Generasi pertama berakhir hingga perang dunia II - Mekanisasi masih terbatas - Downtime tidak terlalu banyak terjadi. Upaya untuk mencegah kerusakan bukan merupakan prioritas utama. - Teknologi sederhana. Desain dengan perhitungan yang sangat aman sehingga mesin sangat andal dan mudah direparasi. Tidak diperlukan suatu sistem pemeliharaan selain : pembersihan, service dan pelumasan rutin. - Kebutuhan akan ketrampilan pemeliharaan jauh lebih rendah dibandingkan kondisi sekarang ini. Generasi kedua: akhir PD II sd tahun 70 an - PD II merubah cara berfikir manusia Permintaan barang naik, pasokan menurun secara drastis. Kondisi ini mendorong peningkatkan kebutuhan akan mekanisasi. - Jumlah mesin semakin banyak dan kompleks, ketergantungan industri pada alat atau permesinan dimulai disini. - Down time menjadi perhatian utama, hal ini mengarah pada idea bahwa kegagalan mesin sebenarnya dapat dideteksi dan dicegah, sehingga lahirlah konsep pemeliharaan preventive - Biaya pemeliharaan meningkat, kondisi ini mengarah pada sistem perencanaan dan kontrol pemeliharaan. Dengan demikian kegiatan peliharaan dapat lebih efektif dan efisien Preventive M yang mengandalkan inspeksi sebagai senjata ampuh untuk menekan breakdown - Preventive maintenance melaksanakan kegiatan inspeksi berdasarkan periode waktu tertentu (Periodik maintenance), pelaksanaan menjadi mudah karena dengan mengacu pada kalender inspeksi dilaksanakan untuk melihat gejala kerusakan yang ada - Inspeksi cek, sehingga tidak diperlukan perencanaan inspeksi melainkan jadwal untuk cek kondisi mesin saja, dimana dengan memonitor kondisi mesin bisa diprediksi kapan mesin harus berhenti akibat kerusakan. - Monitoring kondisi mesin. A. Inspeksi. Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen- elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain. -- Pelumasan. Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini. B. Perencanaan dan Penjadwalan. Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya. C. Pencatatan dan Analisis. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah: Buku manual operasi. Manual instruksi perawatan. Kartu riwayat mesin. Daftar permintaan suku cadang Kartu inspeksi. Catatan kegiatan harian. Catatan kerusakan, dan lain-lain.
D. Pengadan & Penyimpanan Suku Cadang.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar- benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran. Penyimpanan Suku Cadang. Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar- benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
E. Latihan Bagi Tenaga Perawatan. Untuk berhasilnya program
perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis. 1. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi. 2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin. 3. Menentukan umur mesin. 4. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan. 5. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi. 6. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu. Beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif dilaksanakan dengan baik. a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. Generasi ketiga: tahun 70 an sd tahun 2000 an - Industri memperoleh momentum perubahan yang sangat signifikan: teknik- teknik dan sistem manajemen baru, tuntutan kualitas dll - Mekanisasi otomatisasi. - Tuntutan terhadap kemampuan pemeliharaan semakin tinggi - Lahir Pemeliharaan produktif dan TPM Program pemeliharaan yang efisien mengkombinasikan beberapa sistem pemeliharaan secara rasional :
- Time-based maintenance (TBM)
- Condition-based maintenance (CBM) - Breakdown maintenance (BM) 1. TBM : inspeksi dan perbaikan periodik, membersihkan dan mengganti sukucadang. TBM dilaksanakan dalam kegiatan pemeliharaan mandiri maupun pemeliharaan spesial
2. CBM : menggunakan alat-alat diagnostik untuk
memonitor dan mendiagnosa kondisi mesin saat mesin beroperasi. Kegiatan pemeliharaan dalam CBM ditentukan oleh kondisi aktual alat bukan oleh jadwal pemeliharaan
3. BM : alat dioperasikan sampai rusak, baru
dilakukan pemeliharaan. BM digunakan jika kegagalan tidak mempengaruhi operasi atau produksi 4. PM (Preventive M) : menggabungkan TBM dan CBM 5. CM (Corrective M): meningkatkan alat/mesin dan komponennya sehingga PM dapat dilaksanakan dengan baik, dengan melaksanakan koreksi terhadap kesalahan2 yang ada. sehg menghasilkan kondisi yg lebh baik dr kond awal P M : adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan breakdown, produksi terhenti, atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula.
