Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi
hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilkannya.
Jadi, fertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup
menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup.
Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah
pasangan itu fertil atau tidak. Riwayat fertilitas
sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas di
kemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri, maupun
berlainan pasangan.
Disebut infertilitas primer kalau istri belum pernah hamil walaupun
bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan. Disebut infertilitas sekunder kalau istri pernah
hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersenggamadan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan
pertama, 57,0% dalam 3bulan, 72,1% dalam 6 bulan , 85,4% dalam
12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang
diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai
2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin
turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter
baru menganggap ada masalahinfertilitas kalau pasangan yang
ingin punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan lebih dari 12 bulan.
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas
Faktor- faktor yang mungkin mempengaruhi infertilitas
pasangan sangat bergantung pada keadaan lokal, populasi yang
diinvestigasi, dan prosedur rujukan. Analisis yang dilaporkan
oleh beberapa klinik yang meliputi jumlah pasien yang banyak
dalam dua dekade yang lalu adalah sebagai berikut:
•Faktor laki-laki ( produksi sperma
cacat, kesulitan inseminasi) 30-40%
• Faktor ovulasi 5-25%
• Faktor tuba atau uterus 15-25%
• Faktor serviks/ imunologik 5-10%
• Tidak dapat dijelaskan setelah investigasi 10-25%
Pada seperempat kasus,diyakini terdapat lebih dari satu faktor yang
terlibat.
INVESTIGASI INFERTILITAS
Dari sekian banyak investigasi yang diusulkan selama
bertahun-tahun, kebanyakan hanya memberikan sedikit
manfaat, dan kini hanya ada kesepakatan relatif mengenai
tes yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
Pada kebanyakan kasus, wanitalah yang pertama kali
menghubungi tenaga kesehatan. Pada kunjungan itu,
dokter harus mendapatkan informasi tentang riwayat
penyakit dan operasi di masa lalu; riwayat menstruasi
wanita tersebut; perilaku seksual pasangan, yang meliputi
frekuensi hubungan seksual. Beberapa wanita mengatakan
bahwa mereka tidak mencapai orgasmus dan semen keluar
dari vagina. Dokter harus memberikan keyakinan bahwa
hal-hal tersebut tidak mempengaruhi fertilitas wanita.
Pemeriksaan fisik umum, yang meliputi pemeriksaan panggul,
dilakukan untuk menyingkirkan penyakit sekarang. Pemeriksaan
panggul dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada trakus genitalis
yang nyata, seperti mioma uteri, tumor ovarium, dan endometriosis.
Pemeriksaan pulasan serviks (pap smear) harus dilakukan jika
belum diperiksa tahun lalu. Harus diminta tes laboratorium.
Pemeriksaan ini meliputi: pemeriksaan darah lengkap, termasuk tes
sifilis dan infeksi HIV, dan analisis urin. Jika wanita tersebut telah
masuk dalam fase luteal pada siklus menstruasi, dapatdiambil darah
untuk pemeriksaan kadar progesteron, untuk mengetahui apakah ia
sedang mengalami ovulasi.
Setelah menyelesaikan investigasi awal ini, dokter harus
menguraikan investigasi yang akan dilakukan dan urutannya.
Biasanya pemeriksaan dimulai dengan analisis cairan semen, karena
laki-laki mungkin menderita azospermia atau oligospermia berat.
Temuan ini tidak membenarkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap
wanita.
ANALISIS SEMEN
Idealnya, pada kunjungan pertama laki-laki harus menemani
pasangannya sehingga rencana pemeriksaan dapat dibicarakan
dengan keduanya dan dapat diperoleh riwayat dari pihak laki-laki dan
ia dapat diperiksa. Namun lazim seorng laki-laki menemani
pasangannya. Karena itu dan karena wanita tersebut mengetahui
apakah terjadi penetrasi dan enjakulasi pada saat berhubungan
seksual. Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan semen, dan
apabila ini abnormal, mungkin laki-laki harus diperiksa.
Spesimen semen dapat diperoleh dengan dua cara. Yang pertama
adalah pengambilan spesimen semen segar dengan cara mastrubasi di
laboratorium. Cara kedua adalah mengadakan mastrubasi di rumah
dan enjakulat dimasukkan ke dalam wadah gelas yang bersih dan
kering. Kemudian harus dibawa ke laboratorium dalam waktu 1 jam,
dan dilakukan analisis.
Standar untuk spesimen ‘normal’ telah dikembangkan
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu:
Analisis Semen Normal
Volume > 2 ml
Konsentrasi sperma > 20 juta per ml
Konsentrasi sperma total > 40 juta
Motilitas 60 menit setelah enjakulasi > 50 % dengan
gerakan ke depan
Morfologi > 50% dengan
morfologi normal
Apabila jumlah sperma kurang dari 20juta per ml, morfologo dan
motilitas sering abnormal.
Jika penilaian semen pertama abnormal,dua spesimen
berikutnya harus dievaluasi sebelum dibuat prognosis.
Evaluasi terhadap sampel memungkinkan penilaian
tingkat spesimen sebagai:
• Normal
• Oligos permia (jumlah <20 juta per ml)
(i) dengan motilitas sperma normal
(ii) dengan asteos
• Oligospermia berat(.50 jt dalam spesiment total.
• azoospermia
• astenospermia dengan jumlah sperma normal.
Hasil abnormal menunjukkan bahwa laki-laki
harus diperiksa dan dilakuakan anamnesis.
Riwayat mungkin menunjukkan bahwa ia
terpejan pada panas yang tinngi, zat kimia
tertentu, atau mendapatkan obat anti kanker.
Pemeriksaan genetalia laki-laki penting
dilakukan. Ukuran testis dievaluasi, skrotum
dipalpasi dengan posisi berdiri untuk
mendeteksi apakah dia mempunyai
varikokel,walaupun peranannya sebagai faktor
infertilisas masih diperdebatkan.
Jika diagnosisnya adalah azoospermia atau oligospermia,
dilakukan pemeriksaan untuk mengukur kadar FSH.
Peningkatan kadar menunjukkan kegagalan testis. Jika
diagnosis adalah oligospermia berat,dan volume testis serta
kadar FSH normal, kadang-kadang perlu dilakukan biopsi
testis.
Diagnosis infertilitas reabsolut dibuat jika didapati azoospermia
dan peninggian kadar FSH. Infertilitas berat ditegakkan jika
didapati oligospermia berat. Infertilitas relatif ditegakkan jika
jumlah adalah antara 5 juta sampai 20 juta per ml. Pengobatan
dapat ditawarkan kepada pria yang menderita infertilitas relatif,
meskipun harus dikatakan bahwa tidak ada terapi yang terbukti
lebih efektif dari pada plasebo.
Teknik mikroinjeksi dengan satu spermatozoa ke dalam ruang
vitelina di antara zona pelusida dan ovum atau ke dalam
substansia ovum telah menghasilkan beberapa kehamilan baru-
baru ini, dalam kasus infertilitas berat pada laki-laki.
Pemeriksaan pada wanita