You are on page 1of 12

PENGELOLAAN LAHAN RAWA

PASANG SURUT
UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN
YULIA NURUL MARIFAH
1720834320005

Magister Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
Lahan rawa pasang surut merupakan
lahan marginal yang memiliki potensi
cukup besar untuk pengembangan
pertanian khususnya untuk
pengembangan tanaman pangan

Salah satu dari ciri lahan ini adalah


tingkat kemasaman tanah yang
tinggi (pH < 4), kandungan besi (Fe2+)
cukup tinggi dan lapisan pirit yang
dangkal
Ada 4 kunci sukses pengelolaan lahan rawa yang selain dapat meningkatkan
produktivitasnya juga dapat melestarikan kesuburan tanah sehingga
pertanian berkelajutan (sustainable agricultural) dapat dicapai, yaitu:

Penerapan
teknologi Pengelolaan
budidaya air
yang sesuai.

Pemilihan
Komoditas Penataan
adaptif dan lahan
prospektif
PENGELOLAAN AIR
Secara specifik pengelolaan air di lahan pasang surut bertujuan untuk :
(1) Memenuhi kebutuhan air pada penyiapan lahan,
(2) Memenuhi kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman,
(3) Memberikan suasana kelembaban yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
dengan mengatur tinggi muka air tanah,
(4) Memperbaiki sifat fisiko-kimia tanah dengan cara mencuci zat-zat yang
bersifat meracun bagi tanaman,
(5) Mengurangi semaksimal mungkin terjadinya oksidasi pirit pada tanah sulfat;
(6) Mencegah terjadinya proses kering tak balik pada gambut,
(7) Mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah (subsidence) terlalu cepat;
dan
(8) Mencegah masuknya air asin ke petakan lahan
(1) Tabat dari beton pada tingkat saluran
sekunder/tersier; (2) Tabat sederhana dari Kayu Ulin
pada tingkat saluran tersier/kuarter
PENATAAN LAHAN
Dikenal ada 4 model penataan lahan, yaitu
Sistem sawah; dianjurkan untuk lahan-lahan yang
termasuk dalam tipe luapan A atau dekat dengan muara
sungai

Sawah Surjan; dianjurkan pada lahan baik tipe luapan A, B,


dan C dengan catatan memiliki kedalaman pirit > 60 cm

Sawah Tukungan; dianjurkan untuk lahan tipe B atau C


sebagaimana sistem surjan atau pada lahan dengan
lapisan pirit yang dangkal

Tegalan/kebun; dianjurkan pada lahan dengan tipe


luapan C atau D karena lahan ini umumnya tidak terluapi
oleh air pasang
Penataan lahan sistem sawah
(atas), siistem Sawah-Surjan
(tengah) dan sawah -tukungan
(bawah)
PEMILIHAN KOMODITAS ADAPTIF DAN PROSPEKTIF
sebelum memilih/ menetapkan komoditas yang akan diusahakan, setidaknya ada
empat pertimbangan yang perlu diperhatikan agar komoditas yang diusahakan
dapat berproduksi secara optimal dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
adapun ke-empat pertimbangan dimaksud adalah :

(1) agroteknis, adalah kesesuaian lahan

(2) ekonomis, yang harus dipertimbangkan menyangkut pada: (1) kemampuan


tanaman memberikan keuntungan pada petani dan (2) harga komoditas

(3) sosial, adalah ketersediaan tenaga kerja pada wilayah pengembangan

(4) Pemasaran, sebaiknya dipilih komoditas yang sudah memiliki pasar, sambil
merekayasa pasar untuk komoditas yang belum pernah ada
Keragaan tanaman padi dan Jeruk
pada sistem surjan di lahan rawa
pasang surut

Keragaan aneka komoditi hortikultura (sayuran


dan buah-buahan)
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA YANG SESUAI
penerapan teknologi budidaya sesuai komodtias dilakukan dalam upaya untuk
mengoptialkan produktivitas lahan rawa meliputi

pengguna
penyiapan an varietas pengatura
lahan yang n tanaman
adaptif

pemberian Pemu pemberant


bahan asan hama
amelioran pukan penyakit

You might also like