You are on page 1of 54

Oleh:

WIRA ALFATAH BIN AB AZIZ


030.05.282
PASIEN SUAMI PASIEN
Nama : Ny. O Tn. H
Umur : 33 thn 34 thn
Agama : Islam Islam
Suku : Melayu Melayu
Pendidikan: SMA SMA
Pekerjaan : Karyawan PT Poster Penganggur
Alamat : Bengkong Harapan

No. RM : 27-79-68

Masuk RS : 20 Agustus 2010


Autoanamnesis tanggal 20 Agustus 2010, jam
20.00 WIB

Keluar darah dari vagina sejak 3 hari SMRS.


Pasien (G1P0A0), perempuan berumur 33 tahun
datang dengan keluhan keluar darah dari
kemaluan sejak 3 hari SMRS.
Pasien mengaku hamil 8 bulan lewat.
Pasien mengaku perdarahan tersebut kedua kali
dialami sejak pasien hamil.
Perdarahan berupa darah segar merah encer
disertai gumpalan-gumpalan kecil .
Pasien mengaku harus mengganti 2 softek setiap
hari. Softek diganti setelah benar-benar penuh.
Keluhan tidak disertai mules-mules.
Pada 2 minggu yang lalu, pasien pernah
mengalami perdarahan yang sama selama 2 hari
tetapi hanya sedikit.
Pasien masih merasakan gerak janin dan
mengaku gerakan janin tetap aktif sama seperti
sebelum perdarahan. ANC di Permata Hati .
Pasien menyangkal adanya keputihan, demam,
sakit kepala, mual dan muntah.
Pasien juga tidak berhubungan intim dalam
beberapa hari sebelum keluhan muncul, dan
tidak ada sakit didaerah kemaluan.
Menarche pada usia 13 tahun, siklus 28
hari, teratur, lamanya 7 hari, banyaknya
2-3 pembalut/hari, sifatnya encer,
nyeri haid tidak ada.
HPHT : 17-12-09
TP :24-09-10
Status menikah
perkawinan 1x
menikah pada usia 28 tahun
suami usia 29 tahun, saat ini sudah
menikah selama 5 tahun (4/5/2005).
Hamil muda : keluhan tidak ada
Hamil tua : keluhan tidak ada
ANC di RS Permata Hati
USG (+) 2x di Permata Hati
Terakhir USG di Praktek Dr Meyman
SPOG (20/08/2010):
D/: letak plasenta dibawah.
DM, Hipertensi, jantung, dan asma
disangkal.

Tidak ada
Hipertesi, DM, penyakit ginjal, jantung, asma
disangkal.
Riwayat keturunan kembar disangkal pasien

