You are on page 1of 24

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 TUTORIAL
PSPD UNILA 2009

Program Studi Pendidikan Dokter


Universitas lampung
April 2010
1
ASSALAMU’ALAIKUM

Kelompok 6

2
Created By :
Muslim Thaher (0918011064)
Widhi Astuti (0918011087)
I Wayan Eka Dwipayana (0918011117 )
Satya Adi nugraha (0918011077)
Nora Ramkita (0918011013 )
Hema Meliny Perangin-Angin (0918011048)
Ressi Ana Maisuri (0918011131 )
Utari Gita Mutiara (0918011084)
Al Husni (0918011026)
Intan Putri Prayitno (0918011118)
Ahmad Fahrizan (0918011090)

3
Pengertian FIGO

(FIGO)

The International
Federation of Gynecology
and Obstetri
Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri - "FIGO" -
adalah satu-satunya organisasi di seluruh dunia yang
kelompok dokter kandungan dan ginekolog. Misi FIGO adalah
untuk mempromosikan kesejahteraan perempuan dan untuk
meningkatkan standar praktek di kebidanan dan ginekologi.

FIGO telah tumbuh dari sebuah organisasi yang mewakili


empat puluh dua masyarakat nasional yang menghadiri
pertemuan pendiri pada 26 Juli 1954 di Jenewa, Swiss
menjadi organisasi yang mewakili seluruh dunia dokter
kandungan dan ginekolog di 124 wilayah. FIGO adalah
dermawan, organisasi nirlaba yang didanai melalui langganan
yang diterima dari anggota masyarakat, hibah, dan hasil tiga
tahunan yang World Congress .

5
Pembagian stadium dari FIGO 1982 sifatnya
sederhana dan menggunakan kriteria yang sama dengan
keganasan ginekologi yang lain. Pembagian ini mengacu
pada pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan radiologi
dan tidak menggunakan langkah-langkah rumit yang
mungkin tidak dapat dilakukan di negara-negara yang
sedang berkembang.
 Pada tahun 1991, FIGO menambahkan faktor prognostik
kedalam sistem staging anatomik yang klasik dengan
faktor prognostik , yaitu nilai hCG urin > 100.000 mIU/ml
dan β hCG serum > 40.000 mIU/ml dan lamanya waktu
dari terminasi kehamilannya hingga terdiagnosis >6 bulan
15. Staging harus berdasarkan riwayat kehamilan,
pemeriksaan klinis, pendekatan laboratorium dan
radiologis.
 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan :
 1. Riwayat kemoterapi pada PTG sebelumnya.
 2. Jika tumor ditempat implantasi plasenta (harus
dilaporkan terpisah).
 3. Konfirmasi histologik tidak bermakna
9
10
11
12
Photomicrograph of microinvasive squamous cell cervical cancer. Microinvasive
squamous cell carcinomas are not grossly visible and are identified microscopically.
These foci are not to exceed 5 mm in depth or 7 mm in lateral spread. (Courtesy of Dr.
Raheela Ashfaq.)
13
14
Ada beberapa sistem yang digunakan
untuk mengkategorikan penyakit
trofoblas ganas. Semua sistem
mengkorelasikan antar gejala klinik
pasien dan risiko kegagalan pada
kemoterapi. Sistem Skoring FIGO tahun
2000 merupakan modifikasi sistem
skoring WHO. Tabel II : Skoring faktor
risiko menurut FIGO (WHO) dengan
staging FIGO
Skor faktor risiko menurut 0 1 2 4
FIGO (WHO) dengan
staging FIGO
Usia < 40 >=40 - -
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus Aterm -
Interval dengan kehamilan <4 4-6 7-12 >12
tersebut (bulan)
Kadar hCG sebelum terapi < 103 103-104 >104-105 >105
(mIU/mL)
Ukuran tumor terbesar, - 3-4 > 5 cm -
termasuk uterus
Lokasi metastasis, Paru-paru Limpa, Traktus Otak, hepar
termasuk uterus ginjal gastrointestinal
Jumlah metastasis yang - 1-4 5-8 >8
diidentifikasi
Kegagalan kemoterapi - - Agen tunggal Agen multipel
sebelumnya
FIGO:

a. Stadium 0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) :


