kes : CM Kes : somolen
P: - penurunan kesadaran :
TD : 130/70 06.00
mmHg Jawaban konsul : TD : 80/60 hiperglikemi/
N : 100x/mnt - Puasa kecuali mmHg
obat
hiponatremi
R : 20 x/mnt N : 98 x/mnt
S : 36,20C - Infus NaCl 0,9% R : 24 x//mnt - Melena e causa gastritis
2 line S : 38,3 0C hemoragika
Lab :
- Insulin 10 unit - Hipotensi
Hb : 5,4 07.15
L : 34,3K bolus, TD : 105/57 - Bronkhitis,
E : 1,71 selanjutnya 2 mmHg bronkhiektasis
Ht : 15,9 unit/jam N : 100 x/mnt
Tr : 687K - Vit K 3x1mg R : 14 x//mnt
P:
Ur : 237 - Ceftriaxone 3x1 SPO2 : 100%
Kr : 2,33 - GDS 03.20 436
gr iv - 03.30 inj ceftriaxone
GDS : 684 10.00
Na : 125 - Cross match, TD : 90/58 - GDS 05.30 452
K : 4,6 Transfusi PRC 4 mmHg - 06.00 : pindah ke ruang
Ca : 1,02 labu N : 98x/mnt Resusitasi, pasang monitor,
SGOT :15 - Pranza 1x1 inj R : 18 x//mnt
inj Vit K
SGPT : 14 - Pantoprazole iv S : 38,9
SPO2 : 100% - 07.15 : insulin 3 unit/jam
- Asam - 09.00 Pasang NGT, DC
traneksamat iv 11.15 - GDS 10.00 382
- EKG TD : - 11.15 : omeprazol ,
78/45mmHg dopamine
N : 92 x/mnt
6/7/17 (HCU) 7/7/17 (HCU Pindah Ruangan)
S: A: S : pasien A :
O: gelisah - DM tipe 2
Kes : P: O: - penurunan kesadaran :
somnolen -Iv NaCl kes : CM hiperglikemi/
TD : 0,9% 30 gtt TD : 151/58 hiponatremi
160/77 -Humalog mmHg - Melena e causa gastritis
mmHg mix 50/50 , N: hemoragika
N : 96 10-0-10 100x/mnt - Hipotensi
x/mnt -Ceftriaxone R : 18 x/mnt - Bronkhitis, bronkhiektasis
R : 21 1x2 gr iv S : 35,80C - Abses et regio gluteus sinistra
x//mnt -Sanmol 3x1
S : 36,80C -Provital + Lab : tidak P :
1x1 diperiksa - Iv NaCl 0,9% 30 gtt
Lab : -Pranza 1x1 - Humalog mix 50/50 , 10-0-10
Hb : 10,2 inj - Ceftriaxone 1x2 gr iv
L : 19,7 K -Diet cair - Sanmol 3x1
E : 3,4 -Ondansetro - Provital + 1x1
Ht : 29,8 n 3x8mg - Pranza 1x1 inj
Tr : 506K - Diet cair
Ur : 237 - Ondansetron 3x8mg
Kr : 2,33 - Metronidazole 3x1
2 Jam PP : - Ketorolak 3x1
264 - Amlodipin 1x10mg
Na : 144 - Cek GDN, 2 jam PP
K : 4,3 - Diet bubur biasa
Ca : 1,11 - Pindah ke ruangan
8/7/17 9/7/17
S : pasien A: S : pasien mengatakan A : Aktual
mengatakan nyeri Aktual hipo/hiper glikemi nyeri pada area abses, hipo/hiper
pada area abses lemas
perubahan perfusi jar perifer glikemi
O: O:
Kes : CM P: Kes : CM perubahan
TD : Pranza inj 1x1 TD : 110/80 mmHg perfusi jar
130/80mmHg Ceftriaxone inj 1x2 N : 96 x/mnt perifer
N : 100 x/mnt Ondansetron 8 mg inj 3x1 R : 21 x//mnt
R : 20 x//mnt Metronidazole inj 3x1 S : 36,80C P:
S : 36,50C
Ketorolak inj 3x1 Pranza inj 1x1
Lab :
Lab : Humalog mix 50/50, 6-0-6 GDS : Ceftriaxone inj
GDN Maghtral 3x1 05.10 52 1x2
05.10 : 78 Sanmol 3x1 10.00 118 Ondansetron 8
10.00 : 78 Provital + 3x1 2 jam PP 207 mg
16.00 : 144 Amlodipin 10mg 1x1 inj 3x1
BAB hitam (+) Iv NaCl 0,9% 30gtt BAB hitam (+) Metronidazole
D5% 20gtt inj
D10 20gtt 3x1
Ketorolak inj
Advice dr. Ummie : 3x1
- D40 1 flakon bolus Maghtral 3x1
- Iv D5% 20gtt Sanmol 3x1
Provital + 3x1
Amlodipin
10mg 1x1
Iv D5 20gtt
Iv D10 20gtt
10/7/17 11/7/17
S : pasien A: S: A:
mengatakan Aktual O: (07.00)
hipo/hiper Kes : somnolen
lemah badan, P:
glikemi TD : 130/90mmHg
dan nyeri pada perubahan N : 72 x/mnt Advice dr. Andi
luka area perfusi jar R : 30 x//mnt - Guyur 500cc NaCl 0,9%, bila tidak
abses perifer S : 39,80C naik beri raivast mulai dari 0,05-0,3,
target TD 90/60,
O: P: Pitting Edema - Meropenem 3x1
Kes : CM Pranza inj tungkai +/+
- Rawat HCU/ICU
TD : 1x1 - Ulang darah rutin, Ur, Cr
140/70mmHg Ceftriaxone 06.00 penurunan
N : 100 x/mnt inj 1x2 kesadaran, S : 400
R : 28 x/mnt Ondansetron C
S : 36,50C 11.40
8 mg S : pasien apneu
inj 3x1 09.30 konsul dr.
