You are on page 1of 40

KEJANG DEMAM

Rina Lestari
4151151490
KETERANGAN UMUM
A. KETERANGAN UMUM
Nama Pasien : An. SS
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Garut, 27/06/2015
Alamat : Desa Talagasari
Kec. Kadungora
Tanggal masuk RS : 13 November 2017
Tanggal pemeriksaan: 14 Novemver
2017
• AYAH:
Nama : Tn. DS
Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI AD
Alamat : Desa Talagasari Kec Kadungora
• IBU:
Nama : Ny. SM
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Desa Talagasari Kec Kadungora
KELUHAN UTAMA

Kejang
ANAMNESIS KHUSUS
Ibu pasien mengatakan pasien kejang 1 hari yang lalu.
Kejang terjadi 2x berlangsung selama kurang lebih 1 menit.
Ibu mengatakan saat pasien kejang, pasien menghentak-
hentakan kedua kaki dan tangannya, dan mata pasien
mendelik ke atas. Setelah kejang pasien sadar, menangis,
dan menjadi lemas. Keluhan kejang baru pertama kali
terjadi.
Satu hari sebelum timbul kejang ibu pasien mengatakan
bahwa pasien mengalami demam yang masih dirasakan
hingga saat ini. Demam dirasakan mendadak tinggi dan naik
turun. Demam disertai dengan batuk dan pilek. Ibu pasien
juga merasa nafsu makan anaknya tersebut menjadi
berkurang, makan menjadi 3x sehari, 3-5 sendok makan tiap
kali makan.
ANAMNESIS UMUM

Keluhan demam tidak disertai keluar cairan dari telinga


pasien. Keluhan muntah, gangguan pada BAB dan BAK
sebelumnya tidak ada. Riwayat kepala pasien terbentur atau
riwayat trauma kepala lainnya tidak ada. Adanya luka yang
tidak terawat atau tertusuk paku tidak ada.
Ibu Pasien mengatakan bahwa pasien lahir secara spontan
di rumah dengan ditolong bidan dan dikatakan normal tanpa
ada gangguan. Perkembangan anak menurut ibu pasien
terhambat, pasien tidak dapat merangkak dan saat ini dapat
berdiri namun tidak dapat melangkah. Pasien dapat bicara 1
kata. Pasien tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Pasien merupakan anak pertama dan riwayat kejang
demam pada keluarga tidak ada. Riwayat epilepsi atau
kejang tanpa demam pada keluarga tidak ada. Pasien belum
mendapat pengobatan sebelumnya.
MAKANAN
UMUR JENIS MAKANAN KUANTITAS KUALITAS

0 – 4 Bulan Susu formula 8x30cc Baik


4 – 6 Bulan Susu formula 8x60cc Baik
6 – 9 Bulan Susu formula + Makanan 6x60 cc, bubur 3x Baik
Tambahan (bubur cair)
10 – 12 Bulan Makanan (bubur nasi) + 3x/ hari Baik
Susu
12 Bulan – Nasi biasa + cemilan + Susu 3x/hari Baik
Sekarang
KEADAAN KESEHATAN

• Ayah : sehat
• Ibu : Sehat
• Saudara : Sehat
• Orang yang serumah : Sehat
Perkembangan

• Berbalik : 6 bulan
• Bicara 1 kata : 18 Bulan
• Duduk tanpa bantuan : 10 bulan
• Bicara 1 kalimat :-
• Duduk tanpa pegangan: 11 bulan
• Membaca :-
• Berjalan 1 tangan dipegang : -
• Menulis :-
• Berjalan tanpa dipegang :-
• Sekolah :-
• Lain-lain :-
PENYAKIT YANG SUDAH DIALAMI