 Kanker hanya ditemukan di permukaan kulit vulva

b. Stadium I :
 Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum (daerah antara
rektum dan
 vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan belum
menyebar ke
 kelenjar getah bening

c. Stadium IA :
 Kanker stadium I yang telah menyusup sampai kedalaman kurang
dari 1 mm

d. Stadium IB:
 Kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari 1 mm
e. Stadium II :
 Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari
 2 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening

f. Stadium III :
 Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke
 jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina, anus) dan/atau telah menyebar ke
 kelenjar getah bening selangkangan terdekat.

g. Stadium IVA :
 Kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra bagian atas,
 kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar ke
 kelenjar getah bening kiri dan kanan

h. Stadium IVB :
 Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atau
 ke organ tubuh yang jauh.
Klinis (FIGO 1978)

Tingkat Kriteria

 0 Karsinoma insitu
 I Tumor terbatas pada korpus uterus
 1aSondase uterus <_8 cm
 1bSondase uterus >8 cm
 IIProses sudah sampai ke serviks
 III
Proses sudah sampai ke rongga pelvis
 IVProses sudah sampai ke luar rongga pelvis
 IVA
Proses sudah mengenai mucosa rectum atau mucosa
vesica urinaria
 IVB Proses sudah metastase jauh
 2. Operasi (FIGO 1989)

 Tingkat Kriteria

 IA G 1,2,3 Tumor terbatas pada endometrium
 IB G 1,2,3 Invasi tumor ke miometrium <1/2 tebal
 IC G 1,2,3 Invasi tumor ke miometrium >1/2 tebal
 IIA G1,2,3 Pertumbuhan tumor ke kelenjar endoserviks
 IIB G1,2,3 Pertumbuhan tumor ke stroma endoserviks
 IIIA G1,2,3 Invasi tumor ke serosa dan atau adnexa dan atau sitologi
 peritoneum positif
 III G1,2,3 Metastase ke vagina
 III G 1,2,3 Metastase ke vagina
 III C G1,2,3 Metatastase ke kelenjar limfe pelvis dan atau para aorta
 IVA G1,2,3 Invasi tumor mucosa rectum dan atau vesica urinaria

 G1 = differensiasi sel baik, pertumbuhan yang solid < 5%
 G2 = pertumbuhan solid 6-50%
 G3 = pertumbuhan solid > 50%
Pengobatan berdasarkan stadium
1) Pada tingkat klinik 0 dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi,
bedah krio (cryo surgery), penggunaan sitostatika topical atau sinar laser

2) Pada tingkat kilinik I dan II : dilakukan operasi atau penyinaran. Operasi


pada bagian atas vagina dilakukan lebih luas sama dengan operasi
karsinoma serviks uterus. Operasi pada bagian bawah vagina mendekati
operasi karsinoma vulva namun memerlukan pertimbangan eksenterasi
panggul posterior / anterior dengan kolostomi dan / atau ureterostomi
sehubungan dengan letak kandung kemih atau rectum yang sangat dekat
dengan vagina.

3) Pada pengobatan embrional rabdomiosarkoma pada anak-anak :


kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine, Actinomisin-D, dan
Cytoxan / Endoxan
REFERENCES
 Soetjiningsih,dr,SpAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: EGC
 Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke
Sistem 2th Ed. Jakarta: EGC.
 www.infoibu.com
 Meadow, Roy; Simon Newell. 2005. Lecture Notes
Pediatrika. Jakarta: Erlangga Medical Series

22
TERIMA KASIH
Kelompok 6

23
24

You might also like