Tidak merokok, tidak minum alkohol,


tidak memakai narkotika
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaraan : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 120/70 mmHg FP : 18x/menit
FN : 84x/menit S : 36,4 C
BB sekarang : 58 kg
Kepala : normochepali, rambut hitam,
lurus, distribusi merata
Mata : pupil bulat isokor, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Mulut : tidak kering, tidak sianosis,tidak
ada nafas cuping hidung
Telinga : normotia, sekret -/-
Hidung : simetris, sekret -/-
Tenggorok : faring tidak hiperemis
Leher : pembesaran kelenjar tidak
ditemukan.
Toraks :
Cor : BJ I-II reguler, murmur -, gallop
Pulmo : SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Mammae : simetris, hiperpigmentasi pada
kedua areola, retraksi puting -/-, benjolan
-/-.
Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/-
Abomen :
Inspeksi : membuncit, arah memanjang, striae
gravidarum +, linea gressia +
Palpasi :
Leopold I : TFU 29 cm, teraba 1 bagian besar,
bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Kiri : teraba 1 bagian besar, keras
seperti papan.
Kanan: teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : teraba 1 bagian besar, keras,
melenting.
Leopold IV : konvergen
His : -
Kesan: TFU 29cm, memanjang, punggung berada
di sisi kiri.
Auskultasi : 1 punctum maksimum, DJJ 146 dpm,
teratur.
Anogenital :
Inspeksi: vulva, uretra tenang, tidak tampak air
ketuban mengalir, tampak ada perdarahan,
edema -, varices-
Inspekulo: portio licin, ostium terbuka kira-kira
1cm, tampak darah segar mengalir dari ostium
uteri.
VT: Tidak dilakukan
DARAH
Hb : 10,2 g/dl
Ht : 32,4 %
Leukosit : 11,800 ul
Trombosit : 286.000
GDS: 94 mg/dl
Gol Darah : O/ Rhesus +
URIN
Warna : Kuning, Jernih
BJ : 1,015
Sel epitel : +
Lekosit : 2-3/LPB
Eritrosit : 2-3/LPB
PH :-
Keton : +1
Urobilin : +
Ureum : 17
Kreatinin : 1,01
Prot Albumin : 4,4
SGOT : 28
SGPT : 19
Hasil CTG Tanggal 20Agustus 2010 pukul
2000
Frekuensi dasar 142 dpm
Variabilitas 5-25 dpm
Akselerasi (+)
Deselerasi (-)
Gerak Janin (+)
His (-)
Kesan: Janin Reaktif
Tampak janin presentasi kepala tunggal hidup,
gerakan janin aktif.
DBP : 8,9 cm
FL : 6,8 cm
AC : 28, 9 cm
TBJ : 2400 gr
Tampak plasenta plasenta letak rendah dengan
tepi plasenta terletak pada bagian pinggir
ostium internum.
Kesan: Hamil 35-36 minggu janin tunggal
hidup dengan presentasi kepala; plasenta
previa marginalis.
Pasien Ny. O, G1 P0 A0, 33 tahun mengaku
hamil 8 bulan dengan HTA 17 Disember
2009 datang dengan keluhan keluar darah
dari kemaluan sejak 3 hari SMRS.
Jumlahnya sebanyak 2 pembalut berwarna
merah segar disertai gumpalan-gumpalan
kecil. Gerakan janin aktif. ANC di Permata
Hati. Terakhir ANC 20 Agustus 2010 di
praktek Dr Meyman SPOG, hasil bahwa
plasenta terletak di bawah.
Status generalis : dalam batas normal.
Status obstetrik :
Abdomen :
Inspeksi : membuncit, arah memanjang, striae
gravidarum +.
Palpasi :
Leopold I : FUT 29 cm, teraba satu bagian besar,
lunak, tidak melenting.
Leopold II : kiri : teraba 1 bagian besar, keras seperti
papan.. kanan : teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : teraba 1 bagian besar, keras, melenting
Leopold IV : konvergen.
His :-
TBJ : 2400 gr
Auskultasi : 1 punctum maksimum, DJJ 146
dpm, teratur.
Anogenital :
Inspeksi : vulva, uretra tenang, tidak
tampak air ketuban mengalir, edema -,
varices -.
Inspekulo : portio licin, terbuka 1cm, tampak
darah segar mengalir dari ostium uteri
eksternum
VT : Tidak dilakukan.
DARAH
Hb : 10,2 g/dl
Ht : 32,4 %
Leukosit : 11,800 ul
Trombosit : 286.000
GDS: 94 mg/dl
Gol Darah : O/ Rhesus +
URIN
Warna : Kuning, Jernih
BJ : 1,015
Sel epitel : +
Lekosit : 2-3/LPB
Eritrosit : 2-3/LPB
PH :-
Keton : +1
Urobilin : +
Ureum : 17
Kreatinin : 1,01
Prot Albumin : 4,4
SGOT : 28
SGPT : 19
Tampak janin presentasi kepala tunggal hidup,
gerakan janin aktif.
DBP : 8,9 cm
FL : 6,8 cm
AC : 28, 9 cm
TBJ : 2400 gr
Tampak plasenta plasenta letak rendah dengan
tepi plasenta terletak pada bagian pinggir ostium
internum.
Kesan: Hamil 35-36 minggu janin tunggal hidup
dengan presentasi kepala; plasenta previa
marginalis.
Ibu : G1 P0 A0 Hamil 35-36 mg,
perdarahan ante partum ec plasenta previa
marginalis, belum inpartu
Janin : presentasi kepala, intrauterine,
tunggal hidup.
Dx/ :
Observasi tanda vital, DJJ, tanda-tanda
perdarahan.
USG
Observasi tanda-tanda inpartu
Bed rest total
Banyak minum
Th/ :
IVFD Duvadilan 3 amp dalam 500cc
Dextrose 5% drip /12jam
Pematangan paru, dexametason 1x 15 mg
selama 3hari
Rencana pertahankan kehamilan sampai
37 mg bila perdarahan berhenti
Bila perdarahan bertambah dan tidak
berhentirencanakan operasi cito
Ed/ : menjelaskan rencana tersebut di atas
dan keadaan pasien saat ini.
Ibu : Dubia ad Bonam
Janin : Dubia ad Bonam

