You are on page 1of 59

Family Medicine

Pendahuluan

BAB 1
Latar belakang
Upaya yang harus dilakukan dalam mewujudkan keadaan sehat adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus bersifat
tersedia (available), tercapai (accessible), terjangkau (affordable),
berkesinambungan (continue), menyeluruh (comprehensive), terpadu
(integrated), dan bermutu (quality) (Prasetyawati, 2011).
Secara umum pelayanan kesehatan dibagi menjadi dua yaitu pelayanan kesehatan
personal dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kedokteran keluarga termasuk dalam pelayanan kedokteran personal
yang memiliki keluarga sebagai sasaran utamanya
Dengan pendekatan kedokteran keluarga, masalah kesehatan yang ada di
masyarakat diharapkan dapat diselesaikan dengan lebih optimal. Hal ini yang
mendorong untuk melakukan kegiatan field study dilakukan di rumah keluarga
Bapak Sugandi yang menderita hipertensi di wilayah Puskesmas Sukmajaya
Rumusan masalah
– Bagaimana cara penerapan dokter keluarga pada pasien?
– Bagaimana hasil dari penerapan dokter keluarga pasien dan
keluarganya ?

Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam berkomunikasi,
mengumpulkan informasi, dan menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada di dalam suatu keluarga dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Tinjauan Pustaka

BAB 2
Hipertensi
• Definisi
Hipertensi adalah peningkatan dari tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg dan
atau disertai dengan peningkatan diastolik lebih dari 90 mmHg.Kriteria klinis hipertensi
berdasarkan 2 atau lebih penemuan pada 2 atau lebih kunjungan.Batasan hipertensi
ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure).

• Epidemiologi
- Pada seluruh dunia, peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5
juta kematian, sekitar 12,8% dari total kematian di seluruh dunia.
- Penderita hipertensi di Indonesia cukup banyak. Berdasarkan Pusat Data dan
Informasi Kementerian RI pada tahun 2013, prevalensi hipertensi pada penduduk
umur 18 tahun ke atas adalah 25,8%, yaitu sebanyak 65.048.110 jiwa.

• Etiologi
- Hipertensi esensial dipengaruhi banyak faktor seperti genetik, lingkungan,
hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi
Na
- Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi karena ada suatu penyakit yang
melatarbelakanginya
Hipertensi
• Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Darah

Normal < 120 Dan < 80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-90

Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

• Faktor resiko
Faktor Genetika (Riwayat keluarga), Ras, Usia, Jenis Kelamin, Stress psikis,
Obesitas, Asupan garam, Rokok ,Konsumsi alkohol.
Hipertensi
• Patogenesis
Dipengaruhi oleh volume intravaskuler, sistem saraf
otonom, RAAS
• Manifestasi klinis
- sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan, dan kelelahan
- Jika sudah krisis hipertensi gejalanya organ target
yang terganggu, nyeri dada, gangguan jantung, mata
kabur dan edema papilla mata, sakit kepala hebat,
gangguan kesadaran, dan gagal ginjal akut
Hipertensi
• Pemeriksaan penunjang
Tes darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit), Urinalisis, Profil lipid, Elektrolit, Fungsi
ginjal, Asam urat, Gula darah dan Elektrokardiografi (EKG)

• Tatalaksana
Berdasarkan JNC VIII tahun 2014, pada populasi dewasa berumur ≥ 18 tahun dengan hipertensi adalah
melakukan modifikasi gaya hidup, menentukan target terapi untuk tekanan darah, dan memulai inisiasi
obat-obatan antihipertensi.
a. Mulai dengan 1 obat diantara pilihan terapi inisial dievaluasi dalam 1 bulan pertama jika belum
mencapai target dapat dititrasi hingga dosis maksimum, sebelum kemudian menambah obat
kedua dari pilihan kelas antihipertensi yang berbeda sesuai rekomendasi.
b. Pendekatan kedua dimulai dengan pemberian 1 obat kemudian ditambah obat kedua sebelum
obat pertama mencapai dosis maksimum.
c. Pendekatan ketiga yaitu terapi kombinasi (dengan 2 obat secara bersamaan, dapat dalam sediaan
terpisah atau sediaan kombinasi) hanya direkomendasikan jika tekanan darah sistol >20mmHg
atau diastol >10 mmHg di atas target tekanan darah terapi.
Farmakologis : Obat anti hipertensi yang dapat dipergunakan : ACEI, ARB, Beta-bloker, Diuretik dosis
rendah, Alfa bloker, CCB golongan non-dihidropiridin
Hipertensi
• Modifikasi gaya hidup
– Penurunan berat badan.
– Diet DASH terdiri dari diet yang kaya akan sayur-sayuran, buah-
buahan, dairy product rendah lemak, rendah lemak jenuh, dan total
kolesterol.
• Diet DASH kaya akan potassium dan kalsium.
• Asupan diet rendah sodium < 2,4 g/hari.
• Mengurangi konsumsi alkohol maksimal 30 ml per hari
Hipertensi
• Komplikasi
• Otak (Stroke) Jantung (Aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, gagal jantung), Mata (Kebutaan) Paru-paru (Edema
paru) , Ginjal (Penyakit ginjal kronik) Sistemik (Penyakit arteri
perifer atau penyakit oklusi arteri perifer)

