You are on page 1of 130

Pemicu 2

KLASIFIKASI HEPATITIS
Virus hepatitis A -
infeksi virus
G

Hepatitis Hepatitis cirhossis


alkoholik
Neoplasma hati
Hepatitis karena
obat
Hepatitis
autoimun
Non infeksi
Hepatitis
neonatus
Masa inkubasi

Hepatitis akut Hepatitis virus akut Fase praikterik

Fase ikterik

Fase pemulihan

Hepatitis
Hepatitis virus
kronik

Penyakit Wilson

Defisiensi a1-
Hepatitis kronik antitripsin

Alkoholisme kronis
Isoniasid,
Obat -obatan metildopa,metotreksat
,paracetahamol
HEPATITIS VIRUS
Classification of major viral agents causing hepatitis
RNA

DNA Single-stranded Double-stranded

Positive strand Negative strand


Single-stranded Double-stranded

Non-enveloped Enveloped
Non-enveloped Enveloped icosahedral

Icosahedral
Caliciviridae
Hepadnaviridae
Flaviviridae
HEPATITIS E
HEPATITIS B
HEPATITIS C
Picorviridae

HEPATITIS A
HEPATITIS D
TRANSMISSION

Mode of transmission

Injection,
heterosexual
Fecal/oral
and homosexual sex

HAV HEV HBV HCV HDV

Acute infections Acute and/or chronic infections

Adapted from Lippincotts illustrated Review: Microbiology 2nd


HEPATITIS VIRAL akut

DEFINISI dan ETIOLOGI


Acute viral hepatitis is a systemic infection
affecting the liver predominantly.
Almost all cases of acute viral hepatitis are
caused by one of five viral agents:
hepatitis A virus (HAV),
hepatitis B virus (HBV),
hepatitis C virus (HCV),
the HBV-associated delta agent or hepatitis D
virus(HDV),
and hepatitis E virus (HEV).
HARRISON ed.17th
HEPATITIS VIRAL akut

KLASIFIKASI dan EPIDEMIOLOGY


Transmisi secara enterik (fecal oral):
HAV
HEV
Transmisi melalui darah (transfusi, maternal,
sexual):
HBV
HCV
HDV
IPD UI ed.V jilid I
HARRISON ed.17th
HARRISON ed.17th
HARRISON ed.17th
HEPATITIS VIRAL akut

Gambaran klinis tergantung dari perjalanan virus


hepatitis tersebut, ada 4 fase perjalanan:
1. Fase inkubasi
Tiap virus hepatitis memiliki masa inkubasi yg berbeda2
HAV15-50 hr (rata2 30 hr)
HEV rata2 40 hr
HBV 15-180 hr (rata2 60-90hr)
HCV 15-160 hr (rata2 50 hr)
HDV rata2 4-7 minggu
Makin besar dosis inokulum = inkubasi makin cepat
IPD UI ed.V jilid I
HEPATITIS VIRAL akut

2. Fase prodormal (fase pre-ikterik)


Fase antara onset dan ikterik
Onset:
Demam
Myalgia / atralgia
Dyspepsia syndrome
Nyeri abdomen RUQ
Malaise
Dapat berlangsung 3-4 hari sampai 2-3 minggu
IPD UI ed.V jilid I
HEPATITIS VIRAL akut

3. Fase ikterik
Timbul 5-10 hari setelah prodormal (onset), tapi
kadang timbul bersamaan
Ikterik muncul gejala berkurang
4. Fase konvalesen(penyembuhan)
Perbaikan ikterik dan gejala secara nyata
berlangsung selama 2-3/12 mggu
Abnormalitas faal hati dan hepatomegali masih
ada membaik dalam 9 mggu (utk HAV) dan 16
mggu (utk HBV)
IPD UI ed.V jilid I
Hepatitis A
VIROLOGY HAV

HARRISON ed.17th
Gejala
Kelelahan
Mual
Muntah
sakit kepala
demam tingkat rendah
kemajuan ke urin gelap
tanah liat dan kotoran berwarna kuning.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA HAV
Tes fungsi hati:
Bilirubin total (direk & indirek)
SGOT
SGPT
GGT
Fosfatase Alkali

Tes serologi :
IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6
bulan setelahnya.
IgG anti HAV yg positif tanpa IgM anti HAV mengindikasi
infeksi lampau.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA HAV

