You are on page 1of 30

SPEKTROSKOPI BINTANG II:

• Diagram Hertzsprung – Russell


• Kelas Luminositas
• Bintang dengan Spektrum Khusus
• Persamaan Boltzmann & Saha
Kompetensi Dasar:
Memahami spektroskopi bintang

Judhistira Aria Utama, M.Si.


Lab. Bumi & Antariksa
Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Diagram Hertzsprung – Russell
“Diagram HR
menunjukkan hubungan
antara luminositas
(atau besaran lain yang
identik, seperti
magnitudo mutlak) dan
temperatur efektif
(atau besaran lain,
seperti indeks warna
(B - V) atau kelas
spektrum)”

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


“Diagram HR
menunjukkan
hubungan antara
magnitudo
mutlak dengan
temperaturnya 
Fakta bahwa
sebagian besar
bintang berada di
daerah Deret Utama,
untuk sebagian
besar bintang makin
tinggi temperatur-
nya makin terang
pula cahayanya”

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


“Dari diagram HR
terlihat bahwa
bintang yang
mempunyai
temperatur sama
dapat memiliki
luminositas yang
berbeda”

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


 Bintang dalam kelas spektrum tertentu
ternyata dapat mempunyai luminositas yang
berbeda.
 Pada tahun 1913, Adam dan Kohlscutter di
Observatorium Mount Wilson menunjukkan
ketebalan beberapa garis spektrum dapat
digunakan untuk menentukan luminositas
bintang.
 Berdasarkan hal ini, pada tahun 1943 Morgan
dan Keenan dari Observatorium Yerkes
membagi bintang dalam kelas luminositas
yaitu:

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Kelas Luminositas Bintang (Kelas MK)
Kelas Ia Maharaksasa yang sangat terang
Kelas Ib Maharaksasa yang kurang terang
Kelas II Raksasa yang terang
Kelas III Raksasa
Kelas IV Subraksasa
Kelas V Deret utama

Kelas luminositas bintang dari Morgan-Keenan (MK)


digambarkan dalam diagram Hertzprung-Russell (diagram
HR).

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Klasifikasi spektrum bintang sekarang ini
merupakan penggabungan dari kelas spektrum
dan kelas luminositas.
Contoh:
G2 V : Bintang deret utama kelas spektrum
G2
G2 Ia : Bintang maharaksasa yang sangat
terang kelas spektrum G2
B5 III : Bintang raksasa kelas spektrum B5
B5 IV : Bintang subraksasa kelas spektrum B5

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Bintang dengan Spektrum Khusus
 Beberapa bintang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam klasifikasi menurut kelas spektrum dan
kelas luminositas di atas  bintang dengan
spektrum khusus
 Bintang-bintang dengan spektrum khusus:

* Bintang Wolf-Rayet (WR)


Spektrum menyerupai bintang kelas O namun
dengan garis emisi yang lebar.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012
* Bintang Wolf-Rayet (WR)
Darimana garis emisi? Dari material yang dilon-
tarkan bintang dan membentuk selubung di se-
keliling bintang.
Mengapa garis emisinya lebar? Selubung bintang
memiliki kecepatan radial yang berbeda-beda, se-
hingga terjadi penumpukan garis spektrum (emisi).
* Bintang P Cygni
Spektrum memiliki garis emisi kuat (dari H dan
He) yang berdampingan dengan garis absorbsi
di sisi gelombang yang lebih pendek  Adanya
efek pelontaran massa!

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Profil spektrum bintang P Cygni.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


* Bintang B emisi
Bintang kelas B yang spektrumnya memperli-
hatkan garis emisi hidrogen selain garis absorb-
sinya yang normal.
Garis emisinya ada yang sempit dan ada yang le-
bar:
Garis emisi sempit  garis absorbsi sempit
Garis emisi lebar  garis absorbsi lebar

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012
* Bintang kelas A yang aneh
Bintang kelas A yang mengalami perubahan kuat
medan magnet secara berkala  perubahan ke-
kuatan garis unsur tertentu.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


* Bintang raksasa dingin berkomposisi aneh
Spektrum bintang dingin yang normal memper-
lihatkan pita molekul oksida logam (TiO, ScO,
VO).
Pada bintang-bintang dingin yang aneh terlihat
kehadiran pita molekul lainnya, seperti C2, CH,
CN.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Persamaan Boltzmann
Tinjau suatu gas yang berada dalam keadaan setimbang
termodinamik (jumlah energi yang diserap dan yang
dipancarkan sama).

