You are on page 1of 35

KELOMPOK

 BIMA SATRIA M
 ERIC PRIYOGA
 LUTFIYA RAHMAWATI
 MELINIA ISTIQFAROSITA
 NIA PUSPITASARI
 NUR AFIDATUL HIMMA
 VANESSA GITARIA
 WENNY DWI LESTARI
Mencari paragraph dengan pola

 1. Umum-khusus  8. Akibat-sebab
 2. Khusus-umum  9. Analogi
 3. Deduksi  10. Silogisme
 4. Induksi  11. Perbandingan
 5. Campuran  12. Pertentangan
 6. Generalisasi  13. Kompleksitas
 7. Sebab-akibat  14. Entimen
1. Paragraf Deduktif (Umum-khusus)
Pengertian :
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan pola deduksi, yaitu
pola yang dikembangkan dari umum ke khusus. Jadi, Paragraf deduktif ialah suatu
paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf. Paragraf ini diawali
dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-
bukti dan lain-lain. Karena paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan
umum, maka pola kalimatnya ialah dari umum ke khusus.
Ciri-ciri :
a) Kalimat utama berada di awal paragraf.
b) Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan
penjelasan-penjelasan.
Pola Paragraf deduktif :
Umum,
Khusus,
Khusus,
Khusus.
Contoh :

Handphone sangat berguna bagi kehidupan manusia. Perangkat komunikasi ini bisa menjadi
alat komunikasi yang sangat efektif. Mereka bisa menghubungkan dua orang atau lebih
meski terlampau jarak yang sangat jauh dan bahkan dengan waktu yang sangat cepat.
Disamping sebagai alat komunikasi, handphone juga bisa menjadi alat bantu serba guna.
Dewasa ini handphone telah dibuat dengan menambahkan fitur – fitur yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia misalnya Google map, kalkulator, penyimpan photo, memo, dan
lain – lain. Fitur – fitur tersebut bisa membantu manusia memudahkan pekerjaannya.
Contohnya adalah jika manusia tersesat, mereka bisa menggunakan aplikasi Google map di
handphone miliknya.

Pengembangan pikiran
Paragraf di atas dikembangkan dengan cara pola deduksi, berikut adalah penjelasannya.

Handphone sangat berguna . . . (Umum / gagasan utama)


Perangkat komunikasi ini . . . (Khusus / Pendukung utama 1)
Mereka bisa menghubungkan . . (Khusus / Pendukung tambahan 1)
Disamping sebagai alat . . . (Khusus / Pendukung utama 2)
Dewasa ini handphone telah . . . . (Khusus / Pendukung tambahan 2.1)
Fitur – fitur tersebut bisa . . . (Khusus / Pendukung tambahan 2.2)
Contohnya adalah jika manusia, . . . (Khusus / Pendukung tambahan 2.3)
2. Paragraf Induktif (Khusus-Umum)
Pengertian :

Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan pola induksi, yaitu
pola yang dikembangkan dari khusus ke umum. Oleh karena itu, paragraf induktif
adalah paragraf yang dikembangkan dengan menyajikan hal – hal khusus terlebih
dahulu dan kemudian di arahkan ke dalam satu hal yang umum yang disebut
dengan kesimpulan.
Dengan kata lain, paragraf induktif adalah paragraf yang memiliki kalimat utama di
bagian akhir kalimat. Kalimat utama pada paragraf ini ditandai dengan kata – kata
seperti, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan maka.

