You are on page 1of 13

OM SWASTYASTU

NAMA KELOMPOK
1. ANAK AGUNG INTAN MAHAYUNI
2. NI MADE AYUNING PRAMESTI
3. IDA AYU TASYA SUNDARI PIDADA
4. I PUTU ARYA WIGUNA ARTANA
5. ANAK AGUNG MAS PRADNYANDARI MANTARA
6. ANAK AGUNG BAGUS SEMPIDI JUNIOR
7. ANAK AGUNG NGURAH BAGUS ANDRA KIRANA
8. ANDY ALFIAN HEDAR
9. INKA RADHIKA D.
10. IDA BAGUS KADE NARENDRA VICAKSANA
11. NI KADEK JUNI SURITA DEWI
12. NI KADEK BUDIANI LESTARI
13. DEDE DWIKY SUPUTRA
14. KADEK AGUS KURNIAWAN
SISTEM KEKERABATAN
SISTEM KEKERABATAN
• Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai
suku bangsa tertentu
• Perkawinan merupakan unsur universal yang dilakukan oleh
masyarakat di dunia,
• Perkawinan bukan termasuk kedalam kebudayaan universal saja
tetapi di perinci dalam kompleks budaya, dan kompleks social seperti,
lamaran, upacara pernikahan, perayaan, mas kawin, harta
pembawaan pengantin wanita, adat menetap sesudah menikah, dll.
KELOMPOK KEKERABATAN
Menurut G.P Murdock (dalam Koentjaraningrat, 1992; 113) suatu kelompok adalah suatu kesatuan
individu yang terikat oleh paling sedikit enam unsur sebagai berikut :
1. Suatu sistem norma-norma yang mengatur kelakuan warga kelompok
2. Suatu rasa kepribadian kelompok yang disadari semua anggotanya
3. Kegiatan-kegiatan berkumpul dari anggota kelompok secara berulang-ulang
4. Suatu sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi Antara anggota kelompok
5. Suatu pimpinan atau pengurus yang mengorganisasi kegiatan kelompok; dan seringkali juga
ditambahkan dengan adanya
6. Suatu sistem hak dan kewajiban bagi para individunya terhadap sejumlah harta produktif, harta
konsumtif, atau harta pusaka tertentu

G.P Murdock (dalam Koentjaningrat, 1992; 113-114) mengkategorikan kelompok kekerabatan


berdasarkan fungsi social dari kelompok kekerabatannya menjadi tiga :
1. Corporate kingroup atau kelompok kekerabatan berkorporasi. Kelompok ini biasanya memiliki
keenam unsur diatas dan bersifat eksklusif. Biasanya kelompok jenis ini anggotanya tidak banyak.
Kelompok kekerabatan ini masih dibagi lagi menjadi keluarga ambilineal kecil, kindred dan
keluarga luas.
2. Occasional kingroup atau kelompok kekerabatan kadangkala. Kelompok ini seringkali tidak
memiliki unsur keenam diatas. Biasanya kelompok jenis besar dengan anggota banyak, sehingga
tidak mungkin terjadi pergaulan secara terus-menerus dan intensif. Mereka berkumpul hanya
kadangkala saja. Kelompok kekerabatan ini masih dibagi lagi menjadi deme, keluarga ambilineal
besar, klen kecil, klen besar, fratri dan paroh masyarakat.
3. Circumscriptive kingroup atau kelompok kekerabatan menurut adat. Kelompok ini biasanya
memiliki unsur kelima dan unsur keenam diatas dan sering juga tidak memiliki unsur keempat
dan ketiga. Kelompok jenis ini sedemikian besarnya, sehingga para anggotanya tidak saling
mengenal, apalagi melakukan hubungan yang intensif dan terus-menerus. Para anggotanya
seringkali hanya tahu-menahu kelompok berdasarkan tanda-tanda yang ditentukan oleh adat.
Rasa kepribadian kelompok juga berdasarkan tanda-tanda yang ditentukan oleh adat.
BENTUK KEKERABATAN
1. Patilineal merupakan bentuk kekerabatan yang menarik garis nasab hanya melalui jalur bapak
atau laki-laki.
2. Matrilineal merupakan bentuk kekerabatan yang menarik garis nasab melalui jalur ibu atau
perempuan semata.
3. Bilateral merupakan bentuk kekerabatan yang menentukan garis nasab melalui jalur bapak dan
ibu.