O:
Metronidazole Andi
TD : 70/50
inj - Pasien
N : 100x/mnt
3x1 melemah:
R : apneu
Maghtral 3x1 TD
S : 39,90 C
Sanmol 3x1 70/50mmHg
Refleks kornea -/-
Provital + N 100x/mnt
3x1 R 30x/mnt 11.50
Amlodipin S 39,80C Pasien meninggal dunia
10mg 1x1 Lab :
09.30
Iv D5 20gtt
GDS : 232
Iv D10 20gtt
2 jam PP : 209
DIAGNOSIS AKHIR
FR & Etiologi Peptic ulcer disease, abnormalitas vaskuler ( ruptur Pasien memiliki riwayat gastritis
varises esophagus ), riwayat penggunaan obat- sudah sejak usia 30 th-an,
obatan golongan NSAID jangka panjang, alcohol ditambah dengan kebiasaan pasien
selalu makan pedas setiap kali
makan (tepatnya sebelum sakit),
minum kopi setiap pagi bahkan
sebelum sarapan, dan beberapa
tahun terakhir ini pasien sering
minum obat stelan yang dibeli nya
sendiri dan diminum setiap hari.
Pemeriksaan Pemeriksaan Lab : Ketika pertama kali pasien datang
Konsentrasi HB menurun ke IGD, pasien memiliki tanda-
tanda anemnia.
Kemudian ketika dilakukan
pemeriksaan hematologi diketahui
Hb pasien 5,4 g/dL
GASTRITIS EROSIVA
HEMORRHAGICA
TEORI (GASTRITIS) KASUS
Gejala Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak Pasien sering mengeluh nyeri
nyaman sampai nyeri pada saluran ulu hati, kembung dan terasa
pencernaan terutama bagian atas, begah. Pasien juga pernah
mual, muntah, nyari ulu hati, lambung mengeluh mual dan muntah.
merasa penuh, kembung, bersendawa, Namun nyeri ulu hatinya
begah. hilang jika pasien sudah
makan.
TEORI (GASTRITIS) KASUS
Klasifikasi Gastritis terbagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu akut dan Berdasarkan tanda dan
kronis. gejala pasien, klasifikasi
Gastritis Akut : gastritis pasien termasuk ke
Merupakan peradangan pada mukosa dalam Gastritis Akut erosif
lambung yang menyebabkan erosi dan hemoragik, karena pasien
perdarahan mukosa lambung akibat memiliki riwayat konsumsi
terpapar pada zat iritan. Erosi tidak obat stelan yang
mengenai lapisan otot lambung . mengandung NSAID. Obat
Penyebab terberat dari gastritis akut adalah stelan tersebut (Binahong)
makanan yang bersifat asam atau alkali kuat. berisikan :
Manifestasi klinisnya : gastritis erosif atau - Paracetamol
gastritis hemoragik . - Fenilbutason
Gastritis erosif : peradangan permukaan - Piroksikam
mukosa lambung yang akut dengan erosi,
yang terjadi tidak lebih dalam dari pada 1. Paracetamol, termasuk
mukosa muskularis. Salah satu penyebabnya, antipiretik & analgetik
akibat efek samping dari pemakaian obat , ringan
bahan toksik atau korosif (HCL, H2SO4, HNO3, 2. Fenilbutason, termasuk
Alkali, NaOH, KOH) dan pemeriksaan klinis antiinflamasi, antipiretik,
dapat ditemukan antara lain muntah analgetik.
kehitaman. Phenylbutazone mengikat
dan menginaktivasi sintesis
prostaglandin H synthase
dan prostacyclin synthase
melalui peroksida (H2O2).
