Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Contoh :
Pada saat sekarang Rp. 800 setara dengan 1 kg. beras (atau harga beras
sekarang Rp. 800/kg). Tahun depan harga beras naik menjadi Rp. 880/kg,
artinya Rp. 800 setara dengan hanya 0,91 kg beras. Apabila uang yang
sekarang diberikan bung 10 % per tahun (misalnya disimpan di bank) maka
tahun depan jumlahnya manjadi Rp.880, yang nilainya setara dengan 1 kg
beras. Jadi Rp. 800 sekarang setara dengan Rp. 880 tahun depan untuk
bunga 10 %.
2.4. Konsep Nilai Sekarang
Contoh :
Uang juga memiliki earning power. Uang Rp 1 juta yang diterima hari ini apabila disimpan di bank dimana
bank memberikan bunga 10 %, maka pada akhir tahun uangnya menjadi Rp. 1.100.000 plus Rp. 1 juta
yang akan diterima tahun depan, sehingga jumlah uangnya tahun depan menjadi Rp. 2.100.000.
Pada umumnya kita lebih dapat merasakan nilai uang pada waktu saat ini, dan bukannya saat 2 atau 3
tahun yang akan datang. Beberapa nilai Rp. 1 juta saat ini dapat kita rasakan (misalnya dengan uang
sebesar itu kita akan memperoleh sepeda motor bekas, atau piknik ke bali selama seminggu) dari pada
nilai Rp.1 juta lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang. Dengan demikian apabila ada suatu seri
cashflow selama periode tertentu, untuk menjumlahkan nilai selesuruhannya kita menggunakan keseteraan
dengan dilai sekarang.
3. Model Dan Rumusan Bunga
3.1. Furure Worth
Apabila kita menyimpan Rp. 1 juta di bank hari ini, berapakah jumlah
simpanan kita pada tiga tahun yang akan datang, apabila bank
memberikan bunga sebesar 15 % per tahun?
Future worth adalah jumlah uang pda waktu yang akan datang dari
sejumlah uang pada saat sekarang apabila dikenakan tingkat discount rate
tertentu.
Hubungan jumlah uang yang akan datang (future worth) dengan jumlah
uang sekarang (present worth) adalah sebagai berikut :
dimana :
F = future worth
P = present worth
i = interest rate
n = periode waktu
Jadi setelah tiga tahun, uang simpanan kita menjadi Rp. 1520.875,00
Persamaan tersebut juga dapat dibalik untuk mendapatkan jumlah uang
sekarang (present worth) apabila diketahui jumlah uang yang akan datang
(future worth), yaitu :
Berapa harus kita simpan uang di bank sekarang, apabila diinginkan pada
tiga tahun mendatang jumlah simpanan ada Rp. 1.000.000 ?
[F/P] merupakan notasi fungsional (fungsi dari n dan i) yang dipakai untuk
memudahkan pengertian, dan bukan berarti F dibagi P. besar [F/P] dapat
dilihat langsung dair tabel (lampiran A), untuk harga-harga n dan i.
Perumusan Tabel Bunga
3.1.1 Satuan Waktu Perhitungan
Suatu proyek yang berumur 5 tahun ke atas biasanya dihitung dengan waktu
unit tahun. Proyek 8 bulan memakai unit waktu bulan. Perhitungan bunga
juga dapat menggunakan satuan waktu hari. Bagaimana pengaruh unit waktu
yang diambil terhadap bunga ?
Andai kata seseorang meminjam uang di bank dengan bunga 24 % per tahun
selama 1 bulan, berapa prosen bunga yang dikenakan untuk 1 bulan ?
