You are on page 1of 39

Amadea Noor Awalia, dr.

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. IM
Umur : 14 th
Jenis kelamin : Laki Laki
Pekerjaan : Pelajar SMP kelas III
Agama : Islam
Tanggal masuk : 12 Agustus 2017
Dirawat yang ke : 2 kali
Tanggal pemeriksaan : 12 agustus 2017
ANAMNESA
Autoanamnesa (Tanggal 12 agustus 2017, pukul 11.30
WIB)
KELUHAN UTAMA :
Lemah pada kedua tungkai.
KELUHAN TAMBAHAN :
Sulit untuk berjalan, sesak ,mual, muntah, nafsu makan
berkurang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke IGD RSUD Balaraja dengan keluhan
kedua tungkai terasa lemah & sulit berjalan sejak 1 hari
SMRS. Lemah mulai dirasakan sejak 1 minggu yang
lalu, awalnya lemah terasa dari kaki dan menjalar ke
badan bagian atas. Pasien juga mengeluhkan sesak
sejak tadi pagi dan kaku pada jari jari tangan dan kaki
serta kaku pada tengkuk. Demam (-), mual (+) 3x hari
ini, nafsu makan berkurang, BAB dan BAK tidak ada
keluhan
Pasien mengaku 1 minggu yang lalu diare, dan diare
dialami selama satu minggu tapi per hari BAB mencret
hanya satu kali, konsistensi lunak sampai cair, ampas
kuning, lendir atau darah (-). Disertai juga keluhan
mual dan muntah, setiap melihat makanan pasien
merasa mual kemudian muntah dan nafsu makan
berkurang.
Pasien menyangkal mengeluhkan rasa baal, nyeri
ditelapak tangan dan kaki, kesemutan, sakit kepala,
bicara cadel, gangguan menelan, wajah mencong ke
satu sisi, riwayat trauma maupun pingsan (penurunan
kesadaran), demam, batuk-pilek, pasien juga
menyangkal melakukan aktivitas berat sebelum
keluhannya muncul.
Pasien pernah megalami keluhan yang serupa
sebelumya dan dirawat di RS sebanyak 1 kali pada
bulan desember tahun 2016.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Hipertensi : disangkal
Diabetes melitus : disangkal
Sakit jantung : disangkal
Trauma kepala : disangkal
Tiroid : disangkal
Asma : disangkal
Hipokalemia : (+) dan dirawat pada
bulan desember tahun 2016
RIWAYAT PENGOBATAN
Pengobatan sakit jantung/ tiroid/ diabetes (-), diuretik
(-). Pasien mengaku mendapat saran dari saudaranya
yang berkerja di salah satu RS di bekasi, bila merasa
lemah pada kaki dan badan minum propanolol dan
aspar K, diminum masing masing satu tablet per hari
satu kali.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan
seperti pasien.

RIWAYAT
KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN
Tidak ada kelainan

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien menyangkal minum alkohol, merokok, ataupun
membatasi asupan makanan tertentu. Hanya saya
pasien lebih suka makan makanan yang instan dan
makanan Junkfood.
PEMERIKSAAN FISIK (12 agustus
2017)
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital :
Nadi : 65 x/menit
SpO2 : 99 %
Suhu : 36,5 C
BB : 49 kg

Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada

Leher
Gerakan Bebas tak terbatas
Vertebrae : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Pulsasi a. Carotis : Teraba
Limfonodi : Tidak teraba
Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur
(-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing
-/-, rhonki -/-
Abdomen : Hepar dan Lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 3,
sianosis (-), kulit kering (+)
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )
Sikap tubuh : Berbaring terlentang
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal: Tidak ada

TANDA RANGSANG MENINGEAL


Kaku kuduk : (-)
Kanan Kiri
Laseque : (-) (-)
Kernig : (-) (-)
Brudzinsky I : (-) (-)
MOTORIK
Gerakan : terbatas
Kekuatan : 4444 4444
3333 3333
Tonus :
Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus

Bentuk :
Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
REFLEK FISIOLOGI
Kanan Kiri
Reflek bicep :(+) (+)
Reflek tricep :(+) (+)
Reflek patella :(+) (+)
Reflek achilles :(+) (+)

REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Babinski :(-) (-)

SENSIBILITAS
Kanan Kiri
Nyeri :(+) (+)
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil :(+) (+)
FUNGSI OTONOM
Miksi
Inkontinentia : Tidak ada kelainan
Retensi : Tidak ada kelainan

Defekasi
Inkontinentia : Tidak ada kelainan
Retensi : Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,1 g/dL
Leukosit 15.200 /L
Hematokrit 43 %
Trombosit 466.000 /L
Eritrosit 5,6 x 103L
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Basofil 0%
Eusinofil 3%
Batang 1%
Segmen 79%
Limfosit 13%
Monosit 4%
Rerata eritrosit
MCV 76
MCH 25
MCHC 33
KIMIA KLINIK : ELEKTROLIT
Natrium 137 mmol/L
Kalium < 1,5 mmol/L
Clorida 104 mmol/L
DIAGNOSIS
Periodic paralisis et causa
hipokalemia

DIAGNOSA BANDING :
GBS
miastenia gravis
Terapi di IGD
O2 via nasal canula 4L/menit
Konsul dr. Dewi Sp. A Konsul dr. Anthony Sp.S
Pro ICU KCL 125 meq dalam 500 CC
Raber Saraf RL / 12 jam ( ditunda )
Ondancetron 4mg 3 x 1 iv Methylprednisolone 2 x
Cefotaxime 3 x 1 gram iv
62,5 mg iv / 12 jam
Ranitidin 300 mg iv dalam
syringe pump / 24 jam
Mecobalamin 500 mg 2 x 1
caps
KSR 3 x 2 tablet
PROGNOSA
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad santionam : Ad bonam
Ad cosmeticum : Ad bonam
Follow up pasien
Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (+), mual dan muntah


berkurang, sesak (-), kesemutan (-),
kebas (-), nyeri pada telapak kaki dan
IVFD NaCl 0,9 % 500CC +
tangan (-), kadang jari tangan kaku
KCL 25 meq 15 tpm
(+), nafsu makan (+), BAB/BAK (N)
Cefotaxime 3 x 1 gram iv
Lapor hasil lab ke dr. Antony ,
Ondancetron 4 mg 3 x 1 iv
instruksi KCL 25 meq dalam 500
Ranitidin 300 mg dalam
CC NaCl 0,9% 15 tpm, ekstra jus jeruk
syringe pump / 24 jam
13 Agustus 2017 dan tomat.
Methylprednisolone 62,5
Laboratorium
mg 2 x 1 iv
GDS : 125 mg/ d L
KSR 3 x 2 tablet
Elektrolit
Mecobalamin 500 mcg 2 x 1
Natrium : 136 mmol
caps
Kalium : 1,8 mmol
Clorida : 100 mmol
A: periodik paralisis ec hipokalemia
Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (+), tadi malam sekitar


IVFD KaEn 3B 1000 CC /24
pukul 23.00 WIB jari-jari tangan dan
jam
kaki kaku (+), mual dan muntah (-),
Cefotaxime 3 x 1 gram iv
sesak (-), nafsu makan menurun (+),
Ondancetron 4 mg 3 x 1 iv
BAB/BAK (N)
Ranitidin 50 mg / 12 jam iv
Methylprednisolone 62,5
Elektrolit
14 Agustus 2017 mg iv / 24 jam
Natrium : 138 mmol
KSR 3 x 2 tablet
Kalium : 1,7 mmol
Mecobalamin 500 mcg 2 x 1
Clorida : 105 mmol
caps
Cek elektrolit urine dan
A : periodik paralisis ec
ureum creatinin
hipokalemia + psikosomatik
Konsul psikiatri
Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (-), jari-jari tangan dan kaki


kaku (-), mual dan muntah (-), sesak
(-), nafsu makan (+), BAB/BAK
sedikit berbusa dan kadang kuning
pekat.
Jawaban konsul dr. Lidya Sp.KJ : IVFD KaEn 3B 1000 CC /24
psikis baik, RTA baik, tidak ada jam
psikotologi, lepas rawat. Cefotaxime 3 x 1 gram iv
Ondancetron 4 mg 3 x 1 iv
Laboratorium Ranitidin 50 mg / 12 jam iv
15 Agustus 2017 Elektrolit Methylprednisolone 62,5
Natrium : 139 mmol mg iv / 24 jam
Kalium : 1,9 mmol KSR 3 x 2 tablet
Clorida : 106 mmol Mecobalamin 500 mcg 2 x 1
Ureum : 47 mg / d L caps
Kreatinin : 1,2 mg / d L
Kimia klinik
Ureum : 47 mg / d L
Kreatinin : 1,2 mg / d L
Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (-), jari-jari tangan dan kaki


kaku (-), mual dan muntah (-), sesak
(-), nafsu makan (+), BAB/BAK tidak
ada keluhan.
IVFD KaEn 3B 1000 CC /24
Laboratorium
jam
Elektrolit
Cefotaxime 3 x 1 gram iv
Natrium : 138 mmol
Ondancetron 4 mg 3 x 1 iv
Kalium : 2,4 mmol
16 Agustus 2017 Ranitidin 50 mg / 12 jam iv
Clorida : 102 mmol
Methylprednisolone STOP
Elektrolit urine :
KSR 3 x 2 tablet
Natrium : 1402,8 mmol/ urine 24 jam
Mecobalamin 500 mcg 2 x 1
caps
Kalium : 63, 46 mmol/ urine 24 jam
Chlorida : 467, 6 mmol/ urine 24 jam

A : periodik paralisis ec hipokalemia


Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (-), jari-jari tangan dan kaki


kaku (-), mual dan muntah (-), sesak
IVFD KaEn 3B 1000 CC /24
(-), nafsu makan (+), BAB/BAK
jam
sedikit berbusa dan kadang kuning
Cefotaxime 3 x 1 gram iv
pekat.
Ondancetron 4 mg 3 x 1 iv
17 Agustus 2017
Ranitidin 50 mg / 12 jam iv
Laboratorium
KSR 3 x 2 tablet
Elektrolit
Mecobalamin 500 mcg 2 x 1
Natrium : 140 mmol
caps
Kalium : 3,9 mmol
Clorida : 108 mmol
Tanggal Follow up Tatalaksana

S : lemas (-), jari-jari tangan dan kaki


kaku (-), mual dan muntah (-), sesak
(-), nafsu makan (+), BAB/BAK tidak
ada keluhan.
O : SpO2 : 98 % Nadi : 81x/ i
Suhu : 36,50C
Mata : CA -/- SI -/-
Leher : KGB (-) membesar
infus off boleh pulang
Pulmo : Vesikuler +/+
KSR tablet 3x1
Ronkhi -/- Wheezing -/-
18 Agustus 2017 Kontrol ke poli anak RSUD
Cor : BJ1BJ2 murni reguler
Balaraja tanggal 22 agustus
Abdomen : BU (+), Nyeri
2017
tekan (-) epigastrium
Akral hangat, motorik 555 /
555 , sensorik baik, patela reflek +/+

555 / 555
A : periodik paralisis ec
hipokalemia
Tanggal 22 agustus 2017 pasien kontrol ke poli anak
RSUD Balaraja
Diagnosa : periodic palralisis hipokalemia berulang
Terapi : KSR 3 x 2 tablet
Rujuk ke bagian nefrologi RSCM
Periodic paralisis hipokalemia
Definisi
Hipokalemik periodik paralisis adalah kelainan yang
ditandai dengan kadar kalium yang rendah (kurang
dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai riwayat
episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal.
Sebagian besar PPH merupakan PPH primer (familial)
, PPH sekunder biasanya berhubungan dengan
penyakit tertentu / keracunan
Etiologi
Deplesi Kalium
Disfungsi Ginjal.
Kehilangan K+ Melalui Jalur Ekstra-renal.
Kehilangan K+ Melalui Ginjal Karena Obat-obatan.
Endokrin atau Hormonal.
Manifestasi Klinik.
Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium
serum turun dibawah 3 mEq/L kecuali pada tingkat
kehilangan cepat dan mendadak.
Keletihan, anoreksia, mual, muntah, kelemahan otot, kram
kaki, penurunan motilitas usus, parestisia, disritmia
Jika berkelanjutan hipokalemia dapat menyebabkan
ketidak mampuan ginjal untuk memekatkan urin,
menyebabkan urin yang encer (urin berlebihan/poliurin,
nokturia) dan rasa haus yang berlebihan.
Hipokalemia berat dapat berakibat kematian melalui henti
jantung atau henti nafas.
Patofisiologi
Pemeriksaan
Penunjang
Elektrokardiogram (EKG):
Kadar kalium serum.
Fungsi ginjal.
Kadar glukosa dan insulin darah.
pH darah.
Hormon tiroid: T3, T4 dan TSH untuk menyingkirkan
penyebab sekunder hipokalemia.1
Kadar CPK (creatinin phospokinase) dan mioglobin
serum.
Penatalaksanaan
Makanan yang mengandung kalium cukup . Seperti
pisang, kacang-kacangan, kentang, alpukat, bayam.
Pemberian Kalium Interavena (iv)
Pada koreksi hipokalemia berat (kurang dari 2
mmol/L), sebaiknya gunakan NaCl, bukan dekstrosa.
Pemberian dekstrosa bisa menyebabkan penurunan
sementara K+ serum sebesar 0,2-1,4 mmol/L karena
stimulasi pelepasan insulin oleh glukosa.
Komplikasi
Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi
pada keadaan hipokalemia terutama bila mendapat obat
digitalis
Paralisis otot pernafasan
Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
Rabdomiolisis
Hipotensi ortostatik
Ileus paralitik
Hiporefleksi
Pencegahan
Makan makanan yang seimbang dan berkhasiat serta
kaya dengan kalium.
Pengambilan suplemen kalium (bila perlu).
Jika ada penggunaan obat diuretik diganti dengan
diuretik hemat kalium dengan preskripsi dan nasihat
dokter.
Prognosis
prognosis hipokalemia tergantung pada
penyebabnya. Serangan akut oleh karena diare
mempunyai prognosis yang baik. Sedangkan
hipokalemia karen kelainan kongenital
mempunyai prognosis yang jauh lebih buruk
karena terapi sering kali tidak berhasil.

You might also like