HARRISON ed.17th
TATALAKSANA HAV
Post paparan:
IG HAV 0,02 cc/kgBB dan vaksin rekombinan
sebelum 2 mggu
TERAPI GIZI
Tujuan:
- Memberi kesempatan regenerasi sel
-Mencegah penurunan berat badan lebih lanjut karena
mula dan tidak nafsu makan
-Hemat protein, cukup karbohidrat
- Cukup asupan cairan sesuai kebutuhan
Kecukupan zat gizi
Energi : Semua jenis hepatitis harus cukup energi.
Perhitungan kebutuhan energi rumur Harris
Benedict , atau dengan menggunakan 30-35 kkal/kgBB
Ketidakadekuatan asupan gizi penurunan BB
Protein: 1-1.2g/kgBB
Dapat diturunkan bila pasien koma hepatikum
Ditingkatkan bertahap bila keadaan membaik
Lemak sesuai dengan individu sehat dan toleransi 25-
30%, bila mual dapat diturunkan pada fase
konvalesens ditingkatkan sebgai sumber energi
Karbohidrat harus cukup55-60% agar protein dapat
digunakan untuk regenerasi sel
PENCEGAHAN
Vaksin HAV inaktif
ES utama : nyeri di tempat penyuntikan.
Angka proteksi : 94-100%
Aman, toleransi baik.
Dosis dan jadwal vaksin HAV
>19 thn. 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12
bulan.
Anak > 2thn. 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa) 0,1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa) 0, 6-12 bulan.
Indikasi :
Pengunjung ke daerah resiko tinggi
Homoseksual dan biseksual
IVDU
Anak dan dewasa muda pd daerah yg pernah mengalami kejuadian
luar biasa luas
Ps yg rentan dengan penyakit hati kronik.
Pekerja lab yg menangani HAV
Pramusaji.
IPD UI ed.V jilid I
Komplikasi
Setelah terserang Hepatitis A pada umumnya
penderita sembuh secara sempurna, tidak ada
yang menjadi kronik.
Hepatitis E
VIROLOGY HEV
PEMERIKSAAN LAB HEV
Enzyme Immunoassay dan Western blot
assay untuk mendeteksi IgM dan IgG anti HEV
dalam serum
tes PCR untuk mendeteksi HEV RNA dalam
serum darah dan tinja
HARRISON ed.17th
HEPATITIS VIRAL kronik

Hepatitis B
TRANSMISI
Melalui darah: penerima produk darah, IVDU, ps
hemodialisis, pkerja kesehatan,pekerja yg terpapar
darah.
Transmisi seksual
Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa :
tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis
yg terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur
atau silet, tato, akupuntur, tindik, dan penggunaan
sikat gigi bersama.
Transmisi maternal-neonatal.
Tidak ada bukti penyebaran fekal-oral.
EPIDEMIOLOGY
Masa inkubasi 15-180 hari(rata2 60-90 hari)
Viremia berlangsung selama bbrp minggu
sampai bulan setelah infeksi akut.
Sbyk 1-5% dewasa, 90% neonatus, dan 50%
bayi akan berkembang mjd hepatitis kronik,
sirosis, dan kanker hati.
HBV ditemukan di darah, sekret
servikovaginal, saliva, cairan tbh lain.
GEJALA KLINIK
Bisa berupa rasa lemas, ikteris yg hilang
timbul.
Sebagian besar hepatitis kronis tanpa gejala.

Kerusakan
Respon imun hepar dan
gejala akut
VIROLOGI HBV
Virologic Marker
Virologic marker yg pertama dideteksi dalam 1-12mgg (8-12mgg):
HBsAg
HBsAg muncul sebelum serum aminotransferase meningkat, & 2-6mgg
sblm gejala muncul
Tetap terdeteksi sepanjang fase simptomatik, mulai tidak terdeteksi 1-2bln
setelah onset ikterus & jarang melebihi 6bln
HBsAg menghilang, lalu muncul antiHBs
HBsAg yang terus muncul setelah fase akut keadaan kronik
Anti-HBc: 1-2mgg setelah HBsAg
Dapat menjadi 11nya bukti infeksi akut di window period, namun Anti-HBc
dapat persisten pada beberapa orang bertahun setelah infeksi isolated
anti-HBc belum pasti merupakan infeksi akut!!
Anti-HBc IgM: 6bulan pertama setelah infeksi akut menunjukan infeksi
akut, namun dapat muncul pada hepatitis kronik eksaserbasi akut
Anti HbC IgG: 6 bl setelahnya pernah terkena atau infeksi kronik
Virologic Marker
Anti-HBs: bersifat antibodi protektif
Menghilangnya HBsAg & munculnya anti-HBs tanda
penyembuhan paskainfeksi, noninfektif & bersifat imun/protektif
HBeAg replikasi virus & infectivity (kualitatif)
Muncul tidak lama setelah deteksi HBsAg
HBeAg persisten > 3bln me kemungkinan chronic hepatitis B
HBeAg yg menghilang & digantikan Anti-Hbe hilangnya
replikasi virus & menurunnya infectivity
HBV DNA replikasi virus & infectivity (> sensitif,
kuantitatif))
Biasanya paralel dg HBeAg
Dapat tetap muncul pada konsentrasi rendah pada org yg telah
sembuh, namun HBv DNA nya bersifat tidak infektif (HBVIgG)
Kasus molecular variants/mutasi HBV DNA me tanpa HBeAg
diserum
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA HBV
Tes fungsi hati:
Bilirubin total (direk & indirek)
SGOT
SGPT
GGT
Fosfatase Alkali
Tes serologi