Ciri – ciri :
1. Diawali oleh kalimat – kalimat khusus.
2. Memiliki kalimat utama pada bagian akhir.
3. Kalimat utamanya berupa kesimpulan yang ditandai dengan kalimat oleh
karena itu, oleh sebab itu, maka, dan lain – lain.
Pola Kalimat :
Khusus
Khusus
Khusus
Umum
Contoh :
Merokok bisa menyebabkan gangguan pernafasan, seperti bronkitis, asma, dan lainnya. Hal
ini dikarenakan asap yang masuk ke dalam tubuh sangatlah berbahaya. Selain
menyebabkan gangguan pada pernafasan, merokok juga bisa menyebabkan kanker paru –
paru. Kandungan tar yang ada pada rokok akan memicu sel – sel kanker pada paru – paru
untuk berkembang. Terlebih lagi, merokok juga bisa menyebabkan kecanduan. Nikotin yang
ada pada rokok akan mempengaruhi otak untuk terus mengkonsumsi rokok, sehingga
membuat perokok susah untuk menghentikannya. Oleh karena itu, merokok sangatlah
berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pengembangan gagasan
Merokok bisa menyebabkan, . . .(Khusus / Pendukung utama 1)
Hal ini dikarenakan asap . . . (Khusus / Pendukung tambahan 1)
Selain menyebabkan, . . . (Khusus / Pendukung utama 2)
Kandungan tar yang . . . (Khusus / Pendukung tambahan 2)
Terlebih lagi, merokok . . . (Khusus / Pendukung utama 3)
Nikotin yang ada pada . . . (Khusus / Pendukung tambahan 3)
Oleh karena itu, merokok . . . (Umum / Gagasan utama)
3. Deduksi
Pola Deduksi
Paragraf yang dikembangkan dengan pola ini diawali dengan gagasan umum yang
kemudian akan dikembangkan menjadi beberapa gagasan khusus. Pola ini disebut juga
dengan pola umum – khusus.
Pertama kita tentukan terlebih dahulu gagasa utama paragraf yang akan dibuat, lalu
bentuk ke dalam suatu kalimat utama atau kalimat umum. Setelah itu, kembangkan
gagasan utama dengan beberapa gagasan khusus yang merupakan gagasan
pendukung. Kemudian, kembangkan menjadi satu paragraf utuh dengan
menggabungkan kalimat utama dan kalimat penjelas dengan konjungsi yang tepat.
Contoh :
Gagasan utama/umum : Rokok berbahaya bagi kesehatan
Kalimat utama : Merokok dapat menyebaban beberapa masalah bagi kesehatan
tubuh kita.
Gagasan penjelas/Khusus :
Rokok menyebabkan kanker paru – paru
Rokok mengakibatkan serangan jantung
Rokok dapat menggangu kehamilan dan janin.
Kemudian kembangkan menjadi satu paragraf utuh !

Contoh paragraf:

Merokok dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan bagi tubuh kita.


Kandungan zat – zat berbahaya yang ada di dalam rokok akan menyebabkan
tumbuhnya sel – sel kanker pada paru – paru, sehingga paru – paru akan
menghitam dan kehilangan fungsinya sebagai alat pernafasan. Selain itu, merokok
juga dapat menyebabkan sistem kerja jantung meningkat dan membuat jantung
terus menerus memompa darah dengan frekuensi yang sangat cepat. Akibatnya,
para perokok sangat rentan mengalami serangan jantung. Bahkan, bagi wanita,
rokok dapat menggangu kehamilan dan janin mereka, alhasil dapat
memungkinkan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, seperti keguguran atau
cacat pada bayi mereka.
4. Induksi
Pola Induksi
Pola induksi adalah cara pengembangan paragraf dengan diawali beberapa hal atau
gagasan khusus terlebih dahulu dan kemudian diarahkan ke dalam sebuah hal atau
gagasan umum pada bagian akhir paragraf. Pola ini sering disebut juga dengan pola khusus
– umum.
Untuk membuat paragraf dengan pola ini sama halnya dengan cara yang ada pada pola
deduksi, yaitu dengan menentukan gagasan utama dan gagasan – gagasan penjelasnya
terlebih dahulu. Namun, urutannya dibalik. Pada pola ini gagasan utama diletakkan di akhir.
Contoh:
Gagasan khusus :
Teluk Pahawang memiliki pemandagan yang indah.
Teluk Pahwang sangat bersih.
Teluk Pahwang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas dan olahraga air.
Gagasan umum: Teluk Pahwang tempat wisata favorit
Kalimat utama : Teluk Pahwang menjadi salah satu tujuan utama bagi para pelancong.
Kemudian susun menjadi satu paragraf utuh !

