You are on page 1of 10

Kejahatan Genosida

Kelas : XI MIA 2
Anggota Kelompok :
1. CarloWill Wairata
2. Kristanto Eko Miron
3. Jennifer Margreth
4. Joseph Reynaldo
5. Johanes Frederik
6. Nadine Anggita Karina
7. Natasia Deva Wahyu
8. Ni Luh Putu Kintan
1. LATAR BELAKANG

• Perselisihan antar etnis atau budaya ternyata mampu berkembang


menjadi suatu tindakan agresif yang membuat pelakunya bertindak
diluar batas bahkan dikategorikan kriminal berat.
• Kategori criminal tertinggi dari perselisihan macam ini adalah
pembantaian besar-besaran terhadap suatu etnis tertentu.
• Pembantaian ini tak urung yang menyebabkan jatuhnya banyak
korban dan kerugian materil maupun non materil.
• Pembantaian semacam ini biasa juga dikenal dengan istilah
Genosida atau pembantaian massal .
2. Pengertian Genosida
• Kata genosida pertama kali digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia,
Raphael Lemkin , pada tahun 1944 dalam bukunya "Axis Rule in Occupied
Europe" yang diterbitkan di Amerika Serikat. Kata ini diambil dari bahasa
Yunani genos (ras, bangsa atau rakyat) dan bahasa Latin caedere
(pembunuhan) dengan cara :
1. membunuh anggota kelompok
2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang menciptakan kemusnahan
secara fisik sebagian atau seluruhnya
4. melakukan tindakan mencegah kelahiran dalam kelompok
5. memindahkan secara paksa anak-anak dalam kelompok ke kelompok lain.
• Genosida secara umum didefinisikan sebagai sebuah pembantaian besar-
besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan
maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut. Genosida
merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam
yurisdiksi International Criminal Court.
MAHKAMAH PIDANA
INTERNASIONAL
• Mahkamah Pidana Internasional merupakan lembaga permanen dan mempunyai
kekuasaan untuk melaksanakan yurisdiksinya atas orang-orang (pelaku) untuk
kejahatan paling serius yang menjadi perhatian internasional, salah satunya
adalah kejajatan genosida. Dibentuk dengan dasar bahwa sampai saat ini masih
berlangsung kekejaman yang mengguncangkan nurani umat manusia sehingga
mengancam perdamaian, keamanan dan, kesejahteraan dunia.
• Mahkamah Pidana Internasional adalah peradilan yang bersifat sebagai
komplementer dari yurisdiksi domestik (pengadilan nasional), artinya mahkamah
pidana internasional hanya berwenang untuk mengadili kejahatan-kejahatan yang
menjadi yuridiksinya apabila suatu negara tidak mampu(unable) atau mau
(unwilling) mengadili kejahatan- kejahatan tersebut.
A. KASUS GENOSIDA DI INDONESIA
• 1) Pembunuhan masal di Bandanaira (Pulau Banda) tahun 1621 oleh
Belanda pada zaman Jan Pietersz Coen. Penduduk dipaksa untuk
bekerja. Akibat pembunuhan tersebut Belanda terpaksa
mendatangkan budak dari negara dan daerah lain. Jumlah pasti
tidak diketahui. Dalam kesaksian disebut hampir semua penduduk
meninggal, dan sebagian kecil melarikan diri.
• 2) Tragedi 1965. Setelah gerakan G30SPKI terjadi, gerakan
‘membersihkan’ komunis menggelora dimana- mana. Militer
dikerahkan ke seluruh negri, Mereka yang dianggap pendukung
komunis, dibantai, ditangkap, disiksa dan dibuang tanpa pernah ada
pengadilan yang adil dan bukti yang jelas. Kebanyakan dari mereka
yang ditangkap adalah buruh dan petani.
• 3) Tragedi mei 1998 dimana etnis tionghoa mengalami
pembantaian, pengrusakan properti, pemerkosaan dan penculikan.
B. KASUS GENOSIDA
INTERNASIONAL
• 1) Pembantaian Orang Yahudi, orang Gipsi (Sinti dan Roma) dan suku bangsa
Slavia oleh kaum Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Pembantaian lebih dari dua juta jiwa rakyat oleh
rezim Khmer Merah pada akhir tahun 1970-an.
• 2)Pembantaian bangsa Kurdi oleh rezim Saddam
Hussein Irak pada tahun 1980-an.
• 3) Pembunuhan Orang Indian Maya, telah membunuh kurang lebih 75.000
Indian Maya. Dilakukan oleh diktator guatemala efrain rios montt.
C. Penyebab Terjadinya Kejahatan
Genosida
• Menurut Simon Fisher dalam bukunya, Mengelola konflik;
Keterampilan & Strategi untuk Bertindak, dalam teori Hubungan
Masyarakat disebutkan bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi
yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara
kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.
• Selain itu menurut teori Identitas, konflik juga disebabkan oleh
identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya
sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
• Penyebab lain adalah terjadinya eskalasi konflik.
• Tidak adanya komunikasi yang baik, diskriminasi pekerjaan,
kecemburuan sosial, menyebabkan kesenjangan yang terjadi antara
kedua kelompok tersebut mengakar dan menimbulkan konflik yang
sejak dulu ada kembali muncul ke permukaan.
D. Pengendalian dan Pencegahan Genosida dalam
Masyarakat
• Bentuk pengendalian yang diambil pun lebih kuat yaitu melalui militer pemerintahan
yang turun langsung dan menghentikan tindakan genosida secara langsung dan
fisik. Dunia internasional sendiri merujuk peraturan HAM oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) yang merupakan organisasi dunia dan dibentuk dengan alasan utama hak
asasi manusia. Tujuan awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk
mempertimbangkan dan bertindak atas keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia
• Dapat terlihat bahwa masalah antar dua kelompok bertikai dimulai dari ketidakcocokan
dan prasangka yang berkembang menjadi streotip negatif tertentu. Karena itu tindakan
pencegahan yang paling penting adalah berasal dari pemerintah sebagai pihak yang
memiliki kuasa lebih. Tindakan pencegahannya adalah :
1. Memastikan peraturan-peraturan yang ada sudah cukup meng- cover segala hak dan
kewajiban serta perlindungan bagi masyarakat etnis tanpa mendahulukan atau
menkhususkan etnis manapun.
2. Anggota kelompok etnis sendiri pun perlu menumbuhkan rasa toleransi terhadap etnis
lain sebagai salah satu langkah merubah pola pikir atas prasangka maupun stereotip
etnis tertentu yang kerap kali menjadi awal permusuhan antar etnis.
E. Kesimpulan
• Genosida yaitu pembunuhan massal terhadap suatu etnis tertentu
merupakan tindakan menyimpang yang tidak manusiawi yang
seringkali diikuti denganperilaku menyimpang lainnya seperti
penculikan, pemerkosaan dan penyiksaan.
• Banyak hal yang melatar belakangi tindakan Genosida seperti
adanya kepentingan politik, ekonomi dan juga rasa etnosentrisme
berlebihan sehingga membuat suatu etnis pantas memusnahkan
etnis lainnya.
• Rasa etnosentrisme negatif dapat dicegah mulai dari pemerintah
yang harus memastikan adanya peraturan hukum yang kuat tentang
masyarakat etnis, pelaksanaanya hingga tuntas dan tanpa memihak,
serta harus adanya pemahaman dari masyrakat sendiri tentang
toleransi antar etnis.

You might also like