You are on page 1of 28

PERISTIWA-PERISTIWA

KEJIWAAN
Manusia merupakan makhluk berjiwa, dan
kehidupan kejiwaan tersebut direfleksikan
dalam perilaku; aktivitas manusia.
Kekuatan atau kemampuan jiwa manusia
dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu
(dichotomi):
a. Kemampuan manusia menerima stimulus dari
luar. Kemampuan ini berhubungan dengan
pengenalan (kognisi).
b. Kemampuan manusia untuk melahirkan apa
yang terjadi dalam jiwanya. Kemampuan ini
berhubungan dengan motif, kemauan (konasi)
Akan tetapi sebenarnya ada satu hal lagi yaitu
bahwa selain manusia mempunyai kemampuan
menerima stimulus dari luar dan menyatakan apa
yang diinginkan, manusia masih dapat melihat
efek atau akibat dari stimulus yang muncul yang
terdapat dalam jiwa manusia. Dengan demikian
kemampuan jiwa dibedakan atas tiga
penggolongan besar, yaitu :
a.Kognisi, yang berhubungan dengan pengalaman
b.Emosi, yang berhubungan dengan perasaan
c.Konasi, yang berhubungan dengan motif
Aktivitas kognitif adalah berkaitan dengan
persepsi, ingatan, belajar, berpikir, dan
pemecahan masalah. Kegiatan atau proses
tersebut sebagai akibat dari stimulus yang
diterima oleh organisme, dan organisme
mengadakan respon terhadap stimulus yang
mengenainya.
Namun kegiatan manusia merupakan suatu
kesatuan yang utuh, bagian satu tidak
terlepas dari bagian lainnya, selalu saling
mengkait, perilaku organisme merupakan
keadaan yang integrated.
PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indera atau sisebut juga proses sensoris. Namun
proses tersebut tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya disebut proses persepsi.
Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diinderanya sehingga merupakan
sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang
integrated dalam diri individu.
Pengertian Persepsi
Pandangan, tanggapan, penilaian dalam
mengamati berbagai hal yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari.
Proses pemberian makna atau arti terhadap
informasi sensorik yang diterima manusia.
Proses membangun kesan atau penilaian.

Dalam proses persepsi terkandung 2 hal, yaitu :


1. Unsur Interpretasi
Adanya penilaian terhadap sesuatu
2. Subjektif
Adanya faktor pengalaman, jadi tergantung pada
individunya, sehingga tidak dapat disalahkan.
PROSES PERSEPSI
Stimulus Individu Reseptor

Sistem Saraf Pusat

Persepsi

Kesan Disadari Otak


(pusat kesadaran)
Persepsi seseorang akan menghasilkan perilaku
terhadap situasi tertentu