Apabila bank memakai perhitungan sederhana yaitu 24 % dibagi 12 sama
dengan 2 % per bulan, maka sebenarnya bunga yang dikenakan lebih besar
dari 24 % per tahun, yaitu 26,824 yang diperoleh dari :
Untuk i = 8 %
Ternyata perbedaan bunga antara perhitungan tahunan dengan interval detik (kontinu)
adalah 4, 1125 %, yang dianggap dapat diabaikan. Dengan demikian untuk kepraktisan,
perhitungan untuk perioda selain tahun dipakai pembagian langsung terhadap bunga per
tahun.
3.1.2. Waktu Lipat Dua (Doubling Time)
Berapa tahun uang yang saya simpan di bank menjadi dua
kali lipat apabila bunga bank 12 % per tahun ?
3.2. Cashflow
Cashflow adalah aliran uang yang akan keluar-masuk (cash in dan cash
out) proyek. Net cashflow adalah jumlah uang masuk dikurangi uang
keluar, net cashflow yang negatif artinya defesit (cash out lebih besar dari
pada cash in). Tinjau suatu cashflow suatu proyek 10 tahun berikut :
NCF, net cashflow (d) diperoleh dari Cl, cash in (b) dikurangi CO, cash out (c).
CNCF, cumulative net cashflow (e) pada tahun awal sama dengan NCF pada tahun awal. Pada tahun-tahun
berikutnya CNCF diperoleh dari CNCF tahun sebelumnya ditambah NCF (d).
DNCF, discounted net cashflow (f) adalah nilai sekarang (present worth) dari NCF untuk faktor discount tertentu
(pada contoh di atas 10 %). Gunakan persamaan 10-2 untuk menghitung kolom (f).
DCNCF, discounted cumulative net cashflow (g) pada tahun awal sama dengan DNCF pada tahun awal. Untuk
tahun-tahun berikutnya DCNCF diperoleh dari DCNCF tahun sebelumnya ditambah DNCF (f).
Pada akhir proyek, yaitu akhir tahun ke 10, diperoleh uang sejumlah 200 yang ekivalen dengan 55,70 pada waktu
sekarang (tahun ke 0), apabila dipakai discount rate 10 % per tahun. Kesimpulan, proyek menghasilkan
keuntungan sebesar 55,70 pada waktu sekarang, atau 200 pada akhir tahun ke 10. Bagaimana kalau dipakai
discount-rate 20 %?
Untuk memperoleh cashflow proyek dalam bentuk diagram, dipakai ketentuan
sebagai berikut :
Dimensi waktu digambarkan dalam sumbu horisontal, waktu
ber jalan dari kiri ke kanan.
dana yang keluar digambarkan sebagai panah yang
mengarah vertikal ke bawah, sedang dana yang masuk panah
yang mengarah vertikal ke atas.
3.3. Cashflow Uniform
Apabila sejumlah uang P sekarang disimpan di bank dengan bunga i per
tahu, berapakah jumlah uang yang tetap (seragam) dapat diambil tiap akhir
tahun agar pada akhir tahun ke n uang tabungan sudah terambil semua ?
……………………..2-3
…………………………. 2-4
…………………..2-5
………………….2-6
………….2-7
3.5. Cashflow Seri Geaomatrik
Apabila jumlah uang yang diambil tidak tetap, tetapi bertambah (atau
berkurang_ dengan presentase tetap (E) seperti diagram berikut :
maka persamaannya :
untuk i = E
………2-8
dan untuk i = E
……………….2-9
4. Analisis Berbagai Alternatif
Proyek dapat didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan tujuan tertentu. Berbagai cara atau
metode dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan dari berbagai cara atau alternatif yang ada
kita harus memilih alternatif yang optimum, yaitu dengan biaya minimum atau dengan keuntungan
maksimum. Pertimbangan biaya minimum dipakai apabila proyek tidak mendatangkan revenu atau saving,
sedangkan pertimbangan keuntungan maksimum dipakai untuk proyek yang mendatang keuntungan atau
saving.
Dalam menilai keekonomian suatu proyek yang mendatangkan revenu atau saving, kita menghadapi
minimum dua alternatif, yaitu alternatif apakah proyek laik (feasible) atau alternatif proyek tidak laik.