HARRISON ed.17th
Hbs Ag Hbe IgM IgG Anti Anti HBV
Ag anti anti Hbs Ag Hbe Ag DNA
Hbc Hbc

A Early phase:
Acute and replicative
+ + + +++

K Window periode + +

U Recovery phase + + + +-
T
Replicative phase + + + +++
K
R Exaserbation + +- + + +

O
Non replicative phase + + + +-
N
I Mutant precore + + + +++
K
PERJALANAN PENYAKIT
Hep B

Respons Fase akut Window


imun periode

Plg sering dewasa


10% 90%
atau dewasa muda

Kronik Sembuh
Non replikatif

replikatif

eksaserbasi
PERJALANAN PENYAKIT
Hep B

imunotoleran Tidak ada Kronik


fase akut persisten

Plg sering neonatal

imunoreaktif

Risiko sirosis
dan KHS >>>
PERJALANAN PENYAKIT

Hep B

Ada Hbs Ag Tidak ada


Tidak ada Hbe Ag gejala
Tidak ada HBV DNA

Carrier inaktif
TATALAKSANA HBV
HBsAg (+)

HBeAg (+) HBeAg (-)

SGPT SGPT
SGPT naik SGPT naik
normal normal

>2x Monitor 6
Monitor < 2x Cek HBV DNA
bln

Dekompensasi (+) (-)

Ya Tidak

NA NA/IFN

PPHI Konsensus 2006


Tata Laksana
Interferon memperlambat replikasi virus &
meningkatkan imunitas.
alpha-interferon 2b
alpha-interferon 2a (lebih efisien)
Antiviral
Lamivudine - analog reverse transcriptase inhibitor.
(dosis 1x sehari) akut.
Adefovir lebih toksik dibandingkan dgn lamivudine.
Entecavir mirip dgn adefovir.
Komplikasi
Hepatitis D
Mengandung suatu antigen nuclear phosphoprotein (HDV
antigen)
Mengikat RNA
Terdiri dari 2 isoform : yang lebih kecil mengandung 195
asam amino dan yang lebih besar mengandung 214 asam
amino
Antigen HDV yang kecil mengangkut RNA ke dalam inti;
merupakan hal esensial untuk replikasi
Antigen HDV yang lebih besar : menghambat replikasi HDV
RNA dan berperan dalam perakitan HDV
Replikasi hanya pada hepatosit
Cara Penularan
Cara penularannya yaitu:
Melalui darah
Transmisi seksual
Penyebaran maternal-neonatal

Faktor Risiko
Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan
resiko infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi)
IVDU
Homoseksual atau biseksual
Resipien donor darah
Pasangan seksual
Diagnosis
Diagnosis secara serologis : infeksi melalui darah
HDV :
Pasien HBsAG positif dengan :
Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi
IgM anti HDV dapat muncul sementara
Koinfeksi HBV/HDV
HBsAG positif
IgM anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Superinfeksi HDV
HBsAG positif
IgG anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terditeksi dengan
adanya perbaikan infeksi
HARRISON ed.17th
Hepatitis C
Faktor risiko
Darah (predominan) : IVDU dan penetrasi
jaringan, resepien produk darah
Transmisi seksual : efisiensi darah, frekuensi
rendah
Maternal-neonatal : efisiensi rendah,
frekuensi rendah
Tak terdapat bukti transmisi fekal-oral
Hepatosit

HCV

Tc menjadi lemah hepatosit


Limfosit T nekroinflamasi dapat disingkirkan
namun HCV tdk dpt disingkirkan

Risiko KHS dan


sirosis lbh besar
Gejala klinis
Umumnya HCV tidak menimbulkan gejala dan
tidak ada keluhan, namun kerusakan hepar
terus terjadi
Virology HCV
Pemeriksaan Penunjang
A.AST (SGOT) / ALT (SGPT) G. Gula Darah
Awalnya meningkat. Dapat H. Masa Protrombin
meningkat 1-2 minggu I. Bilirubin serum
sebelum ikterik kemudian
tampak menurun. J. Tes Eksresi BSP
(Bromsulfoptalein)
B.Darah Lengkap (DL)
K. Biopsi Hati
C.Diferensia Darah Lengkap
L. Scan Hati
D.Alkali phosfatase
M. Urinalisa
E. Feses
F. Albumin Serum
HARRISON ed.17th
Diagnosa
Kondisi Temuan
Akut anti HCV (+),
HCV-RNA (),
faal hati normal

