You are on page 1of 44

pelatihan IPCN agustus 2015

PENDAHULUAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi bertujuan untuk
melindungi :
Pasien
Petugas kesehatan
Pengunjung / masyarakat sekit
Semua petugas kesehatan berisiko terkena penularan
Penyakit infeksi saat melakukan pekerjaannya

pelatihan IPCN agustus 2015


Menurut Sumamur (1996) faktor penyebab penyakit akibat kerja

digolongkan menjadi 5 faktor yaitu :


faktor fisik: suara, aktor Biologis:
radiasi, TBC, Hepatitis
penerangan, A/B, Aids,
getaran, suhu, dan Faktor Fisiologis:
tekanan yang
sikap badan
tinggi.
kurang baik,
Faktor kimia:
kesalahan
debu, uap, gas,
konstruksi mesin,
larutan, awan dan
salah
kabut.
pelatihan IPCN 2015
Latar belakang

Keselamatan kerja adalah Penyakit akibat kerja


sarana utama pencegahan atau yang lebih di kenal
kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat
sebagai man made
kecelakaan kerja. diseases, dapat timbul
Keselamatan kerja yang baik setelah seorang
adalah pintu gerbang dari karyawan yang tadinya
keamanan tenaga kerja. terbukti sehat memulai
Kecelakaan kerja selain
pekerjaannya. (Bennett
berakibat langsung bagi
tenaga kerja, juga Silalahi dan Rumondang
menimbulkan kerugian- Silalahi, 1995).
kerugian secara tidak
langsung yaitu kerusakan
pada lingkungan kerja
(Sumamur, 1996).

pelatihan maret 2015


Petugas kesehatan

Terpajan

Pasien
Pengunjung
Peralatan
Lingkungan

Perlindungan
kesehatan Petugas

pelatihan IPCN 2015


TUJUAN PROGRAM
Meningkatkan rasa aman karyawan
Mempertahankan kesehatan karyawan
Mengurangi biaya perawatan
Mencegah timbulnya wabah
Mencegah tuntutan hukum

pelatihan maret 2015


PROGRAM PERLINDUNGAN
KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kesehatan
Pen yediaan Sarana Kewaspadaan standar
Pemberian immunisasi /profilaksis anti virus dan
vaksin flu
Penatalaksana a n pasca luka tusuk benda tajam
bekas pakai

pelatihan IPCN 2015


PEMERIKSAAN KESEHATAN
Dilakukan secara berkala
Khusus untuk karyawan terpajan :
Suhu tubuh dipantau 2x/hari untuk petugas yang
merawat pasien Flu Burung
Bila timbul demam, petugas dipindah tugaskan
perawatan, dan harus menjalani uji diagnostik
Jika penyebab tidak dapat diidentifikasi, dianjurkan
petugas mendapat pengobatan antiviral

pelatihan IPCN 2015


PEMBERIAN IMUNISASI

I munisasi
Hepatitis B
Pemberian vaksin F lu Musiman yang
dianjurkan WHO jika kontak dengan
pasien penyakit menular melalui udara
(airborne)
Kadar antibodi protektif perlu diperiksa
2 - 4 minggu setelah vaksinasi

pelatihan IPCN 2015


PENYEDIANAN SARANA /FASILITAS

Alat Pelindung Diri (APD) harus


tersedia cukup di ruang perawatan
dan tindakan.
Indikasi pemakaian dan cara
melepaskan APD harus dipahami
dengan baik oleh petugas

pelatihan IPCN 2015


PENYEBAB KECELAKAAN

Kurangnya kesadaran karyawan


Kualitas dan ketrampilan kerja kurang
memadai
Meremehkan risiko kerja, tidak
menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai ketentuan

pelatihan IPCN 2015


PENYEBAB KECELAKAAN

Kondisi berbahaya
Mesin, peralatan, bahan dll
Lingkungan kerja
Proses kerja
Sifat pekerjaan
Cara kerja
o Perbuatan berbahaya
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
pelatihan IPCN 2015
RISIKO TERHADAP PETUGAS
KESEHATAN BERUPA :

Pemaparan terhadap zat kimia


Radiasi
Fisik bangunan
Peralatan yang terkontaminasi infeksi:
HIV
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HBC)

pelatihan IPCN 2015


AKIBAT LUKA TUSUK PADA NAKES
(CANADA COMUNICABLE DISEASES REPORT 2001)

Risiko terinfeksi Persentase


HBV 10-35 %
HCV 2.7 %
HIV 0.3 %

pelatihan IPCN 2015


JUNI 1997, US-CDC

56 kasus tertular HIV pada


kecelakaan kerja

52 terpajan dengan darah


1 terpajan cairan tubuh tercampur darah
3 terpajan langsung dengan virus di Lab

- 50 terpajan melalui luka tusuk


- 5 terpajan percikan cairan tubuh yang
tercemar melalui mukosa
- 1 terpajan melalui tusukan dan percikan
Cairan tubuh yang infeksius HIV