Proyek dikatakan laik apabila terdapat keuntungan dengan melaksanakan proyek tersebut (jadi
membandingkan dengan apabila proyek tidak dikerjakan). Dan apabila terdapat benyak alternatif, maka
alternatif yang memberikan keuntungan maksimum yang harus dipilih. Misalnya sebuah perusahaan yang
tiap tahun harus mengeluarkan biaya besar untuk sewa kantor mempertimbangkan untuk membangun
gedung sendiri.
Perhitungan keekonomian disini akan menjawab mana yang lebih menguntungkan antara
menyewa atau membangun sendiri. Dan alternatif membangun gedung sendiripun masih mempunyai
beberapa alternatif; apakah membangun gedung yang hanya cukup untuk perusahaan itu saja atau
membangun gedung yang besar dimana masih banyak ruang untuk disewakan kepada perusahaan
lain sehingga akan mendatangkan revenue.
Pada proyek yang tidak mendatangkan revenue, tidak ada alternatif untuk tidak mengerjakan
proyek. Dengan demikian pilihan adalah diantara alternatif cara mencapai tujuan dengan biaya
minimum. Misalnya suatu perusahaan memutuskan untuk membangun jalan di dalam kompleks pabrik.
Perhitungan keekonomian akan menjawab alternatif mana yang lebih menguntungkan antara
membangun jalan yang murah tetapi memerlukan biaya perawatan yang tinggi atau jalan yang kuat
(dengan beton) dengan biaya perawatan rendah.
4.1. Indikator-indikator Kelaikan Proyek
Suatu perusahaan kontraktor migas berniat melakukan EOR (Enhanced Oil
Recovery) untuk meningkatkan perolehan minyak di suatu lapangan.
Perhitungan awal menunjukkan angka investasi yang diperlukan sebesar
US$ 400 juta memberikan keuntungan bersih setahun proyek dimulai
sebesar US$ 80 juta tiap tahun selama 10 tahun. Apakah proyek tersebut
laik untuk dilaksanakan ? Tingkat discount rate adalah 8 % per tahun.
Ada beberapa macam indikator dipakai untuk menilai kelaikan suatu proyek; yang penting adalah PBP
(payback period), NPV (net present value), dan ROR(rate of returnI).
PBP menujukkan berapa lama modal investigasi dapat kembali. Untuk proyek EOR di atas, dengan
pendapatan bersih sebesar US$ 80 juta per tahun, dalam 5 tahun total keuntungan yang diperoleh
US$ 400 juta, yang sama dengan modal investasi. Jadi PBP proyek adalah 5 tahun. Perhitungan
diatas benar apabila faktor discount rate atau cost of capital diabaikan. PBP yang diperoleh dengan
cara demikian disebut simple/straight PBP. Simple payback adalah PBP dengan bunga = 0.
Apabila bunga (atau discount rate) diperhitungkan, maka PBP adalah jangka
waktu yang diperlukan agar discount cashflow mencapai titik nol, atau dengan
perkataan lain discount pendapatan bersih sama dengan investasi awal.
Gambar berikut menunjukkan PBP.
PBP harus memenuhi persamaan berikut :
……………3-1
dimana :
Rt = revenue pada waktu t
Ct = biaya (termasuk investasi) pada waktu t
D = discount rate
Untuk soal diatas, dengan discount rate 8 % per tahun tahun PBP-nya
menjadi 6,64 tahun. Makin besar discount rate makin panjang PBP.
Sebagai latihan, hitung PBP apabila discount rate-nya 20 %
Proyek yang mempunyai harga PBP berarti laik, tetapi PBP juga menujukkan
resiko proyek. Makin panjang PBP makin besar resikonya yang dihadapi
proyek. Untuk situasi dimana ketidakpastiannya tinggi, seperti misalnya
Negara yang pemerintahannya tidak stabil, investor akan memilih proyek-
proyek yang mempunyai PBP pendek (quick yielding).