• Prognosis
• Dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat.
Terapi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan
antihipertensi dapat menjaga tekanan darah yang tidak akan
menyebabkan kerusakan pada jantung atau organ lain.
Diet bagi penderita Hipertensi
• Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
• Batasi penggunaan garam
• Suplementasi antioksidan
Kedokteran keluarga
• Definisi

Dokter keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab melaksanakan


pelayanan kesehatan individu, terpadu, berkesinambungan, dan proaktif, sifat
pelayanannya meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan, kuratif,
dan rehabilitas.

• Prinsip

Pelayanan yang holistik dan komprehensi, Pelayanan yang kontinu, Pelayanan


yang mengutamakan pencegahan, Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif,
Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya, Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
dan lingkungan tempat tinggalnya, Pelayanan yang menjunjung tinggi etika
dan hukum, Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan,
Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Standar pelayanan kedokteran
keluarga
• Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang mencakup
• Standar Pelayanan Medis
• Standar pelayanan menyeluruh
• Standar pelayanan terpadu
• Standar pelayanan bersinambung
Standar Perilaku dalam Praktik
• Standar perilaku terhadap pasien
• Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik
• Standar perilaku dengan sejawat
• Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik
• Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan
Standar Pengelolaan Praktik
• Standar Pengelolaan Praktik :
– Standar sumber daya manusia
– Standar manajemen keuangan
– Standar manajemen klinik
• Standar Sarana dan Prasarana :
– Standar fasilitas praktik
– Standar peralatan klinik
– Standar proses-proses penunjang praktik
Keluarga
• Definisi
Lingkungan beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan
bersatu. Juga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah
karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.

• Hubungan dalam keluarga


a. Kerabat dekat (conventional kin)
b. Kerabat jauh (discretionary kin)
c. orang yang dianggap kerabat (fictive kin) yaitu seseorang dianggap
anggota kerabat karena ada hubungan yang khusus, misalnya
hubungan antar teman akrab.
Keluarga
• Bentuk keluarga
– Keluarga inti (nuclear family)
– Keluarga besar (extended family)
– Keluarga berantai (serial family)
– Keluarga duda atau janda (single family)
– Keluarga berkomposisi.
– Keluarga kabitas.

• Fungsi keluarga
Fungsi Sosialisasi, Fungsi Reproduksi, Fungsi Ekonomi, Fungsi
Pemeliharaan Kesehatan, Fungsi religi
Keluarga
• Tugas Kesehatan Keluarga
• Mengenal masalah kesehatan, Membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat, Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat

• Siklus keluarga
• Dalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup
keluarga, yaitu : Tahap Tanpa Anak, Tahap Melahirkan (Tahap
Berkembang), Tahap Menengah, Tahap Meninggalkan Rumah, Tahap
Purna Orang Tua, Tahap Menjanda/Menduda
Hasil dan Pembahasan

BAB 3
Identitas keluarga
Nama kepala keluarga: Tn. Sugandi
Alamat rumah: Jln. M. Yusuf I No. 58 Kel. Mekarjaya, Kec. Sukmajaya, Depok
Nama anggota keluarga yang tinggal 1 rumah

Kedudukan dalam
No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Keluarga

Menderita
Buruh cuci Hipertensi
1 Sugandi Ayah (Kepala keluarga) L 54 Tamat SMP
motor Grade II
terkontrol

Pembantu
2 Yanti Istri KK P 39 Tak tamat SD -
rumah tangga

3 Hafsah Anak pertama P 20 Tamat SMK Buruh pabrik -

4 Titin Anak kedua P 19 SMK Pelajar -


Identitas keluarga
• Bentuk keluarga : keluarga Inti
• Siklus kehidupan keluarga : keluarga orangtua usia pertengahan, yaitu
kepala keluarga(ayah) dan istri kepala keluarga berusia diantara 35-55
tahun.
• Deksripsi identitas keluarga : keluarga adalah keluarga inti yang terdiri dari
ayah sebagai kepala keluarga, istri atau ibu, dan kedua orang anak. Ayah
menderita hipertensi grade II terkontrol yang memiliki riwayat keluarganya
juga menderita hipertensi. Oleh karena itu, kedua anaknya (Hafsah dan
Titin) setelah diperiksa juga mengalami Pre Hipertensi. Hanya satu orang
dewasa yang memiliki penghasilan tetap dari pekerjaannya. Hal tersebut
merupakan salah satu kendala hidup sehat keluarga ini.
Anamnesis
• Riwayat penyakit sekarang bapak Sugandi : pusing, penurunan
penglihatan
• Riwayat penyakit sekarang ibu Yanti : -
• Riwayat penyakit dahulu ibu Yanti : dua minggu yang lalu mengeluh
pusing berputar, mual, muntah sampai mengganggu aktivitas, dan
tidak bisa tidur
• Riwayat penyakit sekarang Hafsah : -
• Riwayat penyakit dahulu Hafsah : tujuh bulan yang lalu mengalami
parotitis
• Riwayat pengobatan Hafsah: obat herbal berasal dari binatang sejak
tujuh bulan yang lalu sampai sekarang
• Riwayat penyakit sekarang Titin : -
• Riwayat penyakit dahulu Titin : -
Pemeriksaan fisik
• Kunjungan 1
Tes Kesehatan Bapak Ibu Hafsah Titin

Tekanan Darah 180/100 mmHg - - -

• Saat kunjungan I yang dilakukan hari selasa tanggal 29 November 2016,


jam 9 pagi, di rumah hanya terdapat bapak Sugandi. Istri nya bekerja, anak
pertama mencari pekerjaan, dan anak kedua sekolah, sehingga
pemeriksaan fisik hanya bisa dilakukan pada bapak Sugandi. Pada
Kunjungan I dilakukan pengukuran tekanan darah pada bapak Sugandi
didapatkan hasil : 180/100 mmHg yang menunjukan bapak Sugandi
menderita hipertensi grade II.
Pemeriksaan fisik
• Kunjungan 2
Tes Kesehatan Bapak Ibu Hafsah Titin

Tekanan Darah 180/60 mmHg 130/70 mmHg 130/70 mmHg 130/70 mmHg

Kadar Gula Darah 296 mg/dl 60 mg/dl 128 mg/dl 128 mg/dl
Sewaktu

Kolesterol 120 mg/dl 80 mg/dl - -

Asam Urat 16,1 mg/dl 6,0 mg/dl - -

Lingkar Pinggang 99 cm 75 cm 86 cm 84 cm

Berat Badan 65 kg 54 kg 65 kg 61 kg

Tinggi Badan 160 kg 151 kg 155 cm 162 cm


Pemeriksaan fisik
• Pada kunjungan ke II dilakukan hari minggu tanggal 11 Desember 2016,
jam 9 pagi, Hasil pemeriksaan fisik didapatkan :
• Tekanan darah
– Bapak Sugandi : 180/60 mmHg yang menunjukan bapak Sugandi menderita hipertensi
grade II dan belum ada penurunan tekanan darah dari awal pemeriksaan
– Ibu Yanti : 130/70 mmHg yang menunjukkan ibu Yanti mengalami pre hipertensi dan
beresiko untuk menderita hipertensi bila gaya hidup ibu Yanti tidak sehat
– Hafsah : 130/70 mmHg yang menunjukkan Hafsah mengalami pre hipertensi dan
beresiko untuk menderita hipertensi bila gaya hidup Hafsah tidak sehat
– Titin : 130/70 mmHg yang menunjukkan Titin mengalami pre hipertensi dan beresiko
untuk menderita hipertensi bila gaya hidup Titin tidak sehat
Pemeriksaan fisik
• Kadar Gula Darah Sewaktu
– Bapak Sugandi : 296 mg/dl yang menunjukan peningkatan gula darah sewaktu
– Ibu Yanti : 60 mg/dl yang menunjukkan penurunan gula darah sewaktu
– Hafsah : 128 mg/dl yang menunjukkan gula darah sewaktu dalam rentang normal
– Titin : 128 mg/dl yang menunjukkan gula darah sewaktu dalam rentang normal
• Kolesterol
– Bapak Sugandi : 120 mg/dl yang menunjukan kolesterol total dalam rentang normal
– Ibu Yanti : 80 mg/dl yang menunjukkan kolesterol total dalam rentang normal
• Asam Urat
– Bapak Sugandi : 16,1 mg/dl yang menunjukan peningkatan kadar asam urat
– Ibu Yanti : 6,0 mg/dl yang menunjukkan kadar asam urat dalam rentang normal
Pemeriksaan fisik
• Lingkar Pinggang
Berguna dalam penentuan obesitas sentral. Lingkar pinggang
menggambarkan lemak tubuh di antaranya tidak termasuk berat tulang
(kecuali tulang belakang) atau massa otot yang besar yang mungkin akan
bervariasi dan memperngaruhi hasil pengukuran. Untuk penduduk asia,
seseorang dikatakan obesitas sentral apabila, pada laki-laki lingkar pinggang >
90 cm dan pada perempuan > 80 cm.
Hasil pemeriksaan :
– Bapak Sugandi : 99 cm yang menunjukan mengalami obesitas sentral
– Ibu Yanti : 75 cm yang menunjukkan lingkar pinggang dalam nilai normal
– Hafsah : 86 cm yang menunjukkan mengalami obesitas sentral
– Titin : 84 cm yang menunjukkan mengalami obesitas sentral
Pemeriksaan fisik
• BMI (Body Mass Index)
– Bapak Sugandi : 25 kg / m ² yang menunjukan obesitas class I
– Ibu Yanti : 23 kg / m ² yang menunjukkan overweight
– Hafsah : 27 kg / m ² yang menunjukkan obesitas class I
– Titin : 23 kg / m ² yang menunjukkan overweight
Pemeriksaan fisik
• Kunjungan 3
Tes Kesehatan Bapak Ibu Hafsah Titin

Tekanan Darah 170/90 mmHg 130/60 mmHg 130/60 mmHg 130/60 mmHg

• Pada kunjungan ke III dilakukan hari selasa tanggal 6 Desember 2016, jam
4 sore, dilakukan pemeriksaan fisik pada bapak Sugandi beserta istri dan
kedua anaknya, di dapatkan hasil :
– Bapak Sugandi : 170/90 mmHg yang menunjukan ada penurunan tekanan darah sistolik
dari pemeriksaan kunjungan I dan ke II sebesar 10 mmHg
– Ibu Yanti : 130/60 mmHg yang menunjukkan belum ada penurunan tekanan darah dari
pemeriksaan kunjungan ke II
– Hafsah : 130/60 mmHg yang menunjukkan belum ada penurunan tekanan darah dari
pemeriksaan kunjungan ke II
– Titin : 130/60 mmHg yang menunjukkan belum ada penurunan tekanan darah dari
pemeriksaan kunjungan ke II
APGAR score
• Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score
meliputi:
– Adaptasi :Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga
yang lain
– Partnership : Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
– Growth : Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
– Affection : Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
– Resolve : Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Tabel APGAR
APGAR Terhadap Keluarga Sering/selalu Kadang-kadang Jarang/
Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah
dengan saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung


keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya


dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-
sama
APGAR Bapak Sugandi
• Untuk Bapak Sugandi APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, Bapak Sugandi tidak pernah
memecahkan masalah bersama istri dan anaknya, Bapak Sugandi lebih tertutup
dan memendam masalahnya sendiri Score : 0
• Partnership : Bapak Sugandi tidak pernah meminta pendapat anggota keluarga
yang lain jika menghadapi sebuah masalah karena merasa dapat
menyelesaikannya sendiri. Score : 0
• Growth : Keluarga Bapak Sugandi menyetujui dan mendukung keinginannya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.Score : 2
• Affection : Antar anggota keluarga kadang mendukung, memperhatikan, dan
menunjukkan kasih sayang antara satu dengan lainnya. Score : 1
• Resolve : Bapak Sugandi jarang menghabiskan waktunya dengan keluarga di
rumah, hanya hari sabtu dan minggu saja, karena istri dan anak pertamanya sibuk
bekerja, sedangkan anak keduanya sekolah pulang sore hari. Score : 0
• Total APGAR score Bapak Sugandi = 3 (fungsi keluarga dalam keadaan kurang)
APGAR Bu Yanti
• Untuk ibu Yanti APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, ibu Yanti tidak pernah
memecahkan masalah bersama suami dan anaknya Score : 0
• Partnership : ibu Yanti tidak pernah meminta pendapat anggota keluarga yang lain
jika menghadapi sebuah masalah karena merasa dapat menyelesaikannya sendiri.
Score : 0
• Growth : Keluarga ibu Yanti menyetujui dan mendukung keinginannya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Score : 2
• Affection : Antar anggota keluarga kadang mendukung, memperhatikan, dan
menunjukkan kasih sayang antara satu dengan lainnya. Score : 1
• Resolve : Setelah selesai bekerja, ibu Yanti lebih sering menghabiskan waktunya
dengan anaknya di rumah dibandingkan dengan suaminya. Score : 2
• Total APGAR score ibu Yanti = 5 (fungsi keluarga dalam keadaan kurang).
APGAR Hafsah
• Untuk Hafsah APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, Hafsah tidak pernah
memecahkan masalah bersama ayah dan ibunya. Score : 0
• Partnership : Hafsah terkadang meminta pendapat kepada ibunya jika
menghadapi sebuah masalah. Score : 1
• Growth : Bapak Sugandi dan ibu Yanti menyetujui dan mendukung keinginan
Hafsah untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru yang lebih baik.
Score : 2
• Affection : Antar anggota keluarga kadang mendukung, memperhatikan, dan
menunjukkan kasih sayang antara satu dengan lainnya. Score : 1
• Resolve : Setelah selesai bekerja, Hafsah sering menghabiskan waktunya dengan
ibu dan adiknya di rumah Score : 2
• Total APGAR score Hafsah = 6 (fungsi keluarga dalam keadaan cukup).
APGAR Titin
• Untuk Titin APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, Titin tidak pernah memecahkan
masalah bersama ayah dan ibunya. Score : 0
• Partnership : Titin terkadang meminta pendapat kepada ibu dan kakaknya jika
menghadapi sebuah masalah Score : 1
• Growth : Bapak Sugandi dan ibu Yanti menyetujui dan mendukung keinginan Titin
untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru yang lebih baik Score : 2
• Affection : Antar anggota keluarga kadang mendukung, memperhatikan, dan
menunjukkan kasih sayang antara satu dengan lainnya. Score : 1
• Resolve : Setelah selesai sekolah, Titin sering menghabiskan waktunya dengan ibu
dan kakaknya di rumah Score : 2
• Total APGAR score Titin = 6 (fungsi keluarga dalam keadaan cukup).
SCREEM
• Social
• Bapak Sugandi tidak begitu aktif mengikuti kegiatan warga di sekitar
lingkungan rumah. Istri dan anaknya sering mengikuti acara disekitar
rumah dan lebih sering bersosialisasi dengan tetangga sekitar
dibandingkan dengan Bapak Sugandi
• Cultural
• Dalam kesehariannya, keluarga Bapak Sugandi baik dalam tata krama dan
sopan santunnya
• Religius
• Bapak sugandi mengatakan jarang beribadah, sedangkan istri dan kedua
anaknya rajin beribadah. Pak sugandi mengaku jarang meminta anaknya
beribadah, tapi istrinya cukup sering mengingatkan anaknya untuk
beribadah. Ibu Yanti tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan di
tempat tinggalnya karena sibuk berkerja.
SCREEM
• Ekonomi
• Pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga di dominasi oleh Ibu Yanti yang
berkerja sebagai pembantu rumah tangga di dua rumah yang
berpenghasilan Rp 1.000.000,00 per bulan, sedangkan Bapak Sugandi
hanya membantu bekerja serabutan sebagai tukang cuci motor yang
penghasilannya tidak menentu dan anak pertamanya, sedang mencari
pekerjaan. Pak sugandi dan keluarga tinggal dirumah kontrakan yang
disewa seharga Rp 400.000,00 perbulannya.Ekonomi keluarga ini
tergolong rendah.
SCREEM
• Education
• Bapak Sugandi lulusan SMP, Ibu Yanti tidak menempuh pendidikan formal,
anak pertama Hafsah lulusan SMK, anak kedua Titin masih menempuh
pendidikan SMK. Tingkat pendidikan Bapak Sugandi dan Ibu Yanti kurang,
seharusnya mereka mencapai taraf pendidikan minimal 12 tahun , tetapi
tidak melaluinya, alasannya karena terbatasnya biaya. Sedangkan, tingkat
pendidikan kedua anaknya baik, dimana mereka mencapai taraf
pendidikan minimal 12 tahun
• Medical
• Bapak Sugandi rutin untuk mengecek kesehatannya dan sering mengambil
obat hipertensi nya di puskesmas, tetapi istri dan anaknya ke puskesmas
hanya jika sakit. Mereka tidak pernah melakukan imunisasi. Bapak Sugandi
patuh meminum obat hipertensi, tetapi gaya hidup bapak Sugandi masih
belum baik. Bapak Sugandi sering membeli makanan di warung, jarang
memakan masakan sendiri karna semua angota keluarga pak Sugandi
bekerja dan anak bersekolah.
SCREEM
• Dalam keluarga Bapak Sugandi, ditemukan dua fungsi patologis yaitu
economy dan medical. Keadaan ekonomi Bapak Sugandi yang kurang
mencukupi untuk pemenuhan kehidupan sehari – hari dan pola makan
yang tidak terjaga dengan baik yaitu dengan seringnya makan di luar,
dimana bapak Sugandi tidak suka makan sayur dan lebih sering makan
dengan menu : kentang balado, ikan lele goreng, melinjo balado dan
minumannya es teh manis.
Genogram
Pola interaksi keluarga

• Pada family map tersebut menggambarkan bahwa kedua anak


mereka lebih dekat kepada ibunya dibandingkan dengan ayah
mereka.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan
• Faktor Perilaku