Penurunan produksi
prostaglandin menyebabkan
peradangan jaringan
sekitarnya berkurang.
TEORI (GASTRITIS) KASUS
Klasifikasi
Tek.kapiler
dan aliran
darah
glomerulus
Maladaptasi
(kapiler
rusak)
Sklerosis
pada
surviving
nefron
Fungsi
nefron
progresif
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Patofisiologi Pada
pasien,
pasien
sudah
Stadium masuk ke
4: stage 3,
Uremia
(anemia, dilakukan
Stadium HT, evaluasi
Stadium 3: gangg.met Stadium
Stadium dan terapi
2: abolisme 5:
dini: Nokturia, kalsium- END komplikasi
Hilangnya Asimptoma lemah, fosfat,
tik, ur- mual, STAGE
renal elektrolit,
kreat di anoreksia RENAL
reserve, dan
serum , , BB , DISEASE,
tetapi GFR keseimban perlu renal
masih tek.darah hiperfosfatem gan asam replaceme
normal/ ia, anemia, basa, nt therapy
HT, hiperPTH pruritus,
mual
muntah,
mudah
terinfeksi
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
SYMPTOMS:
Kulit: gatal, mudah memar
THT: metallic taste, epistaksis
Pulmo: sesak
Cardio: dyspneu on exertion,
nyeri retrosternal saat inspirasi
(perikarditis)
GI: anoreksia, mual,
muntah
Genitourinary: nokturia,
impotensi, amenorea
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Diagnosis Laboratorium: Pada pasien terdapat
Sesuai penyakit yang mendasari peningkatan dari
Penurunan fungsi ginjal: serum urea kreatinin
serum urea dan kreatinin, dan Adanya :
GFR - penurunan GFR
Biokimia darah: - penurunan Hb
Hb - Hiponatremia
o asam urat - hipokalsemia
o hiponatremia
o hiperkalemia
o hiperfosfatemia
o hipokalsemia
o dislipidemia
o glucose intolerance
o asidosis metabolik
Urinalisis:
o proteinuria
o hematuria
o leukosuria
o cast
o isostenuria
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Etiologi Resistensi
Faktor Resiko: insulin dengan -Pasien
Usia dulu memiliki
pasien berat
> 45 tahun
Etiologi & defisiensi
Unchangeableinsulin relatif hingga
Risk Factor -badan yang
Pasien besar
tidk 80 kg,
mengatur
Faktor Risiko 1. kerusakan sekretori insulin
Kelainan Genetik sehingga
pola makan kemungkinan
(diet) sejak
2. dengan
Usia (>45resistensi
th) insulin terjadi resistensi insulin.
usia muda
Kerusakan
Changeable genetik fungsi sel ,
risk factor Keluarga pasien
infeksi, obat-obatan dan lain-lain -menyangkal
BMI: preobese adanya
1. Stress
GDM : perubahan metabolik dalam -anggota
Kurngkeluarga lain yang
aktifitas fisik
2. Pola Makan (diet)
kehamilan mengalami DM.
buruk dan timbul biasanya usia
dewasa hingga usia tua.
TEORI (DM) KASUS
Faktor Resiko: - Usia pasien > 45 tahu
FR
Etiologi & Unchangeable Risk Factor Pasien
- berusia
Pasien tidk62 th
mengatur
Faktor Risiko 1. Kelainan Genetik Pasien memiliki BMI
pola makan (diet) sej
2. Usia (>45 th)
31,25 kg/m2,
Pasien sudah tidak
usia muda
Changeable risk factor
bisa
- bergerak
BMI: bebas
preobese
1. Stress
sperti
- bisanya,
Kurng karena
aktifitas fisik
2. Pola Makan (diet) pernah mengalami
3. Kurang Aktivitas Fisik stroke, sehingga lebih
4. Obesitas/dislipidemia sering duduk dan
5. Merokok berbaring
6. Hipertensi Pasien memiliki
kebiasaan merokok
Pasien memiliki
riwayat hipertensi
TEORI (DM) KASUS
Klasifikasi Type 1 Diabetes Melitus Pasien mengalami DM 2,
Ketergantungan total terhadap yang disebabkan oleh FR
insulin akibat genetik.(destruksi sel dan etiologi yang
beta) disebutkan sebelumnya .
