You are on page 1of 18

Gangguan Somatoform

Lim Terry Lesmana


Michael Joey
Chelsia Ernes

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Rumah Khusus Dharma Graha
Periode 25 September 28 Oktober 2017
Jakarta
Gangguan
Somatoform
Kelompok gangguan kejiwaan di mana pasien datang dengan

Definisi
banyak gejala klinis yang signifikan tetapi secara klinis tidak
dapat dijelaskan.
PPDGJ keluhan fisik berulang + Pemeriksaan medik, hsil (-)
dan tdk ada kelainan dasar.

Lingkungan dan budaya


Faktor biologis
Etiologi Faktor psikologis
Faktor tingkah laku

Belgium sindrom somatisasi peringkat ke 3 gangguan


psikiatri di dunia dengan prevalensi 8,9 %.
Epidemiologi Studi pasien yang datang dengan penyakit yang tidak
dapat didagnosis dikarenakan tidak adanya gangguan
organic mencapai 20-80%.
Klasifikasi

PPDGJ III DSM V

Gangguan somatisasi (F.45.0) Somatic Symptom Disorder


Illness Anxiety Disorder
Gangguan somatoform tak terinci (F.45.1)
Conversion Disorder (Functional
Gangguan hipokondrik (F 45.2) Neurological Symptom Disorder)
Disfungsi otonomik somatoform (F 45.3) Psychological Factors Affecting Other
Medical Conditions
Gangguan nyeri somatoform menetap (F 45.4)
Factitious Disorder (Imposed on Self
Gangguan somatoform lainnya (F. 45.8) and Imposed on Another)
Gangguan somotoform YTT (yang tidak Other Specified Somatic Symptom and

tergolongkan)(F45.9) Related Disorder


Unspecified Somatic Symptom and
Related Disorder
Diagnosis

1. Evaluasi berlebihan dan


pemeriksaan yang tidak perlu
harus dihindari.
2. Tidak ada temuan-temuan
pemeriksaan fisik spesifik atau
data laboratorium yang sangat
membantu dalam
mengkonfirmasi gangguan ini.
3. Gangguan factitious dan
malingering, harus di
eksklusikan sebelum
mendiagnosis gangguan
somatoform
Gangguan somatisasi (F.45.0) PPDGJ III

Ada banyak keluhan-keluhan fisik yang


bermacam-macam yang tidak dapat
dijelaskan tas dasar adanya kelainan fisik,
yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
Tidak mau menerima nasehat atau
penjelasan dari beberapa dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat
menjelaskan keluhan-keluhannya.
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga, yang berkaitan
dengan sifat keluhan-keluhannya dan
dampak dari perilakunya.
5
Gangguan somatoform tak terinci (F.45.1) PPDGJ III

Keluhan-keluhan fisik bersifat multiple,


bervariasi dan menetap, akan tetapi
gambaran klinis yang khas dan lengkap
dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi

Kemungkinan ada ataupun tidak faktor


penyebab psikologis belum jelas akan
tetapi tidak boleh ada penyebab fisik
dari keluhan-keluhannya.

6
Gangguan hipokondrik (F 45.2) PPDGJ III

Keyakinan yang menetap adanya sekurang-nya


satu penyakit yang serius yang melandasi
keluhan-keluhannya meskipun pemeriksaan
yang berulang-ulang tidak menunjang adanya
alasan fisik yang memadai, ataupun adanya
preokupasi yang menetap yang menetap
kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisiknya (tidak sampai waham)
Tidak mau menerima nasehat atau dukungan
penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik
yang melandasi keluhan-keluhannya

7
Disfungsi otonomik somatoform (F 45.3) PPDGJ III

Adanya gejala-gejala bangkitan otnomik, seperti


palpitasi, berkeringat, tremor, muka
panas/flushing, yang menetap dan mengganggu

Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem


atau organ tertentu (gejala tidak khas)

Preokupasi dengan dan penderitaan (distress)


mengenai kemungkinan adanya gangguan yang
serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau
organ tertentu, yang tidak terpengaruh oleh hasil
pemeriksaan-pemeriksaan berulang, maupun
penjelasan-penjelasan dari para dokter

Tidak terbukti adanya gangguan yang berarti pada


struktur/fungsi dari sistem atau organ yang
8
dimaksud
Gangguan somatoform lainnya (F. 45.8) PPDGJ III

Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem


saraf otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh
atau sistem tertentu.

Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan

Gangguan-gangguan berikut juga dimasukkan dalam


kelompok ini:

i. Globus hystericus (perasaan ada benjolan di kerongkongan


yang menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya

ii. Tortikolis pikogenik, dan gangguan gerakan spasmodic


lainnya (kecuali sindrom Tourette)

iii. Pruritus psikogenik

iv. Dismenore psikogenik

v. Teeth grinding

9
300.82 (F45.1) Somatic Symptom Disorder - DSM V

10
300.7 (F45.21) Illness Anxiety Disorder - DSM V

11
300.11 (F44.)Conversion Disorder (Functional Neurological
Symptom Disorder)- DSM V

12
316 (F54) Psychological Factors Affecting Other Medical
Conditions)- DSM V

13
300.19 (F68.10) Factitious Disorder (Imposed on Self and
Imposed on Another))- DSM V

14
300.89 (F45.8) Other Specified Somatic Symptom and Related Disorder
- DSM V

15
300.82 (F45.9) Unspecified Somatic Symptom and Related Disorder
- DSM V

16
TATA LAKSANA

Menjalin hubungan Menggali riwayat


dokter pasien penyakit Pendekatan terapi
Membangun secara umum
kepercayaan antara Pemeriksa harus tetap
dokter-pasien, berpikir terbuka tanpa
aktif mendengarkan, Perawatan >
memastikan keluhan terpengaruh dari
pengobatan
pasien, riwayat penyakit
pendekatan yang Hindari obatan yang
sebelumnya yang
netral tidak sesuai indikasi
Membutuhkan waktu terdapat didalam rekam
Konsultasi rutin
dan kesabaran untuk medis dan melakukan
menumbuhkan Meningkatkan
penilaian yang
kepercayaan dan hubungan kepercayaan
kerjasama dalam independent terhadap
dokter pasien
menjalankan terapi. pasien.
18

You might also like