Stimulus Saraf Sensorik Persepsi

Pusat
Kesadaran

Perilaku Saraf Motorik


Faktor-faktor Yang Berperan dalam Persepsi
Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat
indera/reseptor. Stimulus bisa datang dari luar diri
maupun dari dalam diri individu
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera/reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus. Di samping itu juga harus ada saraf sensoris
sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke pusat
susunan saraf (otak sebagai pusat kesadara. Sebagai
alat untuk mengadakan respon diperlukan saraf motorik.
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi
diperlukan adanya perhatian, yaitu langkah pertama
sebagai persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
atau sekumpulan objek.
Organisasi Persepsi
Dalam mempersepsikan sesuatu timbul suatu masalah apa
yang dipersepsi terlebih dahulu, apakah bagian merupakan
hal yang dipersepsi terlebih dahulu, baru kemudian
keseluruhannya, ataukah keseluruhan dipersepsi dahulu
baru kemudian bagian-bagiannya. Hal ini berkaitan
bagaimana seseorang mengorganisasikan apa yang
dipersepsinya.
Ada 2 teori yang berbeda tentang organisasi persepsi :
1. Teori elemen
Menurut teori elemen dalam individu mempersepsi sesuatu
maka yang dipersepsi mula-mula adalah bagian-
bagiannya, baru kemudian keseluruhan
2. Teori Gestalt
Dalam mempersepsi sesuatu yang didahulukan adalah
keseluruhannyaatau gestaltnya, baru kemudian bagian-
bagiannya
Kedua teori ini masih bertahan, tetapi lebih berkembang teori
gestalt yang dikemukakan oleh Wertheimer.
Hukum-hukum Persepsi menurut Gestalt
Hukum Pragnanz
Pragnanz berarti penting, penuh arti/berarti.
Jadi apa yang dipersepsi mempunyai arti yang utuh, suatu
kebulatan yang mempunyai arti penuh.
Hukum Figure-Ground
Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam
persepsi, yaitu figure yang merupakan bagian yang dominan
dan merupakan fokus perhatian, dan ground yang
melatarbelakangi atau melengkapi
Hukum Kedekatan
Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling
berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya
kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu
keseluruhan/gestalt/dipersepsi sama.
Contoh : xx xx xx xx xx
Hukum Kesamaan (Similitary)
Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek yang sama,
mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu
kesatuan/suatu gestalt.
Contoh :
x x x x x x x x x
. . . . . . . . .
x x x x x x x x x
. . . . . . . . .
x x x x x x x x x
. . . . . . . . .

Hukum Kontinuitas
Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai kontinuitas satu
dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi sebagai
suatu kesatuan/keseluruhan
Hukum Kelengkapan/Ketertutupan (Closure)
Hukum ini menyatakan bahwa dalam persepsi adanya kecenderungan
orang mempersepsi sesuatu yang kurang lengkap menjadi lengkap,
sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti/berarti.
Hal-hal yang mempengaruhi
persepsi dari diri individu
Sifat-sifat struktural individu
sifat yang permanen, yang berbeda antara satu dengan
yang lain
Sifat temporer
sifat yang muncul karena ada sesuatu
Aktivitasi diri seseorang
Kondisi tubuh
sama dengan aktivitas diri, tetapi lebih bersifat di dalam
tubuh
minat pada suatu saat
persepsi dipengaruhi oleh minat seseorang pada saat itu
Pengalaman pribadi
Oleh karena individu mengadakan seleksi
terhadap stimulus yang mengenainya, maka
problem psikologis yang timbul ialah
stimulus yang bagaimana yang lebih
menarik perhatian individu untuk dipersepsi.
Intensitas dan kekuatan stimulus
Ukuran stimulus
Perubahan Stimulus
Ulangan dari Stimulus
Pertentang atau kontras dari stimulus.
Kesalahan-kesalahan dalam
melakukan persepsi :
Ilusi
llusi merupakan kesalahan individu dalam
melakukan interpretasi atau arti terhadap
stimulus yang diterimanya.
Halusinasi
Halusinasi merupakan kelainan dalam kejiwaan
seseorang, dimana individu merasa mengalami
sesuatu persepsi, sekalipun secara objektif
individu yang bersangkutan tidak dikenai
stimulus. Biasanya halusinasi merupakan awal
dari ketidaknormalan jiwa.
Faktor-faktor penyebab Ilusi
Faktor Alam
Ilusi terjadi karena faktor alam. Seperti gema, ilusi kaca
Faktor Stimulus
- Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat
menimbulkan ilusi. Misalnya : gambar yang ambigous.
- Stimulus yang dianalisis lebih lanjut, yang memberikan
gambaran secara total.
Faktor Individu
Ilusi terjadi karena adanya kebiasan atau karena adanya
kesiapan psikologis (mental set) dari individu (harapan).
Dalam Persepsi ada yang dikenal dengan istilah ESP (Extra
Sensoryc Perception). ESP adalah kemampuan seseorang
untuk memperoleh informasi tentang dunia atau
lingkungan dengan cara tidak melibatkan alat indera.