– Keluarga bapak Sugandi memiliki kebiasaan makan 2x sehari yaitu


siang dan sore hari. Kebiasaan sarapan makan pagi masih kurang pada
keluarga ini. Biasanya membeli makanan di warung, jarang memakan
makanan yang masak sendiri, Makan sayuran masih kurang pada
keluarga ini.
– Kebiasaan berolahraga, aktivitas bapak dan anaknya menggunakan
sepeda untuk bekerja. Ibu sugandi yang biasanya lebih memilih jalan
kaki saat bekerja.
– Kebiasaan merokok dan minum kopi ataupun alkohol tidak ada.
– Berobat & minum obat rutin untuk mengecek kesehatannya dan sering
mengambil obat hipertensi nya di puskesmas, tetapi istri dan anaknya
ke puskesmas hanya jika sakit. Mereka tidak pernah melakukan
imunisasi. Bapak Sugandi patuh meminum obat hipertensi
Faktor yang mempengaruhi kesehatan
• Faktor Non Perilaku
– Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
Rumah keluarga bapak Sugandi dekat dengan Puskesmas Sukmajaya dan transportasi untuk
kesana tersedia dengan mudah.
– Keturunan
• Ayah dari bapak Sugandi meninggal karena penyaki jantung dan diabetes melitus
• adik bapak Sugandi meninggal karena penyakit jantung dan hipertensi
• kakak bapak Sugandi menderita hipertensi
• Sedangkan ibu dari istri nya juga menderita hipertensi (istri juga memiliki faktor
resiko)
Diagnostik holistik
• Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi
pasien
– Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang
ditampilkan Bapak Sugandi mempunyai keluhan pusing seperti
keliyengan dan sering pingsan ketika tensinya tinggi. Sedangkan Ibu
Yanti mempunyai keluhan pegal-pegal, dikarenakan lelah bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di dua rumah
– Harapan dari diadakannya kunjungan ini adalah dapat mengurangi
keluhan pasien, memberi solusi untuk penyakit pasien
– Kekhawatirkan pasien atau keluarganya adalah ketika bapak Sugandi
jatuh sakit tidak ada yang memantau dan mengantarkannya ke
Puskesmas atau ke Rumah Sakit
Diagnostik holistik
• Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda
• Oleh dokter di Puskesmas, Bapak Sugandi di diagnosis menderita hipertensi grade
2 terkontrol. Dimana saat dilakukan pengecekan beberapa kali dengan tensimeter
berbeda menunjukan angka 180/100 pada kunjungan pertama dan kedua,
sedangkan pada kunjungan ketiga terjadi penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 10 mmHg. Bapak Sugandi sendiri sudah menderita hipertensi selama
puluhan tahun. Untuk anggota keluarga yang lain, tidak ada yang didiagnosis
menderita penyakit baik penyakit tidak menular maupun penyakit menular. Tetapi
anggota keluarga lain berisiko untuk terjadi hipertensi dikarenakan pola makan
yang kurang baik dan adanya keturunan.

• Aspek risiko internal : Pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian, usia, gender.
• Keluarga bapak Sugandi memiliki kebiasaan makan 2x sehari yaitu siang dan sore
hari. Kebiasaan sarapan makan pagi masih kurang pada keluarga ini. Biasanya
membeli makanan di warung, jarang memakan makanan yang masak sendiri.
Makan sayuran masih kurang pada keluarga ini. Kebiasaan berolahraga, dari
kebiasaaan beraktivitas bapak dan anaknya menggunakan sepeda untuk bekerja.
Ibu sugandi yang biasanya lebih memilih jalan kaki saat bekerja. Kebiasaan
merokok dan minum kopi ataupun alkohol tidak ada.
Diagnostik holistik
• Sakit tekanan darah tinggi pada pak Sugandi memungkinkan disebabkan
faktor keturunan. Ayah dari bapak Sugandi meninggal karena penyaki jantung
dan diabetes melitus, adik bapak Sugandi meninggal karena penyakit jantung
dan hipertensi, dan kakak bapak Sugandi menderita hipertensi. Sedangkan ibu
dari istri nya juga menderita hipertensi, sehingga istri nya juga mempunyai
risiko untuk terkena hipertensi ditambah dengan pola makan yang kuarng baik
di keluarga tersebut.

• Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga,


tempat kerja, tetangga, budaya)
• Secara umum, gambaran rumah bapak Sugandi sudah termasuk bersih, tidak
ada sampah berserakan baik sampah kering maupun basah. Mengurangi
faktor resiko penyakit yang penyebarannya disebabkan oleh lalat dengan
habitat di lokasi banyak sampah. Jendela yang tidak dapat difungsikan, dan
banyaknya pakaian tergantung membuat udara menjadi lembab yang dapat
mengakibatkan penyakit pernapasan dan juga kulit. Ditambah dengan
banyaknya debu memperberat kemungkinan terjadinya penyakit gangguan
pernapasan.
Daftar masalah dan rencana intervensi
No. Risiko & masalah kesehatan Rencana pembinaan Sasaran
1 Masalah kesehatan keluarga Memberikan edukasi kepada pasien Pasien dan keluarga
a. Pasien menderita hipertensi dan keluarganya mengenai :
b. Kedua anak pasien sudah a. Penyakit hipertensi
menderita pre- hipertensi b. Bagaimana cara mengatasi
hipertensi
c. Diet dash
d. Pemilihan jenis makanan untuk
hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
2 Masalah pola makan Memberikan edukasi kepada keluarga Istri pasien
a. Pasien lebih suka makan di luar rumah terutama kepada istri pasien untuk
menyempatkan memasak untuk
keluarga terutama masak makanan
untuk pasien sesuai makanan yang
dianjurkan untuk pasien hipertensi
Daftar masalah dan rencana intervensi
3 Masalah Keluarga Memotivasi keluarga untuk saling terbuka Pasien dan keluarga
a. Komunikasi antar keluarga kurang terbina satu sama lain, dan menyempatkan untuk
dengan baik berkumpul dengan keluarga melakukan
b. Kepala keluarga cenderung tertutup dengan aktivitas bersama seperti olahraga bersama,
keluarga makan bersama dll
c. Anggota keluarga kurang terbuka satu sama
lain
4 Masalah kondisi lingkungan rumah Memberikan edukasi kepada pasien dan Pasien dan keluarga
a. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah keluarga untuk membuka pintu saat pagi hari
b. Kurangnya ventilasi di dalam rumah, selama 40 menit agar sirkulasi dan
sehingga sirkulasi udara kurang baik pencahayaan di dalam rumah tercukupi
c. Lingkungan rumah yang kurang sehat dengan baik, selain itu juga member
karena masih banyak botol-botol bekas penjelasan kepada keluarga untuk tidak
yang berserakan di depan rumah, barang- membiasakan menumpuk barang-barang yang
barang bekas yang tertumpuk sudah tidak terpakai, sebaiknya barang-
barang bekas yang sudah tidak terpakai
langsung dibuang ke tempat sampah
Alur tatalaksana
Indikator keberhasilan
• Istri menyempatkan memasak untuk keluarga, dengan pemilihan bahan
dan menu masakan sesuai yang dianjurkan saat edukasi.
• Bapak Sugandi menerapkan pola makan sehat sesuai yang dianjurkan.
• Meningkatkan frekuensi berkumpul bersama keluarga dan melakukan
aktivitas bersama, misalnya berolahraga.
• Terjalinnya komunikasi keluarga yang baik dengan menjadi lebih terbuka
satu sama lain.
• Tidak ada lagi barang bekas yang menumpuk di depan rumah.
• Kebiasaan membuka pintu rumah setiap pagi untuk memenuhi kebutuhan
sirkulasi dan pencahayaan rumah.
• Rutin memeriksakan diri ke puskesmas
Koping
No. Masalah Skor Awal Upaya Penyelesaian Resume Hasil Akhir Skor Akhir
Perbaikan
1. Masalah kesehatan keluarga Memberikan edukasi melalui -Terselenggaranya
penyuluhan kepada pasien penyuluhan
a. Pasien dan kedua 2 4
dan keluarganya mengenai :
anak pasien -Pasien dan keluarga
menderita a. Penyakit hipertensi mendapatkan informasi
hipertensi b. Bagaimana cara tambahan mengenai
mengatasi hipertensi penyakit hipertensi
c. Diet dash
d. Pemilihan jenis
makanan untuk
hipertensi
e. Pencegahan hipertensi

2. Masalah pola makan 3 Memberikan edukasi kepada Istri pasien sudah 4


keluarga terutama kepada bersedia memasak
a. Pasien lebih suka makan
istri pasien untuk makanan sesuai yang
di luar rumah
menyempatkan memasak dianjurkan untuk pasien
untuk keluarga terutama
masak makanan untuk
pasien sesuai makanan yang
dianjurkan untuk pasien
hipertensi
Koping
3. Masalah Keluarga
- Memotivasi keluarga
a. Komunikasi antar 3 - Komunikasi antar 3
untuk menjalin
keluarga kurang keluarga belum
komunikasi yang baik
terbina dengan baik terbina dengan baik,
satu sama lain
b. Pasien sebagai kepala karena masih ada
2 - Memotivasi pasien
keluarga cenderung anggota keluarga
untuk lebih terbuka
tertutup dengan yang tertutup
dengan anggota
keluarga
- Pasien lebih aktif 4
keluarga
berbicara, pasien sudah
terlihat mulai terbuka
dan dapat membina
komunikasi antar
keluarga dengan baik
Koping

a. Anggota keluarga kurang 2 -Memotivasi anggota keluarga - anggota keluarga 3


terbuka satu sama lain untuk saling terbuka satu sudah mulai membina
sama lain, dan hubungan satu sama
menyempatkan untuk lain dengan baik agar
berkumpul dengan kelurga dapat saling terbuka
melakukan aktivitas bersama hal itu terlihat dari
seperti olahraga bersama, kegiatan anggota
makan bersama dll keluarga untuk
menyempatkan kumpul
melakukan olahraga di
hari minggu bersama-
sama
4. Lingkungan rumah Memberikan edukasi - Pintu rumah sudah
kepada pasien dan lebih sering dibuka
a. Kurangnya 2 4
keluarga untuk agar mendapat
pencahayaan di
membuka pintu saat pencahayaan yang
dalam rumah
pagi hari selama 40 cukup
menit agar sirkulasi dan
a. Kurangnya ventilasi -Pintu rumah sudah
pencahayaan di dalam
di dalam rumah, lebih sering dibuka
rumah tercukupi dengan
sehingga sirkulasi agar mendapat
2 baik, selain itu juga 4
udara kurang baik ventilasi yang cukup
member penjelasan
b. Lingkungan rumah
kepada keluarga untuk
yang kurang sehat
tidak membiasakan -Botol-botol bekas
karena masih
menumpuk barang- sudah tidak
banyak botol-botol
barang yang sudah tidak berserakan di depan
bekas yang
terpakai, sebaiknya rumah, karena sudah
berserakan di depan 4
barang-barang bekas tersedianya tempat
rumah
2 yang sudah tidak sampah di luar rumah
terpakai langsung
dibuang ke tempat
sampah
Koping
Total Skor 18 30

Rata-rata skor 2,25 3,75


Penutup

BAB 5
Kesimpulan
Pasien.Tn. Sugandi didiagnosis hipertensi grade II terkontrol yang memiliki riwayat
keluarganya juga menderita hipertensi. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah, istri dan
anak-anaknya juga termasuk kriteria prehipertensi. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui
bahwa faktor resiko penyakit hipertensi yang terjadi pada keluarga Tn. Sugandi yaitu faktor
genetik sehingga hipertensi yang diderita Tn. Sugandi diperoleh dari keturunan.
Untuk mengontrol hipertensi yang diderita diperlukan faktor dari individu dan faktor
dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Dari faktor individu diperlukan untuk melakukan
pola hidup sehat dan dibantu dengan meminum obat secara rutin dan benar. Faktor kedua adalah
faktor dukungan keluarga dimana keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung
dan mengingatkan anggota keluarga yang mengalami penyakit tersebut.
Sebagai dokter keluarga, dokter berusaha mengatasi masalah keluarga secara
menyeluruh, antara lain Menilai perkembangan sebuah penyakit yang dialami pasien dalam
sebuah keluarga serta peran keluarga dalam pencegahan penyakit dan perawatan pasien, Melihat
pola penyakit tertentu dalam keluarga terkait kebiasaan keluarga tersebut, Melihat pengaruh
faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan keluarga terhadap perilaku kesehatannya, Membina
keluarga dalam mengubah perilaku kesehatan keluarga.
Saran
• Saran bagi kesinambungan pelayanan untuk pembina berikutnya :
– Sumber Daya Manusia : Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka pembinaan
kesehatan perlu kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat sekitar.
– Mental psikologikal : Untuk melakukan pembinaan terhadap suatu keluarga perlu
pendekatan–tertentu yang sangat membutuhkan empati dan pemahaman yang baik dalam
pembinaan.
– Komunikasi : Kemampuan berkomunikasi merupakan hal utama pelayan kesehatan yang
bertugas sebagai pembina. Komunikasi yang baik bertujuan untuk menjadi perantara dan
media untuk penyampaian maksud dan tujuan dari pelayanan kesehatan yang diberikan
supaya pasien dan keluarga dapat terbuka, nyaman dan mengerti dengan apa yang
disampaikan oleh pembina sehingga program keluarga binaan ini dapat terlaksana.
– Manajemen klinis : Untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga perlu adanya
kerjasama antara provider kesehatan dan seluruh anggota keluarga.
– Evaluasi masalah : Menindak lanjuti tindakan yang belum terlaksana yaitu Apakah keluarga
dapat selalu mengontrol pasien dalam mengatur asupan makanan dan minuman serta
keteraturan dan kerutinan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi, dan apakah keluarga
dapat selalu mengontrol pola hidup sehat pasien agar proses penyembuhan stroke pasien
berlangsung cepat.

You might also like