You are on page 1of 11

ALAM PIKIR MANUSIA DAN

PERKEMBANGANNYA
Manusia memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di alam
semesta ini. Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan
fenomena yang lainnya. Karena hanya manusia yang disamping diberi
kelebihan indera, juga diberi kelebihan akal. Yang dengan inderanya dia
mampu memahami apa yang tampak dan dengan hatinya dia mampu
memahami apa yang tidak nampak. Dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 31
disebutkan:
Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya.
nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini
berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.
Manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi.
Kelebihan manusia yaitu berupa kalbu dengan komponennya sebagai
berkut:
i) Akal, merupakan daya yang terdapat dalam diri manusia yang dapat
menahan atau mengikat (mengendalikan) pemiliknya dari perbuatan
buruk dan jahat, serta untuk membedakan antara yang baik dan buruk;
(ii) Indra, substansi roh lainnya selain akal yang terdiri dari bagian-
bagiannya yaitu melihat, mendengar, mengecap, meraba, mencium, dan
merasa;
(iii) Tenaga, yaitu daya yang menjadikan manusia mampu bergerak atau
melakukan aktivitas;.
(iv) Naluri (gharizah) juga bagian dari substansi roh, yang dimiliki oleh
manusia dan juga hewan, namun tidak dimiliki oleh tumbuhan. Pada
naluri/insting inilah letak syahwat kemaluan dan syahwat perut manusia,
karena ia tidak berada di daya pikir ataupun daya rasa;
(v) Fitrah yaitu substansi roh yang merupakan program bawaan roh
manusia yang menjadikannya selalu merasa bahwa ia adalah makhluk
yang diciptakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa
. Allah menyematkannya di dalam roh sebelum ditiupkan ke dalam rahim ibunya.
Allah berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): Bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab:
Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi (QS. al-A`raf: 172);
(vi) Firasat yaitu substansi roh yang Allah pancarkan ke dalam mata hati orang
beriman; orang yang kuat firasatnya mudah mengenal kualitas baik-buruk orang
lain berkat nur Allah yang dipancarkan ke dalam hatinya;
(vii) Iradah yaitu substansi roh yang yang ingin diraih oleh jiwa manusia seperti
ingin terhormat, berwibawa, ingin banyak amal saleh, ingin banyak harta, atau
banyak keturunan. Keinginan-keinginan ini tidak ada kaitannya dengan fisik,
melainkan berkaitan dengan psikis.
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri

(i) Memiliki organ tubuh yang kompleks dan memiliki organ yang spesial yang
membedakanya dengan makhkuk hidup yang lain yaitu pada organ otak;
(ii) Melangsungkan metabolism dalam tiap sel tubuhnya;
(iii) Memiliki respons terhadap tiap rangsangan dari lingkungannya;
(iv) Tumbuh, secara fisik dimulai dari bayi hingga dewasa yang menujukkan
penambahan volume tubuhnya;
(v) Berkembang biak atau dapat menghasilkan keturunan untuk kelangsungan
keturunannya;
(vi) Bergerak;
(vii) Berinteraksi dengan lingkungannya.
manusia memiliki karakter yang unik

(i) Memiliki Akal budi


(ii) Memilki rasa ingin tahu (kuriositas); karakter ini yang membuat manusia
melahirkan ilmu pengetahuan;
(iii) Alam pikiran yang senantiasa berkembang; suatu karekter yang
berhubungan erat juga dengan akal budi dan rasa ingi tahu.
Manusia sebagai makhluk memiliki kelebihan
dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya,

(i) Makhluk yang berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan
dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya;
(ii) Makhluk pembuat alat bantu bagi kegiatan hidupnya karena sadar akan
keterbatasan inderanya;
(iii) Makhluk yang dapat berbicara/berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan;
(iv) Makhluk yang hidup bermasyarakat (Homo Sosius) dan berbudaya (Homo
Humanis);
(v) Makhluk yang dapat mengadakan usaha (Homo Economicus);
(vi) Makhluk yang mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).
Cara memperoleh pengetahuan dengan
pendekatan pseudo science (sains semu)
a. Mitos
gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan dugaan, I majinasi
dan kepercayaan.
b. Wahyu
komunikasi sang Pencipta dengan makhluk-Nya sebagai utusan yang
menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar.
c. Otoritas dan Tradisi
pengetahuan yang telah lama ada dan dipergunakan oleh pemimpin
atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran.
d. Prasangka
berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar dan bisa salah.
e. Intuisi
kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar), tidak
berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu
diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih
dahulu.
f. Penemuan Kebetulan
pengetahuan yang awalnya ditemukan secara kebetulan dan
beberapa di antaranya adalah sangat berguna.
g. Cara Coba-Ralat (Trial and Error)
pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah,
tanpa dilandasi dengan teori yang relevan.
Landow dan Everett (2014) bahwa filsuf Perancis Auguste Comte (1798-
1857), Bapak Sosiologi yang terkenal dengan Filsafat Positif-nya,
membagi tahapan perkembangan kebudayaan manusia menjadi:
(i) Tahap teologi; manusia menciptakan mitos untuk memahami gejala
alam yang terjadi pada sekitarnya. Mitos adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan
dengan kepercayaan akan danya kekuatan gaib. Dalam alam mitos ini,
penalaran belum terbentuk, dan yang bekerja adalah daya khayal,
imajinasi dan intuisi;
(ii) Tahap metafisik; pada tahap ini manusia telah mengubah
peradabannya dengan maendasarkan pengetahuannya pada keyakinan
akan maha pencipta atau wahyu yang diberikan oleh sang pencipta;
(iii) Tahap positif; tahap ini manusia memahami hukum-hukum ilmiah
atau mulai menggunakan penalaran dalam proses berpikir yang memiliki
ciri-ciri logis dan analistis untuk memperoleh/menemukan pengetahuan
yang benar atau kegiatan berfikir.
Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi oleh
pengembangan pegetahuan pada masa kanak-kanak.
Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa anak pad periode ini adalah masa bertanya.
Masa Usia sekolah (6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada masa
anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik.
Masa ini juga merupakan masa tenang karena proses perkembangan emosional
anak telah mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini
merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa.
Masa dewasa (> 20 tahun), masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk
berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilaku dengan baik,
menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu
yang bertanggungjawab (Tim, 2007:9).

You might also like