Telepati
Kemampuan untuk memindahkan pikiran dari
seseorang ke orang lain.
Clairvoyance
Kemampuan untuk membaca pikiran seseorang
dan apa yang akan terjadi pada jarak jauh
Precognition
kemampuan untuk meramalkan atau
mempersepsikan kejadian-kejadian yang akan
datang.
BAYANGAN
Istilah bayangan sering disebut pula dengan istilah
tanggapan.
Selain mempunyai kemampuan untuk mengadakan
persepsi, manusia juga mempunyai kemampuan
membayangkan atau menanggap kembali hal-hal yang
telah diamatinya
Bayangan atau tanggapan ini merupakan representasi,
yaitu membayangkan kembali atau menimbulkan kembali
gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi
Baik persepsi ataupun tanggapan kedua-duanya dapat
membentuk gambaran tetapi pada umumnya gambaran
yang yang terjadi pada persepsi lebih jelas dan lebih
lengkap apabila dibandingkan dengan gambaran pada
tanggapan
PERBEDAAN antara TANGGAPAN dan PERSEPSI

1. Persepsi membutuhkan objek yang dipersepsi dan ini akan


menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang terjadi pada
persepsi akan lebih jelas, lebih terang daripada gambaran
tanggapan. Ini disebabkan karena dalam tanggapan tidak
dibutuhkan adanya objek lagi sehingga pada umumnya
gambarnya kurang jelas.
2. Persepsi terikat pada waktu dan tempat. Orang tidak dapat
mempersepsi terlepas dari tempat dan waktu. Sebab waktu dan
tempat mengikat objek yang dipersepsi. Lain dengan tanggapan,
tanggapan terlepas dari soal waktu dan tempat, yang berarti
bahwa manusia dapat menganggap atau membayangkan setiap
waktu dan setiap waktu tanpa adanya objek
3. Persepsi berlangsung selama stimulus itu bekerja dan selama
perhatian tertuju kepadanya, sedangkan tanggapan berlangsung
selama perhatian tertuju kepada membayangkan itu.
Macam - macam bayangan:

1.Bayangan Eidetik
- merupakan bayangan yang jelas atau terang seperti gambaran yang
terjadi pada waktu persepsi (seperti menghadapi objeknya sendiri),
dikemukakan oleh Urbantschnitsh
- apabila orang tidak dapat membedakan persepsi dengan bayangan,
maka akan terjadi halusinasi
- banyak terjadi pada kalangan anak-anak

Sehubungan dengan bayangan eidetik, dibedakan antara bayangan


eidetik dengan bayangan pengiring (afterimage). Bayangan pengiring
pada umumnya hanya berjalan sebentar saja, yaitu bayangan yang
segera timbul mengiringi proses persepsi setelah persepsi itu berakhir.
Menurut Erich dan Walter, bayangan eidetik dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Tipe T (tetanoide)
pada tipe ini bayangan lebih meyerupai bayangan pengiring.
Sesudah melihat sesuatu benda seakan-akan benda itu masih
terlihat di hadapannya.

2. Tipe B (basedoide)
bayangan pada tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan
dapat pula timbul dengan sengaja. Pada umumnya sifatnya
hidup, bergerak, dan dengan warna yang asli
2. Halusinasi
Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima
sesuatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut
tidak ada. Pada halusinasi terjadi bayangan yang jelas seperti pada
persepsi.

Berbeda dengan bayangan eidetik. Pada bayangan eidetik bayangan ini


terjadi sebagai hasil persepsi. Jadi individu pada waktu itu tahu dan
sadar bahwa stimulus pada waktu itu tidak ada, sekalipun bayangan
sangat jelas. Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang
menderita halusinasi, pada halusinasi orang tidak menyadari bahwa itu
hanya bayangan saja.
3. Asosiasi dan Reproduksi

Individu dapat mempersepsikan sesuatu yang ada disekitarnya.


Dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya, bila diperlukan kembali
dalam alam kesadaran. Cara menimbulkannya kembali dapat terjadi,
berdasarkan:

a. Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggapan atau bayangan


bayangan itu dengan sengaja ditimbulkan
b. Tidak menurut kemauan individu, yaitu apabila bayangan itu
dengan sendirinya mendesak dan muncul dalam alam kesadaran

Pada umumnya bayangan satu berhubungan atau bertautan dengan


bayangan yang lain. Apabila ini terjadi maka terjadinya asosiasi antara
bayangan satu dengan bayangan lainnya. Kekuatan untuk
menghubungkan disebut kekuatan untuk mengadakan asosiasi,
sedangkan bayangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
saling menimbulkan kembali atau saling mereproduksi.
Ada 4 macam hukum asosiasi-reproduksi

1. Hukum sama waktu. Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu
atau serempak, menimbulkan bayangan yang sama waktu pula.
Sehingga apabila salah satu bayangan timbul, maka yang lainnyapun
akan ikut timbul dalam alam kesadaran. Misalnya benda dengan
namanya, benda dengan bahannya, huruf dengan bunyinya.
2. Hukum berturut-turut. Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut
masuk dalam alam kesadaran, maka terjadilah asosiasi, hingga
apabila salah satu timbul dalam kesadaran, maka yang lainnyapun
akan ikut timbul pula. Misalnya deretan abjad, sajak, deretan angka
3. Hukum persamaan. Bayangan yang mempunyai persamaaan
tertentu, akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Misalnya melihat
harimau akan berasosiasi dengan kucing, melihat serigala akan
berasosiasi dengan anjing.
4. Hukum berlawanan. Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi
dan saling mereproduksi satu dengan yang lain. Misalnya kaya akan
berasosiasi dengan miskin, besar akan berasosiasi dengan kecil,
gelap akan berasosiasi dengan terang.
FANTASI
Fantasi ialah kemapuan kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Fantasi sebagai
kemampuan jiwa manusia dapat terjadi :
1. Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan
fantasinya. Misalnya seorang pelukis yang sedang menciptakan
lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang
sedang memahat arca di atas dasar daya fantasinya.
2. Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak secara sadar
telah dituntun oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak
dijumpai pada anak-anak
Macam-macam fantasi
Fantasi yang menciptakan yaitu
bentuk atau jenis fantasi yang
menciptakan sesuatu. Mis : perancang
mode, pelukis, dll
Fantasi yang dituntun atau dipimpin
yaitu bentuk dan jenis fantasi yang
dituntun oleh pihak lain. Mis : Menonton
film, mendengar berita, dll
Dilihat dari cara orang berfantasi, fantasi
dibedakan atas :
Fantasi yang mengabstraksi yaitu cara orang
berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian,
sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Mis :
Seseorang yang belum pernah melihat padang pasir,
kemudian dibayangkan dengan lapangan.
Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang
berfantasi dengan cara mendeterminasikan terlebih
dahulu. Mis : seorang anak yang belum pernah melihat
harimau, dibayangkan dengan seekor kucing tetapi lebih
besar
Fantasi yang mengombinasi yaitu orang berfantasi
dengan cara mengombinasikan pengertian-pengertian
atau bayangan-bayangan yang ada pada individu
bersangkutan. Mis : ikan duyung
Tes fantasi

Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk


Berfantasi, pada umumnya digunakan tes fantasi. Tes yang sering
digunakan untuk mengetes fantasi ialah:
1. Tes TAT, yaitu tes yang berwujud gambar-gambar, dan testee
disuruh bercerita tentang gambar itu
2. Tes kemustahilan, yaitu tes yang berbentuk gambar-gambar atau
cerita-cerita yang mustahil terjadi. Testee disuruh mencari
kemustahilannya itu.
3. Heilbronner Wirsma Test, yaitu tes yang berwujud suatu seri
gambar yang semakin lama semakin sempurna
4. Tes Rorschach, yaitu tes yang berwujud gambar-gambar dari
bercak tinta dan testee disuruh menginterpretasikan gambar
tersebut

You might also like