Contoh paragraph :

Teluk Pahawang sangat terkenal akan keindahan lautnya. Pasirnya yang putih dan
air laut yang biru merupakan perpaduan nan cantik yang terlukis dari teluk ini. Selain
cantik, Teluk Pahawang juga sangat terjaga akan kebersihannya. Hampir tidak
ditemukan sampah yang berserakan di sepanjang bibir pantai. Hal ini membuat
ekosistem pantai tetap terjaga. Disamping itu, Teluk Pahawang juga dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti cottage, toilet, dan tempat makan. Di teluk ini
juga terdapat berbagai macam olahraga air yang sangat menyenangkan seperti
Banana Boat, Snorkeling, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, Teluk pahwang
menjadi salah satu tujuan utama bagi para pelancong.
5. Campuran
Pola Campuran
Pola campuran adalah gabungan dari pola deduksi dan induksi. Paragraf ini diawali dengan
gagasan umum kemudian dikembangkan ke dalam beberapa gagasan khusus dan
diarahkan kembali pada gagasan utama pada bagian akhirnya. Pola ini disebut juga
dengan pola umum – khusus – umum.
Untuk membuat paragraf dengan pola ini, Anda harus membuat dua buah gagasan utama
dan beberapa gagasan pendukung lainnya.

Contoh:
Gagasan utama : Tempe adalah makanan favorit bagi setiap orang.
Kalimat utama : Tempe merupakan makanan favorit bagi semua orang

Gagasan penjelas:
Tempe memiiki kandungan protein yang cukup tinggi.
Tempe dapat menggantikan daging.
Harga tempe sangat murah.
Kemudian susun menjadi satu kalimat utuh !

Contoh paragraph :

Tempe merupakan makanan favorit bagi semua orang. Hampir semua orang
menyukai tempe dikarenakan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi
Seperti yang telah kita ketahui, protein adalah salah satu zat yang berguna bagi
tubuh. Karena kandungan protein yang cukup tinggi, tempe dapat menggantikan
peran daging. Hal ini sangat bagus bagi orang – orang yang menghindari daging
baik sebagai vegetarian atau untuk menghindari kolesterol yang ada pada daging.
Terlebih lagi, harga tempe sangat murah dan dapat terjangku bagi siapapun.
Orang kaya, maupun tidak, semuanya dapat mengkonsumsi tempe. Oleh karena
itu, tempe dapat kita jumpai di mana saja.
6. Paragraf Sebab-akibat
Pengertian :
Paragraf sebab akibat ialah salah satu paragraf yang merupakan
pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di
akhir paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola
pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf
kausatif merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai
sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang
disebut dengan akibat.
Ciri-Ciri :
a) Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada paragraf
sebab akibat berupa kalimat-kalimat khusus.
b) Paragraf ini memaparkan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus yang
disebut dengan sebab lalu disimpulkan menjadi satu contoh, masalah atau
peristiwa umum yang timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut juga
dengan kalimat akibat.
c) Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang
menjadi akibat di dalam suatu paragraf.
d) Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi sebab dan kalimat
akibat.
Contoh :
Untuk saat ini marak terjadi penebangan pohon secara liar, hal ini dilakukan oleh
cukong-cukong yang teka bertanggung jawab dengan seenaknya saja membabat
hutan tanpa menanaminya kembali. Tak hanya maraknya penebangan pohon,
tanah-tanah telah kehilangan fungsinya sebagai sumber resapan air dikarenakan
pembangunan yang terjadi secara luas dan massif tanpa mengindahkan lingkungan.
Ditambah lagi dengan kebiasaan buruk para manusia yang tinggal di sekitar sungai.
Mereka dengan sengaja membuang sampah mereka di sungai sehingga membuat
sungai menjadi dangkal karena sampah yang menumpuk di permukaan sungai.
Bahkan mereka juga membangun rumah-rumah di pinggiran sungai yang menambah
ke semerautan wilayah sungai. Oleh karena itu tidaklah heran mengapa bencana
banjir sering terjadi pada musim penghujan ini.

Paragraf diatas menyajikan sebuah bahasan tentang akibat terjadinya banjir pada
musim penghujan.

