You are on page 1of 25

STANDAR ETIKA PUBLIK

Diklat PIM Tk IV

Oleh :
Dra. Hj. Nurlena. M.Pd
Widyaiswa
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Membangun Mendiagnosa
Tim Yang Perubahan
Lebih Efektif Organisasi
dengan baik

SELF MASTERY

Mengimple-
Melakukan
mentasikan
Inovasi Menuju
Proyek Perubahan
Perubahan
Untuk
Organisasi
Kepentingan
Yang lebih baik
Organisasi
Self Mastery mengajak anda untuk belajar
tentang :
 bagaimana memahami diri sendiri,
 Bagaimana menjadi tuan bagi diri sendiri,
 Bagaimana membedakan keinginan
sendiri dan pengaruh keinginan dari orang
lain
 juga bagaimana cara memotivasi diri
sendiri

Self Mastery menuntun seseorang yg penuh


dengan kesadaran dan mencegah diri menjadi
KORBAN eksternal, karena selalu mampu
mengatasi segala tantangan yg muncul.
PROYEK PERUBAHAN
BERLANDASKAN SELF MASTERY
Dengan self mastery di harapkan :

1. Penyusunan Proyek Perubahan bukan untuk kepentingan


pribadi atau golongan tetapi untuk kepentingan organisasi
dan negara.

2. Merancang proyek perubahan didasari niat yang baik


dalam arti dedikasi yang tinggi sebagai Aparatur Sipil
Negara.

3. Bermanfaat bagi rakyat banyak.


DESKRIPI SINGKAT
Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan
mengaktualisasikan etika publik dalam mengelola
pelaksanaan kegiatan instansi melalui pembelajaran
Definisi, Lingkup, Nilai-2 Dasar EP, dimensi etika publik,
definisi kode etik, pengertian Kode Etik, kode etik ASN,
Tuntutan EP dan Kompetensi, akuntabilitas, dan
aktualisasi akuntabilitas dan etika. Mata Diklat
disajikan secara interaktif melalui metoda ceramah
interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film
pendek, studi lapangan, dan demonstrasi. Keberhasilan
peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan
akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan
kegiatan instansI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
mampu mengaktualisasikan standar etika publik dalam
mengelola pelaksanan kegiatan instansi

INDIKATOR KEBERHASILAN
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan dapat:
• Menginternalisasi akuntabilitas
• Menginternalisasi etika
• Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam
mengelola pelaksanaan kegiatan

NRDW- STANDAR ETIKA


PUBLIK
INDIKATOR KEBERHASILAN, MATERI POKOK DAN MANFAAT PEMBELAJARAN

MATERI POKOK

Standar Etika Publik


1. Internalisasi Standar Etika Publik
2. Aktualisasi Standar Etika Publik Dalam Mengelola
3. Kegiatan Instansi

M A N F AAT

Peserta diharapkan dapat menunjukkan kompetensi


dalam standar etika publik

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


APA
STANDAR ETIKA
MENGAPA
PUBLIK
BAGAIMANA
INTEGRITAS – ETIKA PUBLIK – AKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIK
YANG BERKUALITAS RELEVAN
TUJUAN

ETIKA
PUBLIK

MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARASI PUBLIK
NETRALITAS
INDIKATOR

• Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada


resiko atau biaya yang cukup besa
• Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak
etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri
sendiri dan pekerjaan
• Bertanggung Jawab atas kesalahan yang dilakukan.
• Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan
demi menegakkan nilai (values).
PRINSIP INTEGRITAS PUBLIK

1. Bertindak sesuai dengan prinsip legitimasi kekuasaan


2. Menghargai hasil dari proses yang sah secara hukum dan
pertimbangan profesional
3. Akuntabel terhadap semua tindakan baik terhadap
atasan maupun publik
4. Bertindak secara kompeten dan efektif
5. Menghindari favoritisme, berusaha independen &
objektif.
6. Menggunakan dana publik secara hati-hati dan efisien
untuk tujuan publik
7. Menjaga kepercayaan dan legitimasi lembaga-
lembaga negara
INTEGRITAS DALAM BIROKRASI

• Perilaku birokrasi mempengaruhi bukan hanya dirinya,


tetapi pada masyarakat, bekerja untuk negara yang
berarti juga untuk rakyat.
• Tumbuh keprihatinan terhadap organisasi sebagai
sebuah sistem yang cenderung bertambah besar dan
bertambah luas kewenangannya dan cenderung
mengabaikan nilai-nilai perkembangan birokrasi.
• Aktivitas birokrat tampak dari adanya keleluasaan
bertindak (diskresi) administratif yang dimiliknya.
proses administrasi publik senantiasa menuntut
tanggung jawab etis yang berpotensi terhadap
penyimpangan atau korupsi
NILAI
AGAMA – TRADISI - FILSAFAT