Potensial berisiko (OPIM=


other potentially
infectious material)
Cairan serebrospinal
Risiko tinggi Cairan amnion
Darah Cairan pleura
Cairan mani Cairan peritoneal
Cairan vagina Cairan perikardial
ASI Cairan sendi
pelatihan IPCN 2015
cairan serviks
muntah
feses
air liur Tidak dianggap
infeksius,
keringat kecuali
air mata terkontaminasi
Urin darah yang terlihat
Cairan nasal
sputum
pelatihan IPCN 2015
Efekt
n 0 , 1-
: a m a
d i a n a l ta k
r ke ja se k s u
Pe n g a n 0 , 3 %
bu a n

vitas
H u u k a
/ p erl a
1% ja r u m h p a d
u k a n tu b u
Tu s a iran
n c

Penu
rc i k a 9 %
P e a 0 , 0 9 0%
o s >
muk s i d a r a h
ay i 3 5 %
n s f u k e b
Tra bu hamil

laran
a r i i
D

pelatihan IPCN 2015


Barier (proteksi)
digunakan
hanya
saat melakukan
tindakan invasif
Prinsip
Kewaspadaan
Universal

pelatihan IPCN 2015


Perjalanan Infeksi HIV
1200 Infeksi
Primer Sindrom HIV Primer Kematian
1100
1000 Infeksi
Oportunistik
900 1:512
Infeksi laten
800 1:256

Plasma Viremia Titer


CD4 T Cells/mm3

700 1:128
)

)
600 Gejala 1:64
(

konstitusi

(
500 1:32
400 1:16
300 1:8
200 1:4
100 1:2
0 0
0 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
pelatihan IPCN 2015
Weeks Years
pelatihan IPCN 2015
Luka tusuk jarum

21.5% selama tindakan

78.5% setelah tindakan


Recapping
Melepas jarum / scalpel
Penempatan jarum
HAL HAL YANG HARUS DILAKUKAN
BILA PETUGAS TERPAJAN

Periksa status kesehatan petugas terpajan


Ketahuistatus kesehatan sumber pajanan
Tindakan sesuai jenis paparan

Terapkanprofilaksis pasca pajanan (PPP)


sesuai Kebijakan RS

pelatihan IPCN 2015


TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH
Mata segera bilas dengan air mengalir selama
15 menit
Kulit segera bilas dengan air mengalir 1 menit
Mulut segera kumur-kumur selama 1 menit
Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk
melakukan perawatan pasca pajanan
Lapor ke Komite / Tim PPI , panitia K3RS atau
sesuai alur RS

pelatihan IPCN 2015


Cuci dengan air mengalir
menggunakan sabun atau
cairan antiseptik, tanpa
melakukan pemijatan

Berikan cairan antiseptik


pada area tertusuk /luka

Lapor ke tim PPI atau


K3RS/berwenang

pelatihan IPCN 2015


Tindak lanjut Tim PPI :
Tentukan status HIV, HBV, dan HCV sumber pajanan
Periksa status HIV, HBV, dan HCV petugas yang
terpajan
Monitoring dengan pemeriksaan laboratorium

pelatihan IPCN 2015


Bila status pasien bebas HIV,HBV,HCV dan bukan
dalam masa inkubasi tidak perlu tindakan khusus
untuk petugas terhadap HIV,HBV,HCV, tetapi bila
petugas khawatir dapat dilakukan konseling

Bila status pasien HIV,HBV.HCV positif maka


tentukan status HIV.HBV,HCV petugas kesehatan
tsb

pelatihan IPCN 2015


Sebelum dilakukan pre test dan post test terhadap
petugas yang terpapar harus dilakukan konseling
dulu

Pre test untuk mengetahui apakah petugas sudah


terinfeksi sebelumnya

Jika hasil pre test positif, jelas bahwa petugas


sudah terinfeksi sebelumnya

Jika hasil pre test negatif sementara sumber


Pasien positif HBV, maka diberikan immunisasi
HBV, bila pasien positif HIV rujuk ke Tim AIDS

pelatihan IPCN 2015


Berikan dukungan kepada petugas yang terpapar
Bila hasil pre test HIV pasien negatif petugas tetap di
konseling
Pemeriksaan ulang dilakukan, 6 minggu, 3 bulan dan 6
bulan
Dapat minum obat ARV untuk memperkecil risiko
penularan, jika luka tusuk < 4 jam

pelatihan IPCN 2015


ALUR LUKA TUSAK
JARUM/PAPARAN
Tertusuk jarum
CAIRAN
Terpajan cairan
TUBUH
terkontaminasi tubuh