FUNGSI KEKERABATAN
1. Menunjukan kelakuan dan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan identitasnya.
2. Mewujudkan adanya kelompok-kelompok/kesatuan-kesatuan social.
3. Kelompok kekerabatan berfungsi dalam usaha tolong-menolong dan kerjasama mengatasi
berbagai masalah.
KELUARGA BATIH
Pada dasarnya keluarga batih adalah keluarga yang terdiri dari beberapa anggota inti seperti ayah,
ibu, dan anak yang belum menikah (keluarga inti).
 Menurut soekanto (1990), pengertian keluarga batih adalah unit terkecil yang ada didalam
masyarakat yang mempunyai fungsi tertentu. Keluarga inti lazimnya terdiri dari suami/ayah,
istri/ibu, serta anak yang belum menikah.
 Menurut haviland (1993), keluarga batih (nuclear family) adalah unit dasar masyarakat yang
terdiri dari ayah,ibu, dan anak yang belum mampu berdiri sendiri.
 Menurut gunarsa (1995), keluarga batih atau inti mempunyai beberapa fungsi, yang diantaranya
adalah :
1. Meneruskan keturunan dan juga membesarkan anak
2. Memberikan rasa kasih sayang, dukungan, serta keakraban
3. Mengembangkan kepribadian
4. Menanamkan kewajiban, hak, dan tanggung jawab
5. Mengajarkan adat istiadat, agama, kebudayaan, dan moral kepada anak
 Menurut soekanto (1990), keluarga batih juga memiliki fungsi pokok, diantaranya yaitu :
1. Sebagai tempat berlangsungnya sosialisasi primer
2. Sebagai unit yang mengatur suatu hubungan seksual
3. Menciptakan dasar kehidupan social-ekonomis bagi anak
4. Sebagai tempat berlindung agar kehidupan dapat berjalan secaratertib, aman, dan tentram.
PERKAWINAN
• Perkawinan adalah hubungan permanen antara laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh
masyarakat yang bersangkutan berdasarkan atas peraturan perkawinan yang berlaku.
• Alasan melakukan perkawinan :
1. Komitmen
2. One-to-one relationship
3. Companionship and sharing
4. Love
5. Kebahagiaan
6. Legitimasi hubungan seks dan anak
• Bentuk perkawinan
 Monogami adalah perkawinan Antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan pada saat
yang sama
 Poligami adalah perkawinan Antara seorang laki-laki dengan beberapa perempuan pada saat
yang sama.
Bentuk perkawinan poligami : Poligini, Poliandri.
• Sistem perkawinan
 Eksogami merupakan sistem yang melarang perkawinan dengan anggota kelompok.
Contoh : larangan untuk menikah dengan seorang dari klen yang sama.
 Endogami merupakan sistem yang mewajibkan perkawinan dengan anggota sekelompok.
Contoh : kewajiban atau aturan untuk menikah dengan seorang dari kelompok ras, agama,
suku, kasta, atau kelas social.
• Fungsi perkawinan
Duvall dan miller (1985) menyebutkan setidaknya terdapat 6 fungsi perkawinan, Antara lain :
1. Menumbuhkan dan memelihara cinta serta kasih sayang
2. Menyediakan rasa aman dan penerimaan
3. Memberikan kepuasan dan tujuan
4. Menjamin kebersamaan terus-menerus
5. Menyediakan status social dan kesempatan sosialisasi
6. Memberikan pengawasan dan pembelajaran tentang kebenaran
• Tujuan perkawinan
1. Menghalalkan hubungan kelamin untuk memenuhi tuntutan hajat kemanusiaan
2. Mewujudkan keluarga bahagia berdasarkan kasih sayang
3. Memperoleh keturunan yang sah
4. Mempergiat mencari rejeki dan memperbesar rasa tanggung jawab.
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

You might also like