Kronik anti HCV (+),


HCV-RNA (+),
faal hati terganggu, tapi bisa normal

Sirosis hati rasio albumin/globulin terbalik,


Bilirubin (< 5mg%),
SGOT > SGPT ( 2-4x normal)

Sirosis berat SGOT/SGPT normal


Anti HCV (+)
HCV-RNA (+)
Algoritma tatalaksana HCV

Anti HCV (+)

HCV RNA (+)

SGPT
SGPT normal
fluktuatif

PEG/IFN +
Biopsi
Ribavirin

48 minggu 24 minggu Fibrosis >


genotip 1 & 4 genotip 2 & 3 stadium 1
Penatalaksanaan
Istirahat
Diet
Medikamentosa yang digunakan dalam pengobatan
Hepatitis C adalah:
Interferon alfa
protein yang dibuat alami oleh tubuh manusia untuk
meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur
fungsi sel lainnya.
Pegylated interferon alfa
Dibuat dg menggabungkan molekul yang larut air disebut
"polyethylene glycol (PEG)" dg molekul interferon alfa. lebih
efektif dibandingkan interferon alfa biasa.
Ribavirin
obat yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan
Hepatitis C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif,
tetapi dg kombinasi interferon alfa, lebih efektif > inteferon alfa
sendiri.
Gambaran histopatologik pada
hepatitis B kronik
Sel radang pada area portal erosi limiting
plate piecemeal nekrosis masuk ke
lobular peradangan lobular nekrosis
lobular bridging necrosis degenerasi
balooning (acidophilic body)

1 2 3
http://library.med.utah.edu/WebPath
2

1. Area
portal
limitting
1 plate
2. Lobular
hepar

A mononuclear inflammatory cell infiltrate extends


from portal areas and disrupts the limiting plate of
hepatocytes which are undergoing necrosis, the so-
called "piecemeal necrosis
http://library.med.utah.edu/WebPath
http://library.med.utah.edu/WebPath
Berdasarkan gambaran histopatoligi trsbt,
maka diklasifikasikan menjadi:
1. Hepatitis Kronik Presisten
Sel MN pada area portal peradangan portal
tanpa erosi limitting plate dan piecemeal
nekrosis
2. Hepatitis Kronik Akut
Sel MN pada area portal erosi limitting plate
dan piecemeal nekrosis
3. Hepatitis kronik lobular
Sel PMN pada intra lobular yg nekrosis tanpa
piecemeal nekrosis
IPD UI ed.V jilid I
Dibentuk rincian lbh sederhana
Berdasarkan peradangan pada area portal dan
lobular (grade)
Grade Patologi

0 Belum ada peradangan pada portal atau peradangan


minimal
1 Peradangan pada portal atau intralobular tanpa nekrosis

2 Limitting plate erosi dan piecemeal nekrosis ringan dan atau


lobular nekrosis
3 Limitting plate erosi dan piecemeal nekrosis sedang dan atau
lobular nekrosis
4 Limitting plate erosi dan piecemeal nekrosis berat dan atau
lobular nekrosis + bridging nekrosis

IPD UI ed.V jilid I


Berdasarkan fibrosis (stage)
Stage Patologi
0 Belum ada fibrosis
1 Fibrosis pada area portal
2 Fibrosis pada septa periportal tanpa destruksi arsitektur
3 Fibrosis septa bridging dgn destruksi arsitektur
4 Sirosis

IPD UI ed.V jilid I


Gambaran histologik pada hepatitis C
kronik
Sering berupa gambaran fibrosis bridging
sirosis
http://library.med.utah.edu/WebPath
http://library.med.utah.edu/WebPath
Sirosis
Definisi
penyakit hati dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh
darah besar, dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami
perubahan menjadi tidak teratur dan terjadinya
pertambahan jaringan ikat (fibrosis) di sekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi

Kriteria terjadinya sirosis:


Nekrosis parenkim hati
Pembentukan aktif jaringan ikat
Proses regenerasi sel hati dalam bentuk yang terganggu
EPIDEMIOLOGI
Di AS, insidensnya kira-kira 360 per 100.000 penduduk.
Di RS Dr. Sadjito Jogja berkisar 4,1% dari seluruh pasien di
bagian penyakit dalam yang mengalami sirosis hepatis
Penderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada laki-laki
dibandingkan dengan wanita sekitar 1,6 : 1 dengan rata-rata
umur terbanyak yg mengalami adalah usia 30 59 tahun.
Etiologi
Virus hepatitis (B,C,dan D)
Alkohol
Kelainan metabolik :
Hemakhomatosis (kelebihan beban besi).
Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga).
Defisiensi Alphal-antitripsin.
Glikonosis type-IV.
Galaktosemia.
Tirosinemia.
Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut
resistensi insulin, yang pada gilirannya dihubungkan
dgn sindrom metabolisme & diabetes mellitus tipe 2.
Primary biliary cirrhosis (PBC)
penyakit hati yg disebabkan o/ suatu kelainan dari
sistem imun yg ditemukan sebagian besar pd
wanita menyebabkan peradangan & perusakkan yg
kronis dari pembuluh2 kecil empedu dlm hati
menghalangi aliran empedu ke usus & juga
menyebar u/ menghancurkan sel hati yg
berdekatan jaringan parut (fibrosis) .
Primary sclerosing cholangitis (PSC)
Pembuluh empedu yang besar diluar hati meradang,
menyempit, dan terhalangi infeksi pembuluh empedu &
jaundice sirosis.
Sering ditemukan pd pasien dgn radang borok usus besar.

Hepatitis Autoimun
Penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan sistim
imun yang ditemukan lebih umum pada wanita.
Aktivitas imun yg abnormal peradangan &
penghancuran sel hati (hepatosit) yg progresif sirosis.

Atresia bilier.
Infeksi hati dengan suatu parasit (schistosomiasis).
Sumbatan saluran vena hepatica
- Sindroma Budd-Chiari
- Payah jantung
Gangguan Imunitas (Hepatitis Lupoid)
Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotetrexat,
amiodaron,INH, dan lainlain)
Operasi pintas usus pada obesitas
Kriptogenik
Malnutrisi
Indian Childhood Cirrhosis
PATOFISIOLOGI SIROSIS HEPATIS
Klasifikasi
Sirosis hati kompensata
Sering disebut dengan Laten Sirosis hati.
Belum terlihat gejala yg nyata.
Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan
screening.
Sirosis hati dekompensata
Dikenal dengan Active Sirosis hati,
Gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.
TANDA DAN GEJALA
Spider angioma
Eritema palmaris
Ginekomastia
Atrofi testis
Hepatomegali
Splenomegali (non alkoholik)
Asites
Caput medusa
Ikterus
Demam yg tidak tinggi
Hemorrhoid
Pemeriksaan Diagnostik
Scan/ biopsi hati : mendeteksi infiltrat lemak,
fibrosis, kerusakan jar. hati
Kolesistografi/ kolangiografi : memperlihatkan
penyakit duktus empedu yg mungkin sbg faktor
predisposisi.
Esofagoskopi : melihat adanya varises esophagus.
Portografi transhepatik perkutaneus :
Memperlihatkan sirkulasi sistem vena portal.
Pemeriksaan Laboratorium
Bilirubin serum Fibrinogen
AST(SGOT)/ALT(SPGT) BUN
LDH Amonia serum
Alkalin fosfotase Glukosa serum
Albumin serum Elektrolit
Globulin kalsium
Darh lengkap Pemeriksaan nutrient
masa prototrombin Urobilinogen urin
Urobilinogen fekal.
Komplikasi
prognosis dan pengobatan tergantung pada 2 kelompok besar
komplikasi :
Kegagalan hati timbul spider naevi, eritema palmaris, atrofi testis,
ginekomastia, ikterus, ensefalopati, dll.
Hipertensi portal dapat menimbulkan splenomegali, pemekaran
pembuluh vena esofagus / cardia, caput medusae, hemorrhoid, vena
kolateral dinding perut
Bila penyakit berlanjut maka dari kedua komplikasi tersebut dapat
timbul komplikasi lain, berupa :
Ascites
Ensefalopati
SBP
Sindrom hepatorenal
Transformasi ke arah kanker hati primer (hepatoma)
Hepatocellular Carcinoma
Tumor ganas hati primer yg berasal dari
hepatosit.
Faktor Resiko:
Utama Jarang:
HBV Penyakit hati
autoimun
HCV
Penyakit hati
Sirosis hati
metabolik
Aflatoksin
Kontrasepsi oral
Obesitas
Senyawa kimia
DM
Tembakau(masih
Alkohol kontroversial)
Patogenesis
Patologi
Makroskopis:
Berwarna putih,padat kadang nekrotik
kehijauan/hemoragik.
Tipe morfologis:
Ekspansif(batas jelas)hati non sirotik
Infiltratif(menyebar)
Multifokal
Organisasi struktural sel tumor:
Trabekular(sinusoidal)
Pseudoglandular(asiner)
Kompak(padat)
Sirous
Penyebaran
Metastatik intrahepatik:
Pembuluh darah,saluran limfe/infiltrasi langsung
Metastatik extrahepatik:
Vena hepatika,vena porta/vena cava
Karakteristik klinis
Median umur diantara 50-60 tahun
Predominasi laki-laki
Gejala utamanyeri di kuadran kanan-atas abdomen.
Keluhan GIT lain:
Anoreksia
Kembung
Konstipasi/diare
Temuan fisis tersering:
Hepatomegali
Splenomegali
Asites
Ikterus
Demam dan atrofi otot
Pemeriksaan penyaring
Penanda Tumor
Alfa-fetoprotein(AFP)
Kadar() pada 60-70% pasien HCC
Kadar > 400 ng/mLdiagnostik utk HCC
DCP/PIVKA-2
Kadar() pada 91% pasien HCC
AFP-L3suatu subfraksi AFP
USG
Gambaran mosaik
Formasi septum
Bagian perifer sonolusen
Bayangan lateral dibentuk o/ pseudokapsul
fibrotik
Penyangatan eko posterior
Penatalaksanaan
Kadang penderita dengan tumor yang kecil dapat
sembuh dengan baik setelah tumor diangkat melalui
pembedahan.
Biasanya prognosis untuk hepatoma jelek karena
tumor ditemukan pada stadium lanjut.
Reseksi Hepatik u/ pasien non sirosis dan fungsi
hati normal
Transplantasi hati
Interferon, antiandrogen, oktreotid, radiasi internal,
kemoterapi arterial atau sistemik
HEPATITIS ALKOHOLIK
Hepatitis Alkoholik
Definisi
kerusakan hati yang disebabkan oleh minum
alkohol dalam jumlah yang sangat banyak.
Penyakit hati alkoholik sering terjadi dan
merupakan masalah kesehatan yang bisa
dicegah.
Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati,
yaitu:
1. Pengumpulan lemak (fatty liver)
2. Peradangan (hepatitis alkoholik)
3. Pembentukan jaringan parut (sirosis).