Berikut pola dari paragraf sebab akibat diatas:


Penebangan hutan “sebab khusus”
Hilangnya fungsi tanah serapan “sebab khusus”
Pendangkalan sungai “sebab khusus”
Pembangunan rumah disekitar sungai “sebab khusus”
Banjir selalu datang pada musim kemarau “akibat umum”
7. Paragraf Akibat-sebab
Pengertian :
Paragraf akibat sebab adalah salah satu paragraf yang merupakan
pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama
diletakkan di awal paragraf dan sering disebut juga dengan . Berdasarkan
pola pemikiran tersebut, paragraf akibat sebeb merupakan paragraf yang
dimulai dengan fakta-fakta umum sebagai akibat kemudian disimpulkan
menjadi fakta khusus pada bagian akhir kalimat yang disebut dengan sebab.

Ciri-Ciri :
1. Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada
paragraph akibat sebab berupa kalimat-kalimat umum.
2. Paragraf ini menyimpulkan satu contoh, masalah atau peristiwa umum yang
timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut dengan kalimat akibat lalu
memaparkan banyak contoh, masalah atau peristiwa khusus yang disebut
sebab
3. Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang
menjadi sebab di dalam suatu paragraf.
4. Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi akibat dan
kalimat sebab.
Contoh:

Seketika seluruh harga bahan pokok melonjak naik di pekan ini. Tak terkecuali beras,
telur, minyak goreng, gula, dan berbagai bahan pokok lainnya. Tarif angkutan
umum seperti angkot, bus, ojek, dan lain sebagainya juga mendadak naik. Sama
halnya dengan yang terjadi pada jasa bidang ekspedisi dan distribusi yang
mendadak menaikkan harga tarifnya. Para karyawan dan buruh juga menuntut
adanya kenaikah upah dan gaji mereka karena nominal gaji sebelumnya dianggap
tidak lagi layak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Segala kebutuhan akan
hajat hidup seolah tak ingin berada di posisinya yang semula. Semua ini terjadi
karena pemerintah baru-baru ini mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM
dan tarif dasar listrik.

Penjelasan :
Kalimat pertama menjelaskan mengenai dampak yang terjadi akibat kenaikan tarif
dasar listrik yakni kenaikan sejumlah bahan pokok dan lainnya. Selanjutnya pada
kalimat utama di akhir paragraf menjelaskan mengenai sebab terjadinya kenaikan
bahan pokok yakni kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik.
8. Generalisasi
Pengertian :
Paragraf generalisasi adalah paragraf yang memakai pendekatan induksi di dalam
kalimatnya. Dengan kata lain, paragraf generalisasi merupakan sebuah paragraf
yang disusun berdasarkan kumpulan dari fakta maupun data yang saling berkaitan
yang menemukan kesimpulan pokok.
Pendekatan penulisan dalam pembuatan paragraf generalisasi adalah
pendekatan riil yang sering dialami dalam keseharian kita. Terkadang kita akan
memakai fakta yang telah kita diketahui sebelumnya pada kesimpulan untuk
melangkah dalam melakukan sesuatu. Sama halnya dengan jenis paragraf
generalisasi, penulis juga harus memberi beberapa fakta atau data serta informasi
yang dapat mendukung apa yang akan menjadi kesimpulan nanti.
Sebenarnya, paragraf generalisasi ini salah salah satu turunan dari paragraf induktif.
Pola pengembangannya dari khusus ke umum dan akan menampilkan gambaran
utama yang diekstraksi dari data dan fakta yang diberikan sebelumnya. Bedanya
jenis paragraf ini memerlukan data-data penunjang yang harus benar-benar valid
serta meyakinkan.
Ciri-ciri :

1.Terdapat data, fakta, serta keterangan yang menjelaskan secara detail


kesimpulan akhir nantinya. Hal ini menjadi bagian yang amat penting artinya dalam
membentuk paragraf generalisasi. Bila penulis gagal dalam memaparkan informasi
yang meyakinkan, maka pada kesimpulan pun juga tidak maksimal.

2.Adanya keterkaitan informasi yang dipakai dalam paragraf tersebut. Dengan


keterkaitan yang kuat, akan bisa lebih memudahkan pembaca agar
mengerucutkan isi paragraf hingga sampai pada kesimpulan.

3.Terdapat kesimpulan pada akhir paragraf. Kesimpulan ini bersifat general serta
harus bisa mencakup apa yang sudah dipaparkan sebelumnya.

Paragraf ini terbagi atas dua jenis, yaitu :


a) loncatan induktif
b) tanpa loncatan induktif.
Contoh :

a. Loncatan Induktif
Paragraf generalisasi dengan loncatan induktif menyajikan kalimat-kalimat yang
berdasarkan dari beberapa fakta di awal kalimat. Namun fakta tersebut belum bisa
menampilkan seluruh fenomena yang terjadi. Sehingga dapat artikan sebagai
paragraf generalisasi yang menampilkan beberapa informasi bukan hasil dari
penelitian secara mendalam. Oleh sebab itu, paragraf loncatan induktif ini
merupakan paragraf generalisasi yang lemah, sebab pada kalimat awal terdapat
fakta-fakta yang tak seutuhnya mencerminkan keseluruhan fenomena.

Contoh 1

Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM kembali dikritik. Sebab kenaikan
ini akan bisa memicu kenaikan harga barang pokok dan tarif angkutan. Terutama
untuk harga sembako yang melambung tinggi setelah adanya kenaikan BBM yang
merupakan kebutuhan utama. Begitu pun dengan naiknya tarif dasar listrik,
angkutan, gas, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, masyarakat akhirnya
menolak adanya kenaikan BBM ini, karena banyak mendatangkan masalah bagi
masyarakat.
b.Tanpa Loncatan Induktif

Paragraf tanpa loncatan induktif jenis paragraf generalisasi yang memberi kalimat-
kalimat fakta secara lengkap yang dapat menggambarkan keseluruhan fenomena
yang terjadi. Sehingga kalimatnya berasal dari penelitian yang mendalam.

Contoh 2

Pada senin malam, tepatnya pukul 22:30, warga Yogyakarta dikejutkan oleh gempa
bumi yang berkekuatan 7,2 skala richter yang sanggup menghancurkan bangunan
di kota yang tradisinya masih lekat tersebut. Gempa bumi yang menewaskan
puluhan orang dan ratusan orang luka-luka ini pun menarik empati masyarakat
untuk memberi sumbangan baik berupa uang, sembako, ataupun pakaikan.
Gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta ini memang gempa terhebat sepanjang
tahun 2011.
8. Paragraf Analogi
Pengertian :
Paragraf analogi merupakan salah satu dari paragraf yang memiliki penalaran
induktif. Paragraf analogi sendiri merupakan suatu paragraf yang membandingkan
antara 2 hal yang memiliki kesamaan atau hampir sama satu sama lain yang akan
disimpulkan di akhir paragraf.
Karena paragraf ini mengikuti penalaran induktif maka paragraf analogi memiliki
pola sebagai berikut:
> Khusus
> Khusus
> Umum
Bagian awal peragraf ini memaparkan 2 hal yang akan menjadi topik pembicaran,
kemudian kalimat-kalimat selanjutnya membicarakan persamaan yang dimiliki oleh ke
2 hal tersebut. Yang harus diingat ialah pembanding tersebut harus lah sama dan
sepadan.
Sepadan berarti ke 2 hal tersebut memiliki tingkatan ranah pembahasan yang sama
dan tidak timpang atau malah bertentangan satu sama lain. Selanjutnya pada
bagian akhir, persamaan-persamaan ke 2 objek tersebut disimpulkan
Ciri-ciri :
a) Paragraf ini membandingkan 2 hal secara bergantian yang memiliki tingkat
kesetaraan yang seimbang. Hal yang dapat dibandingkan dapat berupa benda,
kejadian, keadaan, ataupun proses.
b) Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf analogi kebanyakan berupaa
persamaan-persamaan yang dimiliki oleh 2 hal yang dianggap sama.
C) Paragraf analogi memiliki kalimat utama yang terletak di bagian akhir peragraf
atau disebut juga dengan kesimpulan yang merupakan penjelas dari ide awal yang
dikemukakan.