• Campak • Tetanus
• Diare • Kejang
•  Bengek (Asma) •  ISPA Atas
• Batuk Rejan •  Rhinitis
• Demam Tifoid
• Eksim
• TBC
• Kuning
• Kaligata
• Difteri
• Cacing
• Sakit Tenggorokan
PEMERIKSAAN FISIK
PENGUKURAN
• Umur : 2 tahun 5 bulan
• Berat badan : 8,5 kg
• Tinggi badan : 78 cm
• Status gizi : TB/U : -1/-2
BB/U : -2/-3
BB/TB : -3
BMI/U : -1/-2
KEADAAN UMUM
Kesan sakit: sakit sedang
Kesadaran: composmentis
TANDA VITAL
• Laju Napas : 28x/ menit, tipe
abdominothoracal
• Tekanan Darah :-
• Suhu : 37,1°C
• Laju Nadi : 100 x/ menit
Kualitas : Equal
Regular/irregular: Regular
Isi : Cukup
PEMERIKSAAN KHUSUS
• Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
• Kuku : clubbing finger (-)
• Kulit : sianosis (-)
• KGB : tidak teraba
• Kepala : Simetris, normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (-), Edema Palpebra (-),
Sklera ikterik (-)
• Pupil : Bulat Isokor, refleks cahaya +/+
• Hidung : PCH (-), Rhinorrhae(+)
• Telinga : Otorrhae -/-
Tenggorokan :
• Tonsil : t1/t1 tenang
• Faring : tidak hiperemis
• Bibir : Sianosis (-), pucat (-), kering (-)
• Mulut : mukosa basah
• Gusi : tidak ada perdarahan
• Gigi : caries dentis (-), tanggal (-)
• Langit-langit : sulit dinilai
• Lidah : mukosa lidah basah, permukaan lidah bersih
Leher
• Tekanan Vena : tidak dilakukan pemeriksaan
• Kaku kuduk : tidak ada
• Kelenjar Getah Bening: tidak teraba
Thorax
• Inspeksi: Bentuk dan gerak simetris, retraksi interkostal (-/-)
• Palpasi: Bentuk dan gerak simetris
• Perkusi: sonor kanan=kiri
• Auskultasi: VBS kanan=kiri, Wheezing-/-, Rhonki -/-
• Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II murni regular,
suara tambahan (-), bising jantung (-)
Abdomen

• Inspeksi: bentuk datar, retraksi epigastrium (-)


• Auskultasi: Bising usus (+) normal 8x/menit
• Palpasi: Lembut, Nyeri tekan(-)
Hepar: tidak teraba
Lien: tidak teraba
• Perkusi: tidak dilakukan
Genitalia
• Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-)
• Sendi : Tidak ada kelainan
• Otot : Atrofi otot (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 dtk, sianosis (-)
• Sendi : Tidak ada kelainan
• Otot : Atrofi otot (-)
Susunan Saraf
• Rangsang meningen : (-)
• Saraf Otak : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Motorik : atas 5/5 bawah 5/5
• Sensorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks Fisiologis : APR : Tidak dilakukan pemeriksaan
KPR : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks Patologis
– Babinsky :-/-
– Chaddock :-/-
– Gordon :-/-
– Oppenheim :-/-
• Vegetatif :Tak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HEMATOLOGI Basofil : 0,4%


Hemoglobin : 12,8 g/dL Eosinofil : 0,0%
Eritrosit : 4,4 1016/uL Segmen : 83,8%
Lekosit : 20,7 103/uL Limfosit : 10,5%
Hematokrit : 37,7 % Monosit : 5,3%
Trombosit : 339. 103/uL
MCV : 86,3 fL
MCH : 29,3 Pq
MCHC : 34,0 %
RDW : 13,1 %
Resume
Pasien perempuan berusia 2 tahun 5 bulan datang
diantar ibunya ke UGD RS Dustira dengan keluhan kejang.
Kejang terjadi 2x dan berlangsung selama kurang lebih 1
menit. Ibu mengatakan saat pasien kejang, pasien
menghentak-hentakan kedua kaki dan tangannya, dan
mata pasien mendelik ke atas. Setelah kejang pasien sadar,
menangis, dan menjadi lemas. Keluhan kejang baru
pertama kali terjadi.
Satu hari sebelum timbul kejang ibu pasien mengatakan
bahwa pasien mengalami demam yang masih dirasakan
hingga saat ini. Demam dirasakan mendadak tinggi dan naik
turun. Demam disertai batu dan pilek. Ibu pasien juga merasa
nafsu makan anaknya tersebut menjadi berkurang, makan
menjadi 3x sekali, 3-5 sendok makan pada sekali makan.
ANAMNESIS UMUM