Alkohol menyediakan kalori tanpa zat gizi yang penting,


menurunkan nafsu makan dan menyebabkan buruknya
penyerapan zat-zat makanan karena efek racunnya
pada usus dan pankreas. Sebagai akibatnya, orang yang
secara rutin mengkonsumsi alkohol tanpa makan yang
memadai, akan mengalami kekurangan gizi.
Tanda dan Gejala
Pada laki-laki, alkohol akan menyebabkan efek yang mirip
dengan yang dihasilkan oleh terlalu banyaknya estrogen dan
terlalu sedikitnya testosteron, yaitu penciutan buah zakar dan
pembesaran payudara.

Orang yang hatinya rusak karena pengumpulan lemak (fatty


liver), biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala.
Pada sepertiga kasus ini, hati membesar dan kadang-kadang
teraba lunak.

Peradangan hati yang disebabkan oleh alkohol (hepatitis


alkkoholik), bisa menyebabkan demam, sakit kuning,
peningkatan jumlah sel darah putih dan pembesaran hati yang
teraba lunak dan terasa nyeri.
Pada kulit akan tampak pembuluh balik yang menyerupai
gambaran laba-laba.
Hepatitis alkoholik
Gejala
Nyeri perut
Mulut kering
Haus
Kelelahan
Demam
ascites
Jaundice
Tidak nafsu makan
Mual
Hepatitis alkoholik
Pemeriksaan
CBC
Liver biopsy
Liver function tests such as ALP
Serum ferritin
Abdominal CT scan
Blood tests for other causes of liver disease
Ultrasound of the abdomen

Komplikasi
Bleeding esophageal varices
Cirrhosis
Hepatic encephalopathy
portal hypertension
Gambaran histologi
Sel hati membengkak (ballooning)
Akumulasi dari Mallorys hyaline protein derivat dari
filamen intermediat (terutama sitokeratin)
Nekrosis sel hati
Reaksi neutrofil
Fibrosis periseluler
DRUG INDUCED HEPATITIS
Hepatotoksisitas akibat obat
Merupakan komplikasi potensial yang hampir
selalu ada pada setiap oabt yang diberikan
karena hati merupakan pusat disposisi
metabolik dari semua obat dan bahan-bahan
asing yang masuk tubuh.
Mekanisme
Terjadi penumpikan asam asam empedu di dalam hati
karena gangguan transpor pada kanalikuli yang menghasilkan
trenaslokasi fassitoplasmik ke membran plasma, dimana
reseptor-reseptor ini mengalami pengelompokan sendiri dan
memicu kematian sel melalui apoptosis.