 Dalam keadaan ini terdapat ketimbangan jumlah atom


yang elektronnya bereksitasi di tingkat a (Na) dan yang
bereksitasi di tingkat b (Nb). Perbandingan Na dan Nb dapat
ditentukan dengan mekanika statistik, yaitu:

Nb gb
= e E ab /kT
. . . . . . (7-1)
Na ga

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


ga dan gb beban statistik
L. Boltzmann untuk tingkat energi a dan b
(1844 – 1906)
temperatur dinyatakan
dalam derajat K
Persamaan Nb gb
= e E ab /kT
. . . . . . (7-2)
Boltzmann Na ga tetapan Boltzmann =
1,37 x 1016 erg K1
beda energi antara tingkat a dan b

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


 Untuk atom hidrogen, beban statistik untuk tingkat
ke-n adalah gn = 2 n2.
 Untuk atom pada umumnya, g = 2J + 1. J adalah
momentum sudut atom.
 Apabila harga k disubstitusikan dan digunakan satuan eV,
maka persamaan Boltzmann dapat dituliskan dalam
bentuk:
Nb 5040 Eab gb
log = + log . . . . . .(7-3)
Na T ga
Dari persamaan (7-3) dapat dihitung jumlah elektron
yang mengalami eksitasi dari tingkat a ke b.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Contoh Penggunaan Persamaan Boltzmann

Untuk atom hidrogen, a = 1, persamaan Boltzmann adalah:


Nb 5040 Eab gb
Pers. (7-3): log = + log
Na T ga
Nb 5040 E1b gb
log = + log
N1 T g1
Oleh karena untuk atom hidrogen gn = 2n2  g1 = 2,
maka pers Boltzmann menjadi:
Nn 5040 E1n
log = + 2 log n
N1 T

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


n2  1
Untuk atom hidrogen: E1n = 13,6
n2
Maka pers. Boltzmann mengambil bentuk:

Nn 68 500 n2  1
log = + 2 log n
N1 T n2

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Nn/N1 untuk Atom Hidrogen
n T = 5040 K T = 10.080 K T = 20.160 K
2 2,52 x 10-10 3,18 x 10-05 1,13 x 10-02
3 7,33 x 10-12 8,12 x 10-06 8,55 x 10-03
4 2,85 x 10-12 6,75 x 10-06 1,04 x 10-03
5 2,20 x 10-12 7,41 x 10-06 1,36 x 10-02
6 2,16 x 10-12 8,81 x 10-06 1,78 x 10-02

T < : hampir semua hidrogen netral berada di tingkat dasar.


T > : populasi atom hidrogen yang berada di tingkat energi
yang lebih tinggi meningkat.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Persamaan Saha
 Apabila atom kehilangan satu elektron, dikatakan atom
terionisasi satu kali. Jika kehilangan dua elektron, dikatakan
atom terionisasi dua kali, dan seterusnya.
 Untuk menyatakan atom netral digunakan notasi I,
terionisasi satu kali digunakan notasi II, untuk atom
terionisasi dua kali digunakan notasi III, dan seterusnya.
Contoh:
Ca II adalah atom terionisasi satu kali
Si III adalah atom terionisasi dua kali
C IV adalah karbon terionisasi tiga kali, dst

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


 Pada peristiwa ionisasi, energi pada berbagai panjang
gelombang dapat diserap oleh atom.
Syarat: Asalkan energi tersebut sama atau lebih besar
daripada yang diperlukan untuk ionisasi.
 Kelebihan energi akan digunakan untuk menambah
energi kinetik elektron yang lepas.
 Di atom yang mengalami ionisasi, kedudukan tingkat energi
elektron yang masih diikatnya berubah.
 Akibatnya garis spektrum yang ditimbulkannya akan
berbeda dengan garis spektrum atom netral.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Dalam keadaan setimbang termodinamika, laju ionisasi sama
dengan laju rekombinasi:
 jumlah atom yang terionisasi r kali akan tetap.
Misalnya dalam suatu kumpulan gas:
 jumlah atom yang terionisasi r kali adalah Nr
 jumlah atom yang terionisasi r + 1 kali adalah Nr+1