Satu hari sebelum timbul kejang ibu pasien mengatakan


bahwa pasien mengalami demam yang masih dirasakan
hingga saat ini. Demam dirasakan mendadak tinggi dan naik
turun. Demam disertai batu dan pilek. Ibu pasien juga merasa
nafsu makan anaknya tersebut menjadi berkurang, makan
menjadi 3x sekali, 3-5 sendok makan pada sekali makan.
Ibu Pasien mengatakan bahwa pasien lahir secara spontan
di rumah dengan ditolong bidan dan dikatakan normal tanpa
ada gangguan. Perkembangan anak menurut ibu pasien
terhambat, pasien tidak dapat merangkak dan saat ini dapat
berdiri namun tidak dapat melangkah. Pasien dapat bicara 1
kata. Pasien tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Pasien merupakan anak pertama dan riwayat kejang
demam pada keluarga tidak ada. Riwayat epilepsi atau
kejang tanpa demam pada keluarga tidak ada. Pasien belum
mendapat pengobatan sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Keadaan Umum
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : tampak sakit sedang
Pengukuran
• Umur : 2 tahun 5 bulan
• Berat badan : 8,5 kg
• Tinggi badan : 78 cm
• Status gizi : kurang
KEADAAN UMUM
Kesan sakit: sakit sedang
Kesadaran: composmentis
TANDA VITAL
• Laju Napas : 28x/ menit, tipe
abdominothoracal
• Tekanan Darah :-
• Suhu : 37,1°C
• Laju Nadi : 100 x/ menit
Kualitas : Equal
Regular/irregular: Regular
Isi : Cukup
Pemeriksaan Khusus
• Hidung : rhinorea +/+
• Mulut : Tonsil dan faring tenang
• Leher : KGB tidak teraba
• Thorax : Retraksi (-), VBS kanan=kiri, Rh-/-, Wh-/-
• Abdomen : Datar, retraksi (-), soepel, BU (+) Normal
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan neurologis : dalam batas normal
Susunan Saraf
• Rangsang meningen : (-)
• Saraf Otak : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Motorik : Atas 5/5 Bawah 5/5
• Sensorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks Fisiologis : APR : Tidak dilakukan pemeriksaan
KPR : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks Patologis
– Babinsky :-/-
– Chaddock :-/-
– Gordon :-/-
– Oppenheim :-/-
• Vegetatif :Tak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HEMATOLOGI
(tgl: 25-02-2017) Basofil : 0,4%
Hemoglobin : 12,8 g/dL Eosinofil : 0,0%
Eritrosit : 4,4 1016/uL Segmen : 83,8%
Lekosit : 20,7 103/uL Limfosit : 10,5%
Hematokrit : 37,7 % Monosit : 5,3%
Trombosit : 339. 103/uL
MCV : 86,3 fL
MCH : 29,3 Pq
MCHC : 34,0 %
RDW : 13,1 %
DIAGNOSIS

• DIAGNOSIS BANDING
Rinitis e.c virus influenza + Kejang Demam Kompleks
Rinitis e.c virus RSV + Kejang Demam Kompleks

• DIAGNOSIS KERJA
Rinitis e.c virus influenza + Kejang Demam Kompleks
TERAPI
Non Farmakologi
• Saat kejang :
1. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
2. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
3. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
4. Tetap bersama pasien selama kejang

• orang tua harus mengecek suhu pasien jikaa pasien demam


• ketika demam berikan obat penurun panas
• sedia obat diazepam per rektal dirumah dan berikan hanya jika
pasien kejang
Farmakologi
BB : 8,5 kg
• Diazepam 0,3-0.5 mg/kgBB/x (Sediaan 5 mg)
Dosis 2,55-4,25mg/kali pemberian
(dapat diulang 2 kali dengan interval 5 menit)

• Paracetamol 10-15 mg/kgBB/x (sediaan : 120mg/5ml)


Dosis 85-127,5mg/kali pemberian
= 3 x 1 cth

• Ambroxol 1,2-1,5 mg/kgbb/hari (sediaan : 15mg/5ml )


Dosis 10,2-12,75mg/hari
= 3 x ½ cth
USUL PEMERIKSAAN
Kultur apus sekret
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : ad bonam
• Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
Terima Kasih

You might also like