Obat-obat tertentu menghambat fungsi mitokondria


dengan efek ganda pada beta-oksidasi dan enzim-enzim
rantai respirasi.
Implikasi klinis
Gejala :
Melaise dan ikterus, serta dapat terjadi gagal hati
akut yang berat terutama bila pasien masih
meminum obat tersebut setelah ada tanda
hepatotoksisitas.
Reaksi obat idionsinkratik dan sel-sel yang
di pengaruhinya
Jenis reaksi Pengaruh pada sel Contoh obat
Hepatoseluler Efek langsung atau Isoniazid, trazodon,
produksi oleh kompleks diklofenat, nefazodon,
enzim-obat yang venlafaxin, lovastatin
berakibat disfungsi sel,
disfungsi membran,
respons sitotoksik sel T
kolestasis Jejas membran Khlorpromazin,
kanalikuli dan estrogen, eritromisin,
transporter dan turunanya
Imunoalergik Kompleks enzim obat Halotan, fenitoin,
pada permukaan sel sulfametoksazol
menginduksi respon IgE
Granulomatus makrofag, limfosit Diltiazem, obat sulfa,
menginfiltrasi lobul kuinidin
hepatik
Jenis reaksi Pengaruh pada sel Contoh obat

Lemak mikrovesikular Respirasi mitokondria yang Didanosin, tetrasiklin,


berubah, beta-oksidasi asam asetilsalisilat,
mengakibatkan asidosis valproic acid
laktat dan akumulasi
trigliserida

Steatohepatitis Multifaktorial Amioadaron, tamoksifen

Autoimun Respon limfosit sitotoksik Nitrofurantoin, metildopa,


langsung pada komponen lovastatin, minosiklin
membran hepatosit

Fibrosis aktivasi stellate cell Metotreksat, kelebihan vit


A

Kolaps vaskular Menyebabkan iskemik atau Asam nikotinat,


injury hipoksik kokain,metilendioksimeta
mfetamin
Toxic & Drug induced Hepatitis
Direct toxin Acetaminophen Hepatotoxicity
Idiosyncratic reaction Halothane, phenythoin, trimethoprim
sulfamethoxazole hepatotoxicity
Toxic and Idiosyncratic reaction Methyldopa, INH, sodium valproate,
amiodarone hepatotoxicity
Cholestatic Idiosyncratic reaction Erythromycin hepatotoxicity
Cholestatic reaction Oral contraceptive, 17,-alkyl-substitued
anabolic steroids hepatotoxicity
Idiosyncratic mixed Hepatocellular and HMG CoA Reductase inhibitors (statins)
Cholestatic reaction
Steatosis, Cholestasis Total parenteral nutrition
Idiosyncratic hepatitis, steatosis Alternative and complementary
medicines
Mitochondrial Toxic, Idiosyncratic, HAART for HIV infection
Steatosis; Hepatocellular, Cholestatic, and
Mixed
ADEFOVIR
PEMBEDA INF- LAMIVUDIN ENTECAVIR RIBAVIRIN
DIPIVOXIL
Berasal dari sel host L-enantiomer analog Prodrug diester Analog guanosin Analog guanosin dengan
terhadap respons berbagai deoksisitidin adefovir nukleoside modifkasi basa & D-ribose
DESKRIPSI induktor & stimulasi sugar
sebuah antiviral state
dalam sel
Mengikat reseptor Hambat Hambat polimerase Punya aktivitas anti- Hambat sintesis mRNA
membran sel yang polimerase DNA viral & Hepadnavirus Hambat viral, m mutagenesis viral
spesifik akibat induksi DNA/transkriptase transkriptase reverse 3 fungsi polimerase DNA hambat replikasi
sinyal intraselular reverse HBV dan pemotong rantai HBV : base priming, lethal mutagenesis
Aktivasi jalur JAK- M aktivitas sintesis DNA viral reverse of the negative
STAT & stimulasi antiviral melawan strand, sintesis positive
CARA KERJA
transkripsi gen spesifik hepadnavirus strand of HBV DNA
Memicu sintesis > 20 ketika dikombinasi
protein viral adefovir atau
resistance pd tahap2 penciclovir
yang berbeda pada
infeksi viral
Condyloma acuminatum, Infeksi hepatitis Infeksi kronik HBV Infeksi kronik HBV Infeksi kronik HCV
infeksi kronik HCV & HBV, kronik pada dewasa (kombinasi dengan IFN--
Kaposis Sarcoma pd & anak 2a/2b PO
INDIKASI
pasien terinfeksi HIV, Bronkiolitis & pneumonia
keganasan lainnya, o.k. RSV pada anak
sklerosis multiple AEOROSOL
Sindrom seperti flu, elevasi Sakit kepala, mual, Nefrotoksik Sakit kepala, fatigue, Iritasi konjungtiva, rash,
enzim hepatik transien, pusing jarang (azotemia, pusing, mual, batuk, transient wheezing
neurotoksik, myalgia, Flare pada level hipofosfatemia, nasofaringitis, nyeri aerosol
alopecia, tuli reversible, aminotransferase asidosis, glikosuria, abdomen atas, infeksi Anemi o.k. hemolisis
EFEK pneumonitis, kardiotoksik, 15% pasien setelah proteinuria) saluran napas atas ekstravaskuler & supresi
SAMPING dsb menunda sumsum tulang
pengkonsumsian Bersifat teraogenik,
obat embriotoksik, onkogenik, &
mungkin gonadtoksik
PEMBEDA TELBIVUDIN TENOFOVIR
Analog timidin nukleoside Analog nukleotida adenosin pd
DESKRIPSI penggunaan sbg agen retroviral