Menurut Saha: massa elektron: energi ionisasi atom yang


9,109 x 10 gram terionisasi r kali
-28

Nr+1 ur+1 2 π me 3/2


5/2  Ir /kT
Pe = 2 kT e . . . (7-4)
Nr ur h2
Tekanan yang ditimbulkan fungsi partisi untuk atom yang
oleh elektron bebas terionisasi r dan r+1 kali

Meghnad Saha
(1894 - 1956)
Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012
Apabila digunakan satuan eV untuk energi ionisasi dan besaran
lain dinyatakan dalam cgs, persamaan Saha dapat dituliskan:

Nr+1  5040
log = Ir + 2,5 log T
Nr T
2ur+1
 0,48  log Pe + log . . .(7-5)
ur

 Dari persamaan (7-5) tampak bahwa pada temperatur


yang tinggi dan tekanan yang rendah, jumlah atom
yang terionisasi tinggi akan besar.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Contoh Penggunaan Persamaan Saha

Untuk hidrogen: u1 = 2, u2 = 1, Ir = 13,6 eV


Dengan memasukkan harga-harga ini ke pers. Saha:
Nr+1 ur+1 2 π me 3/2 5/2  I /kT
Pe = 2 kT e r

Nr ur h2
diperoleh:
Nilai (NHII/NHI)Pe untuk Atom Hidrogen
5040 K 10.080 K 20.160 K
NHII
Pe 1,49 x 10-5 5,36 x 102 7,63 x 106
NHI

Pada Pe = 1–10 dyne/cm2, hidrogen berubah dari hampir netral


pada T = 5040 K menjadi hampir terionisasi pada T = 10.080
K.
Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012
Hasil dari persamaan Saha dapat dikombinasikan dengan
hasil dari persamaan Boltzmann, yaitu:
Nn Nn Nn /NHI
= =
NH NHI + NHII 1 + NHII/NHI

Nn /N1 ditentukan dari pers. Boltzmann


≈ ditentukan dari pers. Saha
1 + NHII/NHI

Dengan mensubstitusikan harga-harga dalam tabel yang telah


diperoleh sebelumnya ke persamaan di atas, dapat diperoleh
hasil berikut ini.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Nilai (Nn/NH) untuk Atom Hidrogen

n T = 5040 K T = 10.080 K T = 20.160 K


2 2,52  10-10 5,92  10-08 1,48  10-09
3 7,33  10-12 1,51  10-08 1,12  10-09
4 2,85  10-12 1,26  10-08 1,36  10-09
5 2,20  10-12 1,38  10-08 1,78  10-09
6 2,16  10-12 1,64  10-08 2,33  10-09

Jumlah atom yang tereksitasi, relatif terhadap jumlah semua


atom hidrogen, naik sedikit kemudian turun kambali untuk
temperatur yang lebih tinggi.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


- 6 .0 0

- 8 .0 0

- 10 .0 0
Log (Nn/NH)

- 12 .0 0

- 14 .0 0

- 16 .0 0

- 18 .0 0

- 2 0 .0 0
0 2500 5000 7500 10 0 0 0 12 5 0 0 15 0 0 0 17 5 0 0 20000

T (oK)

Perubahan NH2/NH terhadap temperatur. NH2/NH naik dengan


cepat dari 2500 oK hingga 8000 oK kemudian turun kembali.
Hal ini menjelaskan mengapa garis deret Balmer sangat kuat
untuk bintang kelas A.

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012


Tugas:

Untuk hidrogen: u1 = 2, u2 = 1, Ir = 13,6 eV


Tentukan populasi atom hidrogen yang bereksitasi dari n = 3
relatif terhadap atom hidrogen total (NH3/NH) pada Pe = 10
dyne/cm2 untuk T = 2000, 3000, 4000, . . . 20.000 K.
Kemudian buatlah grafik Log (NH3/NH) vs T, dan selanjutnya
jelaskan dengan bahasa Anda sendiri yang Anda dapatkan
dari grafik tersebut!

Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

You might also like