NPV menunjukan nilai absolut earning power dari modal yang diinvestasikan
di proyek, yaitu total pendapatan (discounted) selama proyek. Lihat NPV pada
gambar didepan. Bentuk umum persamaan NPV adalah :
………...3-2
NPV positif menunjukan proyek laik. Untuk soal proyek EOR di atas, dengan
persamaan [10-3] diperoleh discounted revenue sebesar US$ 526 juta.
Dengan investasi US$ 400 juta, NPV proyek adalah US$ 126 juta.
Mudah dipahami bahwa makin besar discount rate dipakai, makin kecil NPV
yang diperoleh. Apabila NPV dan discount rate di-plot di peroleh hubungannya
seperti berikut :
Kurva memotong sumbu discount rate pada NPV = 0 discount rate dimana
NPV sama dengan nol disebut rate of return (ROR).
ROR menunjukan nilai relatif earning power dari modal yang diinvestasikan di
proyek, yaitu discount rate yang menyebabkan NPV sama dengan nol. Harga
ROR harus memenuhi persamaan berikut :
………………3-3
Suatu proyek dianggap laik apabila ROR lebih besar dari pada cost of capital
(atau bunga bank). Dengan menggunakan persamaan [5-3] untuk proyek EOR
di atas rate of return-nya adalah 15 %, jadi dengan bank sebesar 8 % per
tahun, proyek EOR tersebut feasible (laik).
Untuk memilih alternatif, tidak cukup hanya dipakai satu indikator saja. Tinjau dua proyek A dan B
yang masing-masing memberikan NPV sebesar Rp. 10 juta dan Rp. 15 juta. Apakah proyek B yang
memberikan NPV lebih besar berarti lebih menarik ? Belum tentu ! Bila proyek A memerlukan
investasi Rp. 5 juta, sedangkan proyek B memerlukan Rp. 20 juta, maka tampaknya proyek A lebih
menarik.
Demikian pula dengan pemakaian ROR. A dan B dengan ROR masing-masing 12 % dan 15 %
belum berarti bahwa proyek B lebih menarik. Proyek dapat memberikan NPV yang lebih besar dari
pada proyek B apabila investasi yang diperlukan proyek A jauh lebih besar dari B.
Proyek A mempunyai NPV dan ROR lebih besar dari pada proyek B, tetapi PBP-nya 15 tahun,
sedangkan proyek B mempunyai PBP hanya 2 tahun. Untuk kondisi investasi dengan tingkat
ketidakpastian tinggi (misalnya politik tidak stabil seperti di Rusia atau (Kamboja) maka investor akan
memilih alternatif B.
Perbedaan NPV dan ROI, seperti telah dinyatakan didepan, adalah bahwa NPV menunjukan
keuntungan secara relatif (terhadap skala investasi proyek), sedangkan PBP menunjukakan tingkat
resiko proyek.
Disamping itu dikenal indikator keekonomian lain, yaitu BCR dan PIR.
BCR (benefit to cost ratio) adalah perbandingan antara discounted benefit (saving atau revenue)
dengan investasi. Proyek dikatakan laik apabila BCR > 1. discounted benefit dari proyek EOR di depan
adalah US$ 526 juta/US$ 400 juta atau sama dengan 1,315.
PIR (profit to invesment ratio) adalah perbandingan antara NPV dengan investasi. Proyek dikatakan
laik apabila PIR > 0. Untuk proyek EOR di atas, PIR-nya = 0,315.
Untuk memilih alternatif yang terbaik di antara beberapa alternatif, prosedur yang sebaiknya ditempuh
adalah sebagai berikut :
Buat diagram cashflow untuk tiap alternatif.
Pilih persamaan yang sesuai dan digunakan model cashflow untuk menghitung nilai
keekonomian berbagai alternatif yang ada dalam indikator (NPV, ROI, PBP) yang sama
sehingga dapat dibandingkan.
