You are on page 1of 13

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)
LATAR BELAKANG

Penyakit DBD masih endemis di berbagai


daerah di Indonesia

Vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi


virusnya belum tersedia. Oleh karena itu partisipasi
masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
melalui gerakan 3M perlu ditingkatan.
PENGERTIAN DBD

Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit


menular berbahaya yang menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah
(trombosit) sehingga berkurangnya zat pembeku darah
dalam plasma yang mengakibatkan perdarahan dan
dapat menimbulkan kematian.
Penyebab DBD
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh
Virus Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang hidup didalam dan disekitar
rumah.
Ciri - Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

1. Nyamuk Aedes Aegypti


berwarna hitam dengan
belang-belang (loreng) Putih
Pada Seluruh Tubuhnya

2. Hidup didalam dan diluar


rumah dan mampu terbang
sampai 100 200 m

3. Puncak aktif nyamuk pada siang dan sore hari. (Pk 09.00-
10.00 dan Pk 16.00-17.00)

4. Umur nyamuk Aedes Aegypti rata-rata 2 minggu.


Tetapi sebagian diantaranya dapat hidup sampai 2-3 bulan.
Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Dewasa

Kepompong Telur
(PUPA) Jentik

Telur Jentik Kepompong Nyamuk


100 butir
Tempat Berkembang Biak
Gejala / Tanda DBD
Pertolongan Pertama

1. Beri minum yang banyak


2. Berikan obat penurun panas (parasetamol)
3. Segera bawa ke puskesmas atau pusat kesehatan lain
Cara Pemberantasan Nyamuk DBD
Ada 3 langkah pemberantasan nyamuk DBD :
1. Penyemprotan
2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
3. Larvasidasi.

Penyemprotan
Dikenal dengan istilah fogging (Malathion 4%
dicampur solar) , yaitu :
menyemprotkan racun serangga untuk
mematikan nyamuk dewasa. Tetapi tidak cukup
karena selama jentiknya tidak dibasmi, maka
nyamuk dapat berkembang biak kembali.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan guna memberantas
jentik nyamuk.
Dikenal dengan istilah 3 M yaitu :
1. Mengurans tempat penampungan
air sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
2. Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air.
3. Menguburkan, mengumpulkan,
memanfaatkan kembali
atau menyingkrikan barang-barang
bekas yang dapat
menampung air hujan seperti
kaleng bekas, plastik bekas,
ban bekas dll.
Larvasidasi
Larvasidasi adalah menaburkan bubuk larvasida kedalam
tempat-tempat penampungan air, terutama ditempat-tempat
yang sulit dikuras dan didaerah yang sulit air.

Cara Larvasidasi
1. Menaburkan bubuk abate
(Abatisasi) dengan takaran 10 gr
untuk 100 Liter air.
2. Menggunakan Altosid. Altosid
berbentuk seperti gula pasir
berwarna hitam. Takarannya 2,5 gr
untuk 100 Liter air.
3. Menggunakan Sumilarv 0.5 G
(dbd). Penggunaannya 0,25 gram
untuk
100 Liter air.
Semoga Bermanfaat
Terimakasih

You might also like