ETIKA

• POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, HUKUM


• PROFESI, PELAYANAN PUBLIK,
• ADMINISTRASI/GOVERNANCE, SENI
NILAI UTAMA
Jujur Kerja Sama Tim
(tulus dan tidak menyalahgunakan wewenang) (Koordinasi dan setiap pegawai
memiliki arti penting yang sama)
Mengabdi
(Loyal terhadap instansi dan bangsa) Inovasi
(Memunculkan ide, gagasan, cara,
Bertakwa metode, dan alat baru)
Kepercayaan terhadap Tuhan tercermin dalam
pekerjaan) Efisiensi
Akuntabilitas &Efektivitas
(Pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan) (Menggunakan sumber daya secara optimal
dan bertanggu jawab)
Transparansi
Responsif
Tidak terdapat hal-hal yang disembunyikan (Peka dan tanggap terhadap
dalam pekerjaan)
aspirasi dan kebutuhan
Rasional masyarakat)
(Mengedepankan tujuan, tidak Kemitraan
mempertimbangkan hal yang politis maupun (Kesediaan untuk bekerja
intuitif/ prasangka dalam pengambilan sama dalam melakukan
keputusan) pekerjaan)
• Ethics is the rules or standards governing,
the moral conduct of the member of an
organization or management profession
(Chandler & Plano, The Public Administration
Dictionary, 1982)
• Aturan atau standard pengelolaan , arahan
moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan
manajemen
• Aturan atau standar pengelolaan yang
merupakan arahan moral bagi aministrator
publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat
Makro

Etika Sosial

Etika Organisasi

Etika Profesi

Etika Pribadi
Mikro
• Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan
pekerjaan profesional
• Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip
profesionalisme (kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen
pada profesi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang
berlaku secara universal
• Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan
lisensi)
Metode ceramah interaktif, tanya jawab
Media  ………
Alat bantu  laptop, screen, speaker, flip chart,
papan tulis
1. KORUPSI DAN KONFLIK KEPENTINGAN

2. PEJABAT PUBLIK DAN DILEMA ETIKA

3. INTEGRASI NILAI-NILAI ETIKA DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

4. LOGIKA PASAR YANG BERPENGARUH TERHADAP


PELAYANAN PUBLIK
• Korupsi merupakan penyalahgunaan kepercayaan dan
kekuasaan jabatan publik untuk kepentingan pribadi,
keluarga, teman, kelompok atau partai politik.
• Perbaikan sektor publik sebaiknya tidak hanya menekankan
Good Governance, tetapi juga pembangunan kembali institusi
politik dan ekonomi dengan menciptakan budaya etika dalam
organisasi.
• Korupsi yang mengakar membuat tugas etika publik untuk
membangun integritas pejabat publik semakin sulit, untuk itu
membangun integritas tidak cukup hanya mengandalkan
kualitas moral tetapi harus dimulai dengan membangun
budaya etika organisasi.
1. PERUB MINDSET UNT TERWUJUDNYA “GOOD GOVERNANCE” DALAM
PERUBAHAN SISTEM MANAJEMEN YG MENCAKUP KELEMBAGAAN,
KETATALAKSANAAN, BUDAYA KERJA,
2. DLM KEPEMIMPINANNYA ADALAH MENGERJAKAN SEGALA SESUATU
DGN NIAT IBADAH, SEMATA-MATA MENGHARAP RIDHO ALLAH SWT.
3. DLM MEWUJUDKAN “gg”; SALAH SATU YG HILANG DARI KHAZANAH
MORALITAS BANGSA INDONESIA SAAT INI ADALAH BUDAYA MALU.
4. TIDAK BERUPAYA DGN BERBAGAI CARA MENYISIHKAN SESEORANG YG
DIANGGAP SAINGANNYA UNT MENDUDUKI JABATAN-2 TERTENTU DGN
CARA-2 YG TDK ETIS, DAN SANGAT BERTENTANGAN DGN NILAI-2
MORALITAS.
5. PEMIMPIN SEBAGAI PELAYAN
6. PEMIMPIN HARUS PROFESIONAL  PRINSIP THE RIGHT MAN ON THE
RIGHT JOB, BUKAN “THE RIGHT MAN ON THE WRONG PLACE”
• Akuntabilitas dan Transparansi merupakan modal untuk menjamin Integritas
Publik para pejabat publik dan para politisi.
• Integritas Publik merupakan keutamaan sosial yang harus dilatih dan
dibiasakan dalam keterlibatan organisasi dan pengabdian masyarakat >
Manajemen organisasi harus mengintegrasikan standar etika agar
pelayanan publik menjadi lebih berkualitas dan relevan.
• Budaya etika publik dapat menjadi praktik khidupan dalam organisasi,
keterlibatan sosial dan politik, maka akuntabilitas dan transparansi harus
diterjemahkan kedalam program membangun budaya etika publik,
transparansi dalam pengadaan barang/jasa publik, pemberdayaan civil
society, pembentukan jaringan pendidikan dan pelatihan dalam rangka
pemberantasan korupsi dan pengawasan APBD dan APBN.
• Perlu pelibatan LSM, Lembaga Keagamaan, Asosiasi profesi, organisasi
mahasiswa dan perguruan tinggi dalam pembangunan budaya etika
publik
S E K I A N
terima kasih

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

You might also like