4.2. Alternatif Investasi Tanpa Revenue atau Saving
Tidak semua indikator yang disebutkan di atas dapat dipakai untuk memilih alternatif investasi
tanpa revenue atau saving. Misalnya proyek pembuatan jalan atau jembatan. Proyek tidak akan
payback karena tidak ada pendapatan, demikian pula proyek tidak mempunyai ROR karena
merugi terus. Hanya indikator NPV yang dapat dipakai yang harganya pasti negatif. Alternatif yang
harus dipilih adalah alternatif yang mempunyai NPV terbesar (nilai negatif terkecil).
Contoh : Sebuah perusahaan memutuskan untuk membangun sebuah gudang
yang dapat dilakukan dengan 2 alternatif; (i) langsung membangun gudang
utuh dengan biaya Rp. 20 juta, atau (ii) sebagian dulu dengan biaya Rp. 10
juta dan Rp. 12 Juta tiga tahun lagi. Pilihan mana yang paling menguntungkan,
apabila bunga bank yang dipakai 15 % per tahun ?
Alternatif X memerlukan dana Rp. 30 juta dan memberikan return Rp. 8.949
juta/tahun.
Alternatif Y memerlukan dana Rp. 40 juta dan memberikan return Rp. 11.372
juta/tahun.
Alternatif mana yang paling menguntungkan ?
4.5 MARR
Apabila sebuah perusahaan akan melakukan investasi maka sumber dana
dapat diperoleh dari milik sendiri, atau dari pinjaman dari pihak lain (bank,
penjualan saham/obligasi dan sebagainya. Dimana uang yang kita
gunakan berasal dari pinjaman bank, maka return on invesment-nya harus
lebih besar dari pada bunga (interest rate) bank yang harus kita bayar.
Berapakah besar MARR ? Tergantung dari mana sumber modal diperoleh; yang pasti MARR harus
lebih besar dari pada biaya modal. Pemerintahan pada umumnya menggunakan bunga pinjaman
sebagai MARR.
5. Inflasi Dalam Analisis LCC
Purchasing power uang turun akibat inflasi. Inflasi ialah depresiasi nilai uang (terhadap barang-
barang). Sebagai contoh, kenaikan harga bensin dari Rp. 550 menjadi Rp. 700 per liter
menunjukkan penurunan (depresiasi) nilai rupiah; Rp. 550 setara dengan 1 liter bensin, turun
menjadi setara dengan 0,786 liter (yaitu Rp. 550 dibagi Rp. 700).
Termologi “Nilai Konstan Rupiah” atau “Nilai Rupiah Riel (NRR)” dipakai untuk menunjukkan
Rupiah yang mempunyai “purchasing power” tetap. Jumlah Rupiah pada saat transaksi
terjadi disebut “Nilai Rupiah Nomial (NRN)”. Karena inflasi maka purchasing power rupiah
menurun dengan berjalanya waktu.
Contoh : Biaya sekarang Rp. 1 juta. Berapa biaya 4 tahun yang akan datang apabila inflasi
yang terjadi rata-rata 10 % per tahun ?
5.2. Pengaruh Inflasi Terhadap ROI
Seseorang membeli sebuah rumah 5 tahun yang lalu sehaarga Rp. 20
juta. Apabila sekarang dijual dengan harga Rp. 40228 juta, berapa ROI-
nya?
Harga nominal jual sekarang apabila ditarik ke masa 5 tahun yang lalu
adalah :
Persamaannya :
…………………….4-1
AKTIFITAS EKSPLORASI & PRODUKSI
INDENTIFIKASI PROSPEK
PEMBORAN EKSPLORASI
DEVELOPMENT PLANNING
RENCANA PENGEMBANGAN
ENHANCED RECOVERY
MENINGGALKAN LAPANGAN
Fakultas Teknik
Jurusan teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta