You are on page 1of 36

Basic Life Support (BLS)

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

dr. Novia R Gunawan


Bantuan Hidup Dasar
Tindakan pertolongan medis sederhana yg dilakukan pada pasien yg
mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan pertolongan
medis lanjutan

Tujuan: memberikan bantuan sirkulasi & pernafasan yg adekuat sampai


keadaan henti jantung teratasi / pasien dinyatakan meninggal

Henti nafas: berhantinya pernafasan spontan karena gangguan jalan nafas


(parsial / total / gangguan pusat pernafasan)

Henti jantung: berhentinya sirkulasi peredaran darah karena kegagalan


jantung untuk melakukan kontraksi efektif
Penyebab henti nafas: Penyebab henti jantung:
1. Sumbatan jalan nafas Primer
Benda asing (termasuk darah) 1. Gagal jantung
Muntahan 2. Tamponade jantung
Edema laring / bronkus 3. Miokarditis
Spasme laring / bronkus 4. Kardiomiopati hipertrofi
tumor 5. Fibrilasi ventrikel
2. Gangguan paru Iskemia miokard
Infeksi Infark miokard
Aspirasi Tersengat listrik
Edema paru Gangguan elektrolit
Kontusio paru Konsumsi obat2an
Penekanan paru Sekunder
3. Gangguan neuromuskular
GBS Sebab henti jantung pada anak:
Sklerosis 1. Kegawatan nafas yg tidak dikelola
Kiposoliosis dg benar
Miastenia gravis 2. Akibat penyakit / trauma
3. Gangguan irama jantung primer
jarang pada <8 tahun
Indikasi Bantuan Hidup Dasar:
Henti jantung
Henti nafas
Tidak sadarkan diri
Kapan menghentikan RJP
1. Kejadian henti jantung tidak disaksikan oleh
penolong
2. Penderita terpapar bahan beracun / mengalami
overdosis obat yg menghambat SSP
3. Penolong keletihan, bantuan tak kunjung
datang, kondisi korban semakin memburuk
Komplikasi yg mungkin terjadi saat melakukan BHD:
Aspirasi regurgitasi
Fraktur costae-sternum
Pneumothorax, hematothorax, kontusio paru
Laserasi hati / limpa
Konsep ABC
Airway. Bebaskan jalan napas.
Breathing. Pernapasan spontan &
adekuat.
Circulation. Nadi definitif.
Defibrilasi
Penilaian Respon
Apakah penderita memberi respon terhadap
rangsangan dg memanggil sambil menepuk /
menggoyangkan penderita sambil
memperhatikan adanya tana trauma atau tidak

Mengaktifkan Sist Gawat darurat


Bila pasien tidak memberikan respon, segera
telepom / hubungi UGD RS dan ambil AED bila
tersedia
Circulation (Kompresi Jantung)
Penilaian nadi pada arteri karotis (dewasa), arteri
brakhialis / arteri femoralis (bayi), tidak lebih dari 10 detik
Kompresi dada pada perpotogan antara sternal line dg
intermammary line.
Frekuensi min 100x/menit selama 2 menit
Pada dewasa & anak, kedalaman kompresi min 5 cm
Kompresi pada bayi kedalaman min 4 cm
Berikan kesempatan dada mengembang kembali secara
sempurna
Min interupsi
Hindari pemberian napas bantuan berlebihan
Kompresi pada anak umur 1 8 tahun
Letakkan tumit tangan pada setengah bawah sternum,
hindarkan jari pada tulang iga anak
Menekan sternum sedalam 4 cm kemudian lepaskan dg
rasio menekan melepas adl dg kecepatan min
100x/menit
Setelah 30x kompresi, buka jalan napas, berikan 2x
napas buatan sampai dada terangkat untuk 1 penolong
Kompresi : nafas buatan dg rasio 15 : 2 untuk 2 penolong
Kompresi pada bayi
Letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah
sternum, lebar 1 jari berada di bawah garis intermammari
Menekan sternum sedalam 2,5 cm kemudian angkat
tanpa melepas jari dari sternum, dg kecepatan min
100x/menit
Setelah 30x kompresi, buka jalan napas & berikan 2 kali
napas buatan sampai dada terangkat untuk 1 penolong
Kompresi : nafas buatan dg rasio 15 : 2 untuk 2 penolong
AIRWAY (Tatalaksana Jalan Nafas)
a. Tidak ada dugaan trauma leher & tulang belakang
BREATHING (Penilaian napas & pemberian napas
bantuan)
Tujuan: mempertahankan
oksigenisasi yg adekuat
Berikan napas bantuan dalam
waktu 1 detik
Napas bantuan sampai dada
mengembang
Bantuan napas sesuai dg kompresi
dg perbandingan 2x bantuan napas
setelah 30x kompresi
Dg pemasangan ETT bantuan
napas menjadi 8x/menit
DEFIBRILASI
Untuk mengubah irama jantung pada kasus
henti jantung
Terapi untuk fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel asistol segera
AED / defibrilator
Tidak diindikasikan untuk irama asistol / PEA
Cara pemberian Oksigen
Cara pemberian bantuan napas
Tidak ada respon /
tidak bernapas / napas tidak normal
Lingkungan sekitar aman,
tempatkan pada alas yg keras & datar
Aktifkan sistim emergensi /
panggil bantuan

Berikan napas tiap 6 detik


Nadi?
Nilai nadi tiap 2 menit
Ada nadi definitif dalam 10 detik
tidak Ya
mulai siklus 30 kompresi & 2 ventilasi ROSC,
Selama 5 siklus Secondary survey
tidak
Ya
Evaluasi nadi?
Ada nadi definitif dalam 10 detik

defibrilasi

mulai siklus 30 kompresi & 2 ventilasi


Selama 5 siklus
Posisi mantap
Jika bayi / anak sudah kembali dalam sirkulasi spontan,
maka baringkan ke dalam posisi mantap
Gendong bayi di lengan penolong sambil menopang perut
& dada bayi dg kepala terletak lebih rendah untuk
mencegah tersedak / aspirasi
Usahakan tidak memblok mulut & hidung bayi
Monitor & rekam tanda vital, kadar respons, denyut nadi,
pernapasan sampai pertolongan medis datang
A: Patenkan & bersihkan jalan nafas
B: Pertahankan nafas adekuat, SaO2 94%
C: TD, N, akral, CRT
D: diferential diagnosis pemeriksaan lab.
& rontgen

pindahkan penderita ke ruang ICU!!


AHA BLS 2011 NEW GUIDELINES.mp4
Ringkasan umum Bantuan Hidup Dasar
Komponen Dewasa Anak Bayi
Tidak sadarkan diri
Tidak ada nafas / bernafas
Pengenalan awal Tidak bernafas / gasping
tidak normal
Tidak teraba nadi dalam 10 detik (hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan)

Urutan BHD CAB CAB CAB

Frekuensi kompresi Minimal 100 x/menit


Min 1/3 diameter AP Min 1/3 diameter AP
Kedalaman kompresi Min 5 cm (2 inchi)
dada (+ 5 cm) dada (+ 4 cm)
Recoil dinding dada Recoil sempurna dinding dada setelah setiap kompresi

Interupsi kompresi Interupsi minimal, tidak lebih dari 10 detik


Head tilt, chin lift
Jalan nafas
(untuk kecurigaan trauma leher, lakukan jaw thrust hanya oleh tenaga kes)
30 : 2 (1 penolong) 30 : 2 (1 penolong)
Kompresi 30 : 2 (1 atau 2 penolong)
15 : 2 (2 penolong) 15 : 2 (2 penolong)
Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja.
Pada penolong terlatih tanpa alat bantu jalan nafas lanjutan berikan 2x nafas
Ventilasi
buatan setelah 30 kompresi. Bila terpasang alat bantu napas lanjutan berikan
napas setiap 6 detik
Defibrilasi Pasang & tempel AED sesegera mungkin. Minimalisir interupsi kompresi.
SUMBATAN JALAN NAFAS
KARENA BENDA ASING
Penderita sadar
1. Back blows
Posisi kepla mengarah ke bawah
Penolong berlutut / duduk, dapat menopang bayi & lebih aman
Bayi: topang kepala dg ibu jari di 1 sisi rahang & rahang lain
menggunakan 1 atau 2 jari dari tangan yg sama.
Untuk anak 1 tahun: kepala tidak perlu ditopang.
Lakukan 5 hentakan secara kuat dg telapak tangan di tengah
punggung. Tujuan tindakan adalah untuk mengupayakan sumbatan
terlepas setelah 1 hentakan
Bila gagal, lakukan chest trust pada bayi & abdominal thrust pada
anak 1 tahun
2. Chest trust
Posisikan bayi dg kepala di bawah & posisi terlentang. Lebih aman
bila penderita diletakkan di lengan yg bebas di punggung bayi &
menopang ubun2 dg tangan
Topang bayi pada lengan dg menggunakan bantuan paha penolong
Lakukan chest trust pada bagian bawah sternum (sekitar 1 jari ddi
atas xypoid)
Lakukan secara menghentak sebanyak 5 kali. Bila gagal, tindakan
diulang kembali dari awal
3. Abdominal thrust
Untuk anak 1 tahun. Berdiri / berlutut di belakang penderita. Letakkan
lengan penolong di bawah tangan penderita & mengelilingi
pinggangnya
Kepalkan tangan penolong & letakkan antara umbilicus & xyphoid
Raih kepalan tsb dg tangan lain & hentakkan ke arah atas belakang
Lakukan sampai 5 kali, bila benda asing tidak berhasil maka tindakan
diulang lagi
Karena resiko trauma, setelah dilakukan abdominal thrust, harus
diperiksa ke dokter
Penderita tidak sadaar
Penanganan sama seperti pada BHD. Periksa
posisi benda asing setiap kali mulut pasien
terbuka. Bila memungkinkan, keluarkan..
PENYELAMATAN KORBAN
TENGGELAM
Hipoksia

hipotermi

Trauma kepala /
Tulang belakang
Segera selamtkan dg menggunakan kapal, perahu, dll
Perlakukan sebagai trauma / cedera tulang belakang & imobilisasi
thorax. Perhatikan keselamatan penolong!
Trauma syaraf tulang belakang biasanya pada penyelam air dangkal.
Dapat menyebabkan fraktur tulang leher & paralisis
Posisikan leher secara netral (tanpa flexi / extensi)
Posisi badan supinasi (untuk memudahkan peminndahan / transport)
Segera bantuan nafas dg posisi kepala jaw thrust
Nafas buatan dari mulut mulut, mulut hidung. Dengan alat / barier yg
memperhatikan perlindungan pada penolong
Cara pemberian nafas buatan sam dengan konsep BHD
Tidak perlu dilakukan heimlich manuver (kecuali curiga ada sumbatan
benda asing)
Konsep kritis tata laksana BHD penderita tenggelam
1. Jika memungkinkan, gunakan perahu / alat mengapung untuk
menyelamatkan dari air. Segera berikan bantuan nafas secepatnya
2. Perlakukan kepala pada posisi netral, cegah leher bergerak, pindahkan
korban dg menggunakan papan jika memungkinkan. Jangan lakukan
kompresi di dalam air
3. Rujuk semua korban tenggelam ke RS untuk mendapatkan
pertolongan segera

You might also like