Pada tanggal 22.08.2010 pukul 12.00- 13.00


WIB dilakukan operasi cito atas indikasi
perdarahan makin hebat
Pasien telentang di meja operasi dalam anastesi regional,
dilakukan a dan antisepsis lapangan operasi dan sekitarnya.
Insisi Pfannenstiel sepanjang 10cm, setelah peritoneum dibuka
tampak uterus gravidus. Plika vesiko uterina disayat semiluner,
kandung kemih disisihkan ke bawah
SBU tipis, disayat semiluner, air ketuban jernih, jumlah cukup.
Dengan meluksir kepala , pada jam 12.10 WIB dilahirkan bayi
laki-laki BBL 2450 gr, PB 49 cm, A/S 8/9, anus (+), tidak ada
lilitan tali pusat pada bayi.
Plasenta berimplantasi di corpus belakang meluas ke depan
menutupi ostium. dikeluarkan secara manual, lengkap.
SBU dijahit 2 lapis secara jelujur sampai diyakini hemostasis
tercapai dengan baik. Uterus diyakini berkontraksi, diperkuat
dengan uterotonika
Rongga abdomen dibersihkan dan setelah diyakini ulang tidak
ada perdarahan , dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
dengan meninggalkan kortison 10 cc intra abdomen.
Perdarahan sekitar 400 cc , urin jernih
Observasi TD, N dan kontraksi uterus.
Cek ulang Hb dan Ht
IVFD Dx 5% + syntosinon 20 IU/ kolf/ 8 jam,
sampai 24 jam pasca tindakan.
Realimentasi dini, tirah baring 12 jam
Terapi :
Kedacillin 3 x 1 gr iv (2 hari)
Metronidazol 3 x 500 mg drip (2 hari)
Pronalges supp 3 x 1 supp
Bila masih kesakitan berikan novalgin 1 ampul iv
Diagnosa HAP ec Plasenta Previa ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis:
keluar darah segar 3 hari SMRS.
Tidak didapatkan keluhan nyeri perut.
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik:
Status generalis: dalam batas normal.
His : -
Pemeriksaan anogenital :
- Inspeksi : vulva, uretra tenang, tampak adanya
perdarahan.
- Inspekulo : portio licin, ostium terbuka kira-kira 1cm,
darah mengalir dari ostium uteri eksternum
- VT : Tidak dilakukan.
3. Pemeriksaan Penunjang:
Pada pasien ini:

USG:Menunjukkan bahwa plasenta


terletak pada bagian bawah rahim dan
hampir menutupi ostium utero interna.
Usia kehamilan 36 mg diukur
berdasarkan femur length dan
diameter biparietal.Janin presentasi
kepala.
CTG : Janin reaktif
Laboratorium: Tidak ada kelainan
4. Terapi
Pada pasien ini terapi pertama yang diberikan
adalah tocolysis yaitu diberikan Duvadilan 3
ampul drip dalam larutan Dekstrose 5% dengan
tujuan untuk mencegah kontraksi yang akan
memicu terjadinya perdarahan yang lebih banyak
serta terjadinya proses inpartu.
Selama 2 hari dirawat, perdarahan tidak dapat
dibendung lalu akhirnya pasien ini diputuskan
dilakukan operasi SC cito kerana ditakutkan
perdarahan akan semakin hebat lalu akan
membahayakan kondisi pasien serta janin.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam setelah kehamilan 22 minggu,
walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi
pada kehamilan sebelum 22 minggu.

Perdarahan antepartum dapat berasal dari:


Kelainan plasenta
Bukan dari kelainan plasenta
Frekuensi perdarahan antepartum kira-
kira 3% dari seluruh persalinan.
Di RS Tjipto Mangunkusumo (1971-1975)
dilaporkan 14,3% dari seluruh
persalinan;
RS Pirngadi Medan kira-kira 10% dari
seluruh persalinan
di Kuala Lumpur, Malaysia (1953-1962)
3% dari seluruh persalinan.
Pemeriksaan awal pada seorang pasien dengan
perdarahan antepartum harus mencakup:
Riwayat
pemeriksaan fisik
pemeriksaan vagina
Pemeriksaan penunjang:
Uji laborotarium
Ultrasonografi
kardiotokografi
Penentuan golongan darah ibu dan golongan darah
calon donornya
Pengobatan anemia dalam kehamilan
Seleksi ibu untuk bersalin dirumah sakit
Memperhatikan kemungkinan adanya plasenta praevia
Mencegah serta mengobati penyakit hipertensi menahun
dan pre-eklampsia

