Penanganan

kelainan tuba falopii pada

pasangan infertilitas

Dr. Hari Paraton. SpOG

Fungsi tuba

Menangkap sel telur Fungsi khusus

(ovum pick up) Sperm capacitation
Fertilisasi
Embryo development
Transport
Ovum
Sperma
Embrio
Kelainan tuba - infertilitas
Oklusi
Ujung distal
Seluruh tuba
Mid tubal ( MOW)
Perlekatan
Angka kejadian

12 33 %
dari pasangan infertilitas

BMJ, vol 327.13 Sept. 2003.

Penyebab

Infeksi (PID)
Pembedahan
Endometriosis
Hipoplasia tuba falopii
Infeksi (PID)

STD
Insersi IUD
Dilatasi / Kuretase
Partus kasep
 Bakteri eksogen Bakteri endogen
(STD) Polimikroba

Servisitis

BV
Instrumentasi
Endo IUD / D-C
metritis

Compromized
Initiation of
host resistance
tubal damage
Pelvic abces
salphyngitis

Tubal deciliation Tubal occlusi Pelvic adhesion

Restoration of
Normal anatomy
Mikroba penyebab

STD (eksogen)
Chlamydia trachomatis
Gonorrhoea
Mixed CT + G ( 30-50%)

Endogen
Genital tuberculosis
E.Coli
Klebsiella
Pseudomonas
Staphyllococcus / stereptococcus
Pembedahan
Kerusakan fungsi tuba
Penggunaan kauter
monopolar
Manipulasi berlebihan

Perlekatan
Pasca operasi
Appendisitis / perforasi
KET
Endometriosis
ATO
Manipulasi berlebihan
Diagnosis

History
Hystero Salphyngo Graphy
Hidrotubasi
Laparoscopic diagnosis
USG sono hysterography
Tuboscopy
Perbandingan HSG Lap. Dx

Lap. Dx
Day surgery
Anestesia (+)
Mahal
Tampak bagian luar
uterus/tuba
Test patensi (+)
Endometriosis
Perlekatan (+)
Perbandingan HSG Lap. Dx

HSG
Out patient

Analgetika (+)

Sederhana

Tidak mahal

TesPatensi tuba

Perlekatan (-)
Intepretasi kelainan tuba

Tuba paten
Oklusi (distal /
proksimal)
partial
total
Hidrosalpynx
Adhesi
Hydrosalphynx

Hidrosal Post
phynx salphingect
omi

Implantation rate 6.1 % 10.2 %

Pregnancy rate 9.9 % 23.5 %

J.of Asst. Reprod. And Genetic vol. 17. Iss. 4 . Pp 200. Apr. 2000
Hydrosalphynx

Hydrosalphynx
menurunkan angka kehamilan pada IVF
Meningkatkan angka abortus

Post salphyngectomy
Meningkatkan angka keberhasilan implantasi IVF
Birth rate (ratio 3.8, 95% CI 1,5-9,2)

Human reprod. Vol 16, no 11. pp 2403-2410. 2001

Hydrosalphynx

Cairan hydrosalphynx embryo toxic ?

Cairan hydrosalphynx manusia tidak berpengaruh
thd perkembangan embrio tikus (Strandel, 1998 & 2000.
Granot, 1998)

Cairan hydrosalphynx toxic pada sperma

murine ( de Vantery Arrighi, 2001)
Hydrosalphynx

Cairan hydrosalphynx banyak

mengandung cytokines embryotoxic
(Sung et al, 1997)

Cairan hydrosalphynx mengganggu

pengaruh integrin v3 endometrium
Penanganan operasi
Syarat tuba yang operable

Oklusi pada distal / proksimal

Kontur tuba masih lentur
Perlekatan tipis
Sisa tuba normal pasca operasi > 6 cm (
konsep lama)
Pada hidrosalphynx diameter < 1.5 cm
Rekanalisasi tuba pasca MOW
Reimplantasi / neo implantasi
Menghindari perlekatan
Pre operasi Saat operasi
Manipulasi minimal

Tindakan aseptik Hindari pemasangan

Antibiotika prophylaxis kasa perut

Cuci glove hilangkan Hindari lesi berlebihan

bedak Kauterisasi > jahitan

Cuci sebanyak mungkin

Kontrol perdarahan

Pertahankan basah
Menghindari perlekatan
Saat operasi Pasca operasi
Isi cav. Peritoneum Hindari antibiotika
Kristaloid NS/PZ/RL berlebihan
Koloid dextran Posisi tidur semi
fowler
Pelapis Kortikosteroid

Selaput amnion Antihistamin

Sintetis material NSAID

Mobilisasi