Contoh :
Sifat manusia diibaratkan seperti padi yang terhapar luas dipersawahan. Padi yang
bagus dan berisi akan semakin merunduk. Begitu pula dengan manusia ketika
meraih kepandaian, kebesaran dan kekayaan, mereka akan menjadi semakin
rendah hati dan dermawan.
Apabila manusia itu sombong dan arogan mereka akan menjadi seperti padi
kosong yang selalu berdiri tegak. Namun jika terkena angin yang cukup kuat padi
tersebut akan patah. Seperti manusia yang sombong dan arogan akan hancur jika
terkena cobaan dalam hidupnya. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang
berilmu apabila diberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah bersikap seperti padi
yang semakin berisi semakin merunduk.
Paragraf diatas membandingkan manusia dengan padi. Dimana padi
yang bagus ialah padi yang merunduk bukannya yang berdiri tegap
ditengah persawahan. Sepintas padi yang tegak tersebut terlihat
bagus karena dia yang paling tinggi. Namun jika dilihat lebih dalam,
padi itu ialah padi yang tidak bagus karena tidak berisi, hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa manusia yang baik tidak akan
menyombongkan dirinya seperti padi yang selalu merunduk.
9. Paragraph Silogisme
Pengertian :
Paragraf silogisme adalah sebuah paragraf yang dikembangakan dengan
menggunakan pola pikir silogisme.
Sologisme sendiri adalah pola pikir yang bertolak dari dua buah premis, yaitu
pernyataan – pernyataan yang mendahului, kemudian ditarik sebuah kesimpulan
yang secara logis sesuai dengan premis – premis tersebut.
Bentuk Silogisme
Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Kedua premis tersebut
adalah premis umum (PU) dan premis khusus (PK).

Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau


kumpulan tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari
suatu kelompok tersebut.
Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok
memiliki ciri atau sifat pada kelompok tersebut
Maka rumusnya adalah sebagai berikut:

PU : A = B
PK : C = A
K:C=B

Contoh 1

PU : Semua professor sangat pandai


PK : Aria adalah seorang professor
K : Maka aria pandai.

Contoh Paragraf

Semua professor yang ada di dunia ini pasti sangatlah pandai. Kepintaran mereka
sudah tidak diragukan lagi karena sudah terbukti dari gelar yang mereka sandang.
Sementara itu, Aria adalah seorang professor. Jadi bisa dikatakan bahwa Aria
adalah orang yang sangat pandai.
Contoh 2

PU : Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya.


PK : Sapi adalah hewan mamalia.
K : Sapi berkembang biak dengan cara melahirkan.

Contoh Paragraf

Semua hewan mamalia berkembang biak dengan proses mengandung dan


melahirkan anak – anaknya. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kalenjar susu yang
ada pada bagian tubuhnya. Sementara itu, sapi adalah salah satu jenis hewan
mamalia berkaki empat. Oleh karena itu, sapi berkembang biak dengan cara
melahirkan anak – anaknya.
Macam – macam paragraf silogisme

Berikut ini adalah jenis – jenis paragraf silogisme dan contohya.

1. Paragraf silogisme kategorial

Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis
mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya
menjadi subjek.

Contoh 1:

PU : Semua makhluk hidup memerlukan makanan.


PK : Tumbuhan bisa bernafas dan berkembang biak.
K : Tumbuhan memerlukan makanan.

Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini memerlukan makanan untuk bertahan
hidup. Sementara itu, tumbuhan memiliki ciri – ciri sebagai makhluk hidup, yaitu
bernafas dan berkembang biak. Oleh sebab itulah, tumbuhan juga memerlukan
makanan karena merupakan salah satu makhluk hidup.
2. Paragraf Silogisme Hipotetik

Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis
umumnya berupa argument atau pendapat.

Contoh 1

PU : Apabila besok hujan, saya tidak akan datang.


PK : Hari ini hujan.
K : Hari ini hujan, saya tidak datang.

Saya telah berjanji dengannya bahwa apabila hari esok hujan, saya tidak akan
datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini hujan turun dengan sangat deras.
Maka dari itu hari ini saya tidak bisa menepati janji untuk datang kerumahnya.
3. Paragraf silogisme alternative

Paragraf ini dikembangkan dengan pola silogisme alternative, yaitu silogisme yang
premis umumnya merupakan sebuah pilihan.

Contoh:

PU : Budi bersekolah di SMA atau SMP.


PK : Budi bersekolah di SMA.
K : Budi tidak bersekolah di SMP.