Para ibu hamil yang patut dicurigai akan mengalami


perdarahan antepartum ialah:
Para ibu yang umurnya telah lebih dari 35 tahun
Paritasnya 5 atau lebih
Bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu
atas panggul, atau
Menderita pre-eklampsia
Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas untuk transfusi dan operasi.
Pemasangan tampon dalam vagina tidak berguna
sama sekali untuk menghentikan perdarahan,
malahan menambah perdarahan karena sentuhan
serviks sewaktu pemasangan.
Selagi penderita belum jatuh ke dalam keadaan syok,
pasang jarus infus ke dalam pembuluh darah,
sehingga akan jauh lebih memudahkan transfusi
darah apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Plasenta previa ialah jaringan plasenta
tidak tertanam dalam korpus uteri jauh
dari ostium internum servisis, tetapi
terletak sangat dekat atau pada ostium
internum tersebut.
Ada empat derajat abnormalitas yang diketahui:
1. Plasenta previa totalis. Ostium internum servisis
tertutup sama sekali oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis. Ostium internum
tertutup sebagian oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa marginalis. Tepi plasenta
terletak pada bagian pinggir ostium internum.
4. Plasenta letak rendah. Plasenta tertanam dalam
segmen bawah uterus, sehingga tepi plasenta
sebenarnya tidak mencapai ostium internum
tetapi terletak sangat berdekatan dengan ostium
tersebut.
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1
diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-
1975, terjadi 37 kasus plasenta previa di
antara 4781 persalinan yang terdaftar, atau
kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.
Solusio plasenta
Ruptur uteri

Kelainan pembekuan
Masih banyak penyebab plasenta previa yang
belum diketahui dengan bermacam-macam teori
dan faktor-faktor dikemukakan sebagai etiologi.
Salah satu faktornya adalah bahwa proses
perkembangan plasenta previa terjadi akibat
gangguan vaskularisasi desidua yang kemungkinan
terjadi akibat perubahan atrofik atau inflamatorik
(Strassmann).
Faktor lainnya adalah plasenta yang ukurannya
besar sehingga membentang dan meliputi daerah
uterus yang luas sebagaimana terlihat pada
eritroblastosis fetalis dan pada janin yang lebih dari
satu.
Umur dan paritas
Hipoplasia endometrium
Parut pada Endometrium
Riwayat plasenta previa sebelumnya
perokok
Sifat perdarahan

Anamnesis
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung
Pemeriksaan letak plasenta secara langsung
Terapi Ekspektatif/konservatif
Terapi Aktif (tindakan segera)

Cara menyelesaikan persalinan dengan


plasenta previa
Persalinan pervaginam
Seksio sesaria
Pada ibu: Pada janin:
Perdarahan hingga syok Persalinan prematur atau lahir
akibat perdarahan mati
Anemia karena perdarahan Asfiksia berat
Plesentitis
Endometritis pasca persalinan
Robekan-robekan jalan lahir
akibat tindakan
Prolaps tali pusat
Prolaps plasenta
Plasenta melekat, sehingga
harus dikeluarkan manual dan
kalau perlu dibersihkan dengan
kerokan
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif,
maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi,
mortalitas ibu mencapai 8-10% dan mortalitas janin 50-
80%.
Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka
angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh
menurun.
Kematian maternal menjadi 0,1-5% terutama
disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara dan
trauma karena tindakan.
Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25%, terutama
disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli
dan persalinan buatan (tindakan).
1. Cunningham FG, et al. Common Complications of
Pregnancy, Williams Obstetrics, 21st ed, Prentice Hall
International Inc. Appleton and Lange, Connecticut, 2001, hal
712-716
2. Hanifa Wiknjosastro, Prof, Dr.DSOG Perdarahan Ante
Partum, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan V, 1999 Hal 362-
376
3. Standard Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi.
Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia.
Perdarahan Ante Partum. Jakarta, 2002.
4. Thomas J Badder, MD. Ob/Gyn Secrets 3rd ed, Elsevier
Mosby, Philadelphia-Pennsylvania, 2005.
5. Chemey, Allan et all. Obstetrics & Gynecologic Diagnosis and
Treatment 9th ed. Mc Graw Hill companies. USA. 2003

You might also like