Cuci dg air Segera lapor ke Cuci dg air


mengalir atasan mengalir

Buat laporan

Investigasi lapangan Tim PPI

Petugas dan Sumber


Periksa darah HCV, HBV, HIV

Perawatan &
Pengawasan dokter
pelatihan IPCN 2015
Profilaksis Pasca Pajanan
HIV/AIDS
Jenis pajanan potensial :
darah
cairan semen / cairan vagina
cairan serebrospinal
cairan sinovial / pleura / periakardial / peritonial /
amnion
Obat ARV harus diberikan dalam waktu < 4 jam

pelatihan IPCN 2015


PPP(PropilaksisPascaPajanan)untuk
HepatitisB
Status infeksi Sumber Pajanan
Vaksinasi dan respon
antibodi dari Petugas
Kesehatan Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)

Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri vaksinasi Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi obati seperti pada
HBsAg positif
Pernah divaksinasi
Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP tinggi obati seperti pada
atau 2 dosis HBIg HBsAg positif
Anti-HBs terpajan Anti-HBs terpajan
Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg +
HBIg + vaksin boster vaksin boster
pelatihan IPCN 2015
RISIKO SEROKONVERSI +
Pajanandarah/cairantubuhdalam
jumlahbesarditandai:
Lukadalam
Darah terlihat jelas
Akibat tertusuk jarum
Pajanan pasien dalam stadium AIDS

pelatihan IPCN 2015


Alur PPP pada pajanan HIV
1. Kategori Pajanan (KP)
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang
berpotensi menularkan infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang
tercemar dari salah satu bahan tersebut?

Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan
berdarah Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi

Kulit yg tak utuh atau selaput Pajanan perkutaneus


Kulit yang utuh
mukosa

Seberapa berat?
Volume? Tak perlu PPP

Sedikit Banyak Tidak berat Lebih berat


(Satu tetes, dalam waktu (Beberapa tetes, percikan darah (Jarum solid atau (Jarum besar bersaluran,
singkat) banyak dan/atau dalam waktu goresan superfisial) tusukan dalam, darah
lama)
terlihat, jarum bekas pasien)

KP 1 KP KP 2 KP 3
Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan
Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan
Pajanan (KP) pajanan (KS HIV )
1 1 (rendah) Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi
HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini
2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau
3 1 atau 2 nelfinavir
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis :
AZT : 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC : 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir : 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan
banyak minum, diet rendah lemah
pelatihan IPCN 2015
Rekomendasi Pemberian PPP

PAJANAN SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF REJIMEN


DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI

pelatihan IPCN maret 2015


Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu PPP
PPP

Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg


Kulit tidak utuh rejimen 2 obat rejimen 2 2 obat 3TC 150 mg
obat / 12 jam x 28
hari
Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg
tajam Solid 2 obat rejimen 2 3 obat 3TC 150 mg
obat Lop/r 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen / 12 jam x 28
tajam 2 obat rejimen 3 3 obat hari
berongga obat
MONITORING PPP-HIV
Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
Dibutuhkan dukungan psikososial
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui proses
infeksi dan memonitor efek toksik obat ARV
Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan dan 6
bulan
Taat menerapkan Kewaspadaan Isolasi : Standar
dan Berdasarkan Transmisi
Menjaga kesehatan saluran napas (tidak merokok)
Menjaga kesehatan tubuh secara umum
Menjaga kebersihan diri
Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
Tidak memanipulasi jarum bekas pakai
Petugas menderita flu diminta tidak merawat atau
kontak dengan pasien imunitas rendah
(imunokompromais)
Petugas yang demam / menderita gangguan
pernafasan dalam 10 hari setelah terpajan penyakit
menular melalui udara (airborne) perlu dibebas-
tugaskan dan harus diisolasi
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
Gunakan baki bila memberikan benda tajam
Pendidikan & latihan berkesinambungan
Gunakan APD sesuai jenis tindakan
Baca etiket obat/cairan sebelum diberikan
Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah
dipakai!
Buang jarum bekas pakai pada kontainer yang
telah disediakan
Jangan pernah memberikan jarum bekas pakai
kepada orang untuk dibuang!!
Buang kontainer jarum jika sudah 2/3 penuh
Buang sampah sesuai tempatnya
Jaga kebersihan lingkungan
Jaga permukaan lantai tetap kering dan tidak licin
Lepaskan jarum memakai alat yang tepat,
atau buang jarum bersama syringe
Buang jarum pada kontainer yang tahan
tusukan dan tahan bocor
Gunakan sistem Vacutainer
Jangan tinggalkan jarum sembarangan
KESIMPULAN
1. Segera laporkan kejadian kecelakaan kerja di
rumah sakit seperti tertusuk benda tajam
habis pakai
2. Pemeriksaan kesehatan rutin terhadap petugas
di rumah sakit merupakan kebijakan yang
menjadi prioritas dari manajemen
3. Sarana dan prasarana adalah hal yang
menjadi prioritas untuk disediakan oleh
manajemen
4. Petugas bekerja harus sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan

You might also like