Type 2 Diabetes Melitus
Golongan kelainan heterogen
yang ditandai dengan berbagai derajat
resistensi insulin, sekresi insulin yang
terganggu dan peningkatan
produksi glukosa.
TEORI (DM) KASUS
Patofisiologi Pada
Padapasien DM ini
pasien diakibatkan
Patofisiologi
disebabkan olehaktifitas
faktor usia, diet, usia,
pola
fisik,makan,
dan beratkebiasaan,
badan yang
obesitas yang
menyebabkan resistensi
menyebabkan resistensi
insulin
insulin ,dan
sehingga
akhirnya
terjadi disfungsi
menyebabkan sel B
terjadinya
disfungsi sel beta pancreas.
TEORI (DM) KASUS
2. Bronkhitis Kronis
Didefinisikan sebagai adanya batuk
produktif yang berlangsung 3 bulan dalam
1 tahun selama 2 tahun berturut turut
Penyebab utama adalah merokok sigaret
yang berat dan berjangka panjang,
yang mengiritasi tabung-tabung bronchial
dan menyebabkan mereka menghasilkan
lendir yang berlebihan
TEORI (BRONKHITIS) KASUS
Palpasi
-Sela iga melebar
Perkusi
- Hipersonor
Auskultasi
-Fremitus melemah
-Suara nafas vesikuler melemah atau
normal
-Ekspirasi memanjang
-Bunyi jantung menjauh
-Terdapat ronki dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Spirometri Pasien tidak dilakukan
Kunci pada pemeriksaan pemeriksaan
spirometri ialah rasio FEV1 spirometri
(Forced Expiratory Volume in 1 s)
dan FVC (Forced Vital Capacity).
FEV1 adalah volume udara yang
pasien dapat keluarkan secara
pak dalam satu detik pertama
setelah inspirasi penuh. FEV1
pada pasien dapat diprediksi dari
usia, jenis kelamin dan tinggi
badan. FVC adalah volume
maksimum total udara yang
pasien dapat hembuskan secara
paksa setelah inspirasi penuh
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Berdasarkan Global Initiative for Pasien tidak dilakukan
Chronic Obstructive Lung Disease pemeriksaan spirometri
(GOLD) 2011, diklasifikasikan
berdasarkan derajat berikut:
Derajat 0 (berisiko)
Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih
gejala batuk kronis, produksi sputum,
dan dispnea. Ada paparan terhadap
faktor resiko.
Spirometri : Normal
Derajat I (PPOK ringan)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa
batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum.Sesak napas derajat sesak 0
sampai derajat sesak 1
Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEV1
80%
Derajat II (PPOK sedang)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa
batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum. Sesak napas derajat sesak 2
(sesak timbul pada saat aktivitas).
Spirometri :FEV1/FVC < 70%; 50% <
FEV1 < 80%
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Derajat III (PPOK berat)
Gejala klinis : Sesak napas
derajat sesak 3 dan
4.Eksaserbasi lebih sering
terjadi
Spirometri :FEV1/FVC < 70%;
30% < FEV1 < 50%
Derajat IV (PPOK sangat berat)
Gejala klinis : Pasien derajat III
dengan gagal napas kronik.
Disertai komplikasi kor
pulmonale atau gagal jantung
kanan.
Spirometri :FEV1/FVC < 70%;
FEV1 < 30% atau < 50%
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Radiologis: Terdapat gambaran
Pemeriksaan radiologi bronchitis dengan
yakni foto toraks posisi adanya bronkiektasis
posterior anterior (PA)
untuk melihat apakah ada
gambaran restriksi
bronkial.
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Treatment Terapi pada penyakit yang mendasari Pada pasien untuk
nonfarmakologis sudah
Non farmakologis: sesuai teori dengan:
menghentikan kebiasaan merokok Non farmakologis:
meningkatkan toleransi paru dengan Menghentikan kebiasaan
olahraga dan latihan pernapasan merokok
memperbaiki nutrisi
Farmakologis: Farmakologis:
Antitusif (penekan batuk) Diberikan Antibiotik
Ekspektoran
Antipiretik
Bronkhodilator
Golongan antikolinergik
Golongan 2 agonis
Kombinasi antikolinergik dan 2 agonis.
Golongan xantin
Antibiotik
TEORI KASUS
4. Terapi Inotropik
infus dobutamin sampai 20
mikrogram / kg / menit diberikan
atau ditambahkan ke vasopressor,
tujuan pemberian untuk
meningkatkan tekanan darah dan
curah jantung, dimana dobutamin
dapat digunakan sebagai agen
inotropik pada pasien dengan curah
jantung yang rendah.
TEORI (SEPSIS) KASUS