Hambat DNA polimerase HBV Bekerja pada HBV reverse transkriptase


CARA terminasi rantai & inkorporasi ke dalam hentikan pembentukan rnatai DNA virus
KERJA DNA HBV

Infeksi kronik HBV Infeksi kronik HBV


INDIKASI
Fatigue, sakit kepala, nyeri perut, infeksi Mula, muntah, flatulens, diare
EFEK respirasi atas, mual muntah
SAMPING
HEPATITIS AUTOIMUN
HEPATITIS AKIBAT PENYAKIT AUTOIMUN
Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada
sistem kekebalan yang biasanya merupakan kelainan genetik
Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan
hati
Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula
dicetuskan oleh virus ataupun zat kimia tertentu
Sering terjadi pada remaja perempuan
Karakteristik
Autoantibodi (+)
Peningkatan serum IgG
Manifestasi sistemik (atralgia, BB turun, jerawat, amenorrhea)
Klasifikasi
Tipe 1 anti-otot polos (antiactin)
Tipe 2 anti-LKM (anti-sitokrom P450)
Tipe 3 anti-SLA (anti-soluable liver antibodies)

TANDA & GEJALA


Demam Pericarditis
Malaise Asimptomatic hepatomegali or
Jaundice persisten atau rekuren splenomegali
Skin rash Tanda penyakit liver kronis (spider
Arthritis nevi, eritrema palmaris, dll)
Amenorrhea Hepatosplenomegali
Gynecomastia Peningkatan sedang serum
bilirubin, AST, ALT, ALP
Acne
IgG serum naik (2-6g/dL)
Pleurisy
TEMUAN KLINIS
Biopsi hati
Tidak ada lobular limiting plate
Piecemeal neecrosis
Portal fibrosis inflamasi dari limfosit dan sel plasma di daerah portal
dan perivaskuler
Prolifersi duktus biliaris dan sel Kupffer
Pseudolobule

DD
Hepatitis kronik tipe lain (HBV, HCV, HDV, Wilson disease, 1-
antitripsin defisensi, dll)
Hepatitis diinduksi obat (minosiklin, isoniazid, metildopa,
pemoline)
PENATALAKSANAAN
Obat
Kortikosteroid
Prednisone (2mg/kg/hr)
Azathioprine atau 6-metilcaptopurine ( 1-2mg/kg/hr)
Menurunkan efek samping dari kortikosteroid jangka panjang
Lakukan biopsi liver sebelum penghentian azathioprine
Inflamasi menetap lanjutkan azthioprine
Kasus relaps ditangani dengan cara yang sama
Cyclosporine, takrolimus, methotrexate kasus dengan
respon buruk
Transplantasi liver
sirosis dekompensata
Kasus tidak responsive dan menunjukan adanya gagal hati akut
PROGNOSIS
Membaik dengan terapi dini
Relaps pada 40-50% pasien
20-50% anak-anak memerlukan transplantasi hati
Penyakit rekuren setelah transplantasi (10-50%) diterapi
seperti sebelum transplantasi

KOMPLIKASI
Postnecrotic sirosis
Portal hipertensi
Malaise, fatigue, amenorrhea, dan anorexia yang persisten
Perdarahan dari varises esophageal

You might also like