Karena badanya yang besar, orang – orang bingung apakah budi pelajar SMA
atau pelajar SMP. Ternyata, budi belajar di SMA Teladan. Oleh karena itu, Budi
bukanlah pelajar SMP.
Paragraph Perbandingan
Pengertian :
Paragraf perbandingan adalah jenis paragraf yang isi atau gagasan utamanya
disampaikan dengan cara dibandingkan dengan suatu objek lain yang memiliki
kesamaan ciri tertentu.
Pada paragraf perbandingan, ada dua objek yang dibandingkan tetapi kedua objek
tersebut memiliki kesamaan tertentu. Misalnya, perbandingan antara kue bolu dan kue
tart. Inti yang disampaikan pada paragraf ini adalah persamaan dan sedikit perbedaan
dari kedua objek.
Ciri-ciri paragraf perbandingan
a) Paragraf perbandingan membicarakan dua buah objek yang memiliki kesamaan
tertentu dengan mencari perbedaan dan persamaan dari kedua buah objek tersebut.
b) Paragraf perbandingan mengangkat atau membicarakan suatu benda atau objek
yang bersifat konkret.
c) Paragraf perbandingan tidak memihak salah satu objek. Dengan kata lain, bersifat
netral.
d) Paragraf perbandingan menggunakan kata-kata penghubung, seperti jika
dibandingkan dengan, namun demikian, sama halnya dengan, dan sesuai dengan.
Contoh :

Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di muka bumi ini. Hampir semua
usia, tidak peduli pria ataupun wanita menyukai dan memainkan olahraga ini.
Namun saat ini sepak bola sudah jarang dimainkan lagi dikarenakan sulitnya
menemukan lapangan sepak bola terutama di kota-kota besar akibat banyaknya
pembangunan. Di tengah-tengah masalah tersebut, kini muncul sebuah olahraga
yang bernama futsal. Olahraga ini sama dengan sepak bola tetapi futsal tidak
membutuhkan lapangan yang luas seperti sepak bola. Jumlah pemain futsal pun
lebih sedikit jika dibandingkan dengan sepak bola. Futsal bisa dimainkan hanya
dengan 5 orang saja sedangkan sepak bola membutuhkan 11 orang pemain.
Meskipun begitu olahraga sepak bola tetap digemari oleh masyarakat.

Paragraf perbandingan di atas, membandingkan dua buah objek yaitu sepak bola
dan futsal dengan menggunakan data-data sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya atau fakta. Gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis
adalah Sepak bola tetap menjadi olahraga yang digemari walupun kini muncul
olahraga baru yaitu futsal.
Entimen
Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah
kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf, akan
tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan.

Contoh:

PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.


PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh.

Contoh – contoh entimen dari silogisme – silogisme di atas:

Tumbuhan memerlukan makanan, karena merupakan makhluk hidup.


Saya tidak datang, karena hujan.
Budi adalah Pelajar SMA, karena bukan pelajar SMP.
Pertentangan
Paragraf ini merupakan paragraf yang berisiskan sebuah informasi dengan gagasan
utamanya dijelaskan dengan cara membandingkan satu hal dengan hal lainnya. pada
paragraf pertentangan hanya membandingkan dua hal yang bertentangan atau bertolak
belakang.

Paragraf ini memiliki ciri – ciri yaitu banyak menggunakan kata penghubung pertentangan,
misalnya Biarpun, Walaupun, Berbeda, Berbeda dengan, Akan tetapi, Sebaliknya, Melainkan,
Namun, dan Meskipun begitu.

Contoh :
Orang yang pintar pada umumnya tidak sombong. Mereka selalu merendah karena orang
yang pintar biasanya adalah orang yang bijak. Jika mereka berargument, mereka sangat
tenang dalam memberikan penjelasan – penjelasannya. Orang – orang ini biasanya menjadi
idola dilingkungan pertemanannya. Berbeda dengan orang yang bodoh. Orang – orang ini
selalu terlihat arogan. Mereka menganggap dirinya adalah yang terbaik dengan cara
menyombongkan diri. Orang – orang ini banyak berbicara hal – hal yang kosong bahkan
tanpa suatu alasan yang jelas. Mereka juga tidak memiliki tanggung jawab yang besar.
Mereka sering sekali menyalahkan orang lain, apabila terjadi sesuatu yang salah. Akibatnya,
orang – orang bodoh ini tidak disukai oleh siapa pun. Oleh karena itu, jadilah orang pintar
yang rendah hati, dari pada orang bodoh yang tinggi hati.

You might also like