Corrective Maintenance adalah deteksi
dan penanganan dini kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. Preventive maintenance adalah obat pencegahan penyakit mesin/alat. PM meliputi: 1. Maintenance rutin harian 2. Inspeksi periodik 3. Perbaikkan terencana sebagai hasil inspeksi Bagian-bagian utama PM: • Rencana Pemeliharaan • Paper Work - Standar Pemeliharaan - Maintenance Record • Pengendalian spare part • Pengendalian Pelumasaan • Pengendalian Anggaran Pemeliharaan Definisi lengkap TPM memuat 5 hal (JIPM, 1971): 1. Memaksimalkan efektifitas menyeluruh alat/mesin 2. Menerapkan sistem Predictive M yang komprehensif sepanjang umur alat. 3. Melibatkan seluruh departemen: perencana, pemakai danpemelihara alat. 4. Melibatkan semua karyawan dari top management sampai front-line worker 5. Mengembangkan PM melalui manajemen motivasi: aktivitas kelompok kecil mandiri 1. Melakukan aktivitas peningkatan untuk menaikkan efisiensi alat. Dicapai terutama dengan mengurangi losses. 2. Melaksanakan pemeliharaan mandiri oleh operator. 3. Melaksanakam pemeliharaan terencana. Hal ini akan meningkatkan efisiensi bag. pemeliharaan. 4. Melaksanakan training. 5. Membangun sistem untuk MP design and early equipment management • Total effectiveness: mengejar efisiensi ekonomis atau keuntungan (semua kegiatan berbasiskan efektifitashal ekonomis) • Total Produtive M: maintenance prevention (MP) dan aktivitas untuk meningkatkan mampu peliharaan (MI) dan preventive maintenance (PM) Semua kegiatan meningkatakan kemampuan untuk memelihara • Total participation: pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance) oleh operator dan aktivitas kelompok kecil di setiap departemen dan tingkat organisasi. semua komponen perusahaan ikut serta dalam pemeliharaan TPM mempunyai “double goal”: • Zero breakdown • zero defect
Jika breakdown dan defect dapat dikurangi,
equipment operation rates meningkat, cost berkurang, inventory minimal, dan sebagai akibatnya produktifitas pekerja naik. Prodictive Preventive TPM maintenance maintenance
manufaktur - 8 kerugian besar (eight big losses) industri proses 1• Breakdown losses ( kerugian breakdown ) kerugian waktu (produktifitas menurun ), kerugian jumlah karena produk cacat. 2• Setup and adjustment losses ( kerugian penyetelan dan penyesuaian ) 3• Idling and minor stoppage losses ( kerugian karena idle dan penghentian mesin ) 4• Reduced speed losses ( kerugian karena kecepatan operasi rendah ) 5• Quality defect and rework losses ( kerigian karena cacat mutu dan pengerjaan ulang ) 6• Startup losses ( kerugian yang terjadi saat startup 1. Waktu nganggur 2. Penyesuaian produksi 3. Kegagalan Alat 4. Kegagalan Proses 5. Produksi Normal 6. Produksi Abnormal 7. Cacat kualitas 8. Proses ulang Pemeliharaan Terencana pada TPM Pemeliharaan Spesial dilaksanakan oleh Teknisi Pemeliharaan
PemeliharaanMandiri dilaksanakan oleh
Operator Produks Indikator keberhasilan pelaksanakan TPM dilakukan dengan mengevaluasi output produksi: Production (Jumlah produksi) Quality (kwalitas) Cost (biaya) Delivery (Penyerahan) Safety (Keselamatan) Motivasi Productivity: - Produktifitas Delivery: Keterlambatan delivery pekerja naik berkurang - Produktifitas peralatan naik - Inventory produk berkurang - Pengurangan jumlah pekerja - Inventory turnover rate naik - Inventory spare part turun Quality: -Process defect rate Savety : Shutdown accidents turun berkurang - Jumlah keluhan turun • Jumlah kecelakaan lainnya berkurang - Scrap berkurang • Pollution accidents tidak ada - Reprocessing cost turun • Kepedulian pada lingkungan - Biaya penanggulangan cacat meningkat berkurang Morale: - Jumlah saran peningkatan naik Cost: - Jam pemeliharaan • Frekuensi aktifitas kelompok kecil naik berkurang • Jumlah one-point lesson sheet - Biaya pemeliharaan berkurang bertambah - Konsumsi perunit berkurang • Jumlah deteksi ketidak normalan naik - Energy saving Kegiatan Utama 1• Inspeksi secara periodik pada mesin-mesin, pembangkit tenaga, dan bangunan-bangunan. Frekuensi inspeksi ditentukan berdasarkan pengalaman, dan pada peralatan yang baru dilakukan oleh pembuat rekomendasinya. 2• Laporan kerusakan atau kegagalan yang terjadi dapat dinalisis, dan tindakan perawatan korektif dapat dilakukan untuk menjamin agar tidak terulang kembali. Beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif dilaksanakan dengan baik. a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. Langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Perawatan Preventif Secara Periodik. pemeriksaan kerusakan setiap,hari,minggu, bulanan,perlu diambil kebijaksanaan untuk meninjau seluruh program perawatan preventif tiap setengah tahun sekali. b. Tinjauan Laporan Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu ditinjau dalam laporan bulanan. 1. Banyaknya inspeksi yang tidak sesuai. 2. Banyaknya pekerjaan yang berhasil 3. Pekerjaan yang tidak selesai 4. Banyaknya kemacetan. c. Evaluasi secara Analitis Metode yang efektif dalam mengevaluasi perawatan preventif adalah dengan pendekatan secara analitis. Pada dasarnya evaluasi ini melibatkan hubungan rangkaian inspeksi yang diselesaikan banyaknya hasil pekerjaan, dan banyaknya kerusakan. D. Latihan Bagi Tenaga Perawatan. Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
E. Penyimpanan Suku Cadang.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran. Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi. 1. merubah proses 2. merancang kembali komponen yang gagal 3